How To Love

by willis.8894

Casts: Oh Sehun, Kim Jongin, Kim Kai, Jung Krystal

Pairing: JongHun, KaiHun, Slight!KaiStal

RATE: T+

•••

PROLOGUE.

Pertama kali Sehun bertemu dengan Kim Kai adalah ketika ia berumur 5 tahun. Keluarga Kim dan Keluarga Oh telah bersahabat lama bahkan dari kakek-kakek mereka, itulah yang mempertemukan Sehun dengan Kai, di pesta keluarga.

Sehun kecil dan Kai kecil sama-sama bosan dengan pesta itu dan berusaha menyelinap keluar, di kolong meja makanlah mereka bertemu dan merencanakan petualangan menyelinap mereka.

Dan disitulah persahabatan mereka dimulai.

Sehun sering bermain dengan Kai dan ia baru mengetahui bahwa Kai memiliki kakak kembar bernama Jongin. Jongin sangat berbeda dengan Kai, bahkan dalam sekali lihat Sehun kecil bisa membedakan mana Jongin dan mana Kai meskipun mereka adalah kembar identik.

Jongin adalah anak yang begitu tenang dan tertutup. Ia banyak menghabiskan waktunya dengan buku-buku tebal yang saat itu Sehun kecil tak mengerti sama sekali. Ia banyak menghabiskan waktunya di dalam rumah dan belajar banyak hal.

Kai adalah anak yang begitu aktif dan bebas. Ia menyukai petualangan dan selalu mengajak Sehun bertualang ke segala tempat, mencari harta karun di Mansion Kim, berkemah di taman belakang Mansion Kim, bertualang di ruangan kerja Ayah Sehun… begitu banyak petualangan yang seru yang mereka lalui bersama. Sangat berbeda dengan Jongin.

Meski begitu, Sehun bersahabat baik dengan kedua kembar yang bertolak belakang itu. Sehun menyukai ketika Jongin mengajarinya bermain piano, membaca, menulis, dan berhitung. Ia menyukai ketika Jongin membacakan cerita untuknya hingga ia tertidur. Ia menyukai ketika ketenangan dalam diri Jongin. Senyum lembut dan mata Jongin yang terlihat cerdas itu adalah favorite Sehun kecil.

Sehun juga menyukai setiap petualangan yang ia lalui dengan Kai. Ia menyukai ketika Kai melindunginya dari anak-anak lain yang mengejeknya dan mengganggunya. Ia menyukai semua ide-ide aneh Kai tentang petualangan mereka. Ia menyukai bermain dan berlari ke sana kemari dengan Kai. Ia menyukai tawa lepas dan mata berani yang menyukai tantangan milik Kai itu.

Jongin dan Kai membuat hidup Sehun kecil begitu berwarna. Meski ia sering ditinggal oleh kedua orang tuanya pergi untuk urusan bisnis, Sehun kecil sama sekali tak kesepian karena ada kedua sahabatnya itu.

Sehun kecil adalah anak semata-wayang, ia tak tahu bagaimana rasanya memiliki saudara. Karena itu Sehun kecil heran begitu menyadari bahwa Jongin dan Kai sangat tidak dekat. Mereka sering bertengkar –biasanya diawali oleh Kai– dan Sehun tak mengerti kenapa mereka sama sekali tak bisa akur bahkan untuk hal sekecil apapun. Hal ini cukup membuat Sehun kecil kewalahan karena Kai tak menyukai ketika Sehun bersama dengan Jongin dan begitu juga sebaliknya. Tapi semua bisa berjalan dengan baik, Sehun kecil berhasil membagi waktunya dengan si kembar itu dengan adil.

Jonghun — Kaihun•

Sehun membuka matanya dan terbangun dari tidurnya mendengar suara alarm jamnya. Ia mematikan alarm di meja nakasnya itu bahkan tanpa membuka matanya. Mata cokelat hazelnya mengintip sedikit melihat jam itu dan erangan halus keluar dari bibir mungilnya menyadari ia harus bersiap-siap ke kampus.

Pria manis itu duduk di pinggir kasurnya dan matanya menangkap sebuah bingkai foto yang berteger di meja nakas, disamping jamnya. Itu fotonya bersama Kai dan Jongin ketika umur mereka 8 tahun, diambil dari salah satu pesta keluarga mereka. Ia berumur 21 tahun sekarang, telah 16 tahun berlalu sejak ia bertemu dengan Kai dan Jongin pertama kali.

Jarinya mengelus wajah Jongin yang hanya tersenyum kecil disamping kanannya itu. "Apa kabarmu, Kim Jongin? Apa kau masih mengingatku?" bisik Sehun pelan.

Mata Sehun menutup ketika kenangan akan Jongin kembali menyelinap ke dalam benaknya, perpisahannya dengan sahabatnya itu 13 tahun lalu.

"Kau akan pergi? Kau benar-benar anak pergi dari Korea?" tanya Sehun kecil yang masih terengah-engah dan matanya mulai basah.

Kai memberitahu Sehun bahwa Jongin akan pergi dari Korea. Ia takkan lagi bersama-sama mereka mulai besok. Dan mendengar itu, Sehun langsung berlari dari taman komplek menuju ke Mansion Kim sekuat tenaga. Ia perlu bertemu Jongin!

Jongin menatapnya, tampak begitu tenang sangat berbeda dengan Sehun yang berantakan karena berlari dan angin menerpa rambutnya. Si sulung Kim itu menarik Sehun dengan lembut dan mendudukannya di kasurnya, ia menuangkan segelas air untuk Sehun.

"Minum dulu, Sehunnie," kata Jongin pelan dan tenang.

Sehun tak ingin minum. Ia ingin penjelasan. Tapi tak bisa dipungkiri ia membutuhkan minum, jadi ia langsung menegak air yang diberikan oleh Jongin.

"Kau akan pergi," kata Sehun menatap sekeliling, menyadari kamar Jongin lebih kosong dari biasanya. Butir-butir air mata Sehun mulai terjatuh di pipi mulusnya.

"Aku harus pergi. Ayah dan Ibu mengirimku pergi ke luar negri untuk belajar," kata Jongin mengusap air mata Sehun yang tak berhenti mengalir.

"Di sini juga Nini bisa belajar!" protes Sehun tampak marah tapi justru air matanya semakin mengalir deras.

"Aku tak tahu. Mereka mengirimku ke New York, aku tinggal dengan Kakek dan Nenek disana."

"Apa kau takkan kembali lagi?" tanya Sehun menatap Jongin memelas.

"Aku tak tahu."

Sehun memeluk Jongin erat dan mulai menangis keras. Jongin tampak terkejut, tapi ia balas memeluk tubuh kecil Sehun sama eratnya dan menenggelamkan wajahnya di bahu Sehun yang bergetar hebat.

"Kau akan melupakanku. Kau akan punya teman baru disana dan melupakanku," kata Sehun terisak keras, teredam dalam pelukan Jongin.

"Aku takkan melupakanmu, aku pastikan itu," kata Jongin lirih namun pasti.

Sehun melepaskan pelukannya dan menatap Jongin. "Janji?" tanya Sehun masih sedikit terisak, menawarkan kelingkingnya.

"Aku berjanji," jawab Jongin mengaitkan kelingkingnya pada Sehun. "Kita akan bertukar surat, jadi kita takkan melupakan satu sama lain."

Sehun tersenyum dengan wajahnya yang bersimbah air mata, mengangguk-angguk keras menyetujui saran Jongin itu.

Jongin menepati janjinya, ia mengirimi Sehun surat setiap minggu dan Sehun selalu membalasnya. Mereka begitu dekat meski terpisah jarak yang begitu jauh. Jongin tak pernah kembali ke Korea, tidak saat natal sekalipun. Tapi mereka tetap bertukar kabar.

Hingga semua itu terhenti begitu saja. Ketika umur Sehun mencapai 12 tahun, tiba-tiba suratnya pada Jongin tak lagi berbalas. Sehun masih mengingat bagaimana ia menangis seminggu lamanya karena Jongin tak lagi membalas suratnya.

Kai menyuruhnya untuk melupakan Jongin dan berhenti mengiriminya surat, mengatakan Jongin pasti sudah melupakannya dan tak lagi peduli padanya —ini membuat Sehun menangis semakin kencang dan harus disuguhkan es krim dan dua kotak susu stroberi dulu oleh Kai baru Sehun berhenti menangis—.

Sehun tak mendengarkan Kai, Sehun masih mengirimi Jongin surat selama 6 bulan lamanya setelah Jongin berhenti membalas suratnya sebelum ia berhenti sepenuhnya.

Sehun menggelengkan kepalanya dan berjalan ke kamar mandi, ia menatap pantulan cermin itu namun itu malah membuatnya semakin merindukan Jongin.

"Kuharap kau baik-baik saja, Jongin-ah. Aku merindukanmu, Sahabatku," bisik Sehun dan setetes air mata gagal ditahannya.

Sehun membuka seluruh bajunya dan berdiri dibawah pancuran air, membiarkan air mata penuh kerinduannya mengalir di pipinya. Tidak setiap hari Sehun merindukan Jongin, tapi kadang ada saatnya ia begitu merindukan Jongin. Sahabatnya. Karena sampai detik ini tak ada yang menggantikan Jongin. Takkan ada yang bisa menggantikan Jongin.

Jonghun — Kaihun•

Sehun keluar dari kamarnya begitu rapih, sudah dengan tas ranselnya. Ia menemukan Kai yang duduk di dapur dengan kopi hanya menggunakan boxer. Rambutnya berantakan jelas tampak habis bangun tidur dan abs cokelatnya itu terpampang dengan indah.

Sehun dan Kai tinggal di apartemen yang sama sejak mereka menginjak bangku kuliah, sudah merasa bosan tinggal di Mansion mereka masing-masing.

Sehun berusaha untuk tidak merona melihat tubuh Kai itu. Kau sudah sering melihatnya, Oh Sehun! Berhenti merona seperti itu!

"Pagi," gumam Sehun menyapa sambil membuat kopinya.

"Pagi," balas Kai sebelum menyeruput kopinya. "Kupikir kuliahmu sudah selesai?"

Itu benar, Sehun adalah mahasiswa berprestasi, berbeda dengan Kai yang begitu santai dan nilainya pas-pasan. Kini Sehun tengah menyusun skripsinya sedangkan Kai masih menikmati semester 7-nya dengan bermain-main.

"Ada janji bimbingan dengan dosen," jawab Sehun sambil membuat sarapan untuknya dan Kai.

Kai bergumam mengerti dan kembali meminum kopinya.

Pintu kamar Kai terbuka dan seorang wanita seksi keluar dari sana, telah berpakaian rapih. Sehun mengamati dalam diam ketika wanita itu menghampiri Kai dan menciumnya dalam. Pria itu mengalihkan perhatiannya kembali ke masakannya, mengabaikan hatinya yang kembali hancur untuk beratus kalinya karena cintanya pada sahabatnya tak berbalas.

Ya, Oh Sehun mencintai Kim Kai, sahabatnya sendiri.

Sehun berumur 14 tahun ketika ia mulai melihat Kai dengan cara yang berbeda. Ia mulai menyadari Kai begitu tampan dibawah sinar matahari, jantungnya mulai berdetak begitu keras setiap Kai merangkulnya atau menggenggam tangannya, ia mulai cemburu ketika anak-anak perempuan mendekati Kai dan mencoba menarik perhatiannya. Saat itulah Sehun menyadari ia telah jatuh cinta pada Kim Kai, dan itu menyakitkan.

Karena Sehun tahu cintanya tak mungkin berbalas. Kai adalah pria normal yang menyukai wanita, ia tidak seperti Sehun yang menyukai sesama pria. Tentu Kai tak masalah ketika Sehun mengaku bahwa ia seorang gay. Kai bahkan menghajar siapapun yang berani mengejek Sehun karena ia seorang gay. Tapi itu tak merubah kenyataan bahwa cinta Sehun tak pernah berbalas.

Apalagi sekarang Kai telah mencintai seseorang. Seorang wanita cantik yang tak bisa Sehun tandingi.

Suara pintu apartemen mereka tertutup membuyarkan lamunan Sehun. Ia melirik Kai yang kini sibuk dengan ponselnya sambil meminum kopinya.

"Kupikir kau mencintai Krystal," kata Sehun pelan meletakkan sarapan Kai di hadapan pria itu dan duduk di depan Kai untuk menyantap sarapannya sendiri.

"Itu memang benar," jawab Kai tersenyum bagai orang bodoh yang buta akan cinta.

"Dan setahuku wanita tadi bukanlah Krystal," komentar Sehun.

Kai menyeringai mendengar itu. "Oh, Sehunnie. Sehunnie-ku yang polos. Aku ini pria dengan kebutuhan seksual dan Soojung terus menolakku. Aku butuh pelampiasan, Sehunnie sayang," kata Kai dengan nada dibuat-buat.

Sehunnie-ku. Sehunnie sayang.

Jantung Sehun berdetak keras dan wajahnya merona mendengarnya. Karena Kim Kai memanggilnya sayang. Memanggilnya Sehunnie-ku, sesuatu yang menunjukkan kepemilikan.

Sadarlah, Oh Sehun! Itu tak memiliki arti apa-apa! Kim Kai tak mencintaimu! Berhenti berharap! Kai bahkan memanggilnya Soojung dan bukan Krystal lagi!

Tawa Kai membuyarkan medan perang yang terjadi di dalam pikiran Sehun. Sehun menatap sahabatnya itu dengan bingung tapi Kai malah tertawa terbahak-bahak dan menusuk pipinya.

"Kau merona! Serius, Sehun, kau benar-benar polos!" kata Kai tertawa membuat Sehun cemberut.

Sehun memukul tangan Kai yang mencolok pipinya dan memasang wajah dongkolnya, mulai menghabiskan sarapannya.

"Kau seharusnya tak seperti itu, Kai. Jika kau mencintai Krystal, kau takkan meniduri orang lain," kata Sehun menasehati.

Kai langsung berhenti tertawa dan menghela nafas. "Aku tahu, aku berusaha menahannya. Tapi kemarin aku benar-benar frustasi dengan Soojung jadi yah, aku mencari pelampiasan."

Sehun hanya tersenyum meski hatinya terasa teriris mendengar itu. Ia tahu itu. Biasanya Kai selalu membawa teman tidurnya setiap hari, tapi ini pertama kalinya dalam seminggu Kai membawa teman tidur lagi.

Kai benar-benar mencintai Krystal sampai mau melakukan itu.

Pria cantik itu menepuk-nepuk kepala Kai lalu mengacak-acak rambutnya membuat pria tan itu mengerang sebal.

"Sehun!" protesnya tapi tak menyingkirkan tangan Sehun dari kepalanya.

"Kau akan mendapatkannya, Kai. Tenang saja," kata Sehun menyemangati lalu melahap habis sarapannya dan kopinya.

Kai tersenyum padanya dan Sehun tahu pandangan terima kasih Kai itu. Kai memang tak pernah mengatakannya, tapi 16 tahun mengenal pria ini, Sehun bisa membaca Kai bahkan kata-kata yang tak terucap sekalipun.

"Dan karena aku sudah menyemangatimu dan membuatkanmu sarapan, kau harus mencuci piring," kata Sehun bangkit berdiri dan memakai ranselnya.

"Itu tak adil!" protes Kai merengek.

"Tidak adil? Itu sangat adil!" protes Sehun menatap tajam sahabatnya itu lalu melirik jam tangannya. "Dan aku hampir terlambat!"

Kai mendengus lalu mengangkat tangannya tanda menyerah. "Baiklah, Princess."

Sehun tersenyum senang dan memeluk Kai kilat sebelum berlari keluar dari apartemen mereka itu. Berseru 'Aku berangkat!' sebelum menutup pintu apartemen mereka.

Pria cantik itu keluar gedung apartemen mereka dan menatap langit cerah diatas kepalanya itu.

Kai mencintai Krystal, itu adalah kenyataan yang tak bisa Sehun sangkal. Sehun telah lama bersama-sama dengan Kai, ia mengenal Kai lebih baik dari siapapun. Saat Kai melihat Krystal pertama kalinya, Sehun tahu itu bukan ketertarikan sesaat. Itu bukan sekedar memenangkan target untuk naik ke tempat tidurnya. Tidak, ini jauh lebih dalam dari semua itu. Kai sudah jatuh cinta untuk pertama kalinya. Pada seorang Jung Soojung.

Krystal adalah primadona di fakultas Kai, di Fakultas Ekonomi & Bisnis. Sehun tak terlalu sering melihatnya berhubung ia kuliah di Fakultas Ilmu & Budaya. Tapi bahkan hingga di fakultas Sehun, reputasi Krystal bisa terdengar. Anak bungsu keluarga Jung yang begitu cantik, dingin, percaya diri. Tak tersentuh, tak bercela. Ia bukan seorang jalang yang berganti-ganti teman tidur, tidak sama sekali. Krystal adalah wanita yang terhormat dengan standar yang tinggi. Idola orang-orang baik wanita apalagi pria. Ia seorang wanita yang bersinar terang dan berkilau bagaikan kristal mewah nan mahal. Seseorang yang berharga.

Sampai kapanpun Sehun takkan bisa mengalahkan Krystal untuk menarik hati Kai. Sampai kapanpun Kai takkan memandangnya seperti Sehun memandang Kai. Sampai kapanpun… perasaannya takkan berbalas.

Apakah ini waktunya untuk berpindah hati? Apakah ia bisa berpindah hati setelah memendam rasa 7 tahun lamanya?

Jongin, jika kau tahu ini, apa yang akan kau katakan padaku? Batin Sehun menatap langit cerah itu. Aku merindukanmu, Sahabatku.

e)(o

TBC/Hold/Delete?•

Selagi dapet off kerja, aku mutusin buat mulai nulis cerita yang udah lama ada diotakku ini. Cast-nya Kim Twins x Sehun lagi nih. Heuheuheuheuheu.

Belom keliatan konfliknya, ya? Ini masih prologue, jadi sabar aja yah :D

Sedikit spoiler warning:
This story cointain: Kind & Gentle!Sehun, Asshole!Kai, Gentleman!Jongin, Cold outside but warm inside!Krystal

-willis.8894