Disclaimer : I do not own Naruto and any other characters.

Warning : OOC. Gaje. Bahasa tidak baku, semi formal, suka-suka tergantung sikon. Lebay. Humor garing.

Attention : RATE M FOR SAFE! Rate M hanya untuk tema, kata-kata, beberapa adegan 17+ dan keintiman touchy-touchy! DON'T ASK FOR MORE, 'KAY?!

Tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun.


LOVE BITE

oleh VikaKyura.

Sasuke tidak suka pada Ino yang bisa seenteng ini menyodorkan tubuh padanya. Seolah ini membuktikan bahwa, gadis itu memang tidak pernah melihat dirinya sebagai lelaki. Padahal Sasuke kurang jantan apa, coba? Sigh.


Rasanya kepala Uchiha Sasuke berdenyut-denyut seperti mau pecah.

Wajah tampannya kedutan, kupingnya panas, darahnya bergolak. Urat-urat perempatan jengkel menghiasi seluruh permukaan keningnya yang semula mulus. Emosi semacam ini yang selalu menyambut Sasuke di setiap jam pulang sekolah.

Alasannya?

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"

Tentu saja jeritan dan teriakan membahana para gadis kelebihan hormon, yang ngaku-ngaku sebagai fansnya itu.

Sasuke-sama! / Ahhhhhhnn, notice me senpaaaiiii! / Rusak aku, hancurkan hidupku, koyak hatikuuuuu, maaassss!

Lebay, gila.

Sekedar informasi, Sasuke SANGAT BENCI teriakan "Kyaa Kyaa" para fansnya.

Tapi, meski lagi bete gak ketulungan, dia berusaha untuk tidak meledak. Mukanya masih tetap terlihat datar-datar saja. Sikapnya pun masih tetap sedingin es di antartika, jutek tiada tara. Dan bicaranya, masih pedas!

"Minggir, bangke cicak!" gerutu Sasuke sewot.

Kyaaaaa~~ so badass!

Eh, gadis-gadis malah kesenengan. Mereka langsung pingsan bergelimpangan. Sedetik lewat, mereka bangun lagi dengan badan sempoyongan, bak orang yang baru bangkit dari kubur.

Sasuke gemas ingin remas muka. Bukannya menyingkir, para fansnya malah makin heboh mengerumuninya. Kini para gadis itu mulai bergerak barbar, main sikut, saling tendang dan jambak-jambakan. Kaya orang kesurupan. Bikin Sasuke bergidik.

Sasuke-sama, gigit aku pleasee! / Kumohon, hisap darahkuuuu~~ / Tidak! Darahku saja—

"Gak sudi!" timpal Sasuke dingin.

Lagi-lagi, meski terus diperlakukan jutek begitu, para gadis di sana malah klepek-klepek makin histeris. Seolah sedang mengidap budeg berjamaah, mereka malah tambah goyang meliak-meliuk girang bak cacing disiram air keras. Dasar cacing mabok!

Sigh. Sasuke cape. Dia jadi heran, apa yang sudah meracuni otak para wanita muda di zaman ini? Dasar generasi micin! Dia tambah jengkel saja rasanya.

Ya, fans-fansnya itu tidak sedang bercanda saat minta dihisap. Ada alasan lain selain karena kelebihan hormon.

Di antara siswa Akademi Konoha itu, memang terdapat seorang makhluk yang sangat dipuja, bagian dari klan yang begitu dihormati. Uchiha family, yang merupakan keluarga pureblood vampire.

Sasuke adalah seorang penghisap darah langka yang hidup di era tersebut.

"Maaf menunggu, Tuan Sasuke."

Terdengar satu suara merdu nan menyejukan seorang gadis dari arah belakang, membuat Sasuke langsung antusias menoleh. Ah, sang penawar hati datang juga akhirnya.

"Ino." Pemuda itu menatap gadis di depannya dengan tatapan menuduh dan pura-pura kesal. "Kenapa lama sekali?"

Sementara gadis yang dipanggil Ino tersebut hanya bisa memasang senyum bersalah, dia berucap dengan nada penuh sesal. "Mohon maaf,"

Tapi bukannya tambah jengkel, kekesalan Sasuke yang tadi sudah menggunung seolah menguap begitu saja, tak ada jejak. Pemuda itu hanya buang napas. "Yasudah, ayo pulang!" serunya, segera menyambar lengan gadis itu.

Si gadis mengangguk patuh.

Para fans Sasuke langsung kicap-kicep dan cemberut kecewa dengan tatapan dipenuhi rasa kagum sekaligus iri, ketika melihat gadis cantik berambut pirang dan bermata biru itu selalu menempeli sang idola kemana-mana. Mereka mulai sesi gosip bisik-bisik.

"Ino-san selalu berada di sisi Sasuke-sama ya, jadi pengen." / Ah, cemburu ini membakarku... / Jadi rumor itu benar? Mereka betulan pasangan kekasih yah?"

Telinga Sasuke yang jeli bisa menangkap bisikan itu. Dengan tampang bangga dia kembali berbalik. "Begitulah! Sudah jelas ka—"

"Konyol! Jangan asal bicara, itu tidak masuk akal." Sambil mengibaskan tangan dan tertawa geli, Ino segera memotong praduga orang-orang.

"Berhenti sebarkan rumor receh seperti itu," tambahnya. Meski tetap tersenyum ramah, namun ekspresi si gadis berubah serius. "Aku hanya seorang pelayan,"

DOEENG. Sasuke berjengit seketika saat mendengar penolakan tegas tanpa ragu tersebut.

"Cuma makanannya Tuan Sasuke,"

Jleb. Ada suara hati tertusuk.

"Peliharaannya,"

Ngek. Ada bunyi kaya kucing bengek.

"Sama sekali tidak ada hubungan asmara atau yang lainnya," pungkas Ino mengungkapkan.

K-r-a-k.

Ada bunyi remuk seperti suara kecoak terinjak.

Tubuh Sasuke roboh ke tanah. Meski masih berusaha pasang poker face, pemuda itu tak kuasa untuk tidak ngurut dada. Dia sedang merasa sangat terpental.

Menyadari tuannya tiba-tiba ambruk merangkak di tanah sambil pegang dada, Ino segera ikut membungkuk dan bertanya khawatir. "Ada apa Tuan Sasuke? Kram perut kambuh?"

Sasuke menggeleng miris. Kram perut apaan, emangnya dia lagi mens, apa?

"Tidak apa-apa," jawab dia, berusaha terdengar datar. "Aku sama sekali tidak terluka, kok," tepisnya, berusaha tegar. Padahal dalam hati dia meringis. Potek hati abang, dek, potek!

Sambil cemberut dan mencoba mengumpulkan kembali puing-puing hatinya yang pecah, Sasuke menegakkan diri dan mulai melangkah menuju tempat mobilnya terparkir.

Ino sempat menaikkan alis. Lalu sambil mulai ikut berjalan, dia merogoh isi tasnya dan menyerahkan sebuah minuman kotakan bertuliskan 'JUS TOMAT MENYEGARKAN' pada Sasuke.

"Perut Anda kosong? Minum ini dulu sebelum sampai di rumah," tawarnya penuh perhatian, menyodorkan sedotan jus itu tepat ke depan mulut Sasuke.

Sasuke hanya mengangguk dan menundukkan kepala, langsung menyeruput isi jus tersebut.

Ya. Sudah bisa menduga kan?

Nama gadis itu Yamanaka Ino. dan Sudah hampir 10 tahun ini... Sasuke menjalani cinta bertepuk sebelah tangan, pada gadis yang sangat tidak pekaan itu.

. . .

love bite—

A vampire is a being from folklore that subsists by feeding on the life essence (generally in the form of blood) of the living. (source : wikipedia)

Seorang vampir adalah makhluk dari cerita dongeng yang hidup dari memakan energi kehidupan (umumnya dalam bentuk darah) manusia, dan, atau makhluk hidup lainnya.

love bite—

. . .

Mansion keluarga Uchiha, kamar pribadi Sasuke.

Ino sedang melampirkan blazer sekolah Sasuke ke dalam lemari, sementara si pemuda sibuk menontoninya.

Gadis itu tidak bohong saat bilang dia adalah pelayannya Sasuke. Keluarga Ino memang telah melayani keluarga Sasuke sejak lama. Tapi si pemuda tidak suka cara gadis itu menyampaikannya pada orang-orang. Seolah hubungan mereka memang tidak akan pernah lebih dari itu.

Sasuke melonggarkan dasi dan kerah kemejanya. Onyxnya masih betah menatap punggung Ino lama-lama. Entah mengapa, setiap kali memandangi siluet gadis itu, dada Sasuke terasa sesak. Tubuhnya selalu terasa panas bak tersulut api.

Tanpa suara, Sasuke bangkit dari duduknya, lalu menghampiri Ino dalam diam.

Greb.

Ino agak melonjak saat merasakan tubuhnya dipeluk dari belakang. Namun dia tetap bersikap kalem saat menengokkan kepalanya ke samping. "Tuan Sasuke?" panggilnya.

Dua tangan Sasuke melingkari pinggang Ino begitu erat, membuat tubuh mereka menempel rapat, tanpa ada jarak. Pemuda itu membenamkan wajahnya di pundak Ino. Sambil memejamkan mata, dia menghirup harum tubuh gadis itu dalam-dalam. Aroma favoritnya.

Sudah lama sekali Sasuke menyukai gadis itu. Makin hari dia semakin tidak tahan saja rasanya. Maka, tiap kali ada kesempatan, dia pasti tak akan segan-segan untuk berusaha melakukan penyerangan. Seperti sekarang.

Sasuke menggeser wajahnya dan mulai menelusurkan mulutnya di tengkuk Ino. Dia bisa merasakan gadis itu menelengkan kepalanya dengan pasrah ke samping, memberi Sasuke akses lebih mudah untuk menjamah lehernya.

"Ino..." desis Sasuke selagi mulutnya mulai mengecup kulit sensitif si gadis. Lengannya mendekap tubuh Ino dan jemarinya mengelus perut datar si gadis lebih intens.

Didengarnya gadis itu mendesah. Tangan-tangan mungil mulai menangkup lengan besar Sasuke.

"Tuan..." Ino balik mendesis. Satu tangannya naik dan menangkup sebelah pipi Sasuke. Kepalanya menunduk untuk memandang sang tuan. "Anda sudah tidak tahan?" tanyanya dengan suara serak-serak sensual.

Onyx Sasuke yang tadi sempat terpejam, kini langsung membuka lebar. Dia mendongak perlahan untuk menatap paras cantik Ino. Apa akhirnya... gadis itu sadar juga akan perasaannya yang nyaris membuncah ini?

Sambil memandang lekat aquamarine Ino dengan penuh harap, Sasuke mengangguk cepat-cepat. Dia memang sudah sangat tidak tahan.

Dilihatnya senyum seribu volt tersungging di bibir ranum Ino. Seketika itu hatinya seolah sedang tersetrum. Tapi kenapa, si gadis malah masih terlihat santai seperti biasa?

"Sudah saya duga." Dengan kalem Ino berujar. "Anda sudah tidak tahan ingin makan, ya? Ini memang sudah waktunya makan siang."

Glek. Bunyi kepala Sasuke kejengkang.

Seharusnya pemuda itu memang sudah bisa tahu, kalau adegan-adegan romantis dan wajah-wajah tersipu tak akan pernah terjadi. Jika lawan mainnya adalah gadis yang tidak pekaan itu.

Sigh.

Melepaskan pelukan Sasuke dengan mudah, Ino segera berbalik dan menuntun pemuda itu. "Mari," ajaknya disertai senyum.

Senyuman yang selalu berhasil menghipnotis Sasuke, menjeratnya dengan sangat mudah bagai mangsa dalam buaian pemburunya.

Gadis itu mendudukkan Sasuke di sofa favoritnya.

"Tunggu sebentar," pinta Ino, sebelum ia mulai melonggarkan blazernya sendiri dan membuka dasi pita di lehernya.

Sasuke bisa menyaksikan dengan jelas saat gadis itu menanggalkan blazernya sampai jatuh ke lantai, lalu melucuti dasinya tepat di hadapannya. Dengan santai, Ino membuka kancing kemejanya satu-per satu, sampai Sasuke dapat melihat jelas bra berwarna ungu gelap yang dikenakannya. Seperti biasa, pemandangan itu terlihat sangat menggoda. Ino terlihat begitu seksi.

Kulit mulus di sepanjang pundak gadis itu, dan lembah dada Ino yang sangat pas ukurannya, selalu berhasil membuat Sasuke menegang. Napasnya memanas dan kadar hormon di tubuhnya meningkat jumlah.

Masih menatap lekat pemandangan menggiurkan yang disuguhkan kepadanya, pemuda itu menelan ludah.

Sasuke sangat suka situasi ini, sekaligus tidak suka. Galau kan?

Dia suka pada pemandangan menyegarkan di depannya, namun dia juga tidak suka saat melihat Ino bisa melakukan itu dengan mudah, menanggalkan pakaiannya dengan sesantai itu.

Setelah menurunkan kerah kemeja melalui pundaknya, Ino berjalan mendekat. Dia menyodorkan diri pada sang tuan. "Silahkan makan, Tuan," ujarnya.

Meski seluruh darah di tubuhnya terasa mulai bergolak, Sasuke tetap berwajah datar. Satu tangannya mulai terulur untuk meraih satu lengan Ino, dan menarik tubuhnya mendekat. Sementara tangannya yang lain diangkat untuk menangkup pipi si gadis, lalu dia menurunkan jemarinya pelan-pelan untuk menelusuri rahang, leher, pundak, punggung dan akhirnya di tempatkan di pinggul Ino.

Sasuke tidak suka dengan kata 'makan' yang dipakai gadis itu, dia juga tidak suka padanya yang bisa tenang seperti ini di hadapannya.

Sambil memeluk lembut tubuh gadis itu dan mengarahkan wajahnya mendekati ceruk di antara pundak dan leher Ino, Sasuke mulai memejamkan mata. Merasakan hangatnya tubuh si gadis di kulitnya.

Sasuke mulai meremas erat punggung gadis itu.

Setelah cukup lama mengecup pundak Ino, Sasuke mulai menjulurkan lidahnya untuk menjilati leher gadis itu. Dirasakannya Ino melenguh dan membusungkan dada. Kedua tangan gadis Yamanaka itu mencengkram pundak Sasuke.

Akhirnya si pemuda mulai mengaktifkan sharingannya. Pupil merah yang akan merangsang sepasang taringnya untuk mencuat lebih panjang.

Grauk.

Sasuke menusukkan taring itu menembus kulit leher Ino.

"Ukh," si gadis melenguh.

Darah mulai mengalir dari pembuluh darahnya dan masuk terhisap oleh mulut tuannya.

Sasuke merasakan pipinya memanas. Barangkali wajahnya sedang merona sekarang. Dia sedikit mendongak untuk memandang ekspresi yang sedang dipasang Ino saat ini.

Gadis itu sedang bersemu dengan mata terpejam. Bibir ranumnya merenggang, meloloskan beberapa desahan lanjutan.

'Manis sekali,' pikir Sasuke selagi menghisap darah Ino lebih kuat. Darah gadis itu rasanya manis, sangat lezat.

Ini adalah satu-satunya waktu dimana Ino akan menunjukkan wajah meronanya di hadapan Sasuke. Hanya saat pemuda itu menghisap darahnya. Sasuke mengamati ekspresi itu lekat-lekat.

Dada Ino sedang menekan tubuhnya, dan lenguhan gadis itu terdengar sangat sensual di telinganya. Tentu saja selalu berhasil membuat Sasuke terangsang.

Meski pun kentara sedang menikmati semua ini, suatu tempat dalam hatinya sedang terasa sesak.

Sasuke tidak suka pada Ino yang bisa seenteng ini menyodorkan tubuh padanya.

Seolah ini membuktikan bahwa, gadis itu memang tidak pernah melihat dirinya sebagai lelaki. Padahal, Sasuke sangat menyukainya. Dan mereka sedang berada sedekat ini.

Bahkan Sasuke sampai bisa tahu pasti tiga ukuran lekuk tubuh gadis itu. Berapa lingkar dada, lingkar pinggang dan lingkar pinggulnya, pemuda itu sudah sangat hapal. Bahkan Sasuke selalu tahu warna dan bentuk bra yang dipakai Ino setiap hari. Tapi kenapa... gadis itu selalu terasa jauh. Kenapa... seolah hanya dirinya yang selalu merasa berdebar seperti ini? Kenapa, gadis itu tidak merasakan hal yang sama dengannya?

'Mengertilah... Ino..."

Sasuke kembali memeluk tubuh Ino lebih erat selagi menyandarkan lehernya di dada gadis itu. Seolah ingin menyalurkan perasaan yang membuncah di dadanya. Panas tubuh mereka bersatu. Engah napas mereka seolah bisa terdengar saling sahut-menyahut. Dirasakannya dada Ino naik turun setiap kali gadis itu mengambil napas.

Grauk. Hisapan Sasuke menjadi lebih kuat. Slurp. Membuat Ino melenguh lebih dalam.

Ritual 'transfusi' itu berjalan untuk waktu yang cukup lama, sampai Sasuke merasa kenyang... dan puas.

.

.

Sret.

Setelah semuanya selesai, Ino kembali membenahi kemejanya dan memakai blazernya lagi. Setelahnya, gadis itu mengeluarkan sapu tangan dan segera mengelapi bercak noda darah yang masih tertinggal di mulut Sasuke.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi," ujar Ino. "Tuan beristirahatlah." Gadis itu mendorong tubuh Sasuke sampai rebah ke atas kasur.

Lalu Ino meraih dan menenteng kemeja putih pemuda itu di lengannya. "Saya akan mencuci kemeja Tuan Sasuke yang terkena noda darah," pungkasnya.

Tersenyum manis, dia segera undur diri dan berjalan menuju pintu.

Blam! Pintu ditutup, menelan sosok Ino lenyap di sana.

"..."

Sasuke belum berkata apa pun sejak tadi. Hanya menatap seluruh gelagat Ino dalam diam.

BRUK!

Akhirnya Sasuke menjatuhkan dirinya ke atas kasur. Lalu dia gelindingan di sana.

Srak. Sruk.

Dia terus berguling ke kanan dan kiri sambil dua tangan mangacak-acak rambut hitamnya.

'Jangan pergi begitu saja setelah selesai, dong! batin Sasuke, terus bergerak frustasi. 'Belum lagi dengan mudahnya dia melepas bajuku begitu saja!'

Tadi Sasuke memang ditelanjangi seenaknya. Sebagai seorang lelaki, dia merasa kecolongan.

Pemuda itu meraih sebuah bantal dan meremasnya. 'Padahal aku ingin melakukan ini,' Sasuke mulai memeluk bantal tersebut erat-erat. 'dan ini!'

Chuu. Chuu.

Lalu bantal tersebut diciumnya berkali-kali.

"Aaaaargh. Syialaaannnn," erangnya depresi.

Walau pun perutnya sudah penuh tapi hatinya sama sekali tidak terpuaskan! Meski pelayanan Ino sudah terbilang maksimal dan memuaskan, namun Sasuke masih saja merasa kurang.

"Memangnya aku ini nona besar, apa? Sampai selalu dimanjakan olehnya seperti itu! Aaargghhh!"

Kabut gelap yang suram membayangi kepala pemuda vampir itu.

Sasuke tidak suka.

Hubungan antara tuan dan pelayan yang selama ini terbangun diantara mereka akibat sikap datar gadis itu, kini tambah memburuk menjadi hubungan 'tuan dan makanan' yang semakin menguat.

Akibatnya, kondisi hati Sasuke menjadi semakin miris dan nasibnya tambah mengenaskan.

Mulut pemuda itu makin melengkung ke bawah. Jika begini terus... Sasuke menghitung dengan jari seberapa banyak peluang dia bisa menaklukan hati gadis itu, yang hasilnya kira-kira seratus persen, menunjukkan angka nol.

Kepala Sasuke kembali ambruk ke atas bantal.

Sigh.

Bagaimana pun, dia harus segera melakukan sesuatu untuk bisa keluar dari situasi naas ini! Mengepalkan tangan, Sasuke bertekad.

Pffft, syian amat!

-TBC-


Alur dan beberapa adegan terinspirasi dari sebuah cerita di komiknya Sugishippo.

Kamvreto, why ai malah tergoda bikin cerita baru?-_- hesemelehhh~~

Anggap ini selingan dari fanfic Blend X Bond. Disini dan disana Sasuke sama-sama vampir, makhluk serupa tapi tak sama ya! XD

Berminat lanjut baca?

Review~