Disclamer : Masashi Kishimoto
Rated : M
Pairing : Naruto U.
Genre : Romance & terserah kalian
Warning :Typo(s), Gaje, Lime/lemon,tidak diperuntukkan untuk anak kecil.
Selamat membaca...
Naruto POV.
Hari ini upacara kelulusan sekolahku Sunagakure Junior High School, semua teman-temanku sudah menentukan lanjutan Sekolah mereka ada yang keluar Negeri bahkan kesekolah-sekolah elit diKonoha sedangkan diriku belum.
Kalian pasti tahu orang miskin dan yatim piatu sepertiku mana bisa melanjutkan Sekolah kejenjang berikutnya, makan saja sudah susah apalagi sekolah itu sangat mustahil tempat tinggal pun hanya sebuah gubuk dipinggiran kota.
"Yo Naruto, kau akan lanjut dimana ?"
Dia ─ Kiba inuzuka teman─ maksudku dia orang berengsek yang selalu merendahkan diriku selama 3 tahun ini.
"Aku masih tidak tau"
"Ya, pasti kau tidak tahu kau kan miskin. Hahah"
Oh shit! Dia mulai membuliku lagi dengan kata-kata memuakkannya yang sudah bersarang dalam otaku selama ini.
"Iya juga ya" ucapku juga mengeluarkan tawa walaupun itu tidaklah lucu.
Aku langsung meninggalkan dirinya bersama teman-temannya yang masih tertawa terbahak-bahak. Orang kaya selalu seperti itu selalu saja menganggap orang miskin sebagai kutu pengganggu.
.
Ku telusuri jalan konoha ini mencari barang-barang bekas yang dapat aku kumpulkan untuk mencari sesuap nasi, tanpa memperdulikan teman-temanku yang mengataiku sebagai mahluk yang hina ataupun rendahan.
Selama hidupku selalu saja seperti ini, mencari barang bekas tapi yang namanya kehidupan pahit, asin maupun manisnya kita rasakan saja yang terpenting jalani dengan tabah.
.
Kini aku sudah sampai dipinggiran Kota Konoha dan bisa disebut tempat tinggalku pemukiman yang sangat kumuh dan sampah berserakan dimana-mana, yang menemaniku bermain hanyalah barang-barang rongsokan yang aku temukan dijalan. Oh iya aku juga pernah diberi majalah dewasa pemberian seorang wanita dewasa kepadaku, mungkin dia kasihan padaku dengan pakaian yang lusuh serta sobek dimana-mana.
Ketika aku membuka majalah itu, yang aku temukan hanyalah sekumpulan wanita yang hanya mengenakan pakaian dalam saja dengan ukuran Cup yang lumayan besar. Stop cukup sampai disini!
Aku pun masuk kedalam rumahku yang hanya berdinding sebuah kardus bekas dan berbaring diatas lantai yang hanya beralaskan karung semen serta memandangi foto-foto gadis seumuranku yang amat cantik.
"Andaikan aku jadi orang kaya mungkin hidupku tidak akan seperti ini" gumamku sambil membayangkan bertemu dengan salah satu dari mereka yang paling aku kagumi adalah Si Sakura Haruno model majalah ternama yang baru saja naik daun dengan rambut seperti permen kapas dan Ino Yamanaka temanya. Membayangkannya saja sudah mebuatku merinding apalagi bertatap muka, mungkin aku bisa pingsan.
.
.
Konoha Extraodinary School
.
.
Dugg. Dugg. Dugg
Siapa sih yang menganggu tidur malamku ini. Kemudian aku bangun dan membuka pintu kardusku ini. Ternyata ada Nenek Chio.
"Maaf mengganggu malammu Naru-chan"
"iya tidak apa Nek"
Dia adalah seseorang yang sangat berarti bagiku yang sudah aku anggap sebagai orang tua karna dirinya aku bisa terselamatkan didalam bak tong sampah ketika seseorang yang tidak bertanggung jawab membuang darah dagingnya begitu saja.
"Tadi, ada seseorang mengantarkan surat ini padamu"
Kata Nenek Chio memberiku secaring surat beramplop warna merah. Dengan cepat aku membukanya dan membacanya dengan lantang.
"Selamat berkas anda telah diterima disekolah kami diKonoha Extraodinary School, silahkan siapkan barang-barang bawaan anda. Besok kami akan datang menjeput"
Jantungku berdetak dengan cepat setelah membaca secaring surat itu, perasaan aku tidak pernah mengirimkan berkas apapun kesekolah itu apa mungkin nenek Chio yang mengirimkannya ? sepertinya itu tidak mungkin dirinya saja terkaget luar biasa saat mendengar isi surat itu.
"Selamat Naru-chan, kau dapat melanjutkan sekolahmu" ucapnya lalu memeluk diriku, tentu saja aku membalas pelukannya.
"I-iya Nek" kataku, perasaanku saat ini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata saking bahagianya aku langsung salto kebelakang.
"Kau sangat senang yah Naru-chan" tawa Nenek Chio
"Tentu saja Nek, ini hari paling bahagia dalam hidupku"
"Kalau begitu aku pulang dulu Naru" ia pun langsung melambaikan tangannya padaku dan aku juga langsung membalasnya.
'Akhirnya aku bisa lanjut bersekolah' batinku kegirangan.
Aku pun mempersiapkan baju, celana serta peralatan mandi. Tentu saja semua pakaianku sudah usang dan berlubang dimana-mana namun aku tetap membawanya untuk urusan tempat tinggal nanti aku pikirkan lagi yang penting aku bisa bersekolah.
.
.
.
Keesokan paginya yang menjemputku dari sekolah itu datang menemuiku, taklupa aku mengucapkan selamat tinggal pada semua orang yang sudah setia merawat diriku hingga sebesar ini. Nenek Chio juga memberiku sebuah baju baru walaupun itu murah tetap saja aku menganggapnya barang yang paling berharga.
Selama perjalanan diriku hanya memandangi pemandangan dari luar jendela mobil.
"Ternyata Sekolahnya jauh juga yah" gumamku tanpa sadar orang itu dapat mendengarnya dengan jelas.
"Tentu saja karna Sekolahnya dinegara sebelah"
Wtf, hey jangan bercanda. Aku tidak ingin berpisah dengan orang-orang itu!
"Tenang saja tidak jauh kok paling kalau kau berjalan butuh waktu satu tahun ke tempat pembuangan itu" tawanya meremehkan tempat tinggalku selama 15 tahun ini.
Shit! Inilah yang paling aku tidak suka dari orang kaya, perkataannya tidak pernah direm selalu saja ceplas-ceplos.
5 jam kemudian.
"Lihatlah itu sekolahnya!" tunjuknya kearah bangunan super megah bernuansa Eropa "Asalkau tahu saja itu sekolahnya para cewek Sangean lho tapi hanya cewek yang boleh bersekolah disana" tawa orang itu usai mengakhiri kalimat terakhirnya.
Demi kutil Badak, mimpi apa aku semalam dapat Surga dunia seperti ini.
"Hei nak, lap dulu ilermu sana!" ucapnya dengan tawa renyah.
Dengan cepat aku lap air liurku yang keluar entah karna apa, mungkinkah aku mesum ? atau aku juga lelaki sangean ? tentu saja itu tidak mungkin.
.
Kini mobil yang aku tumpangi sudah sampai dihalaman sekolah, baru saja aku turun dari mobil kuhirup aroma dari sekolah ini sungguh berbeda dengan sekolahku waktu SMP.
'Mungkin ini yang dinamakan takdir' aku pun melangkah keruangan kepala sekolah walaupun hari ini hari minggu sekolahnya tetap ramai seperti biasanya. Mungkin?
Kuperhatikan seluruh bangunan Sekolah ini semuanya serba wah, mulai dari kelas, kolam renang sampai wc. Wc ? ngomong-ngomong aku kebelet pipis karna diperjalanan mobil yang aku tumpangi tidak pernah berhenti walaupun sesaat.
Yang ada hanya toilet perempuan. Toilet perempuan, hm? Sepertinya tidak ada orang yang bersekolah pada hari minggu. Aku pun langsung masuk saja dan wcnya juga kelihatan mewah, ada bathubnya juga ? benar-benar hebat!.
Aku langsung mencari closet terdekat, dan semua beban pikiran mengalir deras lewat bawah sana.
'Huh, sudah selesai' aku pun mulai membuka pintu wc, namun ada juga pintu yang menutup disebelah wcku.
'Gawat bagaimana ini ? apa aku akan mati disini ? 3 tahunku bersekolah disini akan hilang begitu saja dan dicap sebagai lelaki mesum. Kami-samaaa'.
Samar-samar aku mendengar suara wanita.
"Aku sudah tidak tahan lagi, ughhh~"
Dan aku mendengar dia membuka tasnya.
Ahn~
Ahhhh~
Ahhh,, kurang dalammm.
Uhhh, kimochi..
Da-dan dia mendesah ?
OMG, apa-apaan wanita diwc disebelah itu, apa yang sedang ia lakukan ? masturbasi,kah ? siang bolong begini ?. Aku pun terbawa suasana mendengar desahan demi desahan yang ia lontarkan bagaikan sebuah nada yang sangat merdu ditelingaku.
"Akkuhh keluaaarrrrrr"
Inilah saatnya!
Dengan cepat aku membuka pintu wcku dan berjalan perlahan meninggalkannya, namun langkahku terhenti oleh sebuah tangan lembut yang menahan tanganku dan menarikku masuk kedalam wc bersamanya.
Dan dia ?
.
.
TBC
.
.