Disclaimer @ Masashi Kishimoto

Rate T/M : (percakapan or pertarungan)

Genre : Adventure, Family

Warning : Gaje, abal, alur berantakan, OC,Ooc, garing, semi cannon, and anymore

chapter 27

Let's Happy Read

Di ruangan minim cahaya seseorang kakek tua dengan kepala terbelit perban yang menutupi mata kanannya dan didagunya terdapat bekas luka x, orang tersebut mengetuk-ngetuk tongkatnya ke dasar permukaan lantai, seperti tengah menunggu seseorang atau ajudannya..

"Cih, kenapa mereka belum juga kembali?!". sungut orang tersebut, mata kanan kelamnya memandangi seluruh ruangan yang serba minim cahaya. Dari gestur tubuh memang tersirat akan ketenangan namun tidak dengan otaknya...

pooft! pooft!

Danzo kembali bersabar, menunggu beberapa menit akhirnya dua buah kepulan asap muncul didepannya. Tampak dua orang Anbu Ne dengan sosok yang berbeda, lantas keduanya merunduk dengan memberi penghormatan.

"Danzo-sama, kami datang melapor". Ujar salah satu Anbu Ne dengan memberi hormat, Anbu Ne tersebut bersurai orange panjang yang di ikat secara ponytail.

"Cepat katakan Fu!". Tanggap Danzo memerintah lekas ajudannya, tak sabar informasi apa yang akan didapatkan olehnya. Ketukan tongkatnya semakin keras ketika membentur permukaan lantai sebagai pelampiasaannya.

"Si Tsucikage sudah mengerahkan pasukannya beserta Jinchuurikinya dengan jumlah total 3500 orang shinobi, dan sekarang posisi mereka disebelah barat hutan desa Konoha dengan jarak 20 Km dari posisi shinobi penjaga gerbang barat". Ujar Anbu Ne tersebut atau Fu Yamanaka

"Kita berdua sudah memberi tanda kepada pasukan mereka untuk bersiap-siap, Danzo-sama. Dan si Jinchuurikinya sudah kami beri pengarahan jikalau perang ini pecah". Timpal sesosok satunya yang bertopeng setengah wajah, hanya bagian dari bawah hidung yang terlihat.

"Baguslah kalau begitu, lalu bagaimana dengan pasukan Oto-Suna-Kusa?, tampaknya mereka memecah pasukannya menjadi group kecil-kecil, ternyata si ular busuk itu terlalu cerdik dan licik!. Aku mau kalian mengawasi jalannya invasi ini dan laporkan setiap saat!". lugas dingin Danzo.

"Itu hanya siasat mereka, aku sudah mengawasi dan mempelajari pergerakan mereka. Dari strateginya ketiga desa itu bermaksud akan menyerang tiga pintu gerbang utama, dan bagian pintu barat adalah jatah pasukan shinobi Iwagakure. Apa kita akan melibatkan diri dengan mereka, Danzo-sama?". Tanggap Torune.

Si luwak tua itu bergeming sesaat, mata kelam kanannya memandang dua ajudannya, " Kita tidak perlu melibatkan diri, cukup mengawasi mereka saja!" ujarnya lantang sambil membalikan badan, memunggungi kedua Anbu Ne tersebut. "Dan sekarang aku minta kalian kembali ke posisi, jangan sekali-sekali pergerakan kalian mengundang kecurigaan pihak Shinobi Konoha, aku tidak mau rencana ini gagal berantakan!". imbuh si mata satu, ketukan tongkat itu semakin keras sebagai peringatan bagi keduanya.

"Hamba mengerti Danzo-sama!, kami berdua mohon undur diri". jawab serentak kedua Anbu Ne, kemudian menghilang disertai kepulan asap.

Setelah kepergian kedua ajudannya, si luwak tua masih berdiam ditempat. Otak tua Danzo masih bergelayut dengan ambisi besarnya, 'Sebentar lagi..sebentar lagi kalian akan hancur...Hiruzen dan kau juga Minato, jabatan itu akan segera menjadi milikku, dan kemudian dua bocah itu akan menjadi senjataku yang tidak terkalahkan'. Mata kanan kelam itu berkilat dan menyeringai, menatap cahaya-cahaya lilin yang menerangi ruangan.

O.O.O.O

Di tribun arena ujaran nan teriakan semakin antusias dari para penonton pertandingan ujian final Chunin ini, mata mereka tak pernah lepas dengan pertarungan kedua bocah di tengah arena yang masih diselimuti asap, mendadak mata mereka menatap terkejut ketika sekelebat si bocah Uchiha tubuhnya dipenuhi totolan segel kutukan berwarna hitam dan tangan kirinya dipenuhi percikan petir berwarna biru...

Rasa khawatir dirasakan gadis bersurai merah muda, ia merasa de javu. "Kakashi-Sensei, itu bukannya tanda yang kemarin harusnya sudah menghilang. Kenapa muncul lagi di tubuh Sasuke-kun?". manik emerald merasa takut, terlebih ia mengingat rekannya ketika pertarungannya di hutan kematian.

Mendapat pertanyaan dari murid Kunoichinya, Kakashi tanpa menutup buku sampul orangenya. "Tidak usah berlebihan dengan rasa khawatirmu, Sakura. Aku yakin Sasuke akan baik-baik saja, ya..kan Naruto". iris oniks Kakashi melirik ke belakang, dimana bocah pirang bersandar di tembok tribun.

Iris Sapphire masih melekat menatap ke bawah arena, walau namanya sempat disinggung oleh sang Sensei. " Hn, tidak akan terjadi apa-apa dengan si Teme, aku yakin bocah pantat ayam itu mampu mengendalikan kekuatan Joutainya". Ujar Naruto nan santai.

Chidori!

ctreet..zippp..Zippp!!!

Ditengah arena Neji yang tersungkur, mendadakan mata Byakugannya mengedip ketika sekelebat bayangan sang bocah Uchiha melesat kearahnya dengan tangan kiri penuh percikan petir. Bersusah payah ia harus menghindar dan segera membangunan tubuhnya berdiri, walau tubuhnya merasakan rasa sakit yang luar biasa. "A-aku h-harus t-tetap bertahan, a-apapun y-yang t-terjadi. I-ini l-lah t-takdirku". Tubuh yg masih meringkuk di tengah arena itu memancarkan cakra biru, menjadi bulatan guna melindungi dirinya..

Hakkesho Kaiten!

Wusssshhhh!!!!!!

Bulatan chakra berputar kencang ditengah arena, sebuah jutsu pertahanan yang dibuat Neji dengan bersusah payah. Tangan penuh percikan petir semakin mendekat dan dalam hitungan detik...

Blaaarrrrrrrr!!!!

Kedua jutsu berbenturan dan menyebabkan suara melengking keras. Iris merah Sharingan tiga tomoe menyipit pertanda sedikit merasa kecewa, "Cih, masih punya nyali rupanya". Namun sesaat tubuh bocah Uchiha itu melesat ke belakang dengan tubuh masih dipenuhi segel kutukan.

Bocah Hyuuga kembali berdiri walaupun dengan tubuh sempoyongan, bibir tipis yang terdapat darah disudut masih menyeringai remeh, "S-Sudah ku buktikan bukan Uchiha, kalau takdir masih berpihak kepadaku. Bahwa takdirku akan menang hari ini".

Suara datar terkesan menggelikan di kuping Sasuke, mata merah tiga tomoe menatap tubuh bocah Hyuuga yang sangat berantakan sekali, pakaiannya terlihat lusuh bercampur debu dan darah. "Hn, percaya diri boleh-boleh saja dan..". ucapan Sasuke terjeda ketika ia kembali melesat, kaki kecil terbalut sandal shinobi berwarna biru berlari sangat cepat, seperti mengambang dipermukaan lantai arena dan meloncat ke udara disertai rapalan segel tangan.

Katon Goukakyu no Jutsu

Wurssssshhhh!!!

Segera akan mendapat serangan, Neji kembali merentangkan kedua tangannya ke arah depan, walau kedua kakinya menjaga keseimbangan tubuhnya yang sudah sempoyongan. Serangan bola api melesat dari udara kearah Neji dengan sangat cepatnya, kembali bocah Hyuuga itu siap mengadu jutsu..

Hakke Hasangeki

Wushhh!!!!

muncul gelombang cakra dari kedua tapak tangan yang diregangkan mengarah tepat ke bola api yang tengah meluncur dari atas udara...

Blarrrrrr!!!!

Chidori Senbon!!

Ledakan keras terjadi akibat pertemuan kedua jutsu dengan saling berbenturan, hingga menciptakan kepulan asap, akan tetapi sang bocah Hyuuga dikejutkan lagi serangan yang berbeda dari arah belakang yang tak dapat di jangkau oleh mata Byakugannya, serangan tersebut sangat cepat dan mendadak. Serangan petir berbentuk senbon menancap tepat dibelakang tengkuk lehernya.

Ctrettt..jlebbb!!!

Sekelebat bayangan muncul disamping kiri Neji yang mulai lengah akibat serangan dadakan. "Dan akan aku buat takdirku sendiri tanpa campur tangan orang lain, kecuali satu orang yang mengerti pikiran dan isi hatiku!". Imbuh dingin Sasuke dengan lekas menghantamkan tangan putih yang penuh bercak hitam, menghantam keras dagu bocah Hyuuga dengan penuh cakra...

Duuuuaaaakkkkk!!! brakkkkk!!

Tubuh bocah Hyuuga itu terpelanting keras dan membentur dinding arena hingga hancur berantakan, debu kembali berterbangan di reruntuhan tembok arena dan dibawahnya terdapat pecahan-pecahan batu bata. Di tengah pecahan batu bata itulah tubuh kecil Neji terkulai lemah dan tak berdaya chakranya mencapai batas akhir, sebuah Hitai-ite terlepas dari kepala bersurai coklat panjang, jatuh ke permukaan lantai...

Tringggg!!!!

Tappp!!!

Sasuke mendaratkan kakinya tepat didepan tubuh terkulai lemah Neji, mode Joutainya telah ia nonaktifkan sejak dari beberapa detik yang lalu. Iris oniks Sasuke menatap datar segel X di dahi Neji.

"U-Uchiha, a-aku t-tidak m-menyangka k-kau m-mengetahui k-kelemahan p-penglihatan B-Byakugan, d-dan k-kau m-memanfaatkan i-itu d-dengan s-serangan t-terakhirmu. B-bagaimana k-kau b-bisa tau?". Ujar lemah si bocah Hyuuga.

Sasuke menanggapinya datar nan acuh. " Hn, terlalu mudah, kau kira Doujutsu yang kau bangga-banggakan itu tidak mempunyai kelemahan, ternyata tidak sepenuhnya pandanganmu melihat 360, masih ada celah yang kosong dan tidak bisa kau jangkau". Iris oniksnya masih menatap tubuh mengenaskan Neji tanpa rasa segan, lebih cenderung remeh.

Dibagian bangku tribun penonton, seseorang bersurai coklat panjang dengan terbalut kimono warna hitam agak kecoklatan, tampak mengepalkan tangannya dengan keras seperti menahan rasa kesal. 'Sialan kau, Uchiha...kau telah membuka kelemahan rahasia mata Byakugan'. Batin bangsawan ketua Klan Hyuuga mengumpat keras, sorotan manik lavendernya menajam sosok Sasuke di bawah arena.

Manik perak Neji terlihat sayu, menatap bocah Uchiha didepannya yang terlihat angkuh, jemarinya menunjuk dengan lemah tanda segel di dahinya. "I-ini lah takdirku, takdir yang sesungguhnya. Takdir yang sangat menyedihkan bagi keluarga Bounke di Klan Hyuuga...w-walaupun a-aku sudah b-berlatih k-keras s-sekuat a-apapun, k-kami tidak akan pernah bebas seperti burung selama segel ini masih ada di dahi kami kaum Bounke".

"D-dan s-selamanya a-akan m-menjadi keluarga terpinggirkan dari keluarga Shouke, s-sungguh s-sangat m-menyedihkan bukan, l-lantas a-pa yang mendasarimu menjadi kuat, Uchiha?". ulang Neji dengan tersenyum lemah.

Sedetik tubuh Sasuke membungkuk dengan tangannya meraup batu pecahan tembok, lantas badannya tegak kembali. " Cih, tidak ada takdir yang tak bisa di ubah, melainkan tujuan dan keyakinanku untuk bertahan hidup. Dan itulah takdirku, sekeras dan seberat apapun takdir yang menghalangi, tetap akan ku taklukan sekalipun Shinigami didepan mata". lugas dingin Sasuke dengan membalikkan tubuhnya.

krakkk!!!

bunyi pecahan batu hancur digenggaman Sasuke, tubuh terbalut kaos biru berkerah tinggi itu pun beranjak meninggalkan arena, ketika tubuh mengenaskan Neji ambruk tak sadarkan diri karena sudah mencapai batas kesadarannya. Kembali suara riuh terdengar di penjuru tribun penonton ketika Genma Shiranui mengumumkan hasil akhir pertarungan, bahwa Sasuke adalah pemenang di pertandingan ini. Pertarungan yang sangat mendebarkan sekaligus penuh mendramatisir, khususnya buat kekalahan Neji Hyuuga berakhir dengan keadaan tubuh yang sangat mengenaskan.

Dibangku para kage dan Daimyo negara api.

"Bocah Uchiha itu sungguh sangat berbakat ya Hokage-dono, bukankah itu bukti Konoha benar-benar mendidik dan melatih para Geninnya dengan keras". lontar Kazekage dengan sorot mata yang berbinar dan gestur tubuhnya menyirat ketertarikan. 'Khukhukhu..aku sudah tak sabar untuk mendapatkan tubuhmu Sasuke-kun. Terlebih tadi kau sudah menggunakan kekuatan yang aku beri...khukhukhu'.

"Terima kasih atas pujiannya Kazekage-dono, memang harus sewajarnya kami atau desa Konoha ini sangat beruntung mempunyai Genin yang berbakat, dan Uchiha Sasuke itulah salah satunya...terlebih bocah itu dari Klan Uchiha terakhir yang dipunyai Konoha". terang Yondaime-Hokage, iris sapphirenya menyipit menyungging rasa bangga.

"Aku kira sudah tidak ada lagi orang dari klan Uchiha, ternyata masih ada ya?". sela Daimyo negara api penasaran.

" Hahaha..tentu saja masih ada Daimyo-dono, buktinya anda sendiri sudah melihat dengan mata kepala sendiri menonton pertarungannya". ujar Hiruzen terkekeh.

0.0.0.0

Selesai pertandingannya, Sasuke ikut menghempaskan tubuhnya kesandaran tembok tribun bangku penonton, seperti yang dilakukan oleh sahabat pirangnya. Manik sapphire itu menyipit mengapresiasikan kedatangan si bocah pantat ayam. "Hm, pertarungan yang penuh takdir..begitu ya". sindir Naruto setelahnya.

" Cih, bukan urusanmu". Pungkas Sasuke dengan datar, sepertinya Naruto ingin menjahili sahabat pantat ayamnya.

"Tapi kalau dipikir.., tadi kau mengatakan sesuatu pada bocah Hyuuga songong itu, tujuan dan keyakinan adalah takdirmu..sepertinya aku pernah mendengar". ujar Naruto dengan pose berpikir, jarinya diketukan ke dagunya. "Bukannya itu kata-kataku dulu yang pernah aku ucapkan padamu sebagai penyemangat latihan kerasmu..kau itu sungguh tidak kreatif, Hn". Ulang bocah pirang masih menyindir.

"Hn, anggap saja aku sebagai penyambung lidahmu". lontar Sasuke sebagai alasan, guna mengalihkan perhatian si bocah Uzumaki. "Terus bagaimana dengan situasi?, masih belum ada tanda dari mereka". Sambung Sasuke setengah berbisik, manik oniksnya menyorot beberapa shinobi Sunagakure dan Otokagure yang duduk sebagai penonton.

"Ikuti saja permainannya". Singkat Naruto dengan dirinya beranjak turun ke bawah arena ketika papan elektrik menunjukan namanya, bahwa pertandingan final berikutnya akan segera dimulai.

Sorak riuh penonton kembali terdengar, Genma menyuarakan dua nama peserta untuk turun menuju ke tengah arena, bisik-bisik meremehkan terdengar ditelinga bocah Uzumaki ketika dirinya berjalan diantara bangku penonton, aroma suara-suara remeh datangnya dari penonton warga Konoha yang tidak tahu-menahu sepak terjang si bocah pirang. Naruto tak menggubrisnya akan suara mereka, dirinya hanya pasang muka stoic nan datar tapi menyeringai.

'Lihat saja nanti apa yang akan terjadi...aku jamin akan lebih seru dari yang sudah-sudah, jangan salahkan aku dengan kejutan selanjutnya.., jika aku mengamuk'. Batin Naruto dengan masih berjalan.

"Pertandingan berikutnya babak final ujian Chunin ini, Naruto Uzumaki dari Konohagakure melawan Sabaku Gaara dari Sunagakure. Mohon bagi kedua peserta diharapkan ke tengah arena!!". Lantang Genma Shiranui.

Tampak di tengah arena terdapat bocah berbeda surai berdiri saling berhadapan, senyum simpul nan tipis diperlihatkan oleh lawan bocah pirang, Gaara menatap bocah Uzumaki dengan pandangan berarti seperti tatapan seorang teman.

"Hn, Jadi...begitu". Ucap seringaian Naruto terasa aneh.

Genma sebagai wasit kembali berseru. "Baiklah pertarungannya dimulai, HAJIM_ ...!!". Perkataan Genma terpotong ketika sebuah tangan mengacung keatas, oleh bocah bersurai merah.

"Aku menyerah, dan...!!". lantang datar Sabaku Gaara dengan menjeda teriakannya.

Tentunya lontaran Gaara membuat terkejut dan heran semua penonton, terlebih bagi beberapa shinobi desa Sunagakure. Termasuk Jounin yang berstyle mata tertutup sebelah, Baki sebagai Sensei pembiimbing trio Sabaku bersaudara. 'Sialan bocah itu..kenapa juga melewatkan kesempatan ini dan malah menggagalkan rencana yang dibuat Kazekage-sama saja, pasti Kazekage-sama akan marah..apa yang harus aku perbuat'.Batin Baki mengumpat keras.

Kasak-kusuk masih berlangsung dibagian penonton Shinobi Sunagakure.

"Temari, bagaimana ini?". Bisik lirih si pengendali Kugutsu alias Kankuro.

si Kunoichi pirang berkucir empat sempat kebingungan. "Aku juga tidak tau Kankuro, aku juga bingung, kenapa Gaara bisa berbuat seperti itu?". ujar lirih Temari.

Akan tetapi kasak-kasuk itu ada jawaban dari sang pemimpin desa Sunagakure dengan sandi tangan didepan dada Kazekage, dengan menandakan tidak apa-apa dan jangan buat pihak shinobi Konoha curiga. Tentunya sang Kazekage palsu itu memberi tanda tanpa sepengetahuan Hokage dengan para kroninya.

Masih di tengah arena.

"Dan saat ini lawanku ingin menantang Genin yang terkuat!!". Pungkas sambung Gaara kembali tanpa mempedulikan keadaan.

Naruto masih bersedekap dada, sedetik kemudian tangan terbalut sarung tangan menuding jarinya ke arah bangku peserta. "Kau turunlah!!, kita bertarung, bukannya kau Genin terkuat, jangan menjadi sampah Hokage!!". lontar keras Naruto, manik sapphire itu menatap tajam bocah bersurai merah dengan tubuh terbalut jaket putih sliper hijau.

Tentunya Menma yang merasa ditantang mengepalkan tangannya keras dengan giginya saling gemerutuk, amarahnya kian berkobar terlebih bocah pirang itu sudah menghina dirinya. "Sialan kau!!, akan aku bunuh kau, brengsek!!". Menma gampang sekali tersulut emosi, apalagi sang penantang memang sedari dulu ingin ia binasakan. Lemparan kunai bercabang tiga menjadi kilatan merah menghilang, dan itu sebagai sebuah jawaban tantangan.

Hiraishin no Jutsu!!

Wushhh!!! Sringggg!!!

Dan muncul kembali sosok sekelebat bocah bersurai merah di tengah arena, dengan siap mencabik kunai cabang tiganya ke tubuh bocah Uzumaki, Naruto yang mendapat serangan dari atas udara segera menghindar dengan tubuh mencodongkan ke belakang...

Syattt!! trang!!! pooftt!!

Kunai perak entah dari mana datangnya, sedetik sudah berada digenggaman tangan terbalut kulit dan menangkis kunai cabang tiga yang dihujamkan oleh Menma. Manik violet yang terbakar amarah menatap nyalang Naruto yang berada di bawahnya seperti ingin menggorok bocah pirang dengan logam tajamnya.

Naruto yang masih dengan posisi gerakan mencondongkan tubuhnya ke belakang, lantas membuat gaya bersalto dengan kaki kanannya siap menendang, segera ia putarkan tubuhnya searah jarum jam..

Duakkkk!! wusshh..tappp!!

Tendangan keras Naruto dapat di tangkis sikut kiri Menma, bocah bersurai merah yang masih berada di udara kembali melemparkan kunai cabang tiga ke arah samping dengan cepat, otomatis Menma kembali menghilang dalam kilatan merah dan muncul disamping kiri bawah permukaan lantai dengan tubuh menghadap ke atas, dimana Naruto sesudah melakukan gaya tendangan salto...

Wushh!!! sringggg!!

Rasengan!!

Naruto dibuat terkejut ketika dari arah bawahnya muncul sebuah tangan terdapat bola spiral biru yang hendak menyerangnya, beruntunglah dirinya sebagai tipe sensorik hingga sensoriknya memperingatkan bahwa dirinya dalam bahaya. 'Cih, tidak sabaran, bangsat!'. Batin Naruto enteng yang masih dalam gerakan cepat dengan maksud menghindar. Sebuah katana perak muncul dari sarung tangan dan langsung dalam genggamannya, segara ia tepis bola spiral biru...

Hien!!

Shiroi no Ken Shogai Gaeshi!!

Duaaaarrrr!!!

Bunyi ledakan keras ketika katana perak terselimuti chakra biru membentur bola spiral serangan Menma. Saat ini bocah Uzumaki pirang belum menggunakan Jikukannya, jadi gerakan pertarungannya kalah cepat dengan Menma.

Dimata para penonton aksi pertarungan mereka dilihat seperti pertarungan cepat, terlebih si bocah bersurai merah sudah menggunakan jutsu Jikukan andalan Yondaime.

Dibangku para Jounin masih dibuat syok dan tercengang, bagaimana tidak ada yang berani menantang seorang anak Hokage yang tak perlu di ragukan lagi akan kekuatannya dan terlebih si penantang dengan tidak sopannya menghina nama besar Hokage.

"Kakashi-senpai, mengapa menjadi seperti ini?, apa senpai bisa melakukan sesuatu?". lontar Jounin pengendali mokuton, matanya melirik ke arah sebelahnya mencoba sedikit meminta bantuan Kakashi.

Sejenak Kakashi menutup novel laknatnya. "Aku juga tidak tau Yamato, pikiran Naruto itu sangat susah ditebak..bahkan aku tidak bisa memprediksi, kenapa sampai bisa terjadi seperti ini. Kita tunggu saja apa yang akan terjadi nanti baru kita bertindak?". Jounin pembimbing tim 7 juga merasa was-was, bahkan tidak bisa konsen dengan ritual novel laknatnya.

Tentu ada pula yang merasa khawatir, seorang wanita cantik bersurai merah dengan seorang balita dalam pangkuan merasa cemas akan aksi pertarungan cepat di bawah arena. "Minato, cepatlah hentikan pertarungan ini..aku tidak mau mereka saling membunuh, cepat hentikan mereka, ttebane!!". rasa gusar akan nada kecemasan Khusina melengking, terlebih yang bertarung dibawah sana adalah kedua anaknya.

Jiraiya sang Sennin katak malah menyela ucapan Khusina, "Sudahlah Kushina, aku yakin Menma akan baik-baik saja..terlebih ia sudah berlatih sangat keras sebelumnya di luar desa". Pungkas Jiraiya.

"Diam kau Sannin mesum, aku tidak akan bisa tenang sebelum pertarungan mereka berdua dihentikan!!". tatapan manik violet Khusina terlihat horor membuat Jiraiya pucat pasi

Manik sapphire Hokage pirang itu melirik ke belakang ketika namanya disebut. "Tenanglah Kushina, mungkin benar apa yang dikatakan Jiraiya-sensei". Sanggah Minato seakan gesturnya merasa tenang, tapi lain di otak kepala pirangnya. 'Bagus Menma, beri pelajaran bocah kurang ajar itu..kalau perlu beri hukuman dengan siapa dia berhadapan.Tousan yakin kau mampu'.

Dahi tua yang berkerut semakin mengkerut, Hiruzen masih stay calm dengan pipa nikotinnya. Ia masih mencerna apa yang akan dilakukan cucu pirangnya itu di bawah arena. 'Sudah aku duga hal ini pasti akan terjadi cepat atau lambat..tapi kenapa disaat momen yang kurang tepat'. Pikir Sandaime bahwa momennya kurang tepat, terlebih informasi sebentar lagi pasti akan adanya invansi oleh ketiga desa.

Ditengah arena.

Bunyi ledakan Rasengan membuat Naruto segera menjauh, melesat mencari posisi yang pas. "Hn, ayolah..bukankah kau ingin bertarung denganku, jangan malu-malu keluarkan semua kemampuanmu!!". ujar datar seringaian Naruto memprovokasi lawannya.

wushh!! Tapp!!!

Shiroi no Ken masih berada digenggaman, posisi bilahnya menyilang didepan dada Naruto. Manik sapphirenya memandang tajam sosok Menma diarah seberangnya yang tadi gagal dengan serangan Rasengan. "Sialan kau, keparat!!...akan kau kirim ke neraka!!". Murka sosok Menma memandangnya benci menatap Naruto, emosinya masih bergejolak. Lantas ia pun merapal segel tangan, jemarinya menandakan segel plus.

Taju Kagebunshin no Jutsu!!

Pofft...Pofft..Pofftt!!!

Dua puluhan klon Menma muncul terbentuk setelah kepulan asap, " Serang mereka!!". Ujar Menma memberi perintah, puluhan klon itu melesat ke arah bocah Uzumaki dengan disertai kepalan tangan. Di atas udara para kloningan Menma berhamburan menuju ke arah Naruto, siap memberikan serangan Taijutsu. Berapa kepalan tangan hendak di pukulan...

Wushhhh..Wushh!!

Gerakan bilah katana terangkat ke atas, mengarah ke gerombolan para bunshin. Tubuh Naruto ikut melontar ke udara menyambut datangnya serangan, gagang katana semakin mengerat dan kembali mengayun untuk ditebaskan ketubuh para bunshin..

syattt..syattt!! poff..pofft!!

Beberapa bunshin langsung menghilang ketika sayatan katana perak mengenai tubuh para bunshin. Selama masih berada di udara Naruto tak membiarkan kakinya menganggur, kedua kakinya diregangkan dan mengangkat tinggi lantas menendang sekumpulan para bunshin disisi kanan kirinya...

Shishi Rendan!!

Duaghh..Duaghhh!!

Kaki kecil terbalut sandal hitam itu terus menjangkaui tubuh-tubuh para bunshin, menendang keras penuh chakra. Semua tendangannya mengenai telak para bunshin, entah itu dagu, punggung, perut, dan kepala. Para bunshin yang terkena serangan langsung terlempar mundur karena kerasnya tendangan, terpelanting membenturi permukaan lantai dan tembok arena...

brukk..brukk!! poftt..pofftt!!

Menma semakin menggertakan giginya mendapati para klonnya semuanya tumbang. "Sialan!!, mati kau keparat!!". Umpatnya kesal dengan dirinya melesat, meninggalkan posisinya dengan kilatan merah, dan muncul kembali disamping kiri Naruto yang masih berada di udara...

Sring!!! trangg!!!

Benturan logam terjadi, katana perak menangkis kunai cabang tiga yang datang dari atas samping. Tanpa melirik sedikit pun iris sapphire masih tenang namun bibir tipis itu malah menyeringai, belum merubah posisi tubuhnya dengan tangan kanan masih menggenggam katana yang sedang menangkis kunai cabang tiga. "Hn, bukan hanya songong tapi juga lebih sok kuat". Naruto segera merapal segel dengan tangan kirinya...

Chidori Nagashi!!

ctrett..ctrett!!!

Tubuh terbalut jubah sliper orange itu mendadak diselimuti percikan petir berwarna hijau yang makin lama makin membesar dan merambat melewati katana, semakin menjalar hingga hinggap ke tubuh Menma. Seakan mati rasa, Menma menjerit keras karena serangan petir. "Arrrrgghhh!!"...

Naruto tak memberi kesempatan kepada Menma dengan keadaan masih menangkis adu logam tajam, tangan kirinya mengepal kuat memusatkan chakra dan segera memukulkannya ke dada bocah bersurai merah..

Wushh!! Duaaaghh!!!! blarrrr!!

Tubuh kecil Menma terhempas ke arah bawah dengan sangat kerasnya, membentur permukaan lantai arena yang langsung dihiasi kepulan debu. Retakan-retakan kawah kecil tercipta akibat benturan tubuh Menma dengan lantai.

Tapp!!

Naruto mendaratkan kakinya dipermukaan lantai, sorot manik sapphire tak pernah lepas dimana tubuh Menma tergeletak. "Ayo..buktikan kalau kau lebih kuat!!, kenapa kau malah tiduran di lantai!!". Lontar dingin nan keras Naruto, masih terus memancing amarah si bocah bersurai merah.

Kepulan debu semakin mereda hingga tubuh kecil yang meringkuk mulai terlihat. "Ugghh..kuat sekali pukulannya hingga membuat dadaku sesak". Rintihan Menma terdengar dengan sedikit tertatih, tampaknya ia mulai membangkitkan tubuhnya. Sorot manik violet semakin menajam melukiskan rasa marah yang sangat besar, rapalan segel sebagai jawaban ketika melihat Naruto memandangnya remeh.

Hyoton Hyoro no Jutsu

Krakk..krakk!! sragh..sraghhh!!!

Permukaan lantai didepan Menma mulai ditumbuhi es yang semakin menyebar dan menjalar ke arah Naruto, bergerak merambat dengan sangat cepatnya. Mendapat serangan baru, Naruto melesat tubuhnya ke atas udara menghindari es yang bergulung-gulung hendak memerangkapnya. Selama di udara Naruto segera merapal segel dengan sebelah tangan...

Katon Karyuu Endan!!!

Wurshhh...Wurrshhhh!!

Semburan api mengarah ke arah bawah yang semakin membesar hingga membentuk semburan naga api yang tampak besar, melesat cepat mengarah kekumpulan es yang bergulung-gulung. Kedua titik serangan Jutsu akhirnya bertemu hingga terjadi benturan, sehingga...

Wurrsshhh!!! Sragghhh!! Blaaarrrrrrrrr!!!

nyesss!!!

benturan kedua jutsu mengakibatan timbulnya uap air, tentu saja jika es dipanaskan maka akan mencair dan menguap. Keadaan di sekeliling dipenuhi uap tapi tak menyiratkan Naruto dalam kelengahan, katana yang berada di genggaman segera ia lemparkan ke bawah dan menancap tepat dipermukaan lantai arena.

syuutt!! jlebb!! Tapp!!

Naruto ikut serta mendaratkan tubuhnya ke bawah dan gagang katana sebagai pijakan kakinya ketika bocah pirang berdiri. Dalam tebalnya kabut uap air, iris sapphire tak menyurut menjadikan penghalang malah semakin menajam serta sensoriknya sebagai panduan.

"Kau matilah sialan!!, bocah sampah sepertimu sangat mudah aku kalahkan, terimalah ini brengsek!!". Suara teriakan amarah dari balik kabut uap air terdengar ditelinga Naruto, tapi seketika bocah pirang itu sedikit terhenyak karena banyak adanya serangan kunai yang melesat..

syuttt...syuutttt...syuutttt!!!

Tentu Naruto tidak tinggal diam dengan gerakan ke kiri dan ke kanan tubuhnya menyondong, Naruto mengelak menghindari serangan kunai. Pijakannya pada gagang katana tidak mempengaruhi akan keseimbangan tubuhnya ketika tubuh kecil itu bergerak, bergoyang-goyang seperti kayang..

jlebbb..jlebbb!!! sringgg!!!

Serangan banyaknya kunai dapat dihindarinya dengan cukup mudah, di permukaan lantai kunai-kunai menancap disekitar posisi bocah pirang berada. Iris sapphire sesaat menyipit melihat bentuk kunai karena merasa janggal, itu adalah kunai-kunai cabang tiga. 'Hn, sepertinya bocah bodoh itu benar-benar ingin membun_'. Perkataan batin Naruto terpotong akibat ia terkejut adanya sekelebat kilatan merah didepannya, sontak manik sapphire itu mengerjap..

Syatttttt!! Duaaaaagghh!!!

Serangan super singkat nan cepat membuat Naruto terpental dan terjerembab ke permukaan lantai, sebuah serangan sayatan kunai dan hantaman keras yang di lakukan Menma. Bocah pirang itu terjatuh dengan terduduk dengan memegangi bahu kanannya. "Cih, lumayan..terlalu buruk!". seringaiannya seperti mengejek, menandakan serangan ini bukanlah apa-apa. Manik sapphire meneliti kebawah dimana jubahnya terdapat goresan menyayat, agak sedikit robek. Berdiri kembali dengan menepuk-nepuk jubahnya yang kotor akibat debu.

"Hahaha..rasakan itu bocah sialan!!, sebentar lagi tubuh busukmu yang akan aku cabik-cabik!!!". lontar keras Menma akan rasa senangnya dan merasa jumawa. Sepertinya perkataannya itu adalah sebuah kesalahan fatal yang telah membangunkan macan tidur.

"Hn, buruk sekali teknik pukulanmu, aku rasa jauh lebih baik teknik pukulannya Mito-chan". seringaiannya tanpa dosa, Naruto membandingkan tehnik adik balitanya dengan si bocah merah songong. "Dan anggap saja ini sebagai awal pemanasan..fufufu". lanjut Naruto terpampang seringaian sadis, gairah bertarungnya seakan meledak.

Menma menggertakan gigi, seketika emosinya meluap. Berani sekali si bocah pirang secara tak langsung mengatakan gaya bertarungnya sangat payah. "Sialan..mati kau, brengsekk!!". Menma kembali melesat dalam kilatan merah, mata violetnya melirik kunai-kunai cabang tiga yang menancap disekitar posisi bocah Uzumaki...

Sringg!!!

Raifuu Jikukan!!

Jentikan jari awal dari si bocah pirang menghilang dalam sekedip mata, menghilang dengan berkilat warna hijau. Menma sangat terkejut, mendadak sang target yang hendak akan diserangnya telah menghilang, ujung kunai cabang tiganya hanya menebas udara kosong. Dari atas sekelebat kilatan hijau timbul, meluncur didekat Menma yang mencengkeram pergelangan tangannya, tangan terbalut sarung tangan kulit menekan erat.

Trapppp!!

Naruto lantas memelintir pergelengan lengan Menma yang menggenggam kunai, "Ughh..sialan kau bocah lemah!!". Tampak Menma meringis, violetnya melirik kesamping namun sesaatnya terkejut, tangannya disentak dengan keras. Sekali tarikan penuh cakra, Naruto membanting tubuh Menma ke atas udara.

Sebelum si bocah merah menggunakan Jikukan Hiraishin, Naruto sudah lenyap dengan kilatan hijau menyusul Menma melesat ke atas udara dan muncul kembali tepat berada diatasnya, segera kedua tangan terbalut kulit saling menaut membuat kepalan tangan, lantas menghantamkannya ke punggung Menma dengan penuh chakra...

Sring!!! Wushhh!!! Duuuuaaggghh!!!

Saking kerasnya tubuh kecil bocah bersurai merah terhempas sangat cepat mengikuti gaya gravitasi, siap membentur permukaan lantai. Namun kilatan hijau sudah mendahuluinya di bawah arena, Naruto menatap sinis tubuh yang tengah meluncur. " Hn, aku memang lemah, tapi lemah akan rasa kasih sayang!!..sedangkan kau seorang pecundang, bangsattt!!". Teriak murka Naruto, melesat ke udara dengan gaya salto, merentangkan kedua kaki. Siap melancarkan Taijutsunya kembali, tubuh Menma semakin mendekat dan...

Wushhhh!!

Uzumaki Rendan!!

Sring!!!! Duakkkk!!!!

Kilatan hijau menyambar dan kedua kaki menendang keras perut Menma, tubuh terbalut jaket putih itu kembali tertarik ke atas. Serangan combo kedua, Naruto yang masih dalam posisi setengah berputar lantas mengepalkan kedua tangannya, menghantam keras dagu dan dada Menma dalam waktu bersamaan..

Duakkkkkkkk!!!!

Dalam kedaan melayang, bocah bersurai merah itu meringis kesakitan mendapati hantaman keras yang mendera tubuhnya. Lagi, kilatan hijau muncul tepat berada di atasnya. "Cih, sekarang serangan penutupannya..dan selesai sudah pelajaran Taijutsunya!!!". Naruto lekas menekukan kaki kirinya guna menambah gaya dorong, lantas melesatlah kaki terbalut sandal warna hitam tersebut, menendang keras tubuh Menma..

Sringg!!! Duaaaaakkkkk!!! wushhhh!!!

Blarrrrrrr!!!

Terhempas cukup keras membuat tubuh Menma meluncur bagai meteor menghujam bumi, tubuh Menma membentur lantai saking kuatnya, sekejap tercipta kawah kecil di tengah arena yang berselimut debu pekat. Selama masih di udara, Naruto tak memberi kesempatan bagi bocah songong itu, lekas tapak tangan terbalut kulit membuat bola chakra spiral berwarna hitam bercincin satu dengan ukuran sedang. Dan menjatuhkannya ke arah kawah kecil berada dengan cepat...

Rasenringu!!!

sring!! Duuaarrrrrrr!!!

Dentuman keras menggema di tengah arena bercampur terpaan angin kencang, jutsu itu menghancurkan tengah arena beserta sisi tembok-tembok yang sebagai pembatas antara arena dengan area penonton. Debu tebal makin mengepul, tercipta kawah yang lumayan cukup menganga besar, keadaan arena carut-marut tidak bisa di bayangkan dan mungkin saja ada penonton yang terluka karena efek tekanan elemen Fuuton yang sangat kuat, namun bocah pirang seakan tak peduli yang terpenting si bocah songong itu hancur.

Tappp!!

Naruto mendaratkan kakinya ke permukaan tanah?, ya benar tanah, karena seluruh permukaan lantai terkelupas hancur akibat jutsunya. Mata sapphire menyipit. "Cih, disaat seperti ini masih saja bisa menghindar..faktor keberuntungankah?". Sensoriknya tak mendapati di tengah kawah, sepertinya bocah bersurai merah itu lenyap dengan Jikukannya.

Sring!! Tapp!!

Kilatan merah hinggap. "Uughh..keparat!!, a-aku akan membalasmu sialannn!!, cih, kau pikir aku akan selemah itu!!, kau hanyalah seorang bocah sampah yang hidup dalam kesendirian, dan aku sangat membencimu berdekatan dengan Kaa-chan dan Mito-chan, karena perbuatanmu, Kaa-chan ku menjadi sedih..sekarang aku membunuhmu!!!".

Manik sapphire melirik ke sumber suara dan mendapati bocah bersurai merah dalam keadaan tubuh kacau balau, luka lebam, pakaian lusuh kusut penuh debu, darah segar yang menghias dibibir maupun badan. Kedua tangan bocah itu sedang menopang tubuh yang sedang menunduk, tapi kepalanya mendongak dengan tatapan manik violet terbakar amarah. 'Hn, tak sangka chakra Kyuubi benar-benar telah menyembuhkannya dalam waktu sesingkat ini'. Batin Naruto menerka.

Kalimat murka si Jinchuuriki Kyuubi itu bagaikan api tersiram minyak, muka yang biasa menyeringai kini terlihat datar cenderung dingin, tatapan sapphire semakin meredup seperti kosong tanpa jiwa. Kini raut mukanya sangat sulit diartikan. "Kau tidak tau apa-apa tentangku, lebih baik kau diam!!". lontar keras Naruto nadanya sarat tekanan emosi, tangannya mencabut katana perak yang menancap di tanah.

"Orang sepertimu tidak akan pernah mengerti apa itu rasa sakit, apa itu rasa kesepian, dan rasa hidup ketika dalam keadaan sekarat, maka aku akan mengajarkan apa rasa semua itu padamu, bangsatt!!". imbuhnya, lantas Naruto melesat ke arah Menma.

Shiroi no ken semakin berkilat tajam, ayunan bilahnya semakin cepat, lantas menebas secara horisontal...

Wushh!! syattt!!

Sabetan katana perak nyaris membelah tubuh Menma, jika ia tidak menghindar. Menma segera mengambil kunai cabang tiga baru dan beberapa shuriken, lantas ia lemparkan ke Naruto dengan keadaan melesat untuk menjauh, guna mengatur strategi.

Shuriken Kagebunshin no jutsu!!

pofftt!! syuttt..syutt...syuuutttt!!!

Shuriken yang tadinya berjumlah beberapa kini jumlahnya bertambah semakin banyak dan terus melesat di atas udara, semakin cepat lesatannya ke arah target. Manik sapphire menatap datar banyaknya shuriken berhamburan, "Percuma saja". Katana perak ia sabetkan secara menyilang, dalam sekali ayunan...

Shiro no ken Surudoi toppu!!

Syatt!!! wushh!! prakkkkk!!

bilah katana perak yang terlapisi elemen fuuton semakin mengkilap hingga muncul bayangan bilah angin dan semakin membesar, membentuk pedang angin besar, sekali tebasan langsung merontokan semua shuriken hingga terpental kesembarang arah.

Menma semakin bernafsu menyerang, amarahnya berkobar sengit. Rapalan segel tangan sebagai jawaban. "Sial!!, kali ini takkan gagal!!". gerutuannya dengan kedua tangan didepan dada, merapal segel.

Hyōton: Kokuryū Bōfūsetsu!!

Suhu udara disekitar Menma mendadak menurun drastis, hingga muncul uap-uap udara menjadi air dan semakin membeku dalam sekejap tampak dua naga es besar tercipta, dua naga es dalam ukuran besar lantas meluncur bergesit liar. Meliuk-meliuk di udara, melesat dan siap menghantam target.

wushhhhh!!!

Mata sapphire itu menajam, tatapannya terarah ke arah serangan lawan. Tak tinggal diam ia pun mengadahkan telapak kirinya kedepan dada. 'Jika aku menggunakan katon maka yang timbul es itu akan kembali menjadi uap'.Pikirannya mencerna keras, Naruto segera merapal segel sebelah tangan.

"Hn, sungguh bodoh, lagi pula itu jutsu yang menyedihkan". lirih dingin bocah pirang

Raiton Raiharchiryuudan no jutsu!!

ctret..ctrett!!!

Percik-percikan petir hijau menjalar keluar dari tubuh Naruto, makin lama semakin menyambar-nyambar hingga bertranformasi menjadi bentuk akhir, tiga naga petir besar yang tubuhnya memercikan petir berkilat-kilat dan melayang diatas Naruto, lantas ketiga naga petir tersebut melesat meliuk-meliuk diudara dan siap menyabut naga es punya Menma.

ctret!! Srusshh!! Blaaaaarrrr!!!

Ledakan keras terjadi di udara akibat dua jutsu berbeda elemen saling berbenturan dan dampaknya banyak pecahan-pecahan es berhamburan tercecer dipermukaan tanah.

Lagi-lagi si Jinchuuriki Kyuubi itu menggertakan giginya, 'Sialan bocah sampah itu, apakah tidak ada cara untuk mengalahkannya?'. Pikiran Menma kalut, bahwa sang lawannya memang tangguh, dirinya sudah membuat sentuhan di tubuh lawan, sedangkan serangan bocah pirang sudah banyak membuat tubuhnya luka lebam berdarah-darah.

Wushh!! sriingg!!

Tanpa banyak kata Menma kembali melesatkan diri di permukaan tanah, berlari cepat, tangan kirinya memutar chakra ditangan kanannya hingga timbul uap dingin, lantas meloncat disertai kilatan merah. Menghilang meninggalkan seberkas sinar, muncul kembali diatas udara disertai bola chakra besar yang tengah mengepul ..

Sensorik menandai diatasnya ada pegerakan cepat, sekedip bayangan. Kepala pirang mendongak disertai tangan kirinya menjulur ke atas, tapak tangan terbalut kulit memunculkan chakra dalam waktu cepat, lekas terlihat bentuk akhirnya, bola chakra spiral besar berwarna rajahan biru-putih, warna kulit Biju ekor satu-Shukaku. "Heh, tidak sabar untuk pelajaran kedua, Ninjutsu Rasengan ya?". Segera Naruto menghentakan tangan kirinya yang terdapat bola spiral besar, siap mengadu jutsu...

Hyoton Odama Rasengan!!

Jiton Dai Rasengan!!

Swuinggg!! Swuingg!!!

Duuuuuaaaarrrrrrrrrrr!!!!!

Bunyi ledakan keras mengguncang gelanggang arena, kedua Rasengan berbeda elemen saling bertabrakan, Rasengan berelemen es dan Rasengan berelemen magnet. Kedua pengguna jutsu ikut terhempas karena kuatnya tekanan ledakan, tapi sebelum membentur permukaan tanah kilatan hijau telah lenyap. Keadaan arena semakin miris, hancur berantakan akibat imbas kedua serangan. Kepulan debu masih terasa pekat.

Tapp!!

Naruto mendaratkan kakinya secara lengket dipermukaan tanah agar tak terseret terpaan angin kencang, efek jutsu masih terasa. "Sekaranglah rasa sakit itu tiba!!!!, bangsat!!!". lontar murka Naruto, sensoriknya merasakan keberadaan chakra si bocah merah songong, entahlah keadaannya seperti apa setelah efek tekanan Rasengan.

Tidak memberi kesempatan, bocah pirang langsung merapal segel sebelah tangan. Rautnya wajah terlihat berpeluh keringat bercampur debu yang melekat, iris saphire menatap seolah tak punya jiwa, menjadikan sosok bocah pirang terlihat mengerikan penuh keberingasan. Pandangannya menatap ke arah kepulan debu.

Fuuton Renkuudan no jutsu!!

slashh..slasshh!! wusshhh!!!

Tercipta bola-bola angin besar bersayat di depan Naruto, lantas bola-bola angin meluncur mengarah ke dalam pekatnya kepulan debu dimana si bocah Jinchuuriki berada. Seakan belum puas Naruto kembali membuat serangan baru, tangan kanannya yang masih terbebas mengadah ke depan menitikan chakra yang lantas berubah menjadi bola spiral berpercikan petir, dan langsung dihempaskannya dengan tekanan fuuton..

Raiton Rai Rasennagashi!!!

ctret..Swuingg!! Wushhh!!

Rasengan berpercikan petir hijau itu ikut melesat dibelakang bola-bola angin, yang menjadikannya serangan jutsu beruntun. Meluncur lalu menyelinap kedalam pekatnya kepulan debu hingga terjadi suara ledakan-ledak keras...

Duaaaaarrrrr...Duaaaarrr..Duaaaarrrrr!!!

Hembusan angin kencang disertai debu kembali menyelimuti bersamaan suara-suara ledakan menggemuruh di tengah arena, mungkin bukan lagi arena ujian Chunin tapi seperti medan perang banyak cekungan-cekungan yang menganga lebar, kondisinya benar-benar sangat mengenaskan hancur berantakan, bahkan kini lebih parah. Bocah Uzumaki itu benar-benar mengamuk tanpa mempedulikan keselamatan yang sedang menonton pertarungannya.

Srittt..sritt!!

Bunyi berdecit bilah katana beradu dengan pecahan-pecahan lantai ketika Shiroi no ken diseret oleh pemiliknya, bocah pirang itu berjalan masuk ke dalam pekatnya kepulan debu, guna menuntaskan apa yang menjadi sumber rasa sakitnya selama ia hidup.

Di bangku para penonton, Jounin maupun Kage. Mereka yang menyaksikan pertarungan yang semenjak dari awal dibuat decak kagum, pertarungan kilat yang bagi mereka itu bukanlah pertarungan seorang level Genin, namun hingga lama-kelamaan menjadi pertarungan sengit menguras emosi dan amarah bagi kedua peserta. Kini muka-muka dan nyali mereka menciut bagaimana seorang bocah bersurai pirang beraksi, tatapan mereka tergambar dengan berbagai ekspresi, mengerikan, cemas, khawatir, dan takut. Naruto benar-benar memberikan terapi syo untuk semua orang.

Didalamnya kepulan debu yang hampir mereda, manik sapphire mendapati tubuh tergeletak dan bersusah payah ingin bangkit. "Dengan keadaan tubuhmu yang sekarang, apa kau ingin bilang bahwa kau lebih kuat dariku?!!..jawab aku, bangsat!!". sorot mata biru semakin menajam.

"Apa hanya segitukah kekuatanmu yang katanya seorang pahlawan Konoha yang sangat disanjung-sanjung oleh warganya, menyedihkan. Bukannya kau ingin membunuhku, bocah sampah!!". sambung Naruto tensi amarahnya bergejolak, menatap bengis bocah bersurai merah.

Kuping itu terasa semakin panas mendengar sindiran, tubuh terkulai itu mendongak, kepalan tangan mengepal memukul permukaan tanah. "U-ughh, k-kau sialan!!, keadaanku t-tetap a-akan segera membunuhmu sebagai balasan karenamu membuat Kaa-chan bersedih, apa yang kau perbuat padanya!!". teriak kesal Menma, ia ingin menghajar bocah pirang, tapi kondisi tubuhnya tidak memungkinkan.

"Bagiku, luka-lukamu itu bukanlah apa-apa?!. Jika dibanding denganku dulu atau pun sekarang, tapi sekarang aku akan membalas apa yang menjadi sumber rasa sakitku!!". kalimat dingin Naruto menjeda, menatap reaksi perubahan emosi bocah bersurai merah.

"Dan sudah kubilang kau tidak tau apa-apa tentangku!!, kau ingin tau, akan ku beri suatu rahasia besar yang sengaja disembunyikan oleh Hokage sampah itu!!. Kau pikir anak Kaa-chan hanya kau dan Mito saja, diantara kau dan Mito disitulah seharusnya diriku berada. Aku yang terlahir denganmu hanya selisih waktu 3 menit saat penyerangan Kyuubi 12 tahun lalu, tapi dengan sebuah alasan yang konyol membuatku menjadi sebatang kara dan dari situlah rasa sakitku dimulai!!". Imbuh Naruto mengeraskan rahangnya dengan suara beraura dingin.

Langkah kaki Naruto mulai mendekat ke arah Menma, bocah bersurai merah makin menggertakan giginya, beberapa kali kepalanya menggeleng terlampau syok seakan tak percaya, menyangkal akan kenyataan kebenarannya.

"I-itu..tidak mungkin..itu tidak mungkin, kau pasti bohong..kau pasti bohong, sialann!!". Menma menggeram, suaranya menyangkal keras.

Bukan hanya Menma saja yang terkejut semua penonton yang mendengar dibangku tribun juga sama halnya, baru mengetahui kalau bocah pirang anak dari Hokagenya. Berbagai ekspresi kembali terlukis di wajah mereka, termasuk teman seangkatan Rookie nya mereka juga seakan tidak percaya.

Di bangku para Kage.

Minato semakin meringis mengepalkan tangannya erat menahan emosi setenang mungkin, bahwa si bocah pirang telah membocorkan rahasia besarnya. Tapi tidak bagi Kushina, raut wajah cantiknya seakan sendu sekaligus rasa khawatir yang terlalu dalam. Tentu karena kedua puteranya saling bertarung dibawah arena, terlebih si bocah pirang sudah diliputi rasa amarah yang sangat besar.

"Minato, apa kau tidak mendengarku, ttebane!!. cepatlah hentikan pertarungan mereka!!, Apa kau mau salah satu dari mereka terbunuh!!". Tubuh Kushina gusar bahkan dia sudah berdiri, manik viloetnya menatap garang Hokage teriakannya seakan tak dihiraukan oleh Hokage pirang.

"Apakah benar yang dikatakan Naruto itu, Minato?". ujar Jiraiya guna memastikan, ia masih terlampau kaget seakan masih tak percaya, namun tak ada jawaban dari Minato. "Kalau pun iya, kau harus menghentikan pertandingan ini!". pungkas Jiraiya dengan raut muka kecewa.

pipa tembakau masih terus mengepul, namun wajah tua tersirat rasa cemas. "Sedari dulu aku sudah mengatakan kepadamu, peristiwa semacam ini pasti akan terjadi..sekarang keputusan ada ditanganmu Minato, sebaiknya kau harus bertindak sebelum Naruto benar-benar kalap!". Lugas Sandaime Hiruzen. Kakek tua itu mengenali betul bahwa cucu pirangnya sedang dalam suasana amarah tertingginya, yang ia sangat takutkan jika emosi dan mental bocah pirang tak terkendali.

"Tenanglah!!, aku sangat yakin Menma mampu mengendalikan situasi ini!" tegas Minato seakan ia jengah dengan suara-suara yang menuntut dirinya.

Di bawah arena.

"K-kau pasti bohong..sialan!!, k-kau hanya mengaku-ngaku saja!!, Kaa-chan tidak pernah mempunyai anak sepertimu!!, dan Jika kau mengaku-mengaku sebagai saudaraku, m-maka kau pikir aku akan mengasihanimu...Tidak!!, aku akan tetap membunuhmu..sialann!!". kembali sang Jinchuuriki menyuarakan rasa bencinya.

Dalam langkah kurang lebih 10 meter si bocah pirang menghentikan langkahnya, manik sapphire masih tertuju. "Mau tidak mau kenyataan itu memang terasa pahit, pahit bagiku namun tidak bagimu!!. Sedari dulu kau hanyalah seorang anak bodoh dan manja yang selalu mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuamu hingga membuatku merasa iri, namun itu dulu. Semakin aku membencimu semakin timbul rasa aku ingin membunuhmu, bangsatt!!".

"Dan kau tidak mau mengakui keunggulan lawanmu karena sifat kebencianmu padaku, tapi lihatlah yang sekarang justru kau yang merasa untuk dikasihani. Tapi bagiku tidak!!...matilah kau sialann!!". Ujar sambungnya keras, Naruto dengan kedua tangannya menjulur ke atas.

Telapak tangan terbalut kulit itu mengeluarkan chakra hingga kelamaan membentuk dua bola spiral berbeda warna dan bentuk, yang ditangan kanan berubah menjadi Rasengan yang terus berputar mirip shuriken dan ditangan kiri Rasengan hitam bercincin satu. Kedua manik violet Menma mengerjap akan kedua jutsu yang dibuat Naruto hingga menunggu untuk dilesatkan.

Memandang horor akan kedua jutsu, Menma yang masih tubuhnya terkulai kembali mengempalkan tangannya keras setelah nada-nada sindiran nan pedas mengusik telinga, terlebih amarahnya kian membara diiringi tubuhnya mengeluarkan gelembung-gelembung chakra merah beraura negatif yang terus memancar keluar tak terbendung...

blupp...blupppp..bluuuppppp!!

Rasenringu!!

Swuiiinggggg!!

Satu jutsu Rasengan melesat ke arah Menma yang masih dalam kondisi tubuh terselimuti chakra merah, hampir sosok tubuh tersebut menyerupai seekor rubah. Serangan itu melesat dengan sangat cepatnya, terlebih jaraknya yang cenderung dekat. 'Tsk, makhluk yang bersemayam ditubuhnya akhirnya keluar juga, baguslah saat seperti ini yang aku tunggu sejak tadi'. Pikir Naruto, manik sapphirenya terus memandang tajam nan dingin.

Duuuaaaaaaarrrrrr!!!

Terdengar suara ledakan nan keras dan permukaan tanah bergetar disertai kepulan debu diarah posisi sang Jinchuuriki berada. Rasengan bercincin satu telah menghantam sang target, namun dalam kepulan debu melesat keluarlah sekelebat bayangan merah yang sangat cepat dan gesit bergerak ke arah bocah pirang. Pergerakan sosok tiruan Kyuubi sangat susah untuk dilihat, kecepatannya meningkat drastis...

"Percuma saja..dengan kekuatanku yang sekarang, kau tidak akan bisa mengalahkanku..justru kaulah yang akan mati..., Grrrrr!!!". Disaat masih bergerak, sosok tersebut bersuara dengan aksen berat nan dingin.

Naruto tak terpengaruh akan nada yang terkesan horor, justru ia kembali melempar jutsu keduanya yang masih berada ditangan kanan...

Fuuton Rasenshuriken!!!

Zwuing...Zwuinggg!!!

Suara menderu nan keras bagai suara jet memekakan telinga ketika Rasengan berbentuk shuriken itu melesat dan terus berputar tanpa henti diatas udara, melesat bersaing dengan sosok tiruan Kyuubi yang menjadi sasarannya yang masih dalam satu jalur lintasan. "Grr..serangan apalagi kali ini, sudah kubilang tidak akan memp_". Suara nan berat itu tak terselesaikan dan mata merah berpupil vertikal itu terkesiap..

Tadi ia meremehkan ketika serangan jutsu Naruto nyaris menjangkauinya ketika mengelak, namun Rasenshuriken itu justru melebar dan membesarkan diri. Sedang si bocah Uzumaki menyeringai bengis...

Syuuttttt!! Zwuiiingg!!!

Duaaaaaaaaarrrrr!!!

Tubuh tiruan Kyuubi itu terpental dan membentur keras permukaan tanah ketika jutsu Rasenshuriken membentur tubuhnya, suara ledakan disertai hembusan angin kencang berhias kepulan debu kembali menyelimuti arena, efek dan itu dampak meluas dari besarnya tekanan jutsu Naruto.

Manik sapphire itu terpejam sesaat, tubuh bocah pirang terdiam ditempat dan tangannya bersedekap, seperti ia tengah melakukan sesuatu. 'Sepertinya ini waktu yang tepat untuk menguji teknik terbaruku..fufufu'. Batin Naruto mencerna dan memikirkan situasi ketika sensoriknya merasakan tekan chakra negatif semakin bertambah saja tekanannya dari dalam tebalnya kepulan debu.

Blaaaaarrrrr!!!

ledakan chakra merah semakin membumbung tinggi ke udara disertai hembusan angin kencang menghempas seluruh arena, bahkan kepulan debu kini lenyap ikut terbawa. Ditengah kawah yang semakin melebar, tampak Menma sudah menjelma menjadi sosok Kyuubi berekor tiga yang semula satu ekor, telinga semakin lancip ke atas tampak taring runcing dan cakar tajam mencuat keluar.

"Grrr...saatnya kau akan mati bocah sialan!!".

Aksen nada sang Jinchuuriki terasa semakin berat dan dingin menjadikan sosoknya bertambah horor, matanya kini menjadi putih kosong seakan tak punya jiwa dan menyorot bocah pirang dengan aura membunuh tinggi. Kyuubi dengan transformasi tahap tiga ekor itu meloncat ke atas permukaan tanah yang kini terus berlari kencang kerah Naruto, guna menyerang sang bocah pirang dengan kuku cakar tajamnya.

Tappp..Tappp!! Wusshhh!!

Merasakan adanya pergerakan, sensoriknya lekas menyuruh untuk membuka mata yang terpejam. Kelopak mata itu terbuka, kini bukan biru yang tampak melainkan manik kuning cerah berpupil strip, seperti mata katak dan dikedua sudut matanya terdapat warna orange yang menghiasi. "Hn, saatnya menguji kekuatan Mode Sennin". Lirih Naruto dengan melesat ke arah belakang, menghindari sebuah tangan yang hendak mencabik tubuh kecilnya.

Wushhh...brakkk..trakkkk!!!

Cakar-cakar nan tajam itu hanya membentur permukaan dan menggerus tanah dari luar, tidak mau buruannya lepas salah satu ekor Kyuubi melambai-lambai di udara bergerak cepat, menghempaskan ekornya ke arah depan menyerang Naruto.

Wusss!!

Segera Naruto melesat ke udara, mengepalkan kedua tangan dengan menarik salah satu siku memberi gaya dorong. 'Aku tau chakra Kyuubi memiliki kekuatan yang sangat besar, namun juga mempuyai daya penyembuh..aku tidak heran bocah songong itu masih bisa bertahan oleh efek Rasenshuriken, tapi... tetap saja kau tidak memiliki apa yang ku punya'. Pikir Naruto keras, kalau shinobi lain bisa saja langsung mati karena efek mikro senbon angin menyerang sel-sel tanketsu chakra, bahkan tidak bisa disembuhkan oleh medis-nin manapun.

Tangan terkepal dan terbungkus kulit lantas meninju ekor yang datang dari atas udara...

Kawazu Tataki!!

Duakkk!! Brakkkk!!

Ekor Kyuubi itu terhempas keras, bahkan tubuhnya ikut terpental keras oleh pukulan teknik Mode Sennin katak. Saking kuatnya hantaman membuat sang Jinchuuriki terseret dipermukaan arena. Tak mau memberi kesempatan, Naruto lekas melesat dan harus memberi serangan beruntun.

Tentu pergerakan Naruto sangat cepat dalam Sage mode, dan itu bisa lebih sangat cepat sekali jika digabung dengan Jikukan. Diatas udara Naruto kembali membuka kakinya guna menendang tubuh yang masih terseret dipermukaan, mata kuning berpupil strip menatap ke bawah dikuti tubuhnya meluncur lantas bergerak searah jarum, seperti gaya salto dengan memposisikan kedua kakinya...

Duakkkk..Duaakkk!!! Blarrr!!

Dua tendangan bersarang di dada dan kepala miniatur Kyuubi berekor tiga hingga semakin tersungkur dan meninggalkan bekas retakan panjang di permukaan tanah. Dengan momen yang pas, wajah dingin nan beringas itu mengulang kembali serangannya. Kini tangannya ia arahkan ke perutnya dengan menitikan chakra Senjutsu di telapak tangan, tak ketinggalan tangan kirinya yang masih bebas segera mengalir percikan petir hijau dengan membentuk bola spiral dan lekas ia lesatkan...

Kawazu Kumite!!

Senpou Rai Rasennagashi!!

Duakkk!!!

Ctrettt..swuinggg!!! Duaaaarrr!!

Dua serangan jutsu beruntun benar-benar membuat sang Kyuubi jelmaan Menma menjadi tak berdaya nan miris, dua jutsu Naruto menghantam dadanya secara bersamaan. Kondisi sang Jinchuuriki semakin terseret menjauh, di permukaan gerusan tanah semakin memanjang hampir seperti anak sungai, tercipta akibat gesekan tubuh miniatur Kyuubi dengan kerasnya permukaan tanah.

"Grrr..s-sialan kau!"

Suara geraman berat tak dihiraukan oleh bocah pirang ketika ia menatap miniatur Kyuubi, tangan terbalut kulit memegangi sebuah gagang dan menyalurkan chakra Senjutsunya.

Sringggg!!!

Sebuah katana perak terloloskan dari sarungnya, bilah pedang panjang tersebut menguarkan chakra alam yang sangat kuat, lantas mengangkat tinggi guna menebas sosok chakra merah berbentuk rubah yang tak jauh berada didepannya. "KAU YANG HARUS MATI, BANGSATT!!". teriak murka Naruto menandakan terbakar amarah sangat besar. Naruto meloncat dengan katana siap dihujam kan namun...

cring..cringgg!!! grakk!! greppp..greppp!!

Pergerakan Naruto terhenti di udara, tubuh bocah pirang itu tidak bisa digerakan. Sebuah rantai kuning muncul dari dalam tanah, melesat dan mengekang tubuhnya. Bukan hanya bocah Uzumaki saja dikekang, rantai kuning itu juga membelit tubuh miniatur Kyuubi.

iris kuning berpupil strip melirik sekilas dimana sumber rantai berasal dengan masih dirudung emosi. "Kau!!..KENAPA MELAKUKAN HAL INI, HAH?!". Naruto menatap murka sumber rantai yang menggagalkan aksinya.

0.0.0.0

Di dalam hutan sebelah barat kumpulan ribuan para shinobi tengah bersembunyi diantara semak-semak dan pepohonan, tampak banyak senjata tajam diantara tangan-tangan mereka, entah itu kunai, pedang dan tanto. Mereka berjalan mengendap-ngendap berpindah dari pohon yang satu ke pohon yang lainnya guna menghindari kecurigaan dari pihak para shinobi Konoha yang tengah berpatroli disekitar gerbang barat.

Tampak sosok kakek tua bersurai merah panjang yang diikat secara ponytail ke atas dan mengenakan hitai-ite seperti topeng, dan ia sepertinya sebagai pemimpin pasukan.

'Apa kau juga merasakannya Son?, sedari tadi aku merasakan chakra negatif dari kaummu?'. Dalam pikirannya kakek tua bersurai merah panjang yang dikuncir ponytail keatas itu seperti tengah berkomunikasi.

"Tidak salah lagi ini chakra Kyuubi, sepertinya ia sedang marah besar". Ujar suara lain terdengar bernada berat nan cempreng menyahut dalam pikir kakek tua bercaping itu. "Dan bukan hanya dia saja, aku juga merasakan ada chakra Bijuu lain yang berada disana".

'Begitu ya, aku pikir sepertinya perang kali ini akan terasa memeras banyak chakra terutama bagi pihak Konoha, entahlah apa yang akan terjadi nantinya dengan melibatkan tiga Bijuu sekaligus?, termasuk kau, Son?'. ujar telepati sang Jinchuuriki atau kakek tua tersebut.

"Khe, apa kau takut dengan mereka, kakek tua?". seperti ujaran ejekan dari si Bijuu ekor empat membuat dahi sang Jinchuuriki tua mengernyitkan dahinya.

'Kenapa harus takut?, justru ini saat-saat yang paling tepat..terlebih adanya dirimu, Son. Yang akan selalu membantuku'. Jawab sang Jinchuuriki percaya diri yang masih dengan bertelepati, namun sesaat matanya membelalak ketika dari arah depannya mendapati sesuatu keganjilan.

"Semuanya menghindar!!".

Seruan keras sang Jinchuuriki tua memberi perintah pada pasukannya, namun naas serangan mendadak yang muncul dari rerimbunan pohon-pohon membuat mereka telat menghindar.

Syuttt...syuuttt..syuuutttt!!!

Duaaarrr...Duaaarrr..Duuuarrrr!!!

Sebuah serangan berupa ribuan kunai-kunai tertempel kertas peledak menancap didepan mereka dan menyebabkan ledakan keras beruntun.

Banyak pasukan shinobi Iwagakure yang menjadi korban akibat serangan dadakan tersebut, berpuluh-puluh mayat bergelimpangan diatas permukaan tanah dengan kondisi jasad tidak utuh.

"Sialan..keluarlah kalian!!!"

"Bangsat..siapa yang telah melakukan ini?!!".

"Grhh...keluarlah kalian semua, jangan menjadi pengecut!!. Hadapi kami..Sialan!!".

Teriakan umpatan keras dengan wajah-wajah murka tercentang jelas diwajah pasukan shinobi Iwagakure, berbagai macam senjata siap menghunus si para penyerang. Dari balik rerumpunan pepohonan telah berlarian banyak bayangan hitam dengan meloncati pepohonan, ratusan pasukan shinobi Kirikagure menyerang pasukan Iwagakure.

Trang...Tranggg!!!

Bunyi logam bersenjata berdentingan ketika senjata-senjata mereka beradu di kedua belah pihak, terdengar nyaring bercampur teriakan murka para pasukan shinobi.

Diantara pasukan Kirikagure, sesosok shinobi bersurai biru dengan mata tertutup satu seperti seorang pemimpin terus memberi komando guna menyemangati pasukannya. "Serang mereka terus! Jangan biarkan kalian lengah!". Dengan sebelah kunai Ao terus menebaskan kunainya ke arah kerumunan.

Syatttt!! syatttt!!!

"Argghhh!!".

Sebilah katana telah membelah tubuh shinobi Kiri, ketika shinobi tersebut lolos dari serangan rajaman kunai Ao. Darah membasahi bilah katana tersebut, sang pengguna pengguna shinobi bersurai panjang berponytail.

"Harusnya kau lebih waspada, Ao. Kau adalah pemimpin pasukan ini". lontar shinobi gondrong tersebut, menyela sang pemimpin yang ceroboh.

"Hm, mungkin saja faktor usia. Tapi kerja mu bagus juga, Ganryuu". Sela Ao dengan wajah tanpa dosa.

"Tanpa kau perintahkan pun aku akan menyerang mereka dengan senang hati. Para keparat Kirigakure itu masih punya hutang nyawa kedua sahabatku!". Sarkas Ganryuu dengan tubuh tegapnya melesat kembali ke arah pasukan Shinobi Iwagakure.

0.0.0.0

"Grrrr!!!!, Lepaskan aku sialan!!".

Suara nan berat menggeram, tubuh miniatur Kyuubi berekor tiga terlihat memberontak akibat dililiti rantai chakra berwarna kuning. Mata merah berpupil vertikal itu semakin menajam menatap marah sosok seorang wanita cantik bersurai merah, dibelakang punggung perempuan itu terdapat rantai-rantai chakra yang telah membelit tubuh miniatur Kyuubi dan juga Naruto.

"Lepaskan aku!!, biarkan aku untuk membunuh anak itu..cepat lepaskan rantai sialan ini!!". Rontaan pada rantai semakin kuat, Menma bertambah beringas memandang ibu merahnya. "Grhh...apa kau juga ingin aku bunuh, hah!!!".

"Cukup nak, hentikan pertarungan kalian..Kaa-chan mohon, hiks!!". Dengan terisak Kushina menyahut, perempuan merah itu tidak takut akan gertakan Menma. "Kaa-chan tidak akan melepaskan rantai ini, sebelum kalian berdua berjanji untuk tidak saling membunuh, aku tidak menginginkan hal itu terjadi jika kalian bersikeras untuk tetap saling bertarung!!".

"Apa kalian berdua tidak menyayangi Kaa-chan, Naru-chan...Menma-kun. Mengertilah dengan perasaan Kaa-chan, sayang".

Kushina masih tetap berdiri diantara kedua-duanya jarak ditengah dengan menjaga jarak agar aman, terlebih ia mengerti dengan kondisi Menma yang sudah menjelma menjadi miniatur Kyuubi.

Raut muka penuh kekhawatiran terpampang jelas, bulir air mata sudah menjadi bukti. 'Aku tau jika Menma masih bisa mengendalikan Kyuubi dalam tahap ekor tiga, namun jika semakin bertambah maka ia akan kehilangan kendali itu dan Kyuubi bisa terbebas akibat segel melemah'. Cerna Kushina masih tetap bergeming.

Iris strip kuning menatap datar perempuan merah yang juga ibunya. Walau tubuhnya masih terikat rantai Naruto sebenarnya juga tengah kesal, namun disaat bersamaan mengapa hatinya juga ada rasa iba ketika bocah bersurai merah menggertak dengan mengancam akan membunuh Kushina. "Tsk..aku tidak akan berhenti sebelum bocah songong itu mampus!! Lebih baik Kaa-chan menyingkirlah dari sini, akan aku ajarkan padanya apa itu rasa sakit!!".

Sedetik tekanan chakra beraura kelam ditubuh bocah pirang menguar menambah suasana semakin mencekam, masih dalam Sage mode aktif. Shiroi no ken yang sudah terlapis chakra Senjutsu dan posisi gagang katana sejajar dengan dadanya segera mengayun ke atas.

Syatttttt!! Krangggg!!!

Suara pecahan terdengar. Katana perak tersebut menebas rantai-rantai chakra membelengu yang tubuh Naruto. Rantai-rantai chakra berserakan diatas permukaan tanah, bagi Naruto hal yang mudah untuk membebaskan diri dari jeratan rantai tersebut. Sekuat apapun chakra kalau lawan tandingnya chakra Senjutsu maka jangan berharap.

Syok itulah gambaran dimata violet Kushina, baru kali ini ada yang bisa menghancurkan Konga Fusanya. "Na-Naru-chan, apa yang telah kau lakukan nak?". Tatapannya mengalih ke arah Naruto.

Blarrrr!!

Dalam waktu yang bersamaan Kushina juga dikejutkan oleh tekanan chakra merah berunsur negatif yang terus membesar, iris violetnya menoleh kesamping kesumber berasal dimana sang miniatur Kyuubi sudah bertambah ekornya, dipastikan sekarang sudah bertambah enam yang berarti sibocah merah sudah hilang kendali sepenuhnya. Sang miniatur Bijuu sudah mulai tampak muncuk tulang dan tengkorak seekor rubah yang membungkus chakra merah.

"Grrrrrrrr!!!!".

Srakkkk!!!

Kushina tersadar dari rasa kagetnya ketika tubuh perempuan itu melayang tertarik keras oleh rantai chakranya sendiri, ia baru menyadari bahwa rantainya masih mengikat ditubuh miniatur Kyuubi yang terus memberontak dan semakin kuat.

"Kyaa!!".

Pekikan keras Kushina terdengar melengking ketika tubuhnya terlempar. Dalam jangkuan manik violetnya, telah melayang sebuah katana perak melewati tubuhnya, katana perak tersebut seperti dilemparkan oleh pemiliknya.

Syuuutt!!! Kraankkkk!!!

Rantai chakra kuning kembali terputus akibat tebasan katana perak, rantai yang mengekang miniatur Kyuubi. Merasa terbebas dari kekangan, miniatur Kyuubi bergerak melesat dengan cepat ke arah Kushina yang masih terduduk ditanah. Salah satu ekornya bergerak di udara hendak menyerang seseorang, mengibaskan secara langsung ketika target sudah berada didekatnya, Kushina hanya terpaku ditempat dengan keadaan ia masih syok.

Wushh!!! Sringg!!

Treppp!!!

Kilatan hijau melesat cepat ketika ekor itu hampir mencabik tubuh Kushina, dan selanjutnya sebelah lengan besar berupa tulang kerangka berwarna kuning bercampur hitam menangkap dan menahan laju ekor tersebut.

Mata violet wanita bersurai merah itu hanya mengerjap bahwa ada yang telah menyelamatkannya dari amukan Kyuubi, lengan kerangka itu berada tepat diatas kushina, berarti orang itu berada di belakangkanya.

Kepala bersurai merah panjang itu pun menoleh kebelakang. "Na-Naru-chan". matanya terkesiap mendapati tubuh anak pirangnya diselubungi berupa chakra tulang rusuk besar dengan dua buah lengan saja, tapi yang membuatnya kaget adalah mata bocah pirang itu berwarna merah dengan pupil shuriken berkaki delapan, diujung sudut kedua matanya masih berwarna orange.

"Sudah kubilang lebih baik Kaa-chan menyingkir kalau tidak ingin terluka, biarkan aku untuk membunuh bocah itu!!". Rahang Naruto mengeras dengan wajah sulit diartikan, antara murka, kesal dan emosi yang mendidih.

Tulang lengan Susano'o itu bergerak ke udara lantas mencengkram ekor Kyuubi dan membantingnya ke permukaan tanah dengan sangat kerasnya.

Blarrrrrrrrr!!!!!!

Kumpulan debu berterbangan dihiasi retakan kawah dibawahnya dengan tubuh Kyuubi pun tersungkur di tengah arena yang sudah hancur akibat pertarungan sebelumnya. Mencoba kembali bangkit dengan amarah luar biasa, mata Kyuubi yang berwarna putih menatap nyalang bocah pirang dengan nafsu membunuh tinggi.

"Grrrrrr!!".

Srakkkkk!!!!

Cakar-cakar nan tajam mencengkram tanah hingga membuat permukaan tanah tergerus, dua lengan kokoh berwarna merah menapak diatas tanah, menampakan betapa kuat dan mengerikannya sang Bijuu walau belum ke tahap sempurna. Melesat kembali di iringi ke enam ekornya yang bergerak liar diatas udara, menari-nari akibat hembusan angin yang ditimbulkan.

Wushhh!!

Mendapati akan adanya serangan dari sang lawan, Naruto kembali melesat kesamping menghindari terjangan salah satu lengan bercakar tajam. Entah sejak kapan iris merah Eternal Mangekyou sudah kembali ke Sharingan normal- Sharingan tiga tomoe. Salah satu tangan terkepal digulirkan ke samping, mengayun ke atas guna menepis cabikan cakar tajam, salah satu tangan yang masih terbebas lekas menghantam keras moncong tengkorak Kyuubi.

Kawazu Kumite!!

Duaaaaggghh!! Braakkk!!

Pukulan keras chakra Senjutsu mengharuskan tubuh Kyuubi terlempar dengan terseret-seret di permukaan tanah yang lantas membentur dinding pagar pembatas arena. Reruntuhan puing kembali tercipta menimbun tubuh sang monster berekor, dari reruntuhan sebuah tubuh menggeliat hingga beberapa puing berhamburan dalam sekali kibasan ekor.

Merasa terdesak mata putih Kyuubi terlihat marah dengan lawannya hingga chakra merahnya meluap-luap diudara, membuka mulutnya lebar-lebar dan mengumpulkan partikel-partikel chakra merah kehitam-hitaman.

"Grrrrrrrrr!!!".

Bocah Uzumaki masih diam berdiri, tengah menyaksikan apa yang dilakukan sang miniatur Kyuubi. Naruto tau bahwa Kyuubi akan menembakan serangan andalan para Bijuu. "Hn, keluarkan saja! kenapa tidak sedari tadi?!". ujarnya enteng merasa tertantang, gairah bertarungnya semakin meluap. Sensorik Naruto merasakan bahwa ada dua orang yang tengah mendekat disaat yang tidak tepat seperti ini.

Tapppp..Tappp!!

"Cukup sudah Naruto! Lebih baik menyingkir mencari tempat yang aman. Harusnya kau tau sebentar lagi Kyuubi akan menembakan Bijuudamanya!!". Seru keras seseorang yang baru datang. Rupanya sang Gama Sennin bersama partnernya.

Menghiraukan nada peringatan, Naruto malah mencabut Shiroi no Ken yang tertancap di tanah. Kushina merasa sangat ketakutan, ia merasa De javu ketika melihat bulatan bola chakra merah dimoncong Kyuubi yang siap ditembakan.

"Naruto dengarkan Kaa-chan, nak! itu terlalu berbahaya, segeralah berlindung!". seru Kushina, bahunya bergetar seperti trauma. Tentu ia mengingat kejadian 12 tahun lalu ketika Naruto masih bayi dan hampir celaka oleh serangan Bijuudama Kyuubi.

Tsunade memegangi pundak bergetar Kushina, merasa kasihan. "Dengarkan! apa yang di bilang ibumu Naruto, kau tak perlu memaksa niatmu!".

Bwoushhhh!!!

Sang miniatur Kyuubi mulai menembakan Bijuudama dan terus melesat cepat di udara, dari tatapan mata Sharingan Naruto dapat melihat dengan jelas. Kepala pirang itu menoleh ke belakang dan itu membuat Jiraiya dan Tsunade terkejut. "Kalian tidak perlu mencampuri urusanku! aku lebih tau dengan apa yang akan mesti aku lakukan!". perkataan dingin menusuk dari bocah pirang.

Jiraiya masih terpaku dengan warna orange yang menghiasi kedua sudut mata, bukan Sharingan yang membuatnya terkejut. 'I-itu Sage Mode, bagaimana bisa Naruto...terlebih itu Sennin Mode sempurna'. Pikir Jiraiya, ia pun membuka suara. "Naruto kau_".

Omongan Jiraiya tak terselesaikan ketika kilatan hijau telah lenyap dari pandangan ketiga orang itu, kilatan hijau muncul kembali tepat diatas udara tepatnya jalur lintas Bijuudama yang tengah melesat.

Di tribun penonton semua orang sangat panik dan ketakutan ketika Menma menjelma menjadi Kyuubi dengan tahap ekor enamnya, jeritan histeris terdengar ketika miniatur Kyuubi itu hilang kendali dan mulai mengamuk. Namun sesaat...

Brukkkk!!! brukk!!!

Para penonton itu mulai berjatuhan disepanjang tempat duduk tribun dan semuanya tertidur, namun ada juga beberapa jounin yang masih terjaga , sepertinya seseorang telah menggunakan Genjutsu hingga orang-orang tak sadarkan diri.

Seorang Jounin bermasker beserta rekan Jounin lain dibuat kebingungan mendapati keadaan para murid-muridnya tengah tak sadarkan diri. Kakashi melirik ke arah murid Kunoichi nya, "Sakura dan semuanya pasti terkena Genjutsu". lantas pandangannya mengalih dan merasa janggal. 'Sepertinya Sasuke sudah bergerak, aku harap kau dapat mengatasinya Sasuke'. Batin Kakashi.

"Kakashi kita harus menyadarkan mereka semua, aku rasa ini mungkin bagian dari siasat mereka sebelum menyerang desa ini". Ujar Asuma menatap sang Jounin bermasker.

"Aku rasa bukan 'sebelum' tapi hampir kemari, Asuma". Pandangan Kakashi mengalih ke beberapa sudut tempat duduk tribun, beberapa Shinobi Suna-Oto tengah melesat ke arahnya siap menyerang.

"Sial". Umpat Asuma dengan mengikuti direksi yang ditunjuk oleh rekan Jounin bermaskernya.

Tempat para Kage.

Hiruzen dan Minato dibuat bingung dengan keadaan para penonton ketika keadaan menjadi hening hanya suara pertarungan Kyuubi dan Naruto saja yang terdengar dibawah arena.

"Khukhukhu..sepertinya ini akan menyenangkan ya Hokage-dono, Sandaime-dono". Ujar sang Kazekage pun seringaian.

"Apa maksudmu Kazekage-dono?". Penuh tanda tanya Minato mencoba menerka.

"Tentu saja final ujian Chuunin ini, khukhukhu.." ujar Kazekage penuh misterius, lidah panjang menjilati bibirnya sendiri membuat Minato dan Hiruzen merasa jijik. "Aku tidak mengira kalau Kyuubi pun ikut memeriahkan dalam pesta ini..khukkhukhu".

Lantas sang Kazekage membeset tubuhnya sendiri, terlihatlah sesosok tubuh berkulit pucat yang keluar dari selongsong kulit manusia. Merasa mengenalinya membuat Hiruzen menyipitkan mata, ia sudah menduga bahwa invasi akan terjadi terlebih sang cucu pirang sudah memberikan informasi jauh-jauh hari sebelumnya.

"Orochimaru". Ujar Sandaime menatap lekat makhluk pucat bersurai hitam panjang. "Sungguh aku tak menyangka kelakuanmu semakin hari semakin menjadi-jadi, muridku yang durhaka". sinis Sandaime kemudian.

"Orochimaru, apa maksudmu menyamar menjadi Kazekage? apa ini siasatmu untuk memulai invasi terhadap desa Konoha?!". Timpal sang Hokage pirang seakan menuntut jawaban.

Seringaian kejam tak luntur dari sosok yang berdiri angkuh, Orochimaru tertawa penuh kesenangan. "Khukhukhu.. Lama tidak berjumpa Sensei, murid yang durhaka maksudmu..? kata-kata itu terdengar sangat lucu". mata ular itu pun berganti menatap Minato.

"Tidak bisa dipungkiri kejeniusan seorang Namikaze, tidak perlu dipertanyakan bukan. Kau bisa menebaknya sendiri. Khukhukhu..". Lontar Orochimaru dengan tengah melakukan sesuatu, seperti membuat segel tangan, dan itu membuat Minato dan Hiuzen memasang sikap waspada.

"Maka nikmatilah kado hadiah dariku, selamat bersenang-senang!! khukhukhu.." sambungnya lekas, tubuh Orochimaru meloncat ke atas tribun lantas melesat pergi.

Blarrrrrrr!!!

Ledakan chakra besar dan bersifat negatif menjadi pusat perhatian Minato dan Hiruzen, kedua mata Hokage dan veteran Kage itu mendapati seorang bocah bersurai merah yang tak sadarkan diri tengah tribun. Seorang Genin Sunagakure tubuhnya tengah diselumuti gelembung-gelembung chakra merah yang terus membesar.

"Sandaime-sama, sepertinya kita tidak punya banyak waktu. Orochimaru telah melepas segel lima jari pada si Jinchuuriki Ichibi itu". Tutur Minato, mata sapphire itu tak pernah lepas dari sang obyek.

"Sialan Orochimaru, di usiaku yang sudah sepuh pun dipaksa untuk bertempur melawan Bijuu..menjadikan aku mengingat 12 tahun lalu saat melawan Kyuubi". Hiruzen mengatensi perhatiannya dibawah arena, dimana cucu pirangnya sedang bertarung melawan Bijuu yang terkuat.

"Grrrrrrrrr!!".

"Dua Bijuu mengamuk di desa Konoha itu sungguh buruk, Sandaime". kelakar Minato

"Bukan dua tapi tiga".

Jawaban Hiruzen secara singkat membuat senyum miris Minato pudar seketika, apa maksud veteran Kage itu? apa ia sedang bercanda disaat keadaan genting. Berbagai pertanyaan memenuhi otak cerdas Hokage pirang.

Bersambung

Akhirnya Author bisa kembali juga untuk berkarya, kesian juga ffn yang sempat terbengkalai dan berdebu selama berbulan-bulan karna aplikasi error susah buat Login dan karna itu juga menjadikan ane malas untuk mengetik, padahal sempat muncul imajinasi buat diketik. Gomenasai para Reader semua jika alur ceritanya bertambah nyeleneh dan juga mungkin banyak typo, ane juga sempat lupa dengan alurnya karna kelamaan nih fic lama kagak dijamah. Dan untuk Up chapter ke depannya tidak bisa dipastikan tergantung ide dan waktu, jika ada kesempatan masih terus publis kok.

Semoga dengan kembalinya nih fic membuat Readers terhibur dengan alur cerita yang agak aneh hahahahaha...

Matursuwun or thank's sudah menanti dengan cerita yang Gaje.