Naruto Masashi Kishimoto

Inspire by Goong Park So Hee

Disclaimer : They belong to Masashi Kishimoto, Park So Hee, and this idea belong to me and half of idea maybe belong to Park So Hee :p

Warning : This is GS. Fem!Naru

...

...

...

Aku hanyalah kenangan masalalu yang pada akhirnya menjadi titik hitam dalam lembaran hidupmu - Namikaze N.

Mereka bahkan belum memulainya. Namun, kata kata taboo itu sudah terucap terlebih dahulu. Naruto hanya tersenyum setelahnya. Memang tak ada harapan hanya untuk memulainya.

Naruto POV

Upacara pernikahan mereka berlangsung seperti pernikahan keluarga kerajaan pada umumnya. Mengucap janji suci dan kemudian arakan mengelilingi Konoha.

Aku kagum denganmu yang bisa bersembunyi di balik senyum palsu Putra Mahkota selama beberapa jam lamanya. Aku turut tersenyum karenanya, setidaknya biarkan beberapa jam ini menjadi bagian indah dari pernikahan kita.

Namun, dalam hati aku mengingatkan diriku, ini hanya topeng. Jangan sampai aku terbawa semua peran ini. Dua atau tiga tahun lagi, kami pasti akam menjalankan hidup sendiri sendiri. Aku di Suna dan dia di Konoha.

Sekolah di Konoha dan di Suna tentu memiliki banyak perbedaan. Apalagi jika sekarang aku sudah tak sendiri. Namun, satu yang masih sama, para penjilat.

"Kelasmu ada di lantai atas pintu nomor tiga. Kesenian tahun Pertama. Jika ada apa apa, kelas ku ada di lantai tiga, Kelas Perfilman tahun kedua." Jelas Sasuke. Aku hanya mengangguk patuh. Hal ini juga sudah di jelaskan oleh Kasim Iruka tadi pagi.

Aku berpamitan untuk ke kelasku lebih dahulu. Aku dan Sasuke memang beda tingkatan dan jurusan. Dan setibanya aku di kelas, bisik bisikan itu menyapa telingaku. Aku sudah terbiasa dengan semua ini.

"Wah... Itukan Putri Mahkota. Tak ku sangka dia secantik itu."

"Cantik apanya? Dia hanya pengganggu hubungan Putra Mahkota dan Putri Sakura saja!"

"Hush!!! Nanti dia mendengarnya!"

"Biar saja. Salah sendiri menjadi penghancur hubungan orang."

Walau dirinya sudah sering mendengarnya, Naruto hanya bisa menahan nafas. Hatinya ngilu. Yeah, dia tahu siapa Putri Sakura yang mereka maksud. Anak salah satu bangsawan Konoha yang memang harus Naruto akui cantik itu. Naruto sempat mendengarnya dari Sasuke jika dia memiliki kekasih bernama Haruno Sakura.

Haruno Sakura bukanlah gadis baik dan berhati permata yang selalu orang orang lihat. Dia hanyalah seorang gadis yang egois yang menginginkan segalanya hanya untuknya.

Pada awalnya Sakura hanya menganggap bahwa statusnya dan Sasuke hanyalah sebuah keinginan karena Sasuke adalah Putra Mahkota. Namun seiring berjalannya waktu, Sakura sadar jika dia telah terjerat cinta sang Pangeran.

Namun mendengar berita pernikahan Sasuke saat itu, Sakura sangat merasa terpukul. Kenapa? Memang apa kurangnya Sakura dari seorang Laki Laki kerajaan Suna tersebut?

Berjalan pelan menikmati sekolah barunya yang jelas sangat jauh berbeda dengan Suna, gadis cantik itu mengedarkan pandangannya. Tak ada pandangan hormat dan pemujaan seperti di Suna, walau ia di sini berjabatan Putri Mahkota. Semua terasa berbeda. Bukannya Naruto gila hormat atau apa, dia setidaknya bersyukur akan hal itu.

Naruto duduk termenung di bawah pohon akasia yang sibuk berguguran. Sebetar lagi musim gugur akan berakhir dan digantikan oleh musim dingin. Dan cuaca akan dipastikan bertambah dingin. Membuat hari-harinya yang suram, kian menjadi suram. Dia... Merindukan Suna dan orang itu.

Mata Shappire gadis belia bersurai pirang cerah itu menatap ke arah lapangan Basket yang berada di sebrang pohon akasia tersebut. Namun matanya lebih fokus ke arah seorang pemuda berambut raven. Mata kecilnya terus mengawasi hingga akhirnya dapat dilihatnya seorang gadis bersurai Bubble Gum duduk di pinggir lapangan.

'Itu yang bernama Haruno Sakura itu bukan? Harus ku akui, dia sangaaaat cantik.' batin Sang Putri Mahkota minder.

Naruto terus menatap Sakura yang terus menyemangati Sasuke, berbeda dengan dirinya yang hanya bisa melihat dari kejauhan. Dirinya memang tak pantas jika disandingkan dengan Putra Mahkota setingkat Sasuke. Lebih baik saat itu dirinya menerima perjodohan yang ibunya tawarkan. Menikah dengan Gaara. Yang sudah jelas dikenal dan mencintainya juga selalu di sisinya sedari kecil.

Naruto tau dirinya terlalu banyak berpura pura. Namun, sekali ini saja. Biarkan sandiwara kali ini dia yang menjadi pemeran utamanya.

Lamunan gadis cantik itu buyar kala ponselnya berdering. Nama Gaara tertera di sana. Membuat hatinya menghangat.

"Hallo, Naru-chan. Bagaimana kabarmu di sana? Kami merinukanmu."

Suara Gaara yang memang selalu menenangkannya. Gaara-nya yang berharga.

"Naru? Kau kenapa? Mereka memperlakukanmu dengan baikkan? Apa aku perlu ke sana?"

"Aku merindukanmu."

Naruto bisa mendengar helaan nafas disebrang sana. Pemuda itu tau, bukan hanya dirinya yang mengalami masa sulit di sini. Gaara pun demikian. Namun, dia tak terbiasa menghadapinya sendirian. Biasanya Gaara-nya yang membantunya.

"Aku akan berusaha untuk mampir sebentar ke kerajaan Konoha jika ada waktu luang. Oke?"

TBC

Well, ini memang sempat aku publish aku tarik, publish tarik lagi. Udah dari jaman STDG masih ngaret dan hampir jadi batu ff ini ada. Saat aku tergila gila banget sana yang namanya tema kerajaan.

Ada beberapa adegan yang ku tambah walau gak mengubah apapun. Hehehe...

Oke, sampai jumpa:)