Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : MitsukixMenma-SasuNaru-ItaKarin

Rated : T

Genre : Fiction, Romance, Hurt/Comfort, Family

Warning : OOC, Gaje, alur cerita maju mundur, typo(s), yaoi, BoyxBoy.

Don't like don't read!!!

Prolog

Hujan deras disertai petir melanda kota Ame, dan di salah satu rumah sederhana di Kota ini tengah terjadi sebuah perkelahian antara seorang pria bersurai pirang dan beberapa orang berpakaian formal, Bodyguard.

Mereka berkelahi untuk memperebutkan seorang anak umur Enam tahun. Pria bersurai pirang tersebut sudah banyak mengalami luka, tapi dia tidak mau menyerah, dia tidak akan menyerahkan anak semata wayangnya pada orang-orang ini.

"PERGI, PERGI KALIAN SEMUA, KUBILANG PERGI KALIAN DARI RUMAHKU!" teriaknya membabi buta.

Tak jauh dari pekarangan rumah tempat berlansungnya perkelahian, sebuah Limosin terparkir.

Di dalam Limosin tersebut duduk seorang lelaki paru baya dengan ekspresi dingin dan datar memandang perkelahian tak seimbang tersebut.

Hujan yang semakin deras tak menghalanginya untuk melihat ataupun mendengar sumpah serapah si lelaki pirang . Lelaki pirang itu kembali tumbang ke tanah yang mulai berlumpur karena derasnya hujan.

"ANATA..." wanita berambut merah muda tiba-tiba histerissaat melihat lelaki pirang yang merupakan suaminya itu jatuh tak berdaya. Sakura nama wanita itu hanya bisa menangis, keadaannya yang sekarang hamil besar membuatnya tak bisa berbuat banyak.

Dia hanya bisa berdiri meringkuk ketakutan di depan pintu rumahnya sambil memeluk anak lelakinya yang juga sekarang tengah menangis ketakutan.

Tangisan Menma semakin nyaring saat melihat ayahnya dipukuli tanpa ampun oleh orang-orang ini, ia membenamkan wajahnya ke perut ibunya yang mulai membesar karena sedang mengandung adik bayinya.

Menma sama sekali tidak mengerti atas apa yang terjadi, seingatnya dirinya sedang berada di tempat tidurnya dengan ditemani sang ibu yang sedang membacakan dongeng pengantar tidur untuknya seperti biasa.

Saat hendak pergi ke alam mimpi, tiba-tiba saja sebuah teriakan nyaring dari ayahnya terdengar, membuatnya terkejut dan terbangun kembali.

Saat bangun dia melihat ibunya berdiri kaku di depan pintu kamarnya sambil melihat ke lantai bawah.

Menma yang penasaran turun dari ranjangnya dan ikut menengok ke bawah. Dan alangkah terkejutnya saat melihat ayahnya di bawah sana sedang marah-marah pada beberapa beberapa orang asing.

"Ibu!" panggil Menma pelan.

Sakura yang terkejut melihat kehadiran Menma, segera menghampiri putra sulungnya tersebut, ia kemudian bersimpuh di depan putranya dan kemudian meletakkan jari telunjuknya dimulutnya memberi isyarat agar Menma tak berisik.

Anak berumur Enam tahun itu mengangguk kecil, mengerti maksud ibunya. Sakura lantas berdiri dan menuntun Menma kembali ke kamarnya, mengunci pintu dan menaikkan Menma ke tempat tidurnya, iapun juga ikut naik ke tempat tidur setelah mematikan lampu.

Sakura menarik selimut untuk menyelimuti dirinya dan Menma, serta memeluk anak lelaki dengan erat.

"MAU APA KALIAN? KUBILANG KELUAR DARI RUMAHKU!" Lagi terdengar suara Ayahnya berteriak,saking nyaringnya, meski hujan deras di luar sana, tapi Menma masih bisa mendengarnya, membuat anak sulung keluarga Uzumaki itupun semakin khawatir.

Sakura sendiri semakin erat memeluk Menma. Selain suara teriakkan Ayahnya, Menma juga bisa mendengar suara langkah kaki bersahutan menaiki tangga, lagi-lagi membuat Menma semakin bingung ' sebenarnya siapa orang-orang yang baru saja masuk kerumahnya, dan membuat Ayahnya yang selalu ramah senyum, menjadi sangat murka.

Tak lama kemudian terdengar suara seperti barang pecah di luar kamar Menma, membuat tubuh anak itu bergetar ketakutan, sementara ibunya sudah menangis dalam diam. Sakura mengecup kening Menma untuk menenangkan buah hatinya tersebut.

BRAKK...

Sakura terbelalak saat menatap pintu kamar yang didobrak, ia semakin memeluk erat sang putra seraya berdoa di dalam hati untuk keselamatan keluarga kecilnya.

BRAKK... BRAKK... Brakk... Pada dobrakan keempat, pintu akhirnya terbuka. "Ibu!" suara mencicit Menma. Saat pintu terbuka masuklah seorang pria besar.

Pria itu kemudian menggapai saklar lampu yang ada di sisi pintu dan menekannya hingga lampu menyalah. Saat kamar itu kembali terang, pria itu menyeringai ketika netranya menangkap keberadaan ibu dan anak itu meringkuk ketakutan di atas tempat tidur.

"Oi... kalian semua! aku menemukannya," lapornya pada teman-temannya.

"BRENGSEK! LEPAS! ARGGHHH... KUBILANG LEPASKAN!" Sakura yang mendengar raungan sang suami di luar, membangkitkan setitik keberaniaannya. "Kalian, Aa-pa yang sudah kalian lakukan pada suamiku?" tanya Sakura geram.

Mendengar pertanyaan penuh kemarahan wanita bersurai merah mudah di depannya, bukannya menjawab, pria itu malah tersenyum mengejek. Pria bersurai pucat itu melangkah mendekat ke tempat tidur.

"Nah, pangeran kecil, sudah saatnya kau kembali ke tempat mu yang sebenarnya!" pria bernama Mizuki itu melirik ke arah Menma, la lalu mengulurkan tangan ingin meraih Menma, tapi dengan cepat Sakura menampik keras tangan Mizuki.

"Jauhkan tangan kotormu dari anakku" Mizuki yang tak terima langsung menampar Sakura. "Ibu! JANGAN PUKUL IBUKU!" Menma meneriaki Mizuki dengan suara khas anak-anaknya. Ia memeluk ibunya sambil menatap nyalang pada Mizuki. "Lebih baik kau diam bocah!"

"Dan kemari kau sekarang," dengan cepat Mizuki merenggut Menma membuat Sakura jadi kalang kabut.

"Ibu..."

"Tidak! jangan bawah anakku! lepaskan, ku bilang lepaskan Menma!" Sakura terus menahan Mizuki dan Menma juga terus berontak digendongannya, membuat Mizuki sedikit kewalahan. "Brengsek! lepaskan wanita sialan!" Mizuki mendorong Sakura hingga terpental ke tempat tidur. "IBU...!"

"ARGH..., NARUTO-KUN!" Sakura berteriak kesakitan sambil memegang perutnya yang tengah hamil besar.

"AYAH, TOLONG IBU!"

Lelaki pirang yang ternyata sejak tadi tertahan di luar kamar oleh rekan-rekan Mizuki, tersentak kaget ketika mendengar teriakan istrinya yang kesakitan maupun teriakkan putranya yang meminta tolong. Shappire-nya memandang horor ke arah kamar putranya.

Lelaki pirang yang bernama Naruto itu, dengan segenap tenaganya akhirnya berhasil membebaskan diri, ia kemudian berlari ke kamar putranya dan kemarahannya membludak saat melihat Istrinya merintih kesakitan, dan putranya menangis ketakutan dalam gendongan pria bernama Mizuki itu, tak lama Menma berhasil turun dari gendongan Mizuki setelah menggigit bahunya.

Mizuki lagi-lagi yang tak terima hendak memukul Menma. Tapi Naruto yang melihat itu Tanpa berpikir panjang segera menerjang Mizuki dan memukulnya lebih dulu.

Naruto memukul Mizuki membabi buta, namun tak lama kemudian rekan-rekan Mizuki juga ikut masuk ke kamar.

Dua diantara mereka segera membantu Mizuki untuk melerai Naruto. Dan satu rekan mereka lagi menghampiri Menma.

"Ibu tolong!"

"Lepaskan putraku!" teriakan histeris Sakura dan Menma membuat Naruto lengah. Pria itu lantas ke luar dengan membawa Menma yang berontak, di ikuti Sakura yang tertati-tati dengan perut buncitnya.

Begitulah akhirnya Naruto juga berhasil mengejar orang-orang itu hingga keluar rumah, dan berhasil merebut Menma lagi. Untuk saat ini Menma sudah ada dipelukan ibunya lagi.

Tapi tidak untuk waktu yang lama, setelah orang-orang itu menumbangkan Ayahnya, mereka kembali berusaha merebut Menma dari ibunya. Lelaki paruh baya yang hanya diam dalam Limosinnya sejak tadi, memutuskan untuk turun.

Dengan cekatan supirnya memayunginya. Lelaki yang hanya memakai yukata itu berjalan pelan melewati Naruto yang berkubang dengan lumpur. Setibanya di depan Sakura ia lalu meraih tangan Menma dari wanita itu.

Dan menariknya pergi. Menma terus memberontak dan Memanggil-manggil ibunya. Dan saat melewati ayahnya, Menma untuk kesekian kalinya meminta tolong.

Naruto tiba-tiba mencengkram kaki laki-laki itu.

"Ja-ja-ngann bawah aa-nakku! kumohon, Uchiha-san!"

Uchiha Fugaku, sama sekali tak bergeming, ia malah memberi isyarat pada anak buahnya. Fugaku menyeret Menma masuk ke Limosinnya, Fugaku sedikit kesulitan menahan Menma. Karena anak itu terus meronta menangis Memanggil-manggil kedua orang tuanya.

"Jalan!"

Limosin itu mulai menjauh ketika supirnya menyadari kalau di belakangnya ada seseorang yang mengejar. Itu Naruto, ia mengejar Limosin dengan kaki terseok-seok.

"MENMA! JANGAN BAWAH ANAKKU!"

Di belakang Naruto, Sakura juga ikut mengejar sambil tetap memegangi perut besarnya.

"Arghhh...' Naruto-kun!"

Sakura bersimpuh di trotar jalan sembari meraung kesakitan.

Naruto terpaksa berhenti, saat mendengar teriakkan Sakura dibelakangnya. Ia bingung harus mendahulukan siapa, tapi kemudian dia putuskan menolong Sakura, karena sudah tidak mungkin baginya untuk mengejar Uchiha Fugaku.

T.B.C