Naruto by Masashi Kishimoto

Warning : AU ,OOC,typo,Misstypo,Lemon,Mainstream idea etc

.

..

...

You Are My Slave

...

..

.

"hi..hinata...?" naruto bertanya-tanya dalam hatinya kenapa hinata bisa seagresif ini.

...

"na..naruto, kenapa kau tidak memarahiku?" dengan wajah yang sudah memerah hinata memberanikan diri menatap naruto.

"kenapa pula aku harus memarahimu?" tanya naruto bingung.

"se..setidaknya lakukan seperti yang pernah kau lakukan sebelumnya" ujar hinata malu.

"ngomong-ngomong bisa kau beranjak dari atasku hinata?" mohon naruto.

"tidak mau" ceplos hinata.

"hmmp..." tiba-tiba saja tanpa aba-aba hinata langsung mencium tepat dibibir naruto, setelah agak lama akhirnya hinata melepaskan ciuman karena sudah mulai kehabisan napas.

"ah... hinata..., jangan-jangan kau..?" tanya naruto penasaran.

"heh..., baka, aku tidak mungkin menyukaimu" tiba-tiba wajah hinata langsung memerah karena malu dengan perbuatannya sendiri dia langsugn kabur menuju kamarnya.

"hinata, tunggu" naruto memanggil hinata namun tidak diindahkan sama sekali.

Hinata langsung menuju kamarnya.

"Apa yang ku lakukan, dia itu kan sebenarnya brengsek , tapi kenapa aku malah..." gumam hinata sembari berbaring dikasurnya.

...

Setelah cukup lama bergelut dengan pikirannya hinata pun tertidur pulas.

KRING...KRING... terdengar suara alarm yang berbunyi. Yang menunjuk pukul 5:00 pas

"duh, aku ketiduran , untung saja ada alarm ini" gumam hinata yang segera beranjak dari kasurnya dan segera untuk mandi.

"duh, kenapa aku terus memikirkannya sih" bahkan saat mandi pun hinata malah memikirkan naruto.

...

Beberapa menit kemudian.

Akhirnya setelah selesai mandi hinata bersiap untuk melakukan pekerjaannya seperti biasa. Karena hari masih pagi tentu saja hal yang harus dia lakukan adalah memasak sarapan untuk tuannya.

Setelah selesai memasak hinata mencoba mendatangi kamar naruto untuk membangunkannya.

...

"duh kenapa aku malah jadi gugup begini " gumam hinata yang mukanya mulai memerah.

Dan tiba-tiba...

...

"KYAAAA... " Hinata berteriak karena ada tangan yang menyentuhnya pundaknya dari belakang.

"hei, ini aku" ternyata tidak lain adalah naruto.

"moh..., kau mengagetkanku saja" hinata mulai ngambek dan memukul kecil dada naruto.

"hahaha , sudahlah lagian pukulanmu itu tidak terasa hinata " naruto tetawa melihat tingkah hinata.

"maafkan aku tuan" tiba-tiba hinata menunduk dan minta maaf.

"sudahlah, tidak apa hinata" naruto mencoba mengangkat kepala hinata yang sedang tertunduk itu.

"bukan itu, maksudku soal yang tadi malam" ujar hinata pelan.

"hm... yang tadi malam, aku tidak merasa kau melakukan kesalahan kok, jadi sudahlah jangan dipikirkan, kalau begitu aku mau makan dulu ya" naruto pun meninggalkan hinata menuju ruang makan.

Karena melupakan sesuatu naruto kembali lagi.

"oh ya hinata kau juga ikutlah makan bersamaku" tiba- tiba naruto menarik tangan hinata menuju ruang makan.

Setelah sampai diruang makan naruto pun duduk, namun hinata hanya berdiri memperhatikan.

"wah , sepertinya hari ini menunya sedikit berbeda, hei, hinata ayo kemarilah duduk disini kau pasti juga belum sarapan kan, lagipula kulihat kau memasak terlalu banyak jadi bantu aku menghabiskannya ya" ujar naruto yang mempersilahkan hinata duduk disalah satu kursi kosong disampingnya.

"aku makannya nanti saja, lagi pula aku ini tidak pantas untuk makan bersamamu " ujar hinata murung.

"hinata , jangan berkata seperti itu, itu malah membuatku sedih tau" naruto menghampiri hinata dan memeluknya.

"tapi benarkan, aku ini tidak pantas bersamamu, aku bukanlah seorang yang berada lagi aku hanya.. pem..." hinata pun mulai menangis.

"hei, sudahlah jangan menangis, pokoknya sekarang kuperintahkan kau untuk makan bersamaku, ingat ini perintah" karena itu perintah dari naruto, mau tidak mau hinata pun mengikutinya.

"hinata..." naruto memanggil.

"iya , tuan, ada apa?"

"kalau dipikir-pikir dengan makan bersama seperti ini, kita jadi seperti pasangan suami istri saja ya" perkataan naruto barusan spontan membuat wajah hinata memerah.

"hei, apa dia mencoba menggodaku?" pikir hinata.

...

"ah enaknya , kau memang calon istri idaman ,walaupun kau dulunya anak manja, tapi tak kusangka masakanmu bisa enak seperti ini" puji naruto terhadap hinata.

"heh, dia ini memuji atau menghina ku sih, tapi sejak tadi dia membicarakan tentang istri terus,apakah dia masih menyukaiku, atau jangan-jangan..." gumam hinata.

"anoo, tuan boleh aku bertanya sesuatu" hinata mencoba memberanikan diri untuk bertanya kepada tuannya walau dia agak sedikit gugup.

"ya, tanya saja tidak usah malu-malu, kali ini anggap saja aku ini sebagai temanmu bukan sebagai majikan" ujar naruto sambil memberikan senyum tipis.

"ke...ke...rennya"pikir hinata.

"baka, aku jadi lupa dengan kalimat yang mau aku ucapkan " gerutu hinata lagi.

"jadi, apa yang mau kutanyakan, hinata? " tanya naruto penasaran.

"anoo, itu ..a..apa tu..tuan masih MENYUKAIKU? " spontan saja hinata mengatakannya.

...

"Heh,..."

"hahaha, jadi cuman itu saja aku kira apa?" naruto pun kembali tertawa.

"kenapa dia ketawa lagi apa dia mengejekku" pikir hinata.

"baiklah akan kujawab, kalau tentang itu sih, memang benar" tiba-tiba naruto menyentuh tangan hinata dan menggenggamnya. Hinata hanya pasrah saja dengan perlakuan naruto tersebut.

"Jadi kau masih menyukaiku naruto-kun" tanya hinata tersipu malu.

"benar , apapun yang kau lakukan dulu tetap tidak merubah persasaanku ini padamu hinata, kau adalah satu-satunya ratu dihatiku ini" perkataan naruto barusan benar-benar meluluhkan hati hinata yanng selama ini keras seperti batu, yang sangat susah untuk ditaklukan namun kini pria bernama uzumaki naruto tersebut telah berhasil melakukannya.

" aku... juga menyukaimu naruto-kun" hinata menagis sembari tersenyum dia tidak pernah merasa sebahagia ini, mungkin beginilah rasanya jika kita menyukai seseorang dan cinta kita terbalas.

"hinata kalau begitu menikahlah denganku" entah apa yang dipikirkan naruto langsung berkata seperti itu.

"me...me.. nikah katamu" hinata terkejut dengan perkataan naruto, kini dia tertunduk malu hingga bingung harus berkata apa.

"bagiamana hinata, kalau kita menikah hubungan kita bisa lebih dari ini, dengan begitu aku bisa membantu keluargamu" ujar naruto sembari tersenyum.

"dia bilang dengan menikahiku ,dapat membantu keluargaku, terdengar sangat meyakinkan" pikir hinata.

"iya aku mau, tapi bukankah kita terlalu muda untuk menikah lagipula kau masih masih sma naruto-kun"

"maksudku bukan sekarang tunggulah sampai aku tamat dan mewarisi perusahaan ayahku, pada saat itu aku akan menikahimu, jadi kuharap kau menungguku sampai saat itu hinata" terang naruto kepada hinata.

"oh begitu ya, itu bagus naruto-kun, aku bersedia menunggumu kok" ujar hinata sembari tersenyum.

"jadi aku diterima ya" naruto pun langsung memeluk hinata.

"na..naruto-kun" ujar hinata lembut.

" ngomong-ngomong hari ini kan minggu sepertinya aku masih punya banyak waktu untuk bermain denganmu hinata" tiba-tiba naruto menggendong hinata menuju sofa dan memposisikan hinata berada diatasnya.

"heh... posisi macam apa ini " hinata yang terkejut pun berusaha untuk lepas dari pangkuan naruto.

"tenanglah hinata ,posisi ini bisa disebut disebut woman on top namun dengan posisi duduk, dengan begini aku jadi bisa bebas melakukannya...

"heh,,, kita akan melakukan itu" tanya hinata.

"memangnya apa lagi nona" langsung saja naruto mencium bibir hinata dan dengan lihai naruto memainkan lidahnya sampai-sampai mereka berdua mengeluarka air saliva dikarenakan ciuman super panas tersebut.

"mmmmppp...hahh..." hinata sedikit mendesah.

Kali ini mata naruto tertuju kepada buah dada milik hinata yang sepertinya sudah mulai mengeras.

Sedikit demi sedikit dan perlahan demi perlahan naruto mencoba menyentuhnya, kini kedua tangan naruto mulai bermain-main dengan buah dada milik hinata.

"he...eh... kya..." hinata mulai mengeluarkan suara-suara nan erotis yang membuat indra naruto semakin buas.

Karena tidak puas dengan pakaian yang menghalangi tangannya, naruto mencoba melepaskan pakaian bagian atas hinata hingga tidak tersisa satu helai benangpun.

Hinata hanya pasrah dengan wajah yang sangat merah,karena sangat memerah sampai kepalanya dapat mengeluarkan asap-asap dari ubun-ubun kepalanya.

"sepertinya dadamu ini semakin besar saja, kau makan apa sih" ujar naruto menggoda.

"jangan berkata seperti itu, aku juga tidak mau jadi sebesar ini" ujar hinata malu.

Naruto pun kembali meremas buah dada hinata yang lumayan besar itu, sesekali naruto melumatnya dengan mulut seperti seorang bayi yang sedang menyusui.

"hmmpp...ah...ah... hentikan" spontan hinata mengatakan itu.

"apa , kau menyuruhku berhenti" naruto pun menghentikan perbuatannya.

"kalau kau berkata begitu apa boleh buat" ujar naruto yang segera melepaskan tangannya.

"heh kok begitu ,padahal aku tadi menikmatinya" ujar hinata dalam hati.

"itu tidak benar, kumohon lanjutkan naruto-kun, jangan pendulikan perkataanku barusan " ujar hinata yang seperinya sudah mulai terjerat bujuk rayuan naruto.

"baiklah aku lanjutkan ya" naruto kembali bermain-main dengan dada hinata.

Dan secara tidak sadar rudal naruto sudah mulai menengang.

"ah..., " hinata kembali mendesah karena miliknya sekarang menyentuh rudal milik naruto.

"hinata berdiri sebentar" naruto mencoba untuk membuka celananya yang sesak karena rudalnya yang sudah berdiri tegak bak tiang bendera.

"uh... leganya" ujar naruto.

"anooo, apa aku harus...? " tanya hinata .

"ayo hinata jangan ragu-ragu"

Dengan perlahan hinata mencoba melumat rudal milik naruto tersebut sedikit demi sedikit.

"yah... begitu bagus hinata, kau semakin mahir " kali ini naruto memegang kepala hinata agar dia mempercepat gerakannya.

"lebih cepat hinata, ... sedikit lagi akan keluar... 3...2...1 " Hinata pun melepaskan mulutnya dari rudal naruto... dan SPLASH... keluarlah cairan yang sangat banyak hingga memnuhi wajah dan dada hinata.

"baiklah saatnya masuk ke acara inti" kali ini naruto mencoba meraih bawahan hinata yang masih memakai rok dan melepaskan semuanya hingga kali ini hinata benar-benar telanjang tanpa sehelai benang pun.

Naruto mengarahkan hinata untuk memasukkan rudal miliknya pada milik hinata. Sedikit demi-sedikit dan kini rudal milik naruto tersebut sudah sepenunya masuk kedalam milik kewanitaan milik hinata.

"hinata lakukan seperti biasa ya" naruto mengarahkan hinata untuk menaik-turunkan pinggulnya karena posisi hinata kini yang berada diatas.

"ah...ha... ehmmppp... na..ru...to...-kun " hinata memanggil naruto ditengah desahannya.

"ah... iya hinata... ,,bagus terus gerakkan pinggulmu" naruto pun sedikit mendesah karena perlakuan hinata.

"aku ... men... eng...ah.. cin..taimu..." ucap hinata sambil menatap mata naruto.

"aku juga hinata, sangat mencintaimu" balas naruto.

"na..ru..to-kun kalau mau keluar, lakukan saja didalam ah... aku tidak ...hnn... ah... apa-apa" ucap hinata.

"baiklah hinata sedikit lagi ...ini dia..."

SPLASH...naruto mengeluarkan semua cairan miliknya didalam tubuh hinata.

"kyaaaahaa...aaaaah..., ha..hangatnya..." hinata pun klimaks dibarengin dengan naruto.

...

Setelah bercinta mereka berdua pun segera bersih-bersih karena kondisi ruang tamu yang penuh dengan cairan dimana-mana.

"hinata, sepertinya aku salah memilih tempat bermain" ujar .

Hinata hanya tertawa kecil melihat tingkah naruto tersebut.

Hinata kembali memeluk naruto dari belakang.

"hinata jangan bilang kau mau lagi? " tanya naruto sedikit menggoda.

"apa, aku keliatan seperti itu, lagi pula kau tidak akan sanggup lagi" ejek hinata.

"jangan meremehkanku ya" naruto kembali menerkam hinata.

"ehh... aku hanya bercanda kok" hinata pun tertawa kecil.

...

...

...

...

...

...

...

...

NARUTO POV

"bersenanglah-senanglah untuk saat ini hinata, karena pemainanku baru saja dimulai"

-END-

A/N : Akhhirnya selesai juga , dan maaf kalau endingnya kentang haha..., terima kasih buat para readers yang sudah mau membaca fict gaje oe ini, tanpa adanya kalian author bukanlah apa-apa, hihi... ,sankyuu sampai ketemu difanfict gaje oe berikutnya. =)