Sebagai jalan tercepat untuk penyembuhan membuat seorang medic-nin, Haruno Sakura harus merelakan ciuman pertamanya untuk menyelamatkan seseorang. Seseorang yang juga merupakan cinta masa lalu juga sekarangnya. Ditambah sebuah jutsu menyebalkan yang wajib dilakukan yang membuat dirinya dan pria itu terikat ketika ia menciumnya membuat semua jadi runyam. Semua berawal dari pertengkaran Sakura dengan si pemuda, Uchiha Sasuke.

Dislaimer : Masashi Kishimoto

Rated : T

Warnings : Typo, maybe also OOC, hehe.

DLDR, RnR!!

.

Apa yang akan kau lakukan jika menjadi diriku sekarang? Mungkin kau akan panik, teriak, bahkan (mungkin) pingsan. Namun pengalamanku selama ini sebagai seorang medic-nin membuat semua keinginan untuk melakukan tiga hal di atas memudar seiring waktu.

Kau bertanya apa yang sedang kulakukan? Saat ini aku sedang berada di dalam kamar seorang pemuda yang menjadi cinta pertamaku dulu. Oho.. jangan berpikiran aneh, lho. Baca saja dulu.

Pemuda itu sedang berbaring di atas kasurnya, tanpa atasan, berkeringat dingin dan kejang-kejang. Aku sedang berlutut di sampingnya, berusaha untuk menyembuhkannya dengan mengalirkan chakra medis-ku ke tubuhnya dan mencari penyebab rasa sakit yang ia derita.

Kau bertanya apa yang terjadi padanya? Well, aku akan menceritakannya padamu...

flashback.

Waktu itu di Rumah Sakit Konoha.

"Sakura-san"

Suara bariton khas laki-laki terdengar di belakangku. Aku berbalik untuk melihatnya. Ternyata Hyuuga Neji, si ketua ANBU. Aku mengulas senyum.

"Ada apa, Neji-san?"

Aku dan Neji sudah memiliki hubungan pertemanan yang dekat sejak beberapa tahun lalu. Begitu pula dengan anggota Rookie 12 yang lain. Jadi kini kami saling memanggil dengan nama depan masing-masing.

"Salah satu lenganku sepertinya sulit untuk digerakan. Aku kemari untuk memeriksanya." balasnya sambil mengangguk kecil. Nada bicaranya juga tidak seperti dulu, ketus dan tajam. sekarang sudah lebih tenang dan lembut. Waktu tahu hal ini aku sendiri, sih juga tak percaya. Mungkin inilah efek dari pukulan si ninja nomor satu, Uzumaki Naruto, sahabatku.

"Eh, kalau begitu, Silahkan Neji-san tunggu di ruang tunggu dulu. Akan kucari ninja lain untuk merawatmu karena aku sedang tidak bisa."

"Aa"

Kemudian, seperti ninja lain dari klan Hyuuga lainnya, ia sedikit membungkuk - yang tentu saja juga kubalas dengan bungkukan - lalu pergi. Menghela nafas, aku kembali mengerjakan tugas yang sedang kukerjakan dari tadi di meja resepsionis. Aku sedang mencari nama seseorang yang dari pagi tadi kupaksa untuk datang ke dokter. Namanya Uchiha Sasuke. Kami bertengkar hanya karena masalah yang baginya sepele.

Begini, sepulang dari misi, ia kelihatan lebih pucat dan berkeringat lebih sering dari biasanya. Maka ketika melihatnya, insting kedokteranku langsung mengambil alih. Lupakan keluhannya yang mengatakan bahwa ia tidak apa-apa, aku tetap memeriksanya. Hasilnya kutemukan ia terkena demam. Tetapi, karena aku tidak bisa memastikan apa ia hanya terkena demam saja hanya dengan chakra, maka aku menyuruhnya untuk ke rumah sakit.

"Sudah kubilang aku tidak apa-apa. Kenapa kau menyeabalkan sekali, sih?"

"Apa susahnya pergi ke Rumah sakit sebentar saja, Sasuke?! Turunkanlah egomu itu sedikit saja untuk memastikan keadaanmu." Saking marahnya, aku bahkan lupa menambahkan suffiks -kun di akhir namanya. Sepertinya ia tidak menyadarinya.

"Bukankah tadi kau sudah memeriksaku. Aku hanya demam."

"Sebagai salah satu orang terdekatmu juga sebagai seorang ninja medis, ku sarankan kau ke Rumah sakit hari ini. Akan kuseret kau apabila itu diperlukan." dan kalimatku ini menjadi akhir perdebatan kami di rumahnya pagi tadi.

Sekarang kuarahkan pandanganku ke atas, pukul 17.00. Jam kerjaku sudah habis. Maka kuputuskan untuk pergi menjenguk Sasuke dan menyeretnya ke luar rumah menuju RS. Kubereskan barang-barangku di meja resepsionis, kembali sebentar ke kantorku untuk mengambil tas, mengunci pintu, memberi salam pada Shizune yang sedang lewat, lalu keluar dari rumah sakit dan berjalan menuju ke rumah Sasuke.

flashback end.

Dan, ketika aku sampai di rumahnya, pintu tidak dikunci, lampu selain lampu kamar tidak dinyalakan, dan tidak ada tanda-tanda aktivitas manusia di rumah itu. Agak khawatir aku pun langsung pergi ke kamar Sasuke...

JENG JENG!

Terpampang dengan jelas di hadapanku seorang Sasuke yang seperti di katakan tadi, berbaring di atas kasur, tanpa atasan, dan berkeringat dingin juga kejang-kejang. Segera tanpa di komando aku berlutut di samping Sasuke. Insting kedokteranku mengambil alih. Kedua tangan bergerak-gerak di atas tubuh pemuda itu dan bercahaya hijau remang-remang. Itulah yang namanya chakra medis. Namun, sudah sejak sejam yang lalu, keadaannya masih kurang lebih sama. Hanya saja sekarang ia bisa berbicara. Sedikit.

"Sa-ku-ra"

Matanya masih terpejam tapi mulutnya bergerak. Aku sama sekali tidak membalasnya. Kepalaku terlalu penuh dengan ingatan yang semenjak tadi kugali sambil terus mengobatinya. Ingatan tentang berbagai buku medis yang pernah kubaca tentang gejala penyakit ini atau cara mengobati paling efektif di saat seperti ini.

Kalau menurutku, sepertinya ketika misi Sasuke terkena semacam racun yang tidak mematikan, namun berbahaya. Ini membuatnya akan mengalami kejang, badan panas dingin, berkeringat dingin, sama seperti gejala demam. Anehnya, racun ini sama sekali tidak terdeteksi ketika aku mengecek Sasukepagi tadi.

'Ah!'

Tiba-tiba, salah satu ingatan lewat di kepalaku begitu saja. Itu merupakan salah satu cara efektif dalam menyembuhkan seseorang yang pernah kubaca bertahun-tahun lalu. Yang jadi masalah adalah, apakah ia harus menggunakannya pada Sasuke? Bisa-bisa Sasuke jadi membenciku...

Menunduk kebawah dan melihat wajah Sahabatku yang sedang menahan sakit, sepertinya aku tak punya pilihan lain. Tak apalah dibenci olehnya, Menurut bacaan itu aku harus melapalkan sebuah jutsu sederhana dan, ehum.. mencium Sasuke di bibirnya. Aku tidak tahu apa efek dari jutsu ini, namun jutsu ini pantas dicoba. Aku akan menanyakannya pada Shizune atau Tsunade-shishou nanti.

Maka, memantapkan tekad juga hatiku, jari-jari tanganku bergerak cepat membentuk suatu rangkaian segel sederhana.

"Shīru : Baindingusutansu!"

Tiba-tiba setelah menyelesaikan segel dan menyebutkan nama jutsu itu, tubuhku bercahaya hijau remang-remang, persis seperti chakra medis. Rasa terkejutku hanya sebentar, ketika mendengar seprai yang bergesek aku kembali ke alan sadar.

"Gomen ne, Sasuke-kun."

Lalu aku membungkuk dan menghapus jarak diantara kami. Aku mencium seorang Uchiha Sasuke. Dan ketika bibir kami bertemu, cahaya hijau ditubuhku juga menyinari tubuh Sasuke. Membuat ruangan itu menjadi terang-benderang.

TBC..

A/n :

HAHAHA!! ff kacau yang lain. Hadeh, soulmate soalnya kena WB jadi saya putuskan buat bikin ff yang lain.

Nah-nah, saya pingin tanya nih, buat reader-reader sekalian, AU, multi-AU, Canon, itu apa sih?? Yang tau tolong bantu jawab ya...

Udah deh note-nya. Kalo begitu,

RnR, minna!!