THE MOST STRONGEST SOLDIER

Disclamer: Naruto hanya milik Masashi Kishimoto

Genre: advendure, family, romance, and friendship

Pairing: Belum ditentukan

Summary: Naruto dibuang oleh ayahnya tanpa sepengetahuan ibu dan kakak-kakaknya hanya karena mitos yang dipercayai penduduk dikotanya! Beberapa tahun kemudian terjadi penyanderaan di salah satu rumah sakit di kota tersebut, dan pemerintah hanya mengirim 1 orang tentara untuk menanganinya...

WARNING!: Militer!Naru, Smart!Naru, alive!MinaKushi, Twins!NaruMenma, Typo, OOC!SudahPasti, Gaje, Newbi!Author, Namakotadandistriksembarangan, dll

(A/N): Hai semua! Sebelum kita kecerita, pertama-tama saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketelambatan saya dalam update, itu dikarenakan berbagai masalah yang melanda saya didunia nyata! Dan tidak baik jika membahas masalah pribadi disini, itu akan menunjukan ketidak profesionalan saya!

Dan saya juga minta maaf untuk kesalahan saya! Review beberapa reader telah menyadarkan saya dari kebodohan saya, yaitu tentang judul yang seharusnya 'STRONGEST' jadi 'STRONGES'. Kedua adalah 'SCIENT' yang saya tulis 'SIANT'.

Itu karna saya terlalu fokus pada cerita sehingga kurang memperhatikan hal sekecil itu! Yah, judul utama sih sudah saya ganti, tapi tidak dengan judul disetiap chapter sebelumnya! Itu agar mengingatkan saya, bahwa saya harus memperhatikan hal-hal kecil!

Dan seperti yang kalian duga, ada skip time di chapter ini, karna tidak mungkin cerita ini berisi naruto berumur 10 tahun terus, apalagi saya kehabisan ide bagaimana menggambarkan naruto diumur 10 ini, karna menurut saya, saya sudah menggambarkan naruto sejelas mungkin, mulai dari fisik sampai kepribadian, dan itu terlalu panjang!

Alright, enjoy please! Ceck this out!

Chapter 5

Tujuh tahun telah berlalu semenjak naruto mulai bersekolah, dan dia telah terbiasa dengan kehidupan barunya.

Dimulai dari sifat tempramental dari ibu angkatnya, Tsunade. Sifat manja adik angkatnya, Samui. Sifat bijaksana ayah angkatnya, Jiraya. Dan semua sifat unik teman-temannya, dia sudah terbiasa. Meski begitu, dia tidak pernah melupakan tujuannya, menjadi sukses dan kembali pada keluarga kandungnya.

Ibu angkatnya, Senju Tsunade. Wanita tempramental yang awet muda. Dia mudah marah jika naruto mulai berceloteh tentang hal-hal yang membuat dia bingung. Namun, meskipun dia mudah marah, tapi dia bisa memberikan dukungan ketika naruto bersedih saat merindukan Khusina, ibu kandungnya. Tsunade akan selalu memberi dukungan baik itu dukungan mental, maupun dukungan material, dia adalah ibu yang baik dan penuh kasih sayang terlepas dari sifat pemarahnya.

Senju Jiraya, ayah angkatnya, kenapa marga suami istri ini sama padahal itu adalah marga dari tsunade? Itu dikarenakan jiraya adalah sepupu jauh tsunade. Tidak, mereka menikah bukan karna perjodohan, tapi karna keteguhan jiraya dalam mendapatkan cinta tsunade, itu kisah lama yang akan diulas lain waktu.

Jiraya adalah pria yang memiliki sifat bijaksana, ramah, dan mudah membuat orang berbicara terus terang. Sejauh ini naruto tidak pernah bisa berbohong saat jiraya mulai mengajak bicara dirinya. Jiraya bisa membuat naruto menceritakan masa lalu kelam di Konoha, meskipun jiraya sudah tau dari tsunade, namun itu tidak membuat jiraya puas kecuali mendengar langsung dari orang yang memiliki cerita.

Awalnya naruto enggan menceritakan itu karna dia yakin bahwa ayah angkatnya itu sudah tau tentang hal tersebut. Namun seperti yang tertulis diatas, jiraya dengan mudah meyakinkan dia untuk bercerita terus terang.

Begitu juga dengan beberapa hari yang lalu, ketika dia berfikir mencari pekerjaan part time untuk membeli telepon genggam agar memudahkan berkomunikasi dengan teman sekelasnya, tapi jiraya kembali membuat naruto bercerita dengan mudah. Dan dengan itu jiraya membelikan naruto sebuah telepon genggam keluaran terbaru, tentu itu membuat naruto sungkan, tapi dia harus menerimanya, tidak baik menolak pemberian.

Senju Samui, dalam Tujuh tahun ini dia telah tumbuh menjadi remaja cantik. Rambut pirangnya dipotong sebahu, tinggi yang mencapai bahu naruto, dan tonjolan diatas perutnya tumbuh dengan pesat! Apa memang semua wanita keluarga senju memiliki tonjolan sebesar itu? Entahlah karna sejauh ini dia hanya melihat dua wanita dari keluarga senju.

Dia juga sangat dekat dengan naruto layaknya saudara kandung, tak ada kesenjangan dengan status mereka sebagai saudara angkat. Hal itu karna naruto telah menjaga dan melindunginya sebagai kakak yang melindungi adik. Dia sering meminta bantuan pada naruto untuk mengerjakan tugas, sangat sering.

Mereka sering berangkat ke sekolah bersama. Bagaimana bisa? Karna saat ini dia bersekolah di sekolah yang sama dengan naruto! Tokyo International School, ditingkat 2 Koko Gakkou. Mereka menggunakan bus untuk berangkat sekolah, itu karena naruto yang tidak mau diantar oleh tsunade maupun jiraya, apalagi supir.

Naruto selalu beralasan ingin menjadi orang normal dengan pergi kemanapun menggunakan kendaraan umum. Apalagi naruto tau, kedua orang tua angkatnya adalah orang-orang sibuk. Hal itu yang membuat samui juga harus menggunakan bus untuk bersekolah, selain karna dia punya alasan yang sama dengan naruto, dia juga ingin terus bersama kakaknya tersebut.

Untuk urusan sekolah, naruto sendiri masih berada di kelas ACE dengan teman-teman yang sama! Kelas ACE tidak diurutkan dengan sistem sekolah pada umumnya, kelas itu diurutkan sesuai umur dari siswa didalamnya. Terdengar aneh, tapi karna memang sekolah ini mengelompokan anak-anak terpilih sesuai usianya agar membuat mereka nyaman, itu tidak lagi menjadi keanehan.

Kelas ACE dimulai dari dari ACE yang dihuni anak 8 samapai 10 tahun, ACE 7 yang dihuni siswa berusia 11 tahun, ACE 6 berusia 12 tahun, ACE 5 berusia 13, ACE4 berusia 14 tahun, ACE 3 berusia 15 tahun, ACE 2 berusia 16 tahun, dan ACE 1 berusia 17 tahun.

Setiap siswa yang berada dikelas ACE, ketika mereka lulus akan mendapatkan ijazah khusus, dan dengan ijazah itu mereka bisa memilih universitas manapun sesuai keinginan mereka. Atau mungkin langsung bekerja? Karna dengan ijazah itu, mereka juga bisa langsung mendaftar sebagai karyawan diperusahaan manapun, bahkan staf pemerintahan, tentunya jika mereka benar-benar menguasai bidangnya.

Naruto saat ini dikelas ACE 1, teman-temannya tetap masih sembilan orang, dan itupun sudah terbilang angka terbanyak sepanjang sekolah ini berdiri. Karna tahun tahun sebelumnya kelas ACE hanya berisi paling banyak 7 orang, itupun sekitar 10 tahun sebelum angkatan naruto mendaftar.

Materi yang diajarkan untuk para siswa dikelas ini pun tidak main-main! Setiap bab akan diajarkan selama satu hari penuh dan dihari berikutnya akan ada test tentang bab yang mereka pelajari dihari sebelumnya, setiap hari kamis, maka kelas naruto akan dimulai dengan olahraga selama 3 jam, lalu dilanjutkan dengan pelajaran biasa.

Dan selama tujuh tahun ini jadwal pelajaran naruto tidak pernah berubah. Bagaimana itu bisa terjadi? Itu dikarenakan, setiap ada murid tahun ajaran baru khususnya dikelas ACE, maka mereka akan mendapatkan jadwal yang sama dengan jadwal murid kelas ACE yang baru saja lulus, dengan begitu murid kelas ACE yang lain tidak perlu mengganti jadwal mereka. Satu-satunya yang berubah dari kelas ACE adalah letak ruangan dan guru pengampunya setiap tahun. Mungkin agar para siswa tidak merasa bosan.

~ARUFIN-SAN~

Kediaman Senju sama sekali tidak berubah, dengan taman yang sama sekali tidak berkurang luasnya, dan rumah yang tidak berkurang kemewahannya. Diruang makan sudah berkumpul semua anggota keluarga, kecuali sang anak angkat keluarga senju, Senju Naruto.

"Kurenai, dimana naruto?" sang kepala keluarga bertanya pada salah satu maid yang berdiri ditepi ruang makan.

"Maaf jiraya-sama, saya sudah mencoba membangunkan naruto-sama, tapi..." kurenai menggantungkan kalimatnya, namun terlihat sang kepala keluarga mengerti kalimat selanjutnya.

"Haahh.. Sepertinya dia tidur larut malam lagi..." Jiraya menghela nafas mengingat kebiasaan buruk putra angkatnya.

"Maaf tou-san, tadi malam nii-chan membantuku mengerjakan tugas, tapi aku malah ketiduran! Biar aku yang membangunkannya" samui segera munuju lantai atas letak kamar naruto berada.

Sesampainya dikamar naruto, dilihatnya naruto masih pulas diatas tempat tidur yang terlihat berantakan. Berjalan kearah meja dipojok kamar, samui menekan salah satu tombol di tape recorder milik kakak angkatnya, tak lupa mengeraskan volume dan terdengar alunan musik heavy metal yang siap memecahkan telinga.

Beruntung kamar milik pemuda pirang itu kedap suara, jika tidak pasti kediaman senju akan hingar bingar dengan musik sekeras itu. Sedangkan sang pemilik kamar duduk dengan ekspresi terkejut diwajahnya.

"BISAKAH KAU MATIKAN MUSIKNYA, ADIKKU YANG MANIS?!" perintah naruto dengan berteriak agar suaranya tak kalah oleh musik yang mengganggu tidur manisnya.

"TENTU SAJA, KAKAKKU YANG MANIS!" samui membalas dengan berteriak juga, ditekannya tombol yang pertama kali dia tekan untuk mematikan tap recorder, dan kamar naruto kembali tenang.

"Seingatku, aku sudah menghapus lagu perusak suasana itu dari flashdiskku kemarin, kenapa bisa ada lagi!" naruto menggerutu sembari beranjak bangun dari tempat tidurnya.

"Ini flashdiskku, nii-chan! Apa kau lupa kalau flashdiskmu aku pinjam semalam?" tanya samui sambil menunjukan flashdiak berbentuk beruang yang dia cabut dari tape naruto.

"Haahh... Aku lupa kalau kita bertukar flashdisk kemarin! Lagi pula, kenapa kau menyimpan lagu seperti itu? Kau ingin cepat tuli?" tanya naruto disela kegiatannya mencari baju seragam.

"Lagu itu bukan untukku, tapi untukmu nii-chan! Kau tidak akan bangun jika tidak dengan cara itu! Harusnya kau melihat betapa kurenai-basan selalu mengeluh tentang betapa sulitnya membangunkanmu setiap pagi!" samui mendudukkan dirinya ditempat tidur naruto.

"Benarkah? Apa dia juga menangis agar pekerjaannya digantikan yang lain?" canda naruto sambil mencuci muka dikamar mandi tanpa menutup pintunya. Karna ini musim dingin, dia berpikir tidak perlu mandi, toh tidak berkeringat.

"Tidak! Dia melakukan itu dua hari yang lalu! Kau jorok nii-chan! Harusnya kau mandi! Memangnya kau tidak pernah tau kalau kamar mandi kita bisa menggunakan air hangat?" Sindir samui.

"Air hangat tidak baik untuk kesehatan laki-laki, kecuali onsen! Lagi pula bagaimana aku bisa mandi kalau kau terus berada dikamarku?" dengan tidak pedulinya, naruto mengganti pakaian tanpa menutup pintu kamar mandi, beruntung pandangan samui terhalang oleh tembok.

"Aku disini untuk memastikan kau tidak kembali tidur! Tadi aku beralasan kau membantuku mengerjakan tugas sampai larut malam pada tou-san! Apa semalam kau bermain-main dengan komputermu lagi?" jelas samui

"Terima kasih atas pembelaanmu didepan tou-san! Tapi seharusnya kau jujur saja pada tou-san! Lagi pula dia tidak akan marah hanya karna aku sibuk bermain komputer!" jawab naruto

"Bagaimana bisa tou-san tidak marah? Kau berusaha menjadi cybercrime dengan membobol sistem keamanan jaringan internet sebuah kota! Dan kau sebut itu 'hanya'!" cetus samui

"Oh ayolah... Aku tidak membobolnya! Aku hanya menanamkan zombie pada jaringan internetnya! Zombie itu bertugas untuk menghapus seluruh informasi tentang Senju Naruto yang ada di internet setiap 25menit sekali! Aku hanya ingin memberi kejutan pada ibu kandungku saat aku sudah sukses kelak!" elak naruto

"Wow.. Jadi semua orang dikota itu tidak akan tau siapa itu putra angkat keluarga senju?" tanya samui

"Yah begitulah.. Ayo kita turun, tou-san dan kaa-san pasti sudah menunggu!" jawab naruto sembari melangkah keluar

"Memangnya siapa yang membuat mereka menunggu?! Dan kau serius tidak ingin mandi?!" samui mengekor dibelakang kakaknya.

"Ayolah adikku yang manis! Kita sudah membahas ini kemarin! Suhu udara saat musim dingin akan membuat sistem ekskresi pada tubuh makhluk hidup sedikit terganggu! Khususnya keringat! Setiap pori-pori kulit tidak akan mengeluarkan keringat, digantikan dengan produksi urine yang meningkat! Dengan begitu, setiap musim dingin kita akan lebih banyak ke kamar mandi untuk buang air kecil! Ohayou, minna!" terang naruto diakhiri dengan menyapa seluruh orang diruang makan.

"""Ohayou gozaimasu, naruto-sama!""" Jawab serempak seluruh maid.

"Ohayou!" jiraya menjawab dengan malas.

"Sudah jam berapa sekarang, naruto? Bisakah kau mengubah jam tidurmu agar tidak bangun kesiangan lagi?" sembur tsunade.

"Maaf kaa-san! Tugas samui-chan banyak sekali semalam, jadi aku harus tidur terlambat!" jawab naruto sembari mengerling samui.

"Mulai hari ini kau harus mengerjakan tugasmu sepulang sekolah, samui! Kau tidak kasihan pada kakakmu yang harus begadang setiap hari?" ceramah tsunade berpindah sasaran!

"Haaa'i!" samui memandang kesal pada naruto.

"Kita mulai saja sarapannya, kalau tidak kalian bisa terlambat! Dan kalian berdua! Dengarkan nasehat kaa-san!" nasehat jiraya.

Mereka sarapan dengan tenang tanpa perbincangan lagi. Setelah sarapan seperti biasa, jiraya berangkat kekantor dengan mobil hitamnya, tsunade keruang kerjanya untuk mengendalikan bisnis farmasinya dari rumah, dan dua remaja pirang berangkat kesekolah menggunakan bus.

"Kau harus membelikanku coklat selama sebulan penuh karna aku harus menerima kemarahan kaa-san!" samui membuka percakapan didalam bus.

"Ayolah, samui-chan! Kau tau sendiri kemarin aku menguras separuh uang tabunganku untuk membelikanmu boneka beruang bodoh yang sedang makan permen lolipop! Sekarang kau memintaku membelikanmu coklat sebulan penuh? Apa kau ingin aku jatuh miskin?" naruto berkata dengan airmata anime.

"Aku tidak peduli! Kau sudah membuat kaa-san marah padaku atas kesalahan yang tidak kulakukan! Jadi kau harus tanggung resikonya, onii-chan! Ingat, kita sudah sepakat untuk itu!" terang samui.

"Tapi bisakah jangka waktunya dikurangi? Kau tau harga satu coklat kesukaanmu itu bisa kugunakan untuk membeli lima bento di minimarket dekat sekolah kan! Lagi pula benda lunak itu bisa menghancurkan gigimu!" naruto mencoba menawar.

"Tetap sebulan! Dan coklat tidak hanya lunak, nii-chan! Coklat juga ada yang keras! Dan itu tidak akan menghancurkan gigiku karna aku rajin gosok gigi!" jawab samui

"Meskipun ada coklat yang keras, tetap saja saat masuk mulut akan lunak! Tolonglah! Jangan sebulan!" naruto tetap menawar.

"Tidak!"

"Bagaimana kalau seminggu?"

"Tidak!"

"Dua minggu?"

"Tidak!"

"Bagaimana kalau diganti dengan kita pergi ketaman hiburan?"

"Tidak! Dan kenapa harus taman hiburan? Apa kau tidak ada referensi lain?" samui tetap kokoh dengan coklat kesayangannya.

"Karna aku sudah lama tidak ketaman hiburan! Kita pergi kesana empat tahun yang lalu saat tou-san dan kaa-san memutuskan untuk cuti secara bersamaan! Dan itu menyedihkan! Itu terdengar seperti keluarga yang tidak harmonis! Dan lagi aku seorang laki-laki!" air mata imajiner mengalir dipipi naruto.

"Memangnya kenapa kalau kau laki-laki! Apa taman hiburan sama dengan air hangat dikamar mandi sehingga itu tidak baik untuk kesehatan laki-laki?!" samui membalikan perkataan naruto saat dikamar naruto.

"Kau tidak tau perasaan laki-laki, samui-chan! Diumurku yang sekarang, aku akan kesulitan pergi ke taman hiburan! Jika aku pergi dengan keluarga, aku bukan anak kecil lagi! Jika aku pergi sendirian, aku terlihat seperti hikkikomori yang kesepian! Jika aku pergi dengan kiba, aku akan disangka menyimpang! Satu-satunya yang terlihat normal bagi semua orang adalah laki-laki yang pergi ke taman hiburan bersama seorang gadis! Jadi kumohon, samui-chan! Selain itu menenangkan dompetku, itu juga menenangkan fikiranku!" naruto menjelaskan tetap dengan airmata imajiner.

"Aku tidak tau mana yang lebih menyedihkan antara ceritamu dimasa lalu atau ceritamu saat ini! Kau benar-benar menyedihkan, onii-chan!" samui memandang jijik naruto.

"Huwaaa... Kalau begitu pergilah ketaman hiburan bersamaku, adikku yang manis!" naruto menyatukan kedua telapak tangannya didepan dada sambil menangis bombai

"HENTIKAN ITU! KAU MEMBUAT KITA JADI PUSAT PERHATIAN!" samui merasa malu saat melihat orang-orang didalam bus melihat kearah mereka.

"Kalau begitu terima tawaranku! Huwaaa" bisik naruto dilanjutkan dengan tanhisan yang semakin keras.

"MOU... Baiklah, kau menang! Tidak ada coklat selama sebulan dan aku terima tawaranmu!" samui tidak tahan terus menjadi pusat perhatian.

"DEAL!" dengan cepat naruto menyalami tangan samui seperti memenangkan tender besar.

"Aku menyesal pernah memuji kepintaranmu!" samui memasang wajah malas.

"Haha.. Terima kasih pujiannya!" dan perjalanan mereka diisi dengan celoteh naruto tentang taman hiburan baru yang hanya buka dimusim dingin.

Sesampainya mereka di Tokyo International School, mereka berpisah di tangga utama lantai tiga karna kelas naruto berada dilantai empat, sedangkan kelas samui berada dilantai tiga, kelas 2-1.

Berbeda dengan kelas lain yang selalu ramai saat sensei mereka belum masuk, kelas ACE 1 selalu sepi dan akan ramai jika sensei mereka masuk, ramai dalam perdebatan.

"Ohayou, minna!" sapa naruto dan dibalas oleh sembilan teman lainnya. Berjalan kearah bangkunya dibelakang samping jendela, naruto bergegas mendudukan dirinya dan membongkar isi tasnya.

Bukan buku yang dia keluarkan, melainkan sebuah laptop yang dibelikan ayah angkatnya tahun lalu. Setelah proses booting selesei, naruto membuka beberapa tab yang isinya sulit dibaca karna itu merupakan bahasa pemrograman. Ditendangnya kaki meja disebelahnya dimana shikamaru meletakan kepalanya untuk tidur.

"Shikamaru, apakah ini sudah benar?" naruto mengarahkan monitornya pada shikamaru.

"Bukankah aku sudah memberitahumu tentang hobiku dihari pertama kau masuk? Kenapa kau mengganggu hobiku?" shikamaru memasang wajah kesal.

"Tentu aku ingat hobimu, putri tidur! Bisakah kau seleseikan les privatmu padaku agar kau bisa menjalankan hobimu dengan damai?" naruto menunjuk monitor laptopnya.

"Justru kau yang membuat tidurku tidak bisa damai!" balas shikamaru sembari memindahkan laptop naruto ke mejanya.

"Kau tau? Pekerjaanmu cukup rapi! Tapi aku lupa memberitahumu caranya bersembunyi!" ujar shikamaru setelah mengamati laptop naruto.

"Jadi maksudmu semua ini belum termasuk sembunyi?!" naruto cukup terkejut mendengarnya.

"Belum! Kapan kau melakukan ini?" shikamaru menatap naruto serius, itu sangat jarang sekali, biasanya dia selalu memandang dengan bosan setiap hal yang terpampang dinetranya.

"Tadi pagi! Tepat pukul 3 dini hari!" jawab naruto dengan wajah serius pula.

"Berarti belum terlambat! Karna ini mendesak, maka tidak ada waktu untukmu les privat! Jadi perhatikan apa yang akan aku lakukan karna ini cukup rumit! Berikan wifi portablemu!" shikamaru mengutak-atik pekerjaan naruto, jemarinya menari dengan lincah diatas keyboard.

"Ini! Seingatku, aku telah mengganti SIM Cardnya! Jadi jika tidak digunakan oleh samui untuk hal-hal tidak penting, seharusnya kuota data internetnya cukup!" naruto menyerahkan wifi portable yang diberikan shikamaru padanya minggu lalu.

"Jadi kau juga memberitahu samui bahwa ini dariku?" tanya shikamaru.

"Begitulah! Kau tau sendiri bahwa aku tidak bisa menyembunyikan apapun darinya! Dia selalu membongkar kamarku setiap sore dengan alasan merapikannya! Padahal kamarku selalu dibersihkan kurenai-basan setiap pagi!" jawab naruto.

"Wow! Jadi dia juga tau kalau kau melakukan ini? Kenapa tidak kau beritau dia jadwal kau melakukan onani sekalian?" tanya shikamaru sinis. Tentu saja karna yang dia dan naruto lakukan adalah pelanggaran hukum, jadi semakin sedikit yang tau semakin baik, kalau perlu tidak ada yang tau!

Tapi yang naruto lakukan adalah kebalikannya! Dia memberitau adiknya yang merupakan seorang perempuan! Dan yang dia tau perempuan itu sangat merepotkan dengan mulut mereka!

"Tenanglah! Dia bisa menjaga rahasia! Dan soal onani, aku tidak tertarik membuang-buang tenaga untuk melakukan hal itu! Bukan berarti aku tidak normal, hanya saja waktu yang kugunakan untuk melakukannya akan lebih berguna jika kugunakan untuk hal lain yang lebih bermanfaat!" jawab naruto panjang lebar.

"Terserah padamu! Sekarang beri aku ketenangan dan perhatikan! Dan simpan semua pertanyaanmu sampai aku selesei!" shikamaru kembali mengetik dilaptop biru tua itu. Naruto tidak menjawab dan memperhatikan semua yang dilakukan shikamaru.

Waktu yang shikamaru habiskan adalah sepuluh menit, dan selama sepuluh menit pula tidak ada suara diantara mereka, yang terdengar adalah obrolan ringan antara hinata dan ino.

"Kau sudah paham?" shikamaru mengalihkan pandangan pada naruto.

"Mataku perih! Aku berkedip dua menit sekali agar aku tidak melewatkan apapun! Tapi bisa kau jelaskan secara singkat?" tanya naruto.

"Seperti yang kau fikirkan! Aku menyebarkan ping acak pada hampir setiap kota besar diseluruh dunia! Dengan begitu kau bisa bersembunyi dari penciuman anjing polisi! Dan sepulang sekolah aku harus pergi kejasa pengiriman paket untuk menghilangkan jejak!" jelas shikamaru sambil mengankat wifi portable naruto yang sebenarnya adalah miliknya.

"Kenapa itu harus disingkirkan?" tanya naruto.

"Karna ping acak itu bisa ditelusuri dari sumber sinyal jaringannya! Dan meskipun aku sudah melakukan beberapa pengubahan pada transmisi sinyal di benda ini, tapi itu bisa dipecahkan oleh tiga jenis manusia!"

"Dan siapa saja itu?" tanya naruto

"Pertama, orang yang setara atau lebih dariku. Kedua, orang yang sangat senang dengan permainan. Dan ketiga, orang dengan keberuntungan tinggi."

"Kenapa tidak kita nonaktifkan saja wifi itu?" sungguh, naruto adalah orang yang banyak bertanya.

"Tentu saja jika kita nonaktifkan, maka saat kepolisian menyadari apa yang kau lakukan dia akan melacak kapan dan dimana terakhir sinyal wifi ini diaktifkan! Dengan begitu tempat persembunyianmu diketahui! Dan tentu kau tidak mau kan jika bermain petak umpet dipenjara?" jawab shikamaru.

"Lalu akan dikirim kemana benda itu? Kau ingin menjadikannya hadiah untuk teman facebookmu?" naruto bertanya dengan sinis, karna mengirim benda tanpa tujuan itu konyol.

"Tidak mungkin aku melakukannya! Aku akan menjadikannya hadiah ulang tahun untuk teman facebook orang lain! Kau tau? Itulah gunanya orang-orang bodoh yang mencantumkan informasi pribadinya difacebook, bagi orang-orang seperti kita!" shikamaru memutar laptop kehadapan naruto, dan disana terpampang laman facebook yang telah login dengan nama yang tidak naruto kenal.

"Kapan kau melakukannya?" tanya naruto sembari melihat laptopnya.

"Saat kau sibuk bertanya dan aku menjawab, jari-jari kecil ini menari diatas keyboardmu untuk mengambil alih akun itu! Sekarang, karna kau sudah faham bagaimana caranya bersembunyi, maka! Oyasumi!" shikamaru kembali meletakan kepalanya diatas meja dan memejamkan mata.

"Kalau kau bisa meretas akun facebook saat kau sedang menjawab semua pertanyaanku, apa kau juga bisa gosok gigi saat sedang mengunyah onigiri?" pertanyaan bodoh terlontar dari naruto yang tidak dihiraukan oleh shikamaru.

"Oh, dan terima kasih bantuannya! Kuharap kau juga tidak keberatan pergi ketempat jasa pengiriman barang sendirian!" ucap naruto yang dibalas lambaian tangan dari shikamaru.

Naruto mematikan laptopnya saat choujuro-sensei memasuki kelas, dia membawa setumpuk buku dikedua tangannya. Buku-buku itu cukup banyak hingga membuat dia kerepotan.

"Ohayou, minna-san! Aku membawa buku-buku psikologi hari ini! Dan sangat disayangkan aku tidak bertemu murid dikoridor yang siap membantuku!" sapa choujuro-sensei.

"Sensei, apa mengeluh dipagi hari sudah menjadi kebiasaanmu?" kiba angkat bicara.

"Hahaha... Sepertinya begitu, inuzuka-kun! Baiklah, setiap orang ambil satu, dan baca buku ini sampai selesei! Dan seperti biasa besok akan ada test!" choujuro meletakan tumpukan buku itu dimeja ino yang paling dekat dengannya.

"Sensei, sejak kami dikelas ini kau tidak pernah menjelaskan materi apapun! Kau hanya memberi kami tumpukan buku dan mengatakan besok akan ada test, begitu juga dengan guru yang lain! Lalu apa sebenarnya pekerjaan kalian?" kali ini sasuke berbicara dengan pedas.

"Uchiha-kun, berbicara dengan kalian saja sudah membuatku dan guru yang lain pusing! Bagaimana jadinya nanti jika kami harus menjelaskan materi pada kalian? Gaji kami setiap bulan akan habis hanya untuk pergi ke dokter spesialis kejiwaan!" choujuro berbicara dengan lesu.

"Kau mengatakan seolah kami adalah pembuat onar, sensei! Dikelas ini hanya kiba yang paling berisik! Dan gadis cantik sepertiku tidak mungkin membuat onar!" ino angkat bicara setelah tumpukan buku dihadapannya berkurang.

"Hei! Aku tidak berisik! Bahkan sejak pagi tadi aku tidak mengobrol dengan naruto! Dia dan shikamaru sibuk dengan laptopnya! Mungkin mereka sedang nonton bluefilm bersama!" kiba menyalak. Yah biasanya dia hanya ngobrol dengan naruto sembari mengamati posisi tidur shikamaru.

Mau bagaimana lagi? Lee, mengobrol dengannya hanya membuat pusing karna lee selalu push up meskipun dia juga menanggapi apa yang dikatakannya. Sai sibuk menggambar apapun yang dia lihat.

Mengobrol dengan sasuke? Lupakan! Jika kau salah bicara, maka bokennya siap memukul pantatmu! Dengan shino? Dia bukan teman ngobrol yang baik! Dia hanya menanggapi seperlunya saja karna dia terlalu sibuk memeriksa cacatannya tentang serangga.

Mengobrol dengan gaara? Mulutmu akan penuh dengan pasir yang dia bawa, yah dia terlalu jail. Sedangkan dengan neji? Dia sibuk mengamati sesuatu di jendela dengan teropong yang dia bawa. Sedangkan dengan para gadis, mereka sibuk berbicara tentang fashion dan resep makanan.

"Kau tau? Bluefilm, JAV, porn video, atau apapun sebutannya, itu hanya membuat otak mengecil seukuran testis! Dan jika otakmu seukuran testis, kau hanya akan memikirkan selangkangan saja!" naruto menanggapi ocehan kiba.

"Dan sejak kapan kau menjadi gadis yang cantik, ino? Dari dulu kau tidak berubah selain tinggi badan dan ukuran sesuatu diatas perutmu itu! Apa kau mengganjalnya dengan kaos kaki?" shikamaru angkat bicara.

"Sungguh kau mengatakan itu pada seorang gadis? Selamat shikamaru! Kau mencetak rekor sebagai orang yang paling blak-blakan!" sai mengatakan itu dengan senyum diwajahnya.

"ECCHI! Sekarang aku yakin yang dikatakan kiba benar! Kau menonton JAV bersama naruto! Apa kalian juga pasangan yaoi?" ino menyalak.

"Bisakah tidak melibatkanku dalam cerita yaoi yang kau buat, ino?" naruto berbicara sambil mengangkat tangan kirinya untuk menadapat perhatian.

"""Tidak!""" ino, sai, dan kiba, menjawab dengan serempak.

"Baiklah! Tapi siapa diantara kalian yang bernama ino? Atau hari ini semua orang menggunakan nama ino? Sungguh pilihan nama yang buruk!" naruto menyindir kekompakan mereka berempat.

"Kau fikir namamu keren, ha?!" sungguh, jika ino sedang semangat, maka dia lebih berisik dari kiba.

"Hei, sasuke! Lihat disana ada dojou baru!" neji berbicara pada sasuke dibelakangnya.

"Benarkah? Dojou apa itu? Bisa saja itu dojou karate!" sasuke segera mengambil teropong milik neji.

"Itu bukan dojou! Itu onsen! Dan dia sudah buka sejak kemarin, Rambut panjang!" sasuke mengatakan itu sembari menatap neji kesal.

"Kau terlalu terburu-buru mengambil teropongku! Dengarkan dulu koordinatnya! Arah jam tiga dari onsen yang kau lihat, jarak tiga bangunan!" sasuke segera mengikuti instruksi neji!

"Madara Kenjutsu? Aku sepertinya tidak asing dengan nama itu!" celetuk sasuke setelah melihat dojou yang dimaksud neji.

"Kau lupa, sasuke-kun? Bukankah itu nama kakekmu? Setauku dia juga membuka dojou disebelah barat kota!" lee ikut berbicara, karna dia juga tertarik dengan dojou.

"Oh sialan! Apapun yang terjadi jangan pernah pergi kesana, lee! Disana berbahaya!" sasuke segera menyerahkan teropong itu pada pemiliknya, sepertinya dia mengalami trauma mental.

"Apa itu tempat prostitusi berkedok dojou? Jika begitu kakekmu seorang yakuza?" shino mengambil spekulasi.

"Lebih dari itu! Dia jahat! Aku tidak pernah bisa mengalahkannya dalam beradu pedang sampai saat ini! Dia adalah musuh abadiku!" sasuke mengatakan dengan penuh amarah.

"Bukankah itu terdengar kekanak-kanakan? Kau seperti bocah lima tahun yang marah karna mainanmu direbut pria tua! Lalu menangis dan mengadu pada orang lain!" ino mengatakan itu dengan facepalm, sepertinya dia sudah selesei berdebat tentang nama!

"Aku tidak seperti itu!" sasuke tidak terima.

"Tapi kau terdengar seperti itu, sasuke-kun!" hinata membenarkan pendapat ino.

"Cukup, semuanya! Sekarang kalian baca buku itu! Sensei harus keruang kepala sekolah! Semoga saja dia setuju untuk menggantiku dengan Ao-sensei!" choujuro melangkah keluar, seperti yang tertulis diatas, murid ACE1 akan ramai saat sensei mereka masuk!

""Hahahahahaha!"" seluruh kelas tertawa setelah choujuro keluar.

"Baiklah semua, kita berhasil membuat choujuro sensei keluar lagi! Dan seperti biasa, lakukan semua yang ingin kalian lakukan! Lagipula kalian sudah membaca buku ini bukan?" naruto angkat bicara setelah tawa seluruh kelas reda!

"Kau tau naruto, rencanamu memang yang terbaik! Guru disini semua ketinggalan jaman, mereka memberi kita buku yang sudah kita baca minggu lalu! Dan itu membosankan!" kiba angkat bicara.

"Yah, ada untungnya juga shikamaru meretas komputer sekolah! Dengan begitu kita tau buku mana saja yang akan mereka berikan untuk kita baca!" kali ini sai yang berbicara.

"Yah, itu lebih baik daripada kita meretas untuk mencari kunci jawaban! Itu adalah hal terakhir yang ingin kulakukan disekolah ini!" ino berbicara sembari mengeluarkan sekantung plastik penuh bungan warna-warni.

"Yah, itu hanya rencana simpel! Bukankah lebih baik kita menyalak satu sama lain dari pada mengirim choujuro sensei ke dokter kejiwaan karna berdebat dengan kita?" naruto berbicara sambil menatap layar laptopnya.

Dan seperti itulah kelas ini berlangsung, tidak ada pelajaran, yang ada hanyalah melakukan hobi masing-masing! Mereka selalu meminjam tumpukan buku pelajaran diperpustakaan dan membacanya dirumah.

~ARUFIN-SAN~

Saat pulang sekolah, naruto melihat samui sudah menunggunya ditangga penghubung antara lantai 3 dan 4. Dia terlihat kusut, mungkin karna kelelahan. Delapan jam waktu sekolah adalah hal yang cukup berat, tapi juga efektif untuk membentuk murid yang berbakat. Karna bakat itu bisa dilatih. Semua orang mempunyai bakat, tinggal bagaimana dia menemukan bakat itu.

"Otsukaresama (#trima kasih kerja kerasnya#), samui-chan! Apa kau lelah?" naruto menyapa.

"Memangnya kalau aku lelah, kau akan menggendongku, nii-san?" samui berkata dengan lesu.

"Tentu! Tidak! Kau sudah besar! Jika aku menggendongmu, maka seluruh siswa akan berbicara yang tidak-tidak! Ayo pulang!" naruto menuruni tangga dengan samui disampingnya.

"Nii-san, hari ini kita naik apa? Bus atau kereta?" naruto melihat wajah samui saat samui bertanya.

"Jam pulang kantor seperti ini pasti jalanan macet, jadi kita naik kereta saja! Kau membawa karcisnya kan?" tanya naruto.

"Aku selalu membawanya didompet!" jawab samui.

Mereka berjalan menyusuri lapangan dan taman sekolah bersama murid yang lain, kebanyakan murid perempuan terlihat akrab dengan samui, mereka juga menyapa naruto karna naruto berada dikelas ACE sehingga dia cukup terkenal, tapi naruto hanya menjawab sapaan itu dengan senyum dan lambaian tangan, karna dia tidak mengenal mereka.

Para penumpang berdesak-desakan, karna ini adalah jam pulang kantor jadi transportasi umum penuh sesak adalah hal biasa dijepang, mereka lebih suka menggunakan transportasi umum dibanding kendaraan pribadi. Selain karna pajak dan bahan bakar yang mahal, mereka juga memikirkan lingkungan. Ditambah penduduk jepang lebih berfikir produktif dari pada konsumtif. Itulah perbedaan penduduk negara maju dan penduduk negara berkembang.

Perbedaan itu bukan berdasarkan pendapatan perkapita negara tersebut, tapi mindsett setiap penduduknya. Penduduk negara berkembang cenderung berfikir apa yang harus dilakukan sekarang. Sedangkan penduduk negara maju cenderung berfikir apa yang harus dilakukan besok.

Contoh sederhana adalah transportasi, penduduk negara berkembang berfikir membeli mobil agar kemana-mana lebih cepat tanpa berfikir kalau mobilnya adalah penambah kepadatan lalu lintas dan itu malah membuat kemana-mana lebih lama. Sedangkan penduduk negara maju berfikir menggunakan kendaraan umum adalah pilihan tepat, meski harus berdesak-desakan, selama itu bisa mempersingkat waktu untuk sampai tujuan, itu bukan masalah, karna bagi mereka waktu adalah uang.

"Onii-san..." lamunan naruto buyar ketika samui memanggilnya dengan nada ketakutan. Diperhatikannya sang adik dari atas sampai bawah dan matanya melihat sebuah tangan yang tengah sibuk menjelajahi bagian belakang adiknya.

Sontak hal itu membuat dia marah, dengan segera digesernya samui dan ditangkapnya tangan kanan tersebut. Terlihat sang pemilik tangan yang merupakan pria paruh baya dengan kacamata itu terkejut bukan main. Dipelintirnya tangan itu kearah kiri sehingga membuat pria tua itu meringis kesakitan.

"Megane-jiji, kau tau siapa yang telah kau lecehkan?" tanya naruto dingin, ditambahnya tekanan pada tangan yang dia pegang.

"Maafkan aku! Aku mohon, lepaskan!" pria itu memohon dengan penuh kesakitan.

Naruto mengacuhkan permintaan maaf tersebut. Ditendangnya lutut kanan bagian dalam pria itu hingga membuat dia jatuh berlutut dengan tangan kanan masih dikunci oleh naruto. Sontak hal itu membuat seluruh penumpang melihat kearah mereka, para wanita perteriak karna mengira itu perkelahian, dan kebanyakan dari mereka digerbong memilih menyingkir dari kedua pria yang terlibat perkelahian.

"Dinegara ini ada orang yang mengatakan untuk menghormati orang tua! Tapi itu membuat orang tua mesum sepertimu bertingkah seenaknya! Sekarang, aku mengatakan, hormatilah gadis muda! Maka bersujud dan mengemislah untuk mendapatkan ampunanku!" naruto berkata dengan dingin.

"Sialan! Tolong aku! Anak muda ini ingin merampokku!" pria itu meminta tolong, tapi dengan cara yang salah. Ucapannya membuat naruto geram, berpindah kebelakan pria itu, naruto memutar tangan kanan itu kebelakang dan menginjak lutut kanan bagian belakang pria itu, dan tanpa perasaan dijambaknya rambut yang sebagian memutih itu untuk mendongak.

"Jika ini perampokan! Aku lebih memilih melakukannya ditempat sepi dengan membawa pistol yang bisa dibeli dipasar gelap! Dengan begitu aku bisa mengambil semua barang berharga setiap orang yang lewat! Lagipula, untuk apa seorang putra keluarga senju merampok?" perkataan naruto membuat beberapa pria yang hendak mendekat kembali keposisinya.

Siapa yang tidak tau keluarga senju? keluarga yang menguasai sebagian besar bisnis farmasi di Tokyo dan sekitarnya. Dan melihat status sosial pemuda itu membuat semua yang berada digerbong tau jika pria tua itu pembohong.

"Sekarang, apa kau mau bersujud dan meminta maaf pada adikku yang manis?" yah, sepertinya naruto mengidap siscon.

"Ba-baiklah!" pria tua itu setuju dengan perintah naruto, dan dengan itu, tangan dan rambutnya dilepaskan, tapi tidak dengan injakan dikakinya. Samui yang semula berada dibelakang naruto kini sendiri dihadapan pria tua itu karna naruto yang sempat berpindah kebelakang pria itu.

Pria itu bersujud dengan satu tangan memegang kaki yang tengah diinjak naruto. Seluruh penumpang tidak ada yang berani angkat bicara sebelum seorang pria bersetelan hitam masuk dari gerbong lain karna melihat kerumunan orang.

"Maafkan aku, ojou-san! Tolong ampuni aku!" pria itu memohon disela sujudnya pada samui dihadapannya.

"Hoi, katakan kenapa kau meminta maaf agar aku dan seluruh orang digerbong ini tau apa kesalahanmu!" perintah naruto dengan menambah tekanan pada kakinya yang tengan menginjak kaki si tua.

"Maaf karna aku te-telah me-melecehkanmu dengan meremas pantatmu! Aku mohon maafkan aku!" pria itu menahan malu demi lepas dari singa yang tengah mengamuk.

"Jadi begitu ya? Kalau begitu kau pantas mendapatkannya, jiji!" pria bersetelan hitam yang baru masuk dari gerbong lain melangkah mendekati mereka yang tengah terlibat konflik. Memasukkan tangannya kedalam saku jas dan mengeluarkan kartu identitas kepolisian.

"Bisa kau lepaskan dia, nak? Biar aku yang mengurusnya, akan kuserahkan dia pada petugas keamanan stasiun didepan!" ujar pria itu.

"Akan kulepaskan dia saat kita tiba distasiun berikutnya!" naruto tidak memindahkan kakinya, namun malah menarik kembali tangan kanan pria tua itu untuk kembali menguncinya dibelakang tubuh.

"Nak, aku adalah polisi! Jadi bisa kau serahkan ini padaku agar ini tidak mempersulitmu?" pria berstelan hitam itu mencoba berdiskusi.

"Kenapa aku harus percaya bahwa kau adalah polisi? Kau mengatakan akan menyerahkan orang tua ini pada petugas keamanan distasiun berikutnya! Sedangkan semua orang tau bahwa kasus seperti ini juga akan berakhir dikepolisian! Bukankah dengan itu membuatku pantas untuk mencurigaimu?" seluruh penumpang tidak ada yang membantah pendapat naruto.

"Kau cukup pintar, nak! Tapi kau juga harus ingat, semua harus sesuai prosedur! Dan aku tidak mau kembali bekerja disaat shifku sudah habis!" pria itu tetap tenang.

"Baiklah, kau akan menyerahkan orang tua ini ke petugas keamanan bukan? Kenapa harus distasiun? Dikereta ini juga ada petugas keamanan yang disediakan untuk kenyamanan penumpang! Jelas kau adalah teman kakek ini! Kau berusaha membantunya, saat tiba distasiun kalian akan melarikan diri bersama! Kau mungkin terlihat tenang, tapi aku melihat ada keringat diwajahmu, padahal gerbong ini ber-AC! Apalagi ini musim dingin! Kau gugup karna temanmu tertangkap olehku! Karna kau gugup maka detak jantungmu meningkat dan mengakibatkan tubuhmu memanas! Itulah sebabnya kau berkeringat!" jelas naruto panjang lebar.

Kali ini pria berstelan hitam itu menunjukan wajah yang terkejut, begitu pula pria tua yang berada dalam kuncian naruto. Tak berselang lama petugas keamanan kereta yang sesungguhnya datang dan mengamankan kedua pria yang terlibat konflik dengan naruto.

Setelah tertahan cukup lama untuk dimintai keterangan oleh pihak keamanan stasiun, akhirnya naruto dan samui bisa meneruskan perjalanan pulang mereka.

"Tidak kusangka dinegara yang maju akan tehnologi seperti ini masih ada penipu yang mengaku sebagai polisi!" ujar samui disela perjalanan pulang mereka.

Saat ini naruto dan samui berjalan kaki ditrotoar menuju rumah mereka, terlihat langit sudah gelap.

"Tidak peduli di negara berkembang maupun maju, penipuan pasti selalu ada! Itu sifat masing-masing orang!" naruto menjawab dengan santai.

"Aku tidak terkejut kau bisa tau dia polisi palsu! Yang membuatku terkejut adalah, darimana kau belajar tehnik beladiri? Setauku kau hanyalah hikikomori yang menghabiskan waktumu didepan laptop jika tidak sedang membantu aku mengerjakan tugas!" samui bertanya dengan bumbu yang pedas.

"Aku menontonnya ditelevisi! Dan kemana sifat manismu tadi saat kau meminta tolong padaku?" naruto memasang raut wajah jengkel.

"Lupakan yang itu! Itu memalukan!" terjadi kebisuan sesaat setelah itu, namun tidak bertahan lama setelah samui kembali berbicara.

"Terima kasih, Onii-san!" lirih samui.

"Tidak perlu berterima kasih! Itu sudah tugas seorang kakak melindungi adiknya!" jawab naruto sembari mengusap rambut pirang samui.

Sesampainya dirumah, naruto melewatkan makan malamnya untuk memeriksa hasil pekerjaannya dengan shikamaru. Tentu saja itu membuat tsunade marah! Karna bagi bagi tsunade, anak-anaknya harus makan dengan teratur! Namun satu hal yang pasti, naruto tidak pernah kalah berdebat!

TOK TOK TOK

"Boleh aku masuk?" terdengar suara pria yang mengetuk pintu kamar naruto. Dengan terburu-buru, naruto menutup semua tab dilaptopnya dan bergegas membuka pintu.

"Ini adalah rumahmu, tou-san! Meminta izin untuk memasuki salah satu fasilitasnya, untuk apa?" membuka pintu lebar-lebar untuk memberi akses pada jiraya naruto mengatakan hal yang bisa saja ia sesali jika itu benar-benar dilakukan oleh jiraya.

"Jadi, bagaimana sekolahmu hari ini? Apa ada hal yang menarik?" jiraya berbasa-basi.

"Kurasa tidak! Kelas yang biasa, teman yang biasa, guru yang biasa, dan yang lainnya yang juga biasa!" jawab naruto sembari duduk diranjang, sedangkan jiraya lebih memilih duduk dimeja belajar naruto.

"Dan jawaban yang biasa darimu!" sindir jiraya.

"Aku sudah mendengar ceritanya dari samui, dan aku sangat bangga padamu! Kau kembali menunjukan bahwa kau adalah kakak yang baik!" puji jiraya.

"Itu semua hanya refleks! Itu semua tidak sebanding dengan semua kebaikan yang kalian berikan padaku!" ujar naruto.

"Sudah kukatakan untuk tidak membahas itu bukan? Kau adalah anggota keluarga ini! Anakku! Dan seorang ayah tidak akan menghitung berapa uang yang telah diberikan untuk anak-anaknya!" balas jiraya sengit.

"Itulah yang membuatku ingin menobatkanmu sebagai ayah terbaik didunia versiku sendiri! Yah mungkin suatu saat akan diterbitkan dimajalah!" Canda naruto.

"Baiklah, tujuanku datang kesini bukan untuk mendapatkan gelar itu darimu! Mendengar cerita dari samui, membuatku memutuskan satu hal! Aku akan membelikanmu mobil agar perjalananmu dan samui tidak menemui kendala lagi! Dan besok kau kau akan menjalani test untuk mendapatkan SIM! Tentu saja kali ini aku tidak menerima penolakan!" tukas jiraya panjang lebar.

"Tou-san, aku sudah cukup banyak merepotkanmu! Aku tidak ingin membuatmu semakin kerepotan!" sanggah naruto.

"Sudah kukatakan, aku tidak menerima penolakan! Dan coba fikirkan adikmu! Aku tidak ingin kejadian sore ini terulang lagi pada samui! Lagi pula, disini kau berperan sebagai sopir pribadi adikmu! Karna kau akan berangkat dan pulang sekolah dengannya!" jelas jiraya.

"Haaahh... Aku tidak bisa mengemudi!" naruto berusaha mencari alasan lain.

"Seperti saat aku membelikanmu handphone! Kau cukup membaca buku petunjuk! Jadi, gunakan kemajuan teknologi dinegara ini untuk belajar mengemudi! Dan besok, tepat pukul empat pagi kita akan menerapkannya langsung pada mobilku! Dan ingat satu hal, aku tidak ingin perusahaan asuransi memberiku tunjangan atas kerusakan mobilku!" jiraya melenggang keluar tanpa menunggu jawaban dari naruto.

Dan akhirnya malam ini naruto habiskan untuk mempelajari. semua artikel dan video yang ada diinternet yang berhubungan dengan cara mengemudikan mobil.

~ARUFIN-SAN~

"Kulihat hari ini kau dan adikmu diantar dengan mobil, apa kau sudah berubah menjadi anak manja?" tanya shikamaru saat naruto sampai dikelas.

"Karna insiden kecil dikereta, ayahku membuat keputusan mutlak yang melarangku menggunakan kendaraan umum lagi dengan alasan demi keselamatan adikku! Dan itu membuatku terpaksa harus belajar semalaman! Dan hari ini pun aku akan dijemput oleh ayahku lebih awal untuk mengurus SIM!" naruto menjelaskan sembari menaruh kepalanya diatas meja.

"Dan sekarang kau memutuskan untuk mengikuti jejakku? Bagaimana kalau kita membuat 'Klub Tidur Bersama' saja?" cetus shikamaru sambil mengikuti naruto.

"Itu terdengar serperti klub ecchi! Yah terserahlah! Hari ini aku ingin tidur! Semalaman aku harus membaca artikel tentang 'Bagaimana Cara Mengemudi Yang Baik Dan Benar' agar aku tidak merusak mobil ayahku! Dan itu luar biasa!" naruto memejamkan mata dan tidur.

Seperti yang dikatakan naruto, jiraya menjemputnya dan samui tepat saat jam makan siang! Kenapa samui juga harus ikut? Jiraya beralasan agar nanti tidak perlu menjemput lagi, dan itu menghemat bahan bakar dan mengurangi polusi yang disebabkan mobilnya.

"Tou-san, apa membuat SIM semudah itu sampai bisa diselesaikan dalam satu hari?" tanya naruto.

"Sebenarnya tidak, mengingat negara ini cukup ketat dalam aturan mengemudi! Tapi dengan uang semua bisa mudah! Perlu kau tau bahwa Korupsi, Kolusi, dan Nephotisme tidak akan pernah musnah dari muka bumi ini!" terang jiraya.

"Dan kau salah satu penganutnya!" sindir naruto.

"Yah mengingat kau bisa belajar tiga kali lebih cepat dari manusia, maka aku cukup yakin untuk mengeluarkan uangku demi kelancaran proses ini! Aku tidak sabar melihat kau menjadi sopir pribadi adikmu!" jiraya memasang senyum.

"Kau mengatakan seolah aku adalah alien dari planet lain yang memiliki ukuran kepala tiga kali lipat dari ukuran kepala manusia! Itu sungguh menyakitkan!" naruto mengatakan dengan wajah malas.

"Tou-san benar! Kau tidak seperti manusia, nii-san!" samui ikut berbicara.

"Apa ini? Kalian bekerja sama untuk memojokkanku? Baiklah, ayo maju kalian berdua!" ujar naruto sembari mengangkat kedua kepalan tangannya ala petinju profesional.

"Cukup bercandanya, kita sudah sampai!" jiraya menghentikan mobilnya ditempat yang dikhususkan untuk parkir dan test pembuatan SIM untuk naruto dimulai.

"Benda ini memang sangan mudah untuk dibuat ya? Aku tidak akan percaya jika tidak mengalaminya sendiri! Uang adalah jalan bagi semua jenis negosiasi!" naruto memperhatikan SIMnya setelah menghabiskan makan malamnya.

"Yah, begitulah! Tapi kuharap kau tidak akan menjadi orang seperti ayahmu! Jadilah manusia yang taat peraturan! Lakukan sesuai prosedur! Dan untukmu jiraya, jangan lakukan itu lagi!" tsunade terlihat marah.

"Hehe, aku hanya ingin yang terbaik saja! Lagipula naruto cukup handal dipercobaan pertamanya! Dan aku memberikan uang untuk mempercepat saja, tidak dengan test tertulis dan praktiknya! Jadi tenang saja! Naruto siap seratus persen!" jiraya mengangkat ibu jarinya sembari menunjukan cengirannya kearah tsunade.

"Terserah kau saja! Dan mobil mana yang akan digunakan naruto?" tsunade menanyakan hal yang juga ingin ditanyakan kedua anaknya.

"Tentu saja mobil yang bergaya, mewah, dan muda!" jiraya menjawab dengan ambigu.

"""Hah?""" Ketiga anggota keluarga yang lain hanya merespon dengan wajah penuh tanda tanya dan kalimat yang sama.

"Sudahlah, besok kalian akan melihat langsung! Dan itu adalah kejutan!" jiraya bangkit dari kursinya dan berjalan menuju kamarnya dilantai atas.

"Haahhh... Dia itu.. Baiklah, kalian berdua seleseikan tugas sekolah kalian dan cepat tidur! Ini sudah malam!" tsunade menyusul jiraya.

"Mobil seperti apa yang akan diberikan ayah untukmu?" samui bertanya pada naruto.

"Apa kau melihat ayah memberi tauku, adikku yang manis?" tanya naruto balik.

"Aku kan membahas kemungkinan!" samui memasang wajah kecut.

"Baiklah, mungkin sebuah mini-bus!" jawab naruto asal.

"Aku berharap bukan itu!" balas samui.

~ARUFIN-SAN~

"APA KAU GILA!?" teriak naruto histeris mewakili adik dan ibu angkatnya yang hanya bisa terdiam dengan raut wajah penuh keterkejutan.

"Sebelumnya aku berharap akan mendapatkan ucapan terima kasih dan pelukan kasih sayang darimu, bocah!" balas sengit jiraya.

"Tapi ini mobil sport! Kau tau kalau aku baru kemarin belajar mengemudi, dan kau membelikanku mobil sport? Kau ingin membunuh kedua anakmu?!" tanya naruto sengit.

"Bukan mobil sport! Tapi Super Car! Lykan Hypher Sport seharga US$ 3,4 juta, dapan mencapai kecepatan 60 mil/jam dalam waktu 3 detik dan itu luar biasa!" jelas jiraya bangga, namun itu membuat ketiga anggota keluarga lain menganga.

"Sekarang jelas kau ingin membunuhku!" tukas naruto.

"Tenanglah naruto! Mobil ini sepenuhnya anti peluru, itu berarti kau tetap aman meskipun bertabrakan dengan bus sekalipun! Dan berbicara masalah tabrakan, mobil ini diasuransi penuh oleh perusahaan yang meluncurkannya di Dubai! Jika kau menghancurkannya, maka kau mendapatkan gantinya! Itu kesepakatanku dengan mereka, mengingat bahwa aku juga memegang saham disana! Hahahah..."

"Haahhh... Aku ingin pingsan! Kalian semua cepat berangkat sebelum terlambat! Dan naruto, hati-hati mengendarainya!" tsunade masuk kedalam rumah dengan memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Akhirnya naruto dan samui berangkat kesekolah dengan mobil mengerikan itu dengan kehati-hatian super dari naruto.

Sesampainya digerbang sekolah, mobil baru naruto menjadi pusat perhatian seluruh siswa yang ada disana. Tentu saja tidak ada yang biasa dari mobil itu. Warnanya yang oranye menyala sudah cukup menarik perhatian, ditambah merk dari mobil tersebut yang sudah terkenal dalam bidang kecepatan.

"Bisakah mereka tidak melihat kita seperti itu? Ini bertentangan dengan kehidupan lamaku!" gerutu naruto saat mengarahkan mobilnya ketempat parkir.

"Meskipun kebanyakan dari siswa disini adalah anak orang kaya, tapi mereka tidak pernah melihat mobil ini, nii-san! Bisa dikatakan ini mobil impian bagi mereka pecinta kecepatan!" ujar samui.

"Tapi aku bukan pecinta kecepatan! Aku adalah penikmat kendaraan umum yang dipaksa untuk menikmati gaya hidup barat!" balas naruto.

"Maka dari itu! Mulai sekarang biasakan dirimu! Meskipun aku sendiri akan sulit membiasakannya!" begitu keluar dari mobil, semua pasang mata mengarah pada duo pirang itu, itu menimbulkan ekspresi yang berbeda dari yang ditatap.

Naruto terlihat jengkel dan berjalan dengan terburu-buru, sedangkan samui memasang senyum kikuk sambil mengikuti langkah kakaknya. Bahkan sesampainya dikelas, hal itu tidak berubah.

"Sudah cukup dengan tatapan seluruh orang dihalaman depan dan sepanjang koridor! Aku tidak berharap kalian melakukannya juga!" ucap naruto pada teman-teman sekelasnya.

"Itu hal yang wajar mengingat kau yang sebelumnya merupakan pecinta kendaraan umum beralih menjadi pecinta kecepatan!" sasuke angkat bicara.

"Dan jangan lupakan warnanya yang bahkan stasiun luar angkasa sekalipun bisa melihatnya!" tambah ino.

"Kalian tau, itu murni bukan keinginanku! Jika aku bisa memilih, aku lebih baik mengemudikan van daripada benda itu! Saat aku menginjak pedal gas satu centi terlalu dalam saja benda itu akan berlari seperti angin! Aku tidak tau apa yang ada difikiran ayahku saat membelikannya untuk anak yang baru satu hari belajar mengemudi!" gerutu naruto.

"Kalau begitu aku akan membawa BMWku besok! Kita bisa membuat geng dengan mobil kita! Dengan banyak wanita disekeliling kita, balapan liar sebagai kehidupan malam kita, dan berpacu dengan polisi untuk mendongkrak adrenalin kita!" ucap sasuke menggebu-gebu sembari merangkul leher naruto dari kanan.

"Aku lebih baik melihatmu memainkan katana aslimu didepanku daripada mendengar khayalanmu! Itu terlalu mengerikan! Mobil itu hanya kugunakan untuk berangkat sekolah!" jawab naruto sambil melepas rangkulan sasuke.

"Oh ayolah, Naruto! Kita bisa bersinar bersama!" Sasuke masih dengan semangat menggebunya.

"Tidak! Dan tidak akan pernah!" jawab naruto tegas.

"Ini tahun terakhir kita disekolah ini dan itu artinya kita akan berpisah tidak lama lagi! Setidaknya mari kita buat kenangan yang spektakuler!" sasuke masih berusaha membujuk naruto.

"Kau fikir dengan membuat pameran scient bertekhnologi canggih setiap sekolah mengadakan acara bukan sesuatu yang spektakuler?" tanya naruto ketus.

"Itu hal yang biasa untuk kita!" shikamaru ikut berbicara.

"Untuk kali ini aku setuju dengan shikamaru!" ino membenarkan ucapan shikamaru.

"Itu biasa untuk kita tapi sudah cukup spektakuler untuk murid yang lain! Dan sejak kapan kau disini, Ino? Apa kau juga ingin ikut geng yang akan dibuat sasuke?" naruto memasang wajah bosan.

"Aku disini sejak 1 menit 4 detik yang lalu! Dan masalah geng, aku cukup piawai dalam mengemudi! Minggu lalu aku hanya membuat dua goresan dimobil baru ayahku! Itu lebih baik dari dua minggu lalu yang bahkan goresannya tidak bisa dihitung!" ucap ino bangga!

"Ino! Sejauh mana kau mempelajari arti kata 'Piawai'?" tanya naruto facepalm, dilihat shikamaru dan sasuke pun facepalm, teman yang lain bahkan memandang ino aneh, bahkan lee dan neji menghentikan kegiatan mereka.

"HEY! Jangan mengkritik kepiawaianku!" ino memasang wajah galak.

"Perempuan selalu merepotkan!" shikamaru menggerutu. Hinata yang baru saja tiba memandang bingung pada seluruh isi kelas yang memandang ino tanpa berkedip.

"Ada apa ini? Apa aku melewatkan sesuatu?" hinata bertanya dengan polosnya.

"Hinata, lain kali berangkatlah bersama sepupumu itu! Agar kau bisa melihat betapa kecilnya volume otak ino!" gaara menanggapi pertanyaan hinata.

"HEY!" Ino tidak terima.

"Neji-nii selalu meninggalkanku!" keluh hinata.

"Itu karna kau mandi lama sekali! Bahkan Oji-san yang menyuruhku meninggalkanmu minggu lalu.

"Kau seharusnya mengerti perasaan wanita, nii-san! Wanita selalu mementingkan kebersihan! Tidak seprrtimu yang mandi hanya sepuluh menit!" sanggah hinata ketus.

"CUKUP! Kenapa kelas kita kehilangan ketenangan seperti ini hanya karna aku membawa mobil? Apa akan terjadi perang dunia jika aku membawa helikopter?" naruto menghentikan kebisingan absurd dikelasnya, tapi bukankah itu biasa?

"""""""Mungkin!"""""" jawab serempak seluruh orang dikelas dan itu membuat naruto cengo sampai suara batuk disusul suara tawa mengalihkan perhatian semua orang.

"Uhuk.. Uhuk.." "HAHAHAHA" ternyata seperti biasa, kiba terbatuk dengan memuntahkan pasir dari mulutnya, disebelahnya gaara tertawa dengan kerasnya sembari memegangi perut.

"GAARA! BERHENTILAH MEMASUKAN PASIR KEMULUT ORANG LAIN! ITU MENJIJIKAN!" kiba berteriak marah pada gaara.

"Tenanglah! mungkin hanya ada secercah kotoran kucing! Entahlah!" jawab gaara enteng.

"APA?! AKAN KUBUNUH KAU NANTI?!" teriak kiba sambil berlari menuju toilet.

"""""hahahaha""""" seluruh kelas tertawa melihat hal itu.

~ARUFIN-SAN~

Saat jam makan siang terjadi hal yang tidak biasa dikelas ACE. Itu dikarenakan kelas itu kedatangan tamu, hal itu tidak biasa mengingat kebanyakan murid disekolah ini enggan berbicara dengan murid kelas ACE. Bukan karena segan dengan kejeniusan mereka, tapi karena keanehan dari sebagian besar murid kelas itu.

Siang ini, Haruno sakura murid kelas 2-3 datang bersama dengan Senju Samui dengan muka lesu. Dan sejak tadi duduk diam dibangku ino dengan menghadap belakang.

"Eee... Samui-chan! Sebenarnya temanmu ini kenapa?" naruto berteanya pada samui yang berdiri disamping sakura. Dia memutuskan bertanya karna sejak tadi gadis pink itu hanya diam didepan naruto.

"Ini masalah yang cukup sensitiv, nii-chan! Jadi lebih baik biarkan sakura-chan mempersiapkan mentalnya!" jawab samui.

"Baiklah! Tapi perlu kuberitaukan pada kalian berdua bahwa ini sudah 4 menit 16 detik si pinky ini duduk diam hanya untuk menyiapkan mentalnya! Jika ini adalah interview kerja, sudah pasti dia akan diperintahkan untuk keluar ruangan beberapa detik yang lalu!" ucap naruto sarkas. Mendengar itu, sakura tersentak dan menjadi gugup.

"Naruto, kau terlalu berlebihan!" ino menyeletuk.

"Bukan aku yang berlebihan, tapi kalian yang berlebihan! Kenapa kalian mengerubuninya seoalah dia itu alien dari mars! Itu yang membuat dia gugup seperti itu!" sindir naruto telak!

Benar! Sembilan orang selain naruto dikelas ini mengerubuni meja naruto untuk mengetahui yang ingin dibicarakan gadis pinky itu.

"Aku tidak bergabung dengan mereka! Aku disini karna itu mejaku! Dan kalau mereka! Itu dikarenakan murid lain yang datang kekelas ini bisa dihitung dengan jari! Adikmu, ketua OSIS menyebalkan itu, dan murid yang terpaksa datang untuk menyampaikan tugas guru yang kebetulan ketua OSIS itu sedang sibuk!" jawab ino.

"Berarti dia bisa kita kategorikan jenis yang keempat! Yaitu 'Murid yang terpaksa datang karena ada masalah!' Apa kalian setuju?" tanya naruto.

"Kategorinya cukup panjang tapi masuk akal!" shikamaru setuju.

"Aku setuju!" jawab lee.

"Nah, sekarang! Bisakah kau berhenti bermeditasi dan katakan masalahmu sebelum jam makan siang berakhir?" tanya naruto pada gadis pink didepannya.

"Haaahhh.. Aku memiliki masalah!" jawab sakura setelah menghela nafas.

"Kau serius?!" tanya naruto yang dijawab anggukan dari sakura.

"KAU DIAM LEBIH DARI LIMA MENIT HANYA UNTUK MENGATAKAN 'Haaahhhh... Aku memiliki masalah!' ITU?! Kalau begitu bersabarlah dan ganbatte!" ucap naruto sarkas dengan nada yang dinaikkan.

"Bukan itu naruto! Dia ingin memulai bercerita!" kiba menanggapi naruto.

"Kiba! Kita semua sudah tau bahwa gadis dengan warna rambut mencolok mata ini punya masalah! Dan setelah diam selama lima menit lebih! Dia hanya mengatakan itu dan kembali diam?! Jangan bercanda! Aku bahkan belum makan siang!" sepertinya naruto mulai naik darah.

"Apa kondisi mentalmu tidak stabil saat kau lapar, naruto?" tanya ino konyol.

"Ya! Lihatlah! Karna terlambat makan 6 menit tubuhku menyusut seperti ini!" jawab naruto lebih konyol lagi.

"Baiklah.. Aku memerlukan bantuan kalian! Sebenarnya ini masalah keluarga! Tapi aku tidak tau harus meminta bantuan pada siapa! Lalu samui-chan menyarankanku untuk meminta bantuanmu!" sakura akhirnya berbicara.

"Hey! Ternyata kau bisa berbicara ya! Tadi kukira kau tipe orang yang pemalu seperti hinata dulu!" sindir neji.

"Hiraukan pria aneh berambut panjang itu! Katakan pada kami apa masalahnya! Kau tidak perlu takut masalah ini diketahui orang lain! Karna seperti kata gadis bernama aneh ini tadi! Tidak ada siswa disekolah ini mau berteman dengan kami!" ucap shikamaru.

"Hey! Namaku tidak aneh! Dan kau mengatakan seolah kita sangat menyedihkan!" ino menyalak tidak terima.

"Abaikan dia! Abaikan!" gaara memutar jari telunjuknya didepan wajah sakura layaknya seorang ahli hipnotis memberi sugesti.

"Hentikan perbuatan konyolmu, gaara! Sekarang kau mau bercerita atau kupukul rambut menyalamu dengan boken!" sasuke memberi ancaman pada sakura.

"Teman-teman! Bersikap baiklah pada haruno-san! Dia tamu keempat kita! Kalian ingat!" saran hinata berusaha menenangkan keadaan yang mulai aneh.

"Kau tidak perlu mengatakan bagian tamu, hinata!" sanggah naruto.

"Oh, apa aku tadi mengatakan tamu? Sepertinya tadi aku mengatakan rumus vektor!" hinata mengilah.

"Haahhh... BER-CE-RI-TA-LAH!" Naruto mulai geram dengan gadis pink ini.

"Oke! Begini, akhir-akhir ini ayah dan ibuku sering bertengkar karna ibuku mencurigai ayahku berselingkuh! Itu karna ayahku akhir-akhir ini sering bekerja lembur! Aku tau itu hal yang wajar di Tokyo! Tapi ayahku tidak pernah lembur sebelumnya! Ditambah sifat acuh ayahku yang tidak pernah mau menjelaskan pada ibuku! Itu membuatku tidak bisa belajar dengan tenang!" jelas sakura.

"Sudah berapa lama itu berlangsung?" tanya naruto.

"Sekitar lima sampai enam bulan!" jawab sakura.

"Baiklah! Kiba, ganti papan nama kelas ini dengan 'Konsultan Kejiwaan'! Kita punya pasien! Dan Samui-chan! Kembali kekelasmu dan katakan pada sensei bahwa Haruno Sakura berada diruang kesehatan sakera sakit kepala yang hebat dan kata penjaga ruang kesehatan dia butuh istirahat untuk memulihkan kembali prestasinya!" perintah naruto.

"Baiklah, nii-chan!" samui bergegas keluar dari kelas itu.

"Aku tidak bisa mengatakan 'baiklah' seperti adikmu! Itu konyol!" kiba memprotes perintah absurd naruto.

"Baiklah, haruno-san! Berdirilah didepan kelas dipojokan yang berlawanan dengan pintu masuk! Ibiki-sensei akan segera masuk!" naruto memberi perintah terakhir. Seluruh orang kembali kemeja masing-masing kecuali ino yang bangkunya masih diduduki oleh sakura.

"Kenapa aku harus kesana? Kalau Ibiki-sensei tau aku bisa mati! Apa kau tidak tau cara bersembunyi yang normal?" sakura protes.

"Lakukan saja! Yang perlu kau lakukan hanyalah berdiri dengan tenang dan perhatikan!" jawab naruto singkat.

Saat Ibiki-sensei masuk, naruto memanggilnya dengan lantang bahkan saat pintu itu belum sempurna terbuka, sehingga perhatian Ibiki-sensei langsung mengarah pada naruto.

Dengan perdebatan yang memakan waktu tidak lebih dari tujuh menit, sensei yang terkenal paling tegas itupun keluar kelas dengan memegang pelipisnya disusul tawa seluruh penghuni kelas.

Sakura yang mengamati dari pojok hanya melongo tidak percaya melihatnya. Bahkan dia melongo karna ibiki-sensei sama sekali tidak melihatnya, padahal posisinya berhadapan dengan pintu yang dimasuki ibiki-sensei ditambah tempat dimana ibiki-sensei berdiri tadi berada ditengah-tengah dirinya dan pintu masuk. Sungguh dia tidak percaya ini semua!

"Kau lihat haruno-san? Cara bersembunyiku yang sederhana sangat efektif bukan? Tapi kuharap kau tidak memberi tau 'cara mengusir guru dari kelas' pada teman-temanmu! Karna untuk melakukan itu dibutuhkan intelegen yang tinggi untuk membuat guru tidak bisa berbicara! Apalagi kelas kami saja sudah cukup mengirim beberapa guru pergi ke psikiater!" ucap naruto bangga.

Sakura berjalan kearah meja naruto dengan tampang yang masih menunjukan ketidak percayaan. Seluruh murid kembali berkerumun dimeja naruto, dan sakura kembali duduk dimeja ino.

"Baiklah! Kita mulai dari pertanyaan-pertanyaan simpel, apa kau siap?" naruto melipat kedua tangannya diatas meja.

"Asalkan itu bukan pertanyaan yang rumit, aku siap!" jawab sakura.

"Sebelum itu, kau harus mencermati apa yang diucapkan oleh lawan bicaramu! Aku tadi sempat mengatakan 'simpel'! Itu berarti tidak rumit! Itu sangat dibutuhkan didunia kerja, meski aki belum pernah merasakannya. Apa kau mengerti?" tanya naruto yang dibalas anggukan dari sakura.

"Aku akan bertanya, dan kau menjawab dengan singkat! Jangan berbicara hal-hal yang tidak aku tanyakan! Selain itu melindungi privasimu, itu juga menghemat waktuku! Kau mengerti?" kembali sakura hanya menjawab dengan anggukan.

"Siapa nama ayahmu?" "Haruno Kizashi!" "Apa pekerjaannya?" "Akuntan diperusahaan properti!" "Apa handphonenya disandi?" "Ya!" "Apa kau atau ibumu tau sandinya?" "Tidak!" "Apa alasan dia mengunci handphonenya?" "Itu untuk keperluan pekerjaan, dan ibuku adalah orang yang cemburuan, jadi dia tidak ingin ibuku mencurigai client-clientnya!"

"Ibumu tidak pernah sekalipun melihat isi handphone ayahmu?" "Tidak pernah!" "kau tau email ayahmu?" "Ya!" "Disaat hari libur apa kalian sering menghabiskan waktu bersama?" "Ya!" "Apa kau pernah melihat ayahmu melakukan komunikasi yang mencurigakan?" "Tidak!" "Cukup!"

"Aku mempunyai solusi untuk ini! Tapi ini merupakan hal yang sangat sensitiv, jadi aku ingin bertanya padamu! Apa kau serius ingin mempercayakan masalah ini pada kami?" tanya naruto memastikan.

"Aku percaya pada samui-chan! Jadi aku percaya pada kalian!" jawab sakura mantab.

"Baiklah! pertama-tama, kau memerlukan handphone yang sama persis seperti handphone ayahmu! Cukup merk dan serinya saja!" jelas naruto.

"Kebetulan handphoneku dan milik ayahku sama, dia membeli dua karna itu akan membuat harganya lebih murah!" jawab sakura sembari mengeluarkan handphonenya.

"Itu sangat membantu! Nah, lee! Apa ada orang yang pernah menghubungimu selain orang tuamu dan guy sensei melalui telephon pribadimu?" naruto mengalihkan pandangannya.

"Seingatku tidak pernah, oh iya! Kemarin kiba menelphonku untuk datang kerumahnya! Kau menelphoneku minggu lalu untuk mengajakku olahraga di gym, dan ino menghubungiku karna aku meminjam karangan bunganya!" jawab lee bersemangat!"

"Bagus! Berikan handphonemu!" perintah naruto.

"Untuk apa?" tanya lee bingung, sedangkan shikamaru menyeringai mengetahui apa yang akan dilakukan naruto.

"Kau akan kehilangan nomor lamamu! Dan akan kubelikan kau nomor yang baru!" jawab naruto setelah menerima handphone lee.

"Kau melakukan itu lagi?! Kau melakukannya dua minggu lalu dan itu membuatku harus mengirim pesan pada setiap nama yang tercantum di daftar kontakku!" lee protes namun hanya dibibir, toh daftar kontaknya tidak lebih dari duapuluh.

"Sekarang pindahkan nomormu ke handphone ini!" Perintah naruto pada sakura setelah melepas nomor lee. Sakura hanya menurut saja, dan naruto menggores beberapa bagiankonektor yang terdapat di Simcard milik lee lalu memasukkannya dihandphone samui.

Mengeluarkan laptopnya yang sudah menyala dimeja lalu menghubungkan handphone samui pada laptopnya dengan USB.

"Hubungi ayahmu dengan handphone itu, Haruno-san! Berbicaralah untuk setidaknya tiga menit! Dan yang lain, tolong tenang!" perintah naruto yang langsung dituruti oleh sakura.

"Halo, ayah! ~ Aku hanya ingin bertanya, apa minggu ini ayah sibuk? ~" dan obrolan sakurapun berlanjut, dia tidak memperhatikan apa yang dilakukan naruto, karna selain dia tidak faham, dia juga sedang sibuk memikirkan topik obrolan bersama ayahnya. Entah kenapa waktu tiga menit terasa begitu lama saat kita sedang dalam situasi seperti ini.

"Sudah cukup, haruno-san!" ino berbisik pada sakura.

"Kalau begitu sudah dulu ya, ayah! Aku harus kembali ke kelas! Jaa" sakura mengakhiri sepihak telephon itu.

"Sekarang apa lagi?" tanya sakura pada naruto.

"Sudah cukup! Dan sudah selesei! Tapi sebelum itu, apa kau benar-benar serius ingin mengetahui kebenaran ayahmu? Apa kau bisa menerima kenyataai jika seandainya ayahmu berselingkuh?" tanya naruto dengan wajah serius.

"Akan kucoba! Lagi pula di negara ini perceraian adalah hal yang lebih baik daripada bertengkar setiap hari!" jawab sakura.

"Baiklah, sekarang ambilah 'handphone ayahmu' ini!" ujar naruto memberikan handphone milik sakura.

"Handphone ayahku?" tanya sakura bingung.

"Ya! Karna aku mengkopi keseluruhan isi handphone ayahmu kehandphone milikmu, sekarang handphone itu milik ayahmu! Dan aku telah mencocokkan frekuensi sinyal nomor ayahmu, maka ketika dia menerima panggilan, pesan, email, atau v-call maka secara otomatis handphone ini akan menerima hal yang sama! Kusarankan agar kau tidak menjawab panggilan apapun dihandphone ini, biarkan ayahmu yang menjawab!" naruto memberi contoh dengan memanggil nomor kizashi melalui handphone lee dimana nomor sakura berada.

Handphone sakura berdering menandakan panggilan masuk, dan tidak lama berhenti berbunyi dan berubah tampilan seolah telah dijawab. Naruto memberikan handphone lee pada sakura dan memberi kode untuk berbicara, kemudia dia menekan tombol loudspeaker dihandphone sakura.

"Halo, ayah!" 'Halo, ayah!' secara ajaib ucapan sakura keluar dari handphone miliknya yang dipegang naruto.

'Astaga, kenapa dengan benda ini, aku tidak menekan tombol apapun tapi tiba-tiba berada di mode loudspeaker! Ada apa sakura?' kizashi menggerutu terlebih dahulu.

"Tidak apa-apa, ayah! Aku sala menekan nomor, jaa" 'Tidak apa-apa, ayah! Aku sala menekan nomor, jaa' jawab sakura langsung mematikan panggilan.

"Kau sudah faham cara kerjanya?" tanya naruto dan dibalas anggukan dari sakura.

"Bagus! Didalam sini juga ada setiap pesan dan email yang ada dihandphone ayahmu! Dan kusarankan kau untuk segera memeriksa isinya setelah tiba dirumah, lalu pertahankan ini selama dua atau tiga hari setelah itu kembali kemari untuk mengembalikan privasi ayahmu! Dan jika ayahmu tidak berselingkuh, segera beritau ibumu beserta buktinya dan minta maaflah pada ayahmu karna mengambil alih privasinya! Satu lagi, kembalikan handphone lee!" jelas naruto panjang lebar.

"Terima kasih banyak, Senju-san! Dan juga kalian semua! Aku sangat berterima kasih!" sakura ber'ojigi dihadapan seluruh murid kelas ACE setelah mengembalikan handphone lee danmengambil handphonenya sendiri.

"Kalau begitu aku permisi dulu!" saat sakura ingin keluar kelas tiba-tiba naruto menghentikannya.

"Kau yakin ingin kembali sekarang? Kenapa kita tidakpergi ke kantin bersama-sama saja? Toh kau sendiri sudah dicap sakit! Bagaimana teman-teman?" ajak naruto pada sakura dan teman sekelasnya.

"Tapi, bagaimana kalau ketua OSIS mengetahuinya? Dia bisa mnenghukum kita nanti!" tanya sakura pada naruto dan teman-temannya.

"Tenang saja! Ketua OSIS tidak akan punya alasan untuk menghentikan Kelas ACE!" jawab gaara. Akhirnya sakura hanya bisa mengikuti sepuluh orang itu, lagi pula dia juga belum makan siang.

~ARUFIN-SAN~

Diperjalanan pulang, naruto terlihat lebih santai saat mengemudi, tidak seperti saat berangkat tadi. Samui yang mengamati hal itu merasa kagum pada kemampuan beradabtasi milik kakak angkatnya ini. Dia ingat betapa paniknya naruto saat mobil ini melaju lebih cepat dari yang diharapkan kakaknya tadi pagi. Tapi sekarang kakaknya sudah bisa mengendalikan mobil ini dengan akurat.

"Apa masalah sakura-chan sudah selesei?" tanya samui membuka pembicaraan.

"Entahlah, aku hanya menunjukan jalan keluar. Kalau dia menemui kendala saat menuju jalan keluar itu bukan urusanku! Lagipula kenapa kau merekomendasikan untuk meminta bantuanku?" jawab naruto disusul pertanyaan.

"Karna kau kan pintar, Nii-chan! Pasti kehebatan teman-temanmu juga tidak kalah darimu!" jawab samui.

"Yah, kurasa itu benar! Selain pintar, aku juga tampan!" ucap naruto bercanda.

"Kau dan tingkat percaya diri yang tinggi milikmu! Apa kau tidak bisa menyetir lebih cepat dari ini? Bahkan ayah bisa lebih cepat dari ini!" samui mulai bosan.

"Aku akan belajar mengemudi malam ini! Sasuke akan mengajariku! Apa kau mau ikut?" tawar naruto.

"Benarkah aku boleh ikut?" wajah samui berbinar.

"Tentu saja! Lagi pula mobil ini dibelikan ayah untuk kita berdua, jadi kau berhak belajar mengemudi juga bukan?" jawab naruto.

"Tapi apa kau serius, Nii-chan? aku tidak berani mengemudikan benda ini! Bahkan aku belum pernah belajar mengemudi!" samui terlihat tidak yakin.

"Tentu saja tidak! Kau harus belajar teorinya terlebih dahulu! Dan mengamati bagaimana cara aku mengemudikan benda ini! Jika kau sudah hafal teorinya diluar kepala kau baru kuajarkan secara langsung! Nah, perhatikan bagaimana aku mengemudi, oke?" jelas naruto.

"Baiklah!" samui memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan naruto untuk mengemudikan mobil dengan serius, saking seriusnya dia tidak sadar bahwa mereka telah sampai dirumah.

~ARUFIN-SAN~

"Tou-san, Kaa-san, bolehkah kami keluar malam ini? Sasuke ingin mengajariku mengemudi dengan baik! Karna aku merasa belum cukup handal mengemudi!" tanya naruto setelah makan malam selesei.

"Memangnya, dimana dia akan mengajarimu mengemudi?" tanya tsunade.

"Diarea parkir stadiun! Disana tempat yang luas untuk belajar mengemudi!" jawab naruto.

"Apa masalahnya dengan pelajaranku kemarin? Aku sudah mengajarimu semua yang kutau tentang mengemudi!" jiraya memasang wajah kesal.

"Sebelum kujawab, apa kau pernah mengendarai mobil itu, Tou-san?" tanya naruto.

"Hehe.. Aku tidak berani!" jiraya nyengir sembari menggaruk belakang kepalanya.

"Aku mengijinkannya, tapi kalian harus pulang sebelum jam sebelas! Jika tidak, kalian akan menerima hukuman!" perintah tsunade tegas.

"Dan kau harus menjaga adikmu baik-baik, Naruto!" giliran jiraya mengeluarkan perintah.

"Akan kuingat itu baik-baik! Ayo Samui-chan, kita berangkat!" jawab naruto

"Ha'i, Onii-chan!" samui terlihat bersemangat dan bergegas mengikuti kakaknya keluar.

""Ittekimasu!"" ucap serempak naruto dan samui.

"Itterassai!" jawab tsunade.

"Mereka sudah besar ya, Tsuma?" jiraya tersenyum memandang naruto dan samui pergi.

"Yah, aku juga tidak menyangka waktu cepat berlalu! Kehadiran naruto membuat rumah ini lebih hidup dan membuat samui lebih ceria!" tsunade ikut tersenyum.

"Karna mereka berdua pergi, bagaimana kalau kita menonton film? Aku mendapat CD film romantis dari fugaku!" ajak jiraya.

"Apa kau yakin itu film romantis? Aku curiga!" mata tsunade memicing.

"Yah, bukan romantis saja sih, ada 'semi'nya juga!" jawab jiraya.

"Haaahhhh... Sudah kuduga! Tapi tidak masalah, toh anak-anak tidak ada dirumah! Ayo ke ruang teater!" tsunade menggandeng jiraya menuju ruang teater dirumah itu.

~ARUFIN-SAN~

Dikediaman Uchiha, naruto melihat sasuke telah menunggunya didepan mobil sport biru tua miliknya. Kaca mobil itu seluruhnya berwarna hijau menyala, selaras dengan warna ring pada setiap bannya. Ditambah gambar elang dikap depan mobil itu membuat mobil itu terlihat lebih gahar.

Sasuke menghampiri kaca jendela naruto yang langsung dibuka oleh naruto.

"Bagaimana dengan mobilku? Itu memang tidak semahal mobil ini, tapi aku telah melakukan berbagai modifikasi pada mesinnya jadi lebih tangguh dan cepat!" sasuke membanggakan mobilnya.

"Aku tidak peduli! Ayo kita berangkat! Kami tidak boleh pulang lebih dari jam sebelas!" jawab naruto acuh.

"Sebelum itu berikan tanggapanmu pada mobilku terlebih dahulu!" sasuke bersidekap dada dengan angkuh.

"Wow sasuke! Mobilmu keren sekali! Apa itu cukup?" jawab naruto dengan semangat dan diakhiri dengan kalimat datar.

"Itu sudah cukup! Ikuti aku! Karna kau adalah pemula, aku akan pelan-pelan!" ujar sasuke sembari menuju mobilnya, dengan itu mereka pergi ketempat parkir stadiun.

Tidak seperti bayangan naruto, dia kira tempat parkir ini sepi dan hanya akan ada mereka bertiga. Tapi ternyata dia salah. Ditempat ini telah terparkir puluhan mobil sport berbagai merk dan warna. Ada banyak sekali orang disini baik itu pria maupun wanita berbaju seksi.

Sasuke memarkirkan mobilnya dideretan mobil yang terpajang dengan rapi, sedangkan dia mengikuti sasukedan memarkir disebelah mobilnya.

Sasuke keluar dan menyapa beberapa orang pria dan wanita yang berkumpul didekat dia memarkir mobilnya. Setelah berbicara sejenak, dia menghampiri naruto yang masih berada didalam mobil.

"Keluarlah naruto, kita belajar menggunakan mobilku! Karna jika menggunakan mobilmu, aku takut akan lecet, jika mobilku yang lecet itu bukan masalah besar!" ajak sasuke.

"Bagaimana dengan adikku?" tanya naruto.

"Biarkan adikmu berada didalam mobil ini! Dan pastikan semua pintu terkunci! Banyak pria hidung belang disini!" jawab sasuke sembari berjalan kemobilnya dan duduk dikursi kemudi.

"Kau dengar yang dia katakan, Samui-chan? Kunci semua pintu dari dalam! Jangan membuka jendela apapun yang terjadi sampai aku kembali! Kau mengerti?" tegas naruto.

"Lalu apa yang harus kulakukan, Nii-chan?" tanya samui.

"Kau bisa melihat-lihat dari dalam mobil! Atau bermain smartphonemu! Apapun asal jangan keluar dari mobil.

"Baiklah! Jangan lebih dari satu jam! Atau aku akan mencekikmu!" ancam samui.

"Dari mana sifat sadismu itu berasal? Haahhh... Baiklah, aku akan kembali dalam satu jam! Kau puas?" tanya naruto.

"Tentu!" setelah naruto keluar, samui segera mengunci semua pintu dan menutup jendela. Dia tau tempat seperti ini di film-film, jadi dia menurut saja pada kakaknya. Sedangkan naruto masuk ke kursi penumpang dimobil sasuke.

"Baiklah! Aku akan mengajarimu bagaimana mengemudi dengan handal! Kau harus hafal benar bentuk mobilmu sendiri, sehingga kau tidak perlu selalu melihat ke spion apalagi melihat kebelakang! Kenali mobilmu dan rasakan bagaimana kau mengambarkan bagian belakang mobilmu! Dan sekarang kita akan praktek secara langsung! Perhatikanlah dan aku akan menjelaskan apa yang perlu kujelaskan! Kau faham?" ucap sasuke panjang lebar yang hanya dijawab naruto dengan anggukan.

Sasuke melajukan mobilnya kearah bagian barat tempat parkir yang lebih sepi. Itu dikarenakan bagian timur pasti digunakan sebagai lintasan balap oleh yang lain. Untuk permulaan sasuke mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Dan setelah naruto faham apa saja yang dia lakukan tadi, dia pun meningkatkan levelnya.

Mobil biru sasuke melintas dengan cepat dijalur yang dibatasi oleh kerucut-kerucut berwarna orange yang sering digunakan untuk menutup jalan. Berbelok dengan melakukan drift yang menghasilkan asap akibat pergesekan ban dan aspal. Dan setelah sampai diujung lintasan, diapun melakukan drift hingga mobilnya berputar 90 derajat.

"Sekarang kau faham? Jika kau ingin melakukan drift untuk berbelok kekiri, maka kau harus menarik rem tangan dan memutar steer ke kiri secara maksimal, dan perhatikan interfal waktu dan sudut belokannya agar kau tau kapan waktu yang tepat untuk memutar steer kearah kanan secara maksimal, jika tidak kau akan berputar 360 derajat membuat lingkaran di aspal! Jangan lupa dengan habisnya banmu karna terbakar!" jelas sasuke lalu keluar untuk bertukar posisi dengan naruto.

"Baiklah! Ayo kita lakukan!" ujar sasuke bersemangat.

"Kuharap aku bisa melakukannya!" naruto lalu menjalankan mobil itu melalui lintasan yang telah dibuat. Dimulai dengan kecepatan 30mil/jam dan terus merambat naik.

"Ayolah! Jangan takut menginjak gasnya! Disini tidak ada benda yang dapat menghancurkan mobil ini hanya karna kelebihan kecepatan!" sasuke memberi semangat. Dengan itu naruto menginjak gas lebih keras dan mobil itu seolah meloncat dan langsung berlari kencang namun tetap pada jalus yang ditentukan.

"Ini dia Drift Perdanamu! Tarik tuasnya sekarang! Dan putar kekiri!" teriak sasuke karna terlalu bersemangat. Dan naruto melakukannya!

Mobil itu melakukan drift dengan cukup baik, namun karna interfal jarak yang terlalu pendek, beberapa kerucut tertabrak dan jatuh terguling.

"Putar steer ke kanan jika kau tidak ingin berputar-putar!" dan kembali naruto menuruti sasuke, namun karena dia terlambat memutar steernya membuat mobil itu kembali menabrak kerucut didepannya namun masih cukup terkendali.

"Cukup baik untuk ukuran pemula! Ini dia yang kedua! Pastikan memutar steer ke arah berlawanan sesaat setelah drift! Lakukan dengan cepat namun tenang! Jangan lepaskan pedal gasnya ketika melakukan drift! Lepaskan ketika mobil sudah dijalur yang lurus dan turunkan giginya!" sasuke terus memberi arahan pada naruto, dan drift kedua ini naruto berhasil dengan sempurna. Itu dikarenakan sudut tikungan kali ini tidak setajam tikungan sebelumnya.

"Sempurna! Hahaha!" sasuke berteriak girang melihat muridnya berhasil.

"Baiklah! Tikungan paling tajam dilintasan ini datang! Lakukan seperti sebelumnya!" kali ini sudut tikungannya adalah 90 derajat dan seperti dugaan, naruto tidak bisa melakukannya dengan benar. Bagian depan mobil kembali menabrak beberapa kerucut.

"Kau terlalu cepat menariknya! Sudah kubilang untuk memperhatikan interfal waktu dan jaraknya bukan? Lihat tikungan terakhir dengan suduh 120 derajat! Kali ini lakukan dengan benar!" sasuke terus memberi arahan, dan dilintasan terakhir naruto berhasil melakukan dengan sempurna.

"Gunakan cara berhenti seperti aku tadi! Kali ini kau harus menginjak remnya!" sasuke mengakhiri penjelasannya.

"Seperti ini?" dan mobil itu berhenti dengan posisi sama persis seperti saat sasuke memberhentikan mobil itu.

"Sekarang lakukan tanpa arahan dariku! Aku hanya akan diam dan memperhatikan!" sasuke duduk dengan manis. Dan naruto kembali melajukan mobil itu. Setiap tikungan dilalui dengan cukup bagus kecuali tikungan paling tajam dengan sudut 90 itu.

"Satu putaran lagi dan kali ini taklukan 90 derajat itu! Dan besok kita akan mencoba jalur yang lebih sulit!" dan pada putaran terakhir ini, naruto akhirnya berhasil melakukan drift dengan sempurna pada sudut 90 derajat itu.

"Sempurna! Kau memang pantas berada dikelas ACE! Kau belajar dengan sangat cepat! Bahkan beberapa minggu yang lalu seorang pembalap jalanan belajar melakukan drift dan baru berhasil di track ini setelah sembilan kali percobaan! Baiklah, kita kembali sekarang! Kau yang mengemudi! Parkirlah dengan caraku!" sasuke terlihat senang.

"Apa tempat ini ilegal, Sasuke?" tanya naruto setelah melihat kembali kerumunan dimana adiknya berada.

"Tembat ini tidak ilegal, tapi juga tidak legal! Tidak ilegal karna tidak mengganggu ketertiban, namun tidak legal karna tidak memiliki ijin tertulis! Dengan begitu polisi juga tidak akan bisa menangkap kami! Bahkan jika mereka mau, mereka tidak akan bisa, karna mobil mereka hanyalah mobil buatan prabrikan! Mobil seperti itu tidak akan bisa mengejar mobil paling lambat disini! Hebatkan?" ucap sasuke bangga.

"Apa besok malam aku harus datang kemari lagi?" tanya naruto.

"Tentu saja! Pelajaranmu belum berakhir! Kau harus melalui semua track yang ada disini, dengan begitu kau baru bisa disebut handal!" jawab sasuke.

"Bagaimana dengan adikku? Aku kasihan padanya jika hanya diam dalam mobil!" naruto merasa tidak enak pada adiknya karna meninggalkannya sendirian.

"Untuk besok, dia akan menempati kursi penumpang mobilmu! Dan aku akan memperhatikanmu dari tepi lintasan!" jawab sasuke lagi.

"Bagaimana jika aku perlu arahan?" Naruto menghentikan mobil sasuke tepat disamping mobilnya.

"HEY! Sudah kubilang untuk parkir dengan caraku!" sasuke protes melihat naruto parkir dengan pelan, tidak melakukan drift seperti yang diajarkannya.

"Kita bertemu lagi besok! Aku harus segera pulang!" naruto membuka pintu dan keluar dari mobil sasuke.

"Oh! Terima kasih pelajaran darimu!" sambung naruto sebelum menutup pintu mobil dan menuju mobilnya.

Pintu mobil dibuka samui dari dalam dan naruto pun masuk. Dilihatnya samui memasang wajah kebosanan. Naruto segera menghidupkan mesin dan melajukan mobilnya meninggalkan area stadiun.

"Aku tepat waktu kan?" naruto berniat mengawali pembicaraan karna dari tadi samui diam saja.

"Kau terlambat satu menit!" jawab samui ketus.

"Bagaimana kalau kita-" "Kita pulang! Aku belum mengerjakan tugas matematika!" belum selesei naruto berbicara, samui segera memotong ucapannya.

"Kurasa ini saatnya aku meminta maaf, bukankah begitu?" tanya naruto.

"Ya! Kau tidak tau betapa menyebalkannya berada disana sendirian! Kukira akan seru jika ikut denganmu! Tapi ternyata tidak!" samui menggerutu.

"Besok kau ingin ikut lagi? Sasuke bilang besok kau yang duduk dikursi penumpang, sedangkan dia hanya mengamati dipinggir lintasan!" jelas naruto.

"Benarkah?!" samui menoleh cepat kearah naruto.

"Tentu saja! Dengan begitu kau bisa mengamati bagaimana aku melakukannya!" jawab naruto.

"YEY!" samui berteriak girang. Tentu saja dia senang, ketika dia melihat aksi mobil-mobil disana dia sangat tertarik untuk mengetahui cara melakukannya. Dan jika dia benar, pasti naruto juga belajar bagaimana melakukannya.

Akhirnya malam ini naruto harus membantu samui mengerjakan tugas sekolahnya, selain karna tugas itu cukup sulit bagi samui, itu juga tanggung jawab naruto karna telah membuat samui mengerjakan tugas kelewat malam.

~ARUFIN-SAN~

Dan disinilah samui berada, tempat yang sama dengan kemarin malam, hanya saja kali ini dia tidak akan kebosanan menunggu karna dia akan melihat bagaimana kakaknya mengemudi dari kursi penumpang.

"Lihat dan pelajari, Samui-chan! Meski aku tau ini bukan cara mengemudi yang lazim, tapi ini akan sangat keren!" ucap naruto dan mulai melajukan mobilnya.

Mobil orange itu melaju dengan kecepatan cukup tinggi, dan ketika sampai ditikungan pertama yang dibuat menggunakan kerucut orange-putih, mobil itu meliuk dengan indahnya.

"Whaaaaa!" samui yang berada dikursi penumpang berteriak histeris. Sensasi yang dia rasakan ketika mobil itu meliuk membuatnya takut jika mobil ini akan terguling.

"Tenang, Imouto yo! Kau akan terbiasa setelah tikungan berikutnya!" naruto akui, ini sangat menyenangkan. Adrenalinnya terpacu seiring dengan melajunya mobil tersebut. Naruto mengemudikan mobilnya dengan epik, setiap tikungan dia lalui dengan liukan mobil yang begitu indah. Jalur yang telah dilalui naruto tertutup asap putih hasil dari pergesekan ban dengan aspal, tak lupa dengan bekas ban yang tercetak diaspal.

Mobil itu akhirnya berhenti ditempat sasuke menunggu dengan duduk dikap mobil birunya. Dengan terburu-buru samui keluar dari mobil dan berlari menjauh untuk...

"Hooeeekkk..." ya, samui memuntahkan isi perutnya. Rasa pusing akibat setiap liukan mobil naruto membuatnya mual dan akhirnya muntah. Melihat itu naruto segera menghampirinya dan memijat leher bagian belakang samui.

"Kau tau? Aku terbiasa dengan sensasinya ditikungan ketiga, tapi kenapa kau tidak ya?" naruto terlihat khawatir.

"Mungkin karena tubuh laki-laki lebih kuat dari tubuh perempuan!" ucap sasuke saat berjalan menghampiri duo pirang tersebut.

"Haahh... Aku tidak bisa menyangkal itu!" balas samui setelah merasa lebih baik.

"Apa kita pulang saja?" naruto masih terlihat khawatir dengan keadaan adiknya.

"Itu ide terbaik! Lagi pula malam ini lebih dingin dari biasanya! Mari kita pulang!" sasuke peka terhadap situasi. Tanpa menunggu jawaban duo pirang, sasuke berjalan menuju mobilnya dengan santai. Naruto dan samui menyusul sasuke dan dua mobil sport itu meninggalkan area parkir stadiun tersebut.

Sesampainya dirumah, naruto membantu samui menuju kamar gadis pirang tersebut. Mansion tersebut sudah sepi, hanya ada beberapa penjaga diluar dan beberapa maid yang masih sibuk dengan pekerjaan ringan. Tsunade dan jiraya mungkin sudah tidur, atau berkutat dengan dokumen diruang kerja masing-masing.

"Perlu kuambilkan minuman?" tanya naruto setelah membaringkan samui diranjang queen sizenya.

"Air putih saja, tolong!" jawab samui lemah.

"Baiklah, tunggu sebentar!" naruto bergegas menuju dapur dilantai bawah. Saat sampai didapur, naruto melihat kurenai-basan sedang memasak sesuatu.

"Apa yang kau masak, basan?" naruto bertanya saat tangannya mulai sibuk menuang air kedalam gelas.

"Naruto-sama? Saya sedang membuat ramen instan! Shizune-san belum makan sejak tadi siang!" jawab kurenai masih dengan kesibukannya.

"Memangnya dia kenapa? Apa dia sakit?" tanya naruto penasaran.

"Tidak! Hanya saja, akhir-akhir ini dia lebih sibuk dari biasanya! Dia terlalu mementingkan pekerjaannya dan mengabaikan kesehatannya sendiri!" jawab kurenai.

"Haahh... Dia itu! Aku akan berbicara pada kaa-san masalah ini! Harusnya semua orang mementingkan kesehatan diri sendiri kan? Aku permisi dulu, basan!" naruto berlalu membawa segelas air putih dan dua buah apel dinampan kecil.

"Ini! Minumlah dan makan apel ini! Mengingat semua makan malammu sudah kau keluarkan, kurasa kau butuh ini!" naruto menyerahkan nampan dimeja kecil disamping tempat tidur samui. Dan membantu samui meminum air yang dia bawa.

"Terima kasih, nii-chan! Satu lagi! Besok kau harus menepati janjimu! Kita ketaman hiburan!" dengan itu samui mengistirahatkan tubuhnya.

"Haaahhhh.. Tentu saja! Tidurlah, karna besok pagi kita ketaman hiburan!" naruto menyelimuti samui dan beranjak pergi kekamarnya.

TO BE CONTIUED

A/N: Maaf setelah sekian lama tidak update saya hanya bisa update segini! Tapi reader sekalian jangan khawatir! Chapter depan akan ada aksi! Dan saya jamin aksi buatan saya akan anti-mainstreem! Saya akan menyajikan aksi perdana Naruto yang berbeda dengan adegan aksi-aksi yang ada di ffn! Tapi yang menjadi masalah adalah, saya sangat kesulitan dengan semua kegiatan saya didunia nyata. Jadi saya mohon reader sekalian memaklumi jika saya update lama. Tapi tenang, kemaren adalah waktu update terlama yang akan saya lakukan! Untuk kedepannya mungkin akan sebulan sekali mengingat jadwal kampus saya yang cukup padat, tapi tidak sekompleks masalah saya kemaren kok. Yah, masalah kemaren menyangkut masalah hukum juga soalnya! Tapi tidak seperti yang kalian fikirkan, masalah saya bukan berarti saya diBUI lho ya! Intinya itu masalah pribadi saya! Oh iya, saya mempublish fic baru! Dan itu ONESHOOT dengan FULL-LEMON NARUINO! Itu menunjukan kalau saya LAKI-LAKI TULEN dan bukan HOMO!

Dan untuk para reviewer sekalian, saya sangat berterima kasih anda sekalian mau memberi saran yang sangat membantu. Tapi saya mohon maaf jika belum bisa membuat fic ini sesempurna yang kalian mau, karna saya baru dalam tahap belajar jadi saya berharap kemudian hari fict yang saya hasilkan semakin membaik! Oh, dan saya minta maaf karna belum bisa membalas review kalian satu-persatu, karna laptop saya ternyata gak bisa diperbaiki sebab ada beberapa komponen yang hangus akibat saya gunakan sambil di charge, ditambah saya mendownload anime sebanyak itu diwaktu bersamaan itu membuat ram saya rusak. Maklum, laptop tua! Jadi saya harus menabung untuk membeli laptop baru! Akibatnya saya jauh lebih kesulitan dalam mengerjakan setiap tugas yang dosen saya berikan, ditambah Pak Botak itu sangat menyebalkan saat ada mahasiswanya yang terlambat mengumpulkan tugas.

Selain FFN menjadi tempat saya CURHAT, FFN juga menjadi dunia saya saat sedang waktu luang! Jadi dengan sedikitnya waktu luang saya akhir-akhir ini membuat dunia saya terasa hancur!

Oke, abaikan yang diatas! Jangan lupa Foll, Fav, & Review! Itu semua gratis dan hanya dipungut biaya data internet standar yang diterapkan masing-masing provider kalian! Jadi jangan ragu untuk review! Intinya, REVIEW YA!?

~ARUFIN-SAN~

LOG OUT