-o-0-o-

Kontrak dan akibat

-o-0-o-

Naruto memancarkan kilatan merah di matanya, tentu saja gadis itu masih takut dan terkejut. Sekarang yang utama adalah bagaimana jalinan mereka ke depan.

"dengar Sakura.."

Naruto menyentuh pundak Sakura yang tingginya tidak lebih dari dadanya

"kau harus meninggalkan rumahmu sekarang juga"

"tapi dimana a-aku akan tinggal nanti?"

Banyak pertanyaan yang masih menjadi fikiran Sakura. Tentang Naruto, identitasnya seorang vampire, apa dan bagaimana tujuanya menjadikan Sakura sebagai 'pasokan darah hidup' baginya.

Dengan kekuatanya sebagai vampire, Naruto menghipnotis Sakura agar menuruti keinginanya.

"membiarkanmu disini akan sangat beresiko.. kau bisa memancing vampire rendahan lain untuk memangsamu"

Sakura patuh dengan yang di perintahkan Naruto. Saat ini Sakura hanyalah menjadi boneka dan 'makanan' bagi Naruto. Saat kesadaranya kembali. Sakura terbangun di sebuah apartement milik Naruto yang bernuansa temaram.

"oh, sudah bangun rupanya"

Naruto menuangkan wine ke dalam gelas dan meneguknya perlahan

"kau ingin?"

Sakura menggeleng cepat

"ini dimana?"

"apartementku, mulai sekarang kau akan tinggal disini"

Naruto menarik dagu Sakura

"peliharaanku"

Saat ini, Naruto seolah tak memiliki ekspresi sama sekali. Dia begitu dingin, suhu dan wajahnya seolah tak berekspresi.

"kau harus makan Sakura"

"eh?"

"makanlah.. aku sudah menyiapkan makanan untukmu"

Sakura melirik kearah dapur, terdapat berbagai makanan, minuman serta vitamin yang telah di siapkan oleh Naruto.

"akan sangat merepotkan.. bila tubuhmu tidak mengalirkan darah yang bagus untukku"

Sakura mengerti.. Naruto menyiapkan itu semua semata-mata bukan untuk Sakura, melainkan dirinya.

-o-0-o-

Sakura datang ke sekolah bersama Naruto. Membuat semua siswa perempuan berbisik mengenai dirinya, Sakura menunduk. Menulikan pendengara, Narutopun toh tidak terlalu mempedulikan hal itu. baginya Sakura hanya sumber 'makananya' saja.

Sakura masuk ke kelas seperti biasa, dan entah mengapa satu persatu dari mereka menjauhinya. Sakura tidak mengerti, sebegitu bencinyakah hanya Sakura datang bersama Naruto?

Di sekolahanpun mereka tidak saling bertegur sapa, bahkan untuk mengobrol saja tidak. Naruto sudah menyiapakan segalanya untuk Sakura.

Saat bell istirahat berlangsung Sakura menuju atap sekolah untuk menemui Sasori.

"Sasori-kun!"

Tidak seperti sebelum-sebelumnya, Sakura nampak tidak lesu ataupun lemas karena perlakuan keji ibu tirinya.

"Saki"

Mereka duduk berdua, Sakura menyandarkan kepalanya di bahu Sasori. Sasori tersenyum, baginya Sakura adalah seseorang yang berarti. Sasori hendak minum sebelum menyadari..

"Saki.. lehermu kenapa?"

Sakura mengerjap, harusnya dia menggunakan plester untuk menutupi bekas gigitan itu.

"ah, ya.. ini.. uhm.. di gigit serangga. Ehehehe"

Sasori mengernyitkan dahi, di tariknya lengan Sakura agar bisa melihat luka tersebut.

"kau tau Saki aku ikut club kesehatan.."

".."

"ini seperti.. bekas gigitan taring"

Sakura kelabakan

"ini tidak apa-apa ko! Sasori-kun! Tak usah mencemaskanku!"

Sakura menjauh, kegugupan diantara mereka.

"kau tau Saki.. aku ingin melindungmu"

"eh.."

Di balik pintu atap sekolahan Naruto berdiri memperhatikan setiap gerak-gerik Sakura. Dan tanpa mereka sadari warna mata Naruto berubah menjadi merah, secepat angin lalu menghilang begitu saja.

-o-0-o-

Kushina tampak melihat menimumanya dengan tidak berselera. Hari ini Minato sibuk, sibuk selalu mengawasi kastil yang menjadi tempat tinggal mereka. Kushina merasa hidupnya yang sudah berabad-abad tak berarti, karena hidupnya memang hanya di kastil itu bersama suami pemimpin kerajaan vampire.

"bagaimana pantauanmu sejauh ini?"

"di daerah utara ada beberapa vampire yang melanggar aturan"

"lalu?"

"kami sudah membinasakan mereka"

"bagus"

Beberapa pengawal itupun lantas pergi di hadapan Minata. Hukum yang berlaku sejak lalu, bila mereka sembarangan memangsa manusia maka hukuman mutlak adalah membinasakan mereka. Mata Minata menerawang ke arah luar jendela yang besar.

"anata..."

"Kushina.."

Kushina mendekat kearah suaminya dan memeluknya,

"aku merindukan putera kita"

Minato tersenyum samar

"biarkan sementara waktu dia lepas bersama mangsanya agar dia bisa mengatur nafsunya"

Tanpa sepengetahuan Minato, Naruto membuat perjanjian dengan manusia. Dan entah akan berakibat apa bila ayahanda mengetahuinya...

-o-0-o-

BRUKKK..

Naruto sudah mencekal kerah baju Sakura, membuat gadis itu terpojok di tembok dan tak bisa berkutik.

"Na-naruto.."

Sakura memalingkan wajahnya, sementara Naruto mulai mengensdus leher jenjang Sakura

"kenapa?"

"ini tidak benar.. ja-jangan lakukan itu disni"

Cicit Sakura yang hanya dianggap angin lewat Naruto

"kau lupa siapa dirimu ha? Kau hanya peliharaanku Sakura.."

Crack..

Sakura menahan perih di lehernya, Naruto sudah mulai mengisap darahnya. Tak hanya mengisap, tangan kiri Naruto yang bebas menjamah tubuh Sakura.

"kumohon.. hentikan!"

Naruto tidak menghiraukan, peduli setan saat ini dia tengah kehausan.

-o-0-o-

"anda haru melihatnya Minato-sama"

Nagato berdiri menyerahkan bola pengintai

"apa maksud dari semua ini?"

"Naruto.. telah membuat perjanjian dengan manusia"

-o-0-o-

Memang benar, hidup Sakura jauh lebih baik semenjak tinggal di apartement Naruto. Hidupnya tidak semenderita dulu, pakaiana, makanan. Atau apapun Naruto sudah menanggungnya, yang harus dia lakukan hanya patuh dan menyediakan pasokan darah untuk Naruto.

Entah bagaiman kabar ibu tiri dan saudaranya sekarang.. Sakura tidak terlalu mempedulikanya, dan tidak mau ambil pusing soal itu.

Tapi tetap saja, meskipun semua kebutuhanya telah di penuhi Naruto hanya mengaggap Sakura peliharaan. Tidak lebih...

Narutopun hanya akan berkunjung dan menginap ke apartemen seperlunya saja. Naruto sering pergi saat malam hari entah kemana Naruto tidak pernah memberi tahu Sakura. Sakura memeluk dirinya sendiri. rasanya kesepian. Ada hati Sakura yang kosong..

Hush...

Naruto tiba-tiba saja muncul di hadapanya dengan pakaian serba hitam, dengan aura gelap dan wajah yang garang.

"Naruto"

Tak ada sambutan sama sekali, Naruto langsung menyergap Sakura begitu saja, dan selalu begitu. Dan yang hanya bisa Sakura lakukan adalah menahan perih.. sambil memalingkan wajah. Lehernya penuh dengan luka taring yang di tinggalkan oleh Naruto.

Usai mengisap darah, Naruto menyekanya dengan tangan lantas menjauh.

"Na-naruto.."

"ada apa?'

Sakura mendekat, di tariknya baju Naruto yang membuat Naruto melemparkan pandangan dingin

"boleh aku bertanya?"

"apa?"

"siapa kau sebenarnya? Aku tau kau hanya mengaggapku sebagai peliharaanmu saja. Tapi rasanya sangat tidak adil bila aku tidak mengetahui siapa dirimu sebenarnya.. setidaknya sebagai pemasok darahmu aku-"

"baiklah.."

".."

"kalau itu maumu.."

Naruto tiba-tiba saja sudah membopong tubuh Sakura dengan bridal style. Lalu mereka hilang seperti angin. Dan muncul di kegelapan, di hutan tempat mereka membuat kontrak perjanjian.

"kenapa kau mengajaku kesini?"

"karena.. disnilah kita memulai semuanya.. Sakura"

Naruto tidak perlu repot-repot menjawab pertanyaan Sakura. Karena pada dasarnya, Naruto memang mahluk dingin tak memiliki perasaan. Dengan kekuatan vampire yang dimilikinya, Naruto membawa masuk Sakura melalui fikiran. Sakura melihat masa lalu Naruto, kehidupan Naruto di kastil. Bagaimana dia didik dan di besarkan petinggi vampire dengan dingin. Sakura melihat gambaran kecil Naruto yang entah bagaiman harus dia menjelaskanya. Naruto melihat pembunuhan dan pembantaian tanpa ekspresi apapun.

Lalu ada salah satu ingatan yang tidak sengaja Naruto salurkan melalui fikiran Sakura. Gadis berambut panjang yang mengenggam tanganya dan mengajaknya berlari.

"i-itu.."

"cukup.. aku rasa kau hanya perlu mengetahuiku cukup sampai disitu saja"

Sakura mengetahu ternyata Naruto adalah pewaris tahta vampire. Dia adalah vampire keturunan murni tanpa tercampur darah manusia setetespun.

Tiba-tiba saja Sakura memeluk Naruto, dengan dorongan emosinya Sakura merengkuh Naruto yang tinggi itu di dekapanya.

"ada aku disini Naruto.."

Naruto tak mengerti, perasaan apa ini? Karena memang sudah sejak lama perasaanya telah mati, bahkan perasaanya tak pernah hidup seperti manusia. Naruto membeku, di biarkanya Sakura memeluk dirinya.

-o-0-o-

"kau tau Minato.. apa yang dilakukan oleh pangeran Naruto perbuatan yang tidak bisa kita biarkan begitu saja"

"benar.. apa yang dia lakukan sangat beresiko pada kelangsungan hidup kita"

"kita tidak bisa membiarkanya begitu saja"

Para petinggi vampire merapatkan keputusan tindakan yang dilakukan oleh Naruto. Perbuatanya tidak bisa di biarkan begitu saja.

"beri dia tenggang waktu setidaknya selema tujuh bulan purnama"

Minato mendesah, harusnya urusan ini menjadi pribadi saja antara seorang ayah dan anak. Bukan melibatkan para petinggi vampire seperti ini.

"tch.. tujuh purnama katamu? Kami tidak bisa menerimanya begitu saja"

"saya tau keputusan yang terbaik bagi kelangsungan bangsa kita.. jadi setidaknya kalian meghargai keputusan ini"

"baiklah.. kami akan memberi tenggang waktu pada tiga pergantian purnama untuk pangeran"

"jadi selesaikan masalah ini dengan baik"

Suasana melengang dan keheningan tercipta. Artinya Naruto hanya memiliki tenggang waktu selama tiga purnama saja.

-o-0-o-

.

.

TBC