Pagi hari di akademi ini selalu sama.

Sama dalam artian sebenarnya, tidak ada rutinitas yang berbeda selain waktu olahraga pagi dengan jogging di track field yang berada dekat dengan Titan's Arena. Dilanjutkan dengan sarapan di Trapezaria dengan menu yang kurang lebih sama. Yang spesial hanya satu minuman yang dicintai oleh semua orang, ambrosia.

Minuman terenak dalam sejarah umat manusia.

Namun sayangnya, tidak semua manusia bisa menenggak lezatnya ambrosia karena minuman itu memang tidak diperuntukkan untuk 'manusia'. Sayang sekali, padahal rasa minuman itu benar-benar enak, sama enaknya dengan minuman yang dicampur nectar.

Hmm mungkin ini akan terdengar sedikit aneh.

Karena yah, tentu saja. Pasti banyak yang berpikiran kenapa seseorang bisa meminum sesuatu yang bahkan tidak terbuat untuk 'manusia'.

Apakah itu berarti peminumnya bukanlah manusia?

Well, tidak juga.

Kami separuh manusia.

Lantas apa yang membuat separuh dari diri kami?

Nah, itu adalah sesuatu yang berbeda.

Separuh dari diri kami adalah dewa.

Dewa, dewa seperti yang ada di mitologi Yunani.

Dewa, seperti yang ada di legenda Dewa Olympus.

Ya, kami adalah apa yang disebut sebagai demigod. Separuh dewa.

Dan kami berada di sebuah akademi yang diperuntukkan untuk seseorang dengan darah seperti kami.

Selamat datang di The Imity.

Akademi untuk mereka yang memiliki darah Dewa.


Half-Olympians

.

.

A BTS fanfiction

by

Black Lunalite

.

.

.

.

Warn!

BL, Demigod!AU.

Slightly Inspired by: Percy Jackson and The Olympians


.

.


NamJin, with TaeKook and MinYoon/YoonMin (versatile).


.

.

.


Part 1: The Half-Gods


Seokjin melangkah menuju gedung Ypnodomátio, atau yang berarti 'kamar tidur', yang merupakan gedung asrama mereka. Penghuni akademi ini sedikit, jumlahnya mungkin hanya sekitar beberapa ratus orang dengan masa pendidikan selama lima tahun.

Semua penghuni akademi akan diminta masuk ketika usia mereka menginjak tujuh belas tahun. Dan Seokjin masuk ke sini tepat sebelum dia masuk ke high school, ayahnya mengatakan bahwa sebaiknya dia masuk ke akademi itu untuk lebih mengenali dirinya sendiri dan juga kekuatannya.

Ayahnya mengatakan bahwa Seokjin tidak memiliki sosok ibu. Mulanya Seokjin tidak mengerti kenapa hal itu bisa terjadi. Bagaimana mungkin dia tidak memiliki sosok ibu namun dia bisa lahir ke dunia ini?

Dulu, Seokjin berpikiran itu karena ibunya meninggal sewaktu melahirkan dia sehingga dia tidak memiliki ibu ketika dia bertumbuh dewasa, dan ayahnya hanya terlalu takut untuk menceritakan itu karena dia pikir Seokjin tidak akan bisa menerima kenyataan itu.

Dan ternyata, ayahnya mengatakan bahwa dia adalah putra dari Athena, dan dia tidak lahir melalui cara yang biasa. Athena melahirkannya dengan cara 'memikirkan' dirinya karena Athena adalah Dewi perawan.

Seokjin tidak mengerti. Sumpah.

Apa maksudnya Athena memikirkan soal dirinya dan tiba-tiba saja dia ada di dunia?

Itu gila.

Hal tergila yang pernah Seokjin dengar.

Tapi ayahnya adalah sosok paling jujur di sepanjang garis bumi. Tidak mungkin ayahnya berbohong pada Seokjin soal cara kelahirannya yang 'unik'. Dan karena itulah Seokjin memilih untuk percaya dan menuruti perintah ayahnya untuk pergi ke The Imity, akademi untuk anak-anak sepertinya.

Akademi yang membantu mereka untuk menghadapi dunia luar dan tentunya melawan musuh mereka yang sepertinya berkeliaran di mana saja.

Ayahnya bilang, sejak Seokjin kecil dia sudah selalu diserang oleh makhluk-makhluk aneh sepeti ras raksasa, naga, atau bahkan makhluk metologi seperti Medusa.

Katanya hal itu dikarenakan dengan membunuh dan memakan daging anak dewa, akan membuat monster-monster itu bertambah kuat dan memiliki kekuatan dari sang dewa, karena tiap anak dewa mewarisi kekuatan dari ayah atau ibu Dewa mereka.

Dan Seokjin adalah anak dari Dewi Athena, dia mewarisi kepintaran ibunya dalam hal strategi perang. Bisa dibilang Seokjin sangat pintar dalam urusan strategi, karena ibunya adalah Dewi Perang.

Sayangnya, Seokjin juga seseorang yang memilih untuk menjauhi segala jenis perang. Jika diminta memilih, dia lebih baik melarikan diri sejauh mungkin dari berbagai macam hal yang akan membawa perang ke muka bumi ini.

Tidak, tidak.

Dia tidak seperti Jimin, anak tunggal Dewa Ares, yang kelihatannya sangat berminat terhadap perang, perkelahian, ataupun berbagai jenis duel.

Seokjin membuka pintu kamarnya yang memiliki ukiran burung hantu, lambang Dewi Athena. Dia menghela napas pelan sebelum kemudian membuka pintunya dan melangkah masuk, Seokjin menemukan KouKou, burung hantu peliharannya, sedang bersandar di sangkarnya, tidur pulas.

"Hei, pagi KouKou." Seokjin menyapa walaupun dia tahu peliharaannya tidak akan merespon.

Seokjin sendiri memiliki KouKou karena dia adalah hadiah dari ayahnya di ulangtahun Seokjin yang kelima belas. Ayahnya bilang, burung hantu akan menjadi pengingat Seokjin terhadap ibunya.

Mulanya Seokjin pikir ibunya dulu memelihara burung hantu juga. Tapi ternyata sebenarnya burung hantu adalah lambang ibunya. Dan untungnya lagi, akademi aneh ini mengizinkan mereka untuk memiliki hewan peliharaan yang memang sesuai dengan Dewa-Dewi yang menjadi orangtua mereka.

Makanya tidak heran jika di akademi ini seseorang akan memelihara ular atau hewan lainnya.

Seokjin memutuskan untuk melakukan mandi kilat karena dia benar-benar nyaris terlambat untuk ikut sarapan pagi. Jika dia terlambat, maka mungkin saja dia tidak akan mendapatkan susu yang diberikan ekstrak nectar kesukaannya.

Ketika akhirnya Seokjin selesai mandi, dia berlarian menuju Trapezaria yang sialnya berjarak dua gedung dari gedung asramanya. Dan ketika dia sampai di sana, dia melihat teman baiknya, Sandeul, anak Dewa Eros, sedang duduk di salah satu meja dan melambai dengan sangat bersemangat ke arahnya.

Seokjin menghela napas lega dan duduk di depan Sandeul.

Sandeul tersenyum pada Seokjin dan mendorong sebuah gelas tinggi berisi susu ke arah Seokjin. "Kesukaanmu, aku berhasil menyelamatkan satu gelas sebelum gerombolan anak lain menghabiskannya."

"Yeah, siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan anak-anak Dionysus?" Sandeul tertawa, dia menyuap pancakenya sementara Seokjin tersenyum seraya menyesap sedikit susunya.

"Kau ada kelas apa hari ini?"

"Greek Mythology. Hari ini kita akan mempelajari soal Cerberus." Seokjin mengangguk dengan mata yang disipitkan.

Sandeul mengangkat bahunya, "Cerberus bukan mitos, kurasa." Dia memajukan tubuhnya ke arah Seokjin, "Kau bisa bertanya padanya, Cerberus kan peliharaan ayahnya." Sandeul menggerakkan garpu yang dipegangnya untuk menunjuk ke arah seorang pria berambut pirang keemasan yang sedang menikmati sarapannya sendirian.

Seokjin melirik ke arah yang ditunjuk Sandeul dan melihat Namjoon, anak tunggal Hades, sedang duduk di sana. Seokjin menipiskan bibirnya, "Aku tidak tertarik untuk berurusan dengan anak dari salah satu Dewa Tertua."

"Well, sayangnya memang hanya dia satu-satunya anak dari Hades. Zeus dan Poseidon tidak memiliki anak. Atau jika mereka memiliki anak, maka anaknya pastinya belum masuk ke sini."

"Ya, tapi berdasarkan keterangan dari pengajar kita, ketiga dewa tertua tidak tertarik untuk memiliki anak dengan manusia."

"Dan karena itu kelahiran Namjoon masih menjadi hal yang misterius karena jelas sekali dia anak Hades."

Seokjin menoleh ke arah Namjoon sekali lagi, "Ya, benar."

Seokjin memperhatikan bagaimana Namjoon duduk menatap sarapannya, sesekali pria itu akan mengaduk-aduk isi piringnya ataupun meneguk sesuatu dari cangkir di sebelahnya.

Karena Namjoon adalah putra tunggal Hades, salah satu dari dewa tertua dan terkuat, tidak ada yang berani terlalu berdekatan dengannya karena statusnya yang tinggi. Lagipula dia terkenal sangat kuat, dan dingin, mungkin karena ayahnya adalah Dewa Neraka.

Seokjin tidak pernah tertarik untuk berurusan dengannya karena walaupun ibunya berada di jajaran Twelve Olympians, kedudukan ibunya tidak mencapai kedudukan Zeus, Hades, dan Poseidon.

".. jin? Seokjin?"

Seokjin tersentak, dia menoleh kembali untuk menatap Sandeul, "Ya?"

"Kau ikut latihan untuk Titan's Game siang nanti? Mungkin saja setelahnya kau mau mendaftar untuk menjadi Pejuang Titan."

Seokjin menggeleng, "Aku tidak tertarik untuk ikut serta dalam Titan's Game tahun ini."

Sandeul mengerutkan dahinya, "Kau juga tidak ikut di tahun kemarin. Kau hanya ikut di tahun pertama."

"Ya, dan aku hanya ingin melewatkan sisa tahunku di akademi ini dengan tenang tanpa Titan's Game."

"Tapi Titan's Game adalah event terbaik di akademi!"

Seokjin mengernyit, "Kau lupa Venus Ball? Itu event akhir tahun paling dinanti."

"Lupakan event itu, di event itu aku harus bekerja keras karena banyak sekali yang meminta jasaku untuk menyatukan mereka dengan orang yang mereka suka walaupun hanya satu malam." Sandeul memutar bola matanya, "Pathetic.." desisnya.

Seokjin tersenyum lebar, "Yah, itu tugasmu sebagai anak Dewa Eros, kau tahu?" Seokjin melirik arlojinya, "Kelasku akan dimulai, aku harus pergi."

Sandeul mengangguk, "Okay,"


.

.

.


Seokjin berlari kecil menuju kelasnya yang terletak di Athena Sanctuary, dinamai sama seperti ibunya karena ibunya adalah dewi pendidikan juga. Seokjin menaiki tangga dengan melompati dua anak tangga sekaligus hingga akhirnya dia sampai di kelasnya.

Ketika dia tiba di sana, separuh kursi di kelas sudah penuh dan kepala Seokjin berputar ke sana-sini untuk mencari tempat kosong.

Kursi kosong yang tersisa ada di sebelah Yoongi, anak Dewa Apollo, tapi di belakang kursi Yoongi ada Jimin, anak Dewa Ares, dan Taehyung, anak Dewa Hermes.

Mereka berdua terkenal sebagai kedua sahabat paling berisik di seantero akademi. Seokjin tidak suka duduk di dekat mereka karena dia pasti tidak akan bisa berkonsentrasi.

Seokjin berdecak, mencari pilihan lainnya dan dia melihat satu pilihan yang cukup aman, yaitu Jungkook, satu-satunya putra Dewi Aphrodite.

Dia terkenal pendiam dan pemalu, mungkin karena dia adalah satu-satunya putra dari dewi itu. Karena biasanya Dewi Aphrodite hanya melahirkan seorang anak perempuan, bukan anak laki-laki.

Seokjin berjalan cepat menghampiri meja Jungkook, "Hei," sapa Seokjin.

Jungkook mendongak, mata bulatnya mengerjap cepat karena terkejut dan Seokjin berani bersumpah, hal sesimpel itu terlihat mempesona jika dilakukan oleh Jungkook. Kelihatannya Dewi Aphrodite mencintai anaknya yang satu ini karena dia cantik sekali walaupun dia laki-laki.

"Ya?" cicit Jungkook.

"Aku.."

"Seokjin, anak Dewi Athena. Aku tahu." Jungkook menyela dengan cepat, kemudian dia tersenyum tipis.

"Ya, benar." Nasib menjadi anak dari salah satu diantara Twelve Olympians adalah dikenal oleh semua orang, dan Seokjin harus mulai membiasakan dirinya untuk itu. "Boleh aku duduk di sini?"

Jungkook melirik ke kursi kosong di sebelahnya, "Silahkan,"

Seokjin tersenyum, dia meletakkan buku dan tasnya di atas meja, "Terima kasih."

Seokjin baru saja menarik keluar sebuah buku dan pulpen ketika pintu kelas kembali terbuka dan Namjoon masuk ke dalamnya. Anak dari Dewa Hades itu melihat seisi kelas sebelum kemudian dia berjalan menuju sebuah kursi kosong tepat di sebelah Hoseok, putra Dewi Persephone, yang tidak lain dan tidak bukan adalah istri Dewa Hades.

Seokjin memperhatikan bagaimana Hoseok tersenyum pada Namjoon dan Namjoon membalas senyumnya. Namjoon memang dikenal dingin, tapi dia tidak pernah dingin saat berada di sekitar Hoseok, entah itu karena Hoseok adalah anak dari Dewi Persephone, ataukah ada hal lainnya.

Seokjin tidak tahu, tapi Namjoon terlihat seperti orang lain ketika dia berada di dekat Hoseok.

Seokjin memalingkan pandanganya ketika dia melihat Namjoon tersenyum begitu lebar kepada Hoseok yang sedang menceritakan sesuatu padanya dengan sangat bersemangat.


.

.

.


Siang ini akan diadakan latihan terbuka untuk persiapan menghadapi Titan's Game, sebuah pertandingan besar yang diadakan tiap tahun untuk mencari siapa Demigod terkuat diantara yang lainnya.

Dan Seokjin jelas bukan salah satu diantaranya. Walalupun dia pintar dalam urusan strategi, Seokjin rasa itu tidak ditunjang dengan kekuatan fisiknya sehingga dia memilih untuk tidak mengikuti pertandingan itu lagi.

Seokjin pernah ikut di tahun pertamanya dan dia hanya lolos hingga Second Stage, ketika dirinya melewati Zeus Labyrinth. Labirin tersulit dalam sepanjang sejarah.

Banyak yang bahkan tidak bisa ditemukan selama dua hari setelah masuk ke dalam labirin itu.

Titan's Game akan dilaksanakan di sekitar akademi, entah bagaimana caranya mereka menutupi tempat dilaksanakannya Titan's Game karena para siswa akademi tidak pernah bisa melihat dimana lokasi Titan's Game jika bukan di hari pertandingan itu dilangsungkan.

Dan awal dari pertandingan biasanya dilangsungkan di Titan's Arena, pertandingan utama sekaligus babak penyisihan awal.

Titan's Game biasanya terdiri dari empat macam stage yang harus dilewati. Stage pertama adalah babak penyisihan awal, dan pertandingan yang akan dilakukan adalah pertandingan Gladiator di Titan's Arena. Dan setelahnya, akan dilakukan pertandingan tahap selanjutnya dengan arena yang dilambangkan dengan tiga dewa tertua di mitologi Yunani.

Stagenya sangat beragam dan terlampau sulit, serta dapat mengancam nyawa. Kalau tidak ada ramuan Elixir, mungkin separuh dari penghuni akademi ini akan habis karena Titan's Game.

Seokjin kurang suka duel atau jenis-jenis pertandingan fisik lainnya, makanya dia lebih memilih duduk diam di kursi penonton seraya berdecak mengeluhkan strategi para peserta Titan's Game yang sangat payah menurutnya.

Ketika Seokjin melangkah masuk ke dalam Titan's Arena, dia langsung melihat Sandeul yang sedang melambai dengan bersemangat ke arahnya diikuti dengan teriakan memanggil namanya.

Mungkin karena Sandeul adalah anak dari Dewa Eros, dia terkenal ceria dan sangat aktif. Makanya banyak yang heran kenapa Seokjin yang notabene anak dari Dewi Athena mau berteman dengan Sandeul.

Padahal sebenarnya, sisi terbaik dari berteman dengan anak Dewa Cupid adalah, kau tidak perlu takut pada kutukan cinta atau hal-hal lainnya yang mungkin akan terjadi padamu, karena Sandeul bisa mengatasi itu. Dia adalah seseorang yang memiliki kekuatan untuk itu.

Seokjin berlari masuk ke dalam Titan's Arena, berlari kecil menaiki tangga dan segera menyelinap di antara kerumunan orang untuk duduk di sebelah Sandeul.

"Hei," sapa Seokjin. Dia melepaskan topi yang dia kenakan dan meletakkanya di atas pangkuan, bersama dengan tasnya. Pandangan mata Seokjin menatap ke sekeliling Titan's Arena, tempat ini dibuat dengan desain seperti colosseum dengan kursi penonton mencapai lima lantai dan arena pertandingan di lantai paling dasar.

Lantai pertama merupakan pintu masuk sekaligus ruang tunggu peserta dan calon lawan. Sedangkan di lantai dua hingga lantai lima, diisi dengan kursi penonton. Di sisi kanan lantai ketiga dan keempat adalah kursi untuk para pengajar dan staff perlombaan Titan's Game.

Sandeul selalu menempati di kursi sisi tengah lantai tiga, kursi terbaik karena dapat melihat pertandingan dengan lebih jelas tanpa takut terkena lemparan barang-barang pertandingan.

"Kudengar sistem pertandingan siang ini agak berbeda." Sandeul menyodorkan sekaleng cola pada Seokjin yang diterimanya dengan senang hati.

Seokjin membuka kaleng colanya dengan bunyi desisan nyaring, "Berbeda?"

"Ya, katanya lawannya akan dipilih secara random."

"Random?" ujar Seokjin bingung.

Sandeul menarik napas, bersiap untuk menjelaskan namun suara terompet keras dan genderang sudah berbunyi, menandakan latihan untuk Titan's Game sudah akan dimulai.

Seokjin memalingkan pandangannya ke arena, arenanya benar-benar seperti arena colosseum, hamparan tanah berpasir dengan luas sekitar satu setengah kali lapangan sepakbola. Dia melihat cukup banyak peserta yang telah mendaftar Titan's Game ini melangkah masuk dengan baju gladiator mereka.

Dan di posisi terdepan ada sosok Namjoon, pemenang Titan's Game tahun lalu. Pria itu memakai pakaian gladiator dari kulit berwarna hitam kelam, diikuti dengan helm besi berwarna sama.

Mereka semua berhenti di tengah arena dan sorak-sorai penonton langsung memenuhi arena. Bahkan Sandeul yang duduk di sebelah Seokjin juga sudah aktif menjerit-jerit hingga membuat Seokjin mengernyit.

Suara genderang berhenti dan semua sorak sorai itu berhenti, Seokjin melihat pemimpin dari The Imity berdiri, dia adalah seorang pria bertubuh kekar dan tegap, kabarnya dia adalah anak dari Dewa Kratos, Mr. Krakenshield.

"Selamat datang di latihan pertama untuk Titan's Game. Seperti peraturan yang sudah lama, peserta akademi dipersilahkan untuk mendaftar ulang sebagai petarung di Titan's Game sampai sebelum latihan terakhir Titan's Game yang akan dilaksanakan bulan depan di pertengahan bulan."

Mr. Krakenshield menarik napas, "Sekarang, akan kuumumkan perubahan peraturan di latihan kali ini dan latihan seterusnya." Mr. Krakenshield menggerakkan tangannya ke arah kanan, "Aku dan Mr. Holios selaku Kepala Staff Titan's Game telah berdiskusi dengan mengubah sistem latihan Titan's Game, untuk menarik minat kalian yang tidak juga mau mengikuti Titan's Game, maka kami akan memilih partner latihan untuk pejuang kita berdasarkan para peserta akademi yang tidak mengikuti Titan's Game. Dan itu akan dipilih secara random."

Terdengar dengungan tidak setuju dari seluruh penjuru arena, termasuk Seokjin, bahunya langsung merosot turun. Tahun kemarin dia benar-benar tidak mengikuti Titan's Game, dan tahun ini juga sama. Besar kemungkinan dia akan terpilih untuk menjadi partner latihan dari salah satu Pejuang Titan yang saat ini berdiri di arena.

"Baiklah, akan kami umumkan siapa peserta akademi yang beruntung itu." Mr. Krakenshield berjalan menuju sebuah kotak yang diletakkan di tengah-tengah meja para pengajar dan staff Titan's Game.

"Peserta akademi yang namanya kusebut pertama akan menjadi partner latihan dari pemenang Titan's Game kita tahun lalu, Namjoon Kim."

Suasana arena mendadak sepi karena semuanya tentu saja tidak akan melupakan Titan's Game tahun lalu dimana Namjoon benar-benar menyeramkan karena dia mengeluarkan kekuatannya yang sesungguhnya. Well, teknisnya, dia anak Hades, kekuatan paling dasar yang dimiliki adalah mengeluarkan api neraka. Dan jika benar-benar dalam kondisi maksimal, bukanlah sesuatu yang tidak mungkin jika Namjoon akan memendam lawannya ke dasar neraka.

Seokjin menggigit bibirnya, dalam hati merapal berbagai macam doa dalam berbagai macam bahasa agar dia tidak terpilih sebagai partner dari salah satu Pejuang Titan.

"Nama yang terpilih adalah.."

Seokjin menahan napasnya.

"Seokjin Kim, putra dari Dewi Athena. Selamat, kau akan menjadi partner latihan Namjoon Kim selama Titan's Game berlangsung."

Astaga, demi Zeus.

Ah salah, Zeus pasti membencinya karena dia membiarkan Seokjin mengalami ini semua.

Demi Athena..

Seokjin rasanya ingin menangis meraung-raung memanggil nama ibunya agar dia membantunya. Tapi sayangnya itu tidak akan terjadi.

Seokjin menoleh ke sekitar dan dia melihat semua orang bersorak untuknya, sementara Seokjin hanya mampu terdiam dengan wajah pucat pasi. Dia menoleh untuk menatap Mr. Krakenshield yang sedang mengangguk-angguk puas.

Mungkin dia merasa memasangkan putra tunggal Hades dan putra Athena adalah hal bagus. Tapi bagi Seokjin, itu tidak bagus sama sekali.

Dia bisa mati!

Karena menjadi partner latihan berarti Seokjin harus menjadi lawan Namjoon, sang anak tunggal Dewa Hades, dalam berbagai jenis latihan duel!

Dan Seokjin tidak memiliki kekuatan fisik lebih karena ibunya bukanlah Dewi pemilik kekuatan seperti itu.

Oh, betapa indahnya nasibnya..

Seokjin menahan airmatanya yang nyaris jatuh, dia menunduk ke arah arena dan dia melihat putra tunggal Hades itu sedang menatapnya dengan dingin.

Bagus, sekarang kekuatan apa yang dia punya untuk bertahan hidup di Titan's Game tahun ini selain ramuan Elixir?

To Be Continued

.

.

.

Ff baru~

Aku sedang mencoba membuat sesuatu yang baru (lagi)

Jadi ini terinspirasi dari Percy Jackson, cuma aku gak pake AU Percy Jackson sama sekali. Semuanya beda dengan AU Percy Jackson karena ya, aku ndak mau pake AU orang. Hehehe

Tak enak lah, nanti saya dianggap melanggar hak cipta. Heuheu

Istilah demigod sendiri emang istilah untuk anak separuh dewa, aku udah cari kemana-mana istilahnya gitu wkwk. Cuma kalo di AU Percy Jackson kan isinya gak kaya gini 'dunia'nya. Hehe.

Aku sedang belajar mengembangkan AU. Dan yang kupilih malah AU fantasy yang susah. Wkwkwk

Mau nulis aja sampe riset dulu soal mitologi yunani dan dewa-dewinya wkwk

Oya, untuk memperjelas, di sini itu:

Seokjin, anak Dewi Athena, dewi kebijaksanaan, dewi perang.

Namjoon, anak tunggal Dewa Hades, dewa neraka.

Hoseok, anak Dewi Persephone, dewi musim semi. Istri dewa Hades

Jimin, anak Dewa Ares, dewa perang.

Taehyung, anak Dewa Hermes, dewa kecepatan dan hiburan.

Yoongi, anak Dewa Apollo, dewa musik dan seni.

Jungkook, putra satu-satunya Dewi Aphrodite, dewi kecantikan.

Terus juga ada Sandeul, anak Dewa Eros (Cupid).

.

.

.

Oke, ditunggu tanggapannya~

P.S:

Follow ig ya! Ada aku juga di sana. Hehehe