Flirting

"Gerakanmu masih kaku, Jihoon-ah" Jihoon mendesah, ia mengelap keringat yang mengalir disekitar wajahnya.

Saat ini Jihoon sedang latihan untuk mempersiapkam comebacknya yang tinggal satu minggu lagi.

"Woojin-hyung, boleh aku istirahat sebentar? Aku benar-benar lelah."

Park Woojin, pelatih dance Jihoon mengangguk, ia duduk disebelah Jihoon dan menyerahkan sebotol air putih pada Jihoon.

"Omong-omong kudengar kau sedang menggoda CEO baru kita ya?"
Perkataan Woojin barusan sukses membuat Jihoon tersedak. Ia memukul-mukul dadanya sambil terbatuk.

"Enak saja! Aku tidak menggodanya!"

Jinyoung memang sudah resmi sebagai CEO barunya di agensi sekarang, namun disela-sela kesibukannya pasti Jinyoung akan tetap menemuinya, di studio, kantor agensinya ataupun apartemennya.

Woojin tersenyum, ia senang akhirnya Jihoon mempunyai kehidupan romantis, karena biasanya Jihoon selalu melamun dan membuat lagu-lagu melankolis yang kadang-kadang membuatnya merasa iba pada temannya ini. Bahkan Woojin merasa kehidupan cinta Jihoon itu lebih parah darinya yang baru saja putus dengan Hyungseob.

"Akhirnya Jihoonie punya pacar. Memang ya, kalau orang biasa sih pasti kau tolak tapi kalau CEO kita siapa yang bisa menolaknya?" Jihoon memutar bola matanya.

"Urusi dulu Hyungseob. Pengecut mana yang minta putus hanya karena takut dengan fans pacarnya?"

Jihoon keluar dari ruang latihannya meninggalkan Woojin yang tersenyum masam.


pip pip pip

Jihoon masuk kedalam apartemennya, ia kedinginan karena diluar hujan sangat deras dan kebetulan parkiran basement nya penuh jadi terpaksa ia parkirkan di lapangan parkir yang agak jauh dan dia harus kehujanan masuk ke gedung apartemennya.

Saat masuk Jihoon sudah memastikan bahwa apartemennya akan sangat gelap dan dingin. Jujur saja ia sangat ingin makan sup dan pelukkan Jinyoung sekarang, ia belum bertemu Jinyoung sejak minggu kemarin karena pria kesayangannya itu sedang ada dinas di luar kota.

Namun ia terkejut karena lampu apartemennya hidup dan tercium bau sup ayam yang biasa ia beli di restoran favoritnya, ia mengendap-endap menuju ruang tengahnya dan menemukan Jinyoung, lengkap dengan tas kerjanya dan setelan jasnya yang sedang duduk di sofanya, didepannya terdapat bungkusan take-out.

"Bae?" Panggil Jihoon, yang baru saja masuk. Yang dipanggil menoleh sambil tersenyum kearah Jihoon.

Jinyoung melingkarkan lengan panjangnya di sekitar Jihoon dan mengecup pipi putihnya.

"Kenapa kau basah kuyup seperti ini Jihoonie?"

Jihoon menggeleng, ia menelusupkan kepalanya di dada bidang Jinyoung dan balas memeluk dengan lebih erat, menikmati kehangatan yang terpancar dari tubuh 'calon' kekasihnya ini.

calon?

Ya, calon karena Jinyoung sampai sekarang belum juga meresmikan hubungan mereka walaupun Jihoon jelas-jelas menunjukkan bahwa ia sangat bersedia untuk menjadi kekasihnya, bahkan Jihoon sering memberikan kode keras padanya namun Jinyoung selalu saja mengabaikannya.

"Ganti bajumu dulu Jihoonie, aku sudah belikan sup kesukaanmu"
Jihoon menggeleng, makin mengeratkan pelukannya pada Jinyoung membuat Jinyoung jadi gemas karena tingkah manjanya.

"Mandi dan ganti bajumu atau aku yang akan memandikanmu, Park Jihoon" Jihoon langsung melepaskan pelukannya dan merengut.

" Bae mesum!" Teriaknya sebelum ia berlarian ke kamar mandinya.

Seusai mandi Jihoon langsung kembali bergelayutan manja pada Jinyoung. Mulai dari meminta Jinyoung untuk mengancingkan baju ( yang tentunya membuat Jinyoung mati-matian menahan nafsunya karena melihat kulit putih mulus milik Jihoon), disuapi makan, dan minta Jinyoung untuk tidur sambil memeluknya sampai besok pagi.

"Bae" Suara Jihoon yang lemas karena mengantuk membuat mata Jinyoung yang tadinya terpejam kembali terbuka.

Saat ini Jinyoung tengah memeluk Jihoon, mengelus punggungnya agar yang lebih tua bisa tidur.

"hmm? "

Jihoon mendongak, menatap iris gelap milik Jinyoung.

"Apa kau mencintaiku Bae?" Jinyoung tersenyum, ia mengecup bibir penuh Jihoon sekilas kemudian mengangguk.

"Aku sudah mencintaimu sejak usiaku 15 tahun, Jihoonie"

Jihoon tersenyum senang ia mengecup pipi Jinyoung. Wajah Jihoon terlihat memerah, sangat menggemaskan.

"Aku juga mencintaimu, Bae" Jihoon kembali menyandarkan kepalanya ke dada bilang Jinyoung sebelum melancarkan ucapannya.

"Jadi..bukankah sebaiknyanya kita berpacaran?" ucapan Jihoon terdengar samar, namun Jinyoung masih bisa menangkapnya.

Jinyoung kembali tersenyum, ia menangkup kedua pipi Jihoon dengan tangannya dan kembali mencium bibir Jihoon. Jinyoung menempelkan keningnya pada Jihoon.

"Bukankah lebih baik lagi kalau kita langsung menikah saja?"

"Yak!" Pipi Jihoon memerah, ia memukul dada Jinyoung pelan yang hanya dibalas tawa pelan oleh Jinyoung.

Jihoon akhirnya tertidur sekitar 5 menit setelah Jihoon berhenti mengomel karena Jinyoung yang terus menggodanya bahwa ia ingin menikahi Jihoon sekarang juga

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore namun Jihoon baru saja bangun, ia menatap sekelilingnya.

Setelah meregangkan tubuhnya ia turun dari tempat tidurnya dan menuju ke dapur.

"Bae?"

grep.

Seseorang memeluk pinggang Jihoon dati belakang, menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher Jihoon.

"Mencariku?" Jihoon tersenyum, ia membalik badannya dan melingkarkan tangannya di leher Jinyoung.

"Selamat pagi" Jinyoung tertawa mendengar ucapan Jihoon.

"Ini jam 3 sore sayang, kau tidur seperti putri tidur saja."

"Lagian, kenapa sang pangeran tidak membangunkan putri tidur dengan ciuman?" Jinyoung menampakkan smirknya.

"Bahkan pangeran sudah membangunkan putri tidur dengan cara yang lebih baik." Mata Jinyoung mengarah ke leher Jihoon.

Jihoon mengerjap beberapa kali, ia kemudian melepaskan dirinya dari pelukkan Jinyoung dan berlari menuju cermin dan mengecek lehernya.

merah.

"BAE JINYOUNG KAU MESUM SEKALI."

Jihoon berteriak, bagaimana tidak kesal? Jihoon ada jadwal konser 2 hari lagi dan Jinyoung seenak jidatnya menandai lehernya.

Bukan hanya satu dua tanda saja tapi sangat banyak, bahkan saat Jihoon membuka piyamanya sekujur dadanya juga dipenuhi bercak merah-keunguan. Jihoon jadi ngeri sendiri, ia bahkan mengecek kalau-kalau pinggulnya terasa sakit, bisa saja kan Jinyoung kelepasan dan membobolnya habis-habisan seperti minggu lalu?

Well, Minggu lalu Jinyoung bahkan melakukan yang lebih parah, ia membangunkan Jihoon dengan cara 'unik'. unik dalam artian Bae Jinyoung membangunkannya dengan tangannya sudah bermain-main dengan benda diselangkangannya.

Tapi sudahlah, toh Jihoon juga menikmatinya, walaupun ada sedikit perasaan gelisah karena Jinyoung yang tidak berniat menjalin hubungan resmi dengannya.

"Mandilah, setelah itu makanー"

Ucapan Jinyoung terpotong karena bunyi bell apartemen Jihoon. Dengan malas Jinyoung berjalan dan membukakan pintunya.

"Siapaー"

BRUG

Orang yang membunyikan bel tadi langsung menghambur memeluk Jinyoung. Jinyoung terdiam beberapa saat sampai merasakan lehernya basah.

"Siapa yang datang?" Jihoon mendatangi Jinyoung dan orang yang tadi memeluknya.

"Hyuung"

"Seonho?" Jihoon langsung panik, pasalnya orang yang datang tadi adalah Seonho, dia anak seorang pengusaha yang tinggal sendirian di apatemen sebelahnya.

Seonho belakangan ini sering ke tempat Jihoon sambil menangis meraung-raung karena karena seseorang yang memberikan hadiah didepan pintu apartemennya. Menurut Jihoon, Seonho itu bodoh karena mengira pemberi hadiah itu adalah penguntit mesum atau orang yang ingin mencelakakannya, padahal jelas-jelas semua barang yang diberikan sangat aman dan harganya mahal.

"Kenapa lagi Seonho yah?"

Seonho menggeleng, ia menunjukkan sebuah tas kertas yang isinya sebuah sepatu yang kalau Jihoon ingat-ingat minggu kemarin Seonho terus-terusan bicara padanya kalau dia menginginkan sepatu itu.

"Hah...sudahlah Seonho, orang itu mungkin menyukaimu dan ingin membuatmu senang dengan hadiah-hadiahnya. Lagian kau kan memang menginginkan sepatu ini" Jinyoung mendecak kesal karena Seonho yang terlampau sering kerumah Jihoon, Bisa saja Seonho sebenarnya modus dan ingin merebut Jihoon-nya kan?

" Tapi hyung! aku hanya cerita tentang sepatu ini pada Jihoon hyung, Jinyoung hyung dan teman-teman Jihoon-hyung yang minggu lalu

ikut berkumpul disini!" Jinyoung memutar bola matanya.

"kau yakin? mana ada yang mau menghadiahimu, seingatku yang kesini hanya aku, Guanlin, Sungwoon-hyung dan Sewoon saja yang datang"

Seonho mengagguk, omongan Jinyoung benar. Sungwoon-hyung selalu mengusirnya, Sewoon dan Guanlin juga tidak terlalu kenal dengannya, mana mungkin mereka memberikan bingkisan begini padanya.

"Sudahlah, ayo aku temani ke apartemenmu, akan kutunggui sampai makan malam oke?" Jihoon yang memang selalu memanjakan Seonho dengan senang hati menungguinya, Jinyoung? Dia tidak berhenti mengumpat sejak Jihoon dan Seonho meninggalkannya sendirian di apartemen Jihoon.

Jinyoung mengambil handphonenya kemudian menelpon Guanlin.

"Yak! Lai Guanlin, kalau kau suka padanya langsung bilang saja! Sudah berapa kali kubilang kalau Seonho itu merepotkan!"

"hehe, maafkan aku Jinyoung-ah, tapi sebentar lagi, aku sedang sibuk-sibuknya sekarang, setelah tugasku selesai aku janji akan mulai mendekatinya"


"Jadi Jihoonie, kau memang pacaran ya dengan CEO agensimu ya?"

Beberapa artis lain yang ada di ruang tunggu melirik tertarik. Pura-pura tidak peduli padahal mereka mulai menajamkan pendengaran, penasaran siapa yang berhasil meluluhkan si manis Park Jihoon. Mereka memang sedang di ruang tunggu belakang panggung saat ini makanya ramai.

Jihoon dengan cepat menutup mulut Hyungseob, ada beberapa wartawan disini, bisa bahaya kalau ketawan dia pacaran, sama CEO sendiri juga, bisa disangka dia bayi gula-gula CEO nya itu. Lagian kan dia dan Jinyoung memang 'belum' pacaran walaupun...yah begitulah.

Jihoon sibuk memukuli Hyungseob karena asal ceplos. Tidak sadar kalau ada seseorang yang langsung mengambil ponselnya dan menelfon wartawan.

"Hey, kau tahu, ternyata Park Jihoon itu selalu di promosikan dengan baik karena dia menggodai CEO nya! Aku dengar sendiri tadi dia dan temannya membicarakan hal itu! Sudah kuduga wajah manis dan sikap sok baiknya itu hanya topeng! Dia seperti jalang aslinya."


A.n :

Update dulu biar tidak pada kecewa wkwkwk, masih galau untuk pindah dan masih terlalu sibuk untuk pindah kemarin itu sebenernya ada yg pm aku dan bilang kalo aku tuh ga seharusnya buat ff pake chara underage u/ pornographic content. Tapi kan ini bukan pornographic content, lagian aku perjelas usia karakter disini usianya udah cukup umur untuk yg gitu-gituan...

etapi setelah ak cek work org yg pm aku itu ternyata dia itu demen panwink gitu dan kyk anti bgt sama winkdeep (sebenernya gue jg gitu sih tp kebalikannya). Sebenernya bukan masalah yang bener2 menyinggung, cuma aku jd bete aja lah jadinya, padahal dia sendiri juga buat ff panwink yg rated yang lebih frontal lg bahasanya -_-