[DISCLAIMER]
The story belongs to it's real author. I just remake it into ChanBaek version.
.
HEART CONTRACT
심장 계약
[ChanBaek GS]
.
Remake story by Santhy Agatha
"Pernikahan itu bagaikan perjanjian hati. Perjanjian hati untuk saling mengerti, saling memaafkan dan saling menjaga Cinta satu sama lain."
.
.
EPILOG
Pagi hari yang mendung, hujan rintik-rintik turun di luar sana, membuat suasana pagi gelap dan temaram. Baekhyun menarik selimutnya sampai ke pundak, merasa lelah dan mengantuk luar biasa.
Lalu dia merasakan lengan itu melingkari pinggangnya, lengan yang kuat, memeluknya dengan posesif. Baekhyun mengerutkan kening, membuka matanya pelan dan menunduk melihat lengan itu, kesadarannya kembali... Itu lengan Chanyeol, suaminya.
Suaminya. Pipi Baekhyun memerah dan dadanya dipenuhi oleh perasaan hangat. Chanyeol benar-benar telah menjadi suaminya yang sesungguhnya, semalam. Ingatannya melayang kepada malam sebelumnya dimana Chanyeol berlaku sangat lembut kepadanya, menyentuhnya dengan hati-hati dan penuh penghormatan, lalu Chanyeol memberinya pengalaman luar biasa dan membuat mereka benar-benar menjadi suami isteri.
Lengan Chanyeol yang memeluknya bergerak, lelaki itu rupanya terbangun dan langsung mengecup pipi Baekhyun dari belakang dengan lembut.
"Selamat pagi." bisiknya serak di telinga Baekhyun.
Baekhyun menolehkan kepalanya dan tersenyum malu-malu kepada Chanyeol, "Selamat pagi juga."
Chanyeol melirik ke arah hujan yang mulai turun dengan deras di luar, "Hari ini hari minggu dan diawali dengan hujan yang turun deras." lelaki itu mengedipkan matanya, "Sepertinya kita akan berada di atas ranjang seharian."
Baekhyun sempat tertawa geli ketika Chanyeol menariknya setengah menggoda ke dalam pelukannya dan menciuminya. Dan memang benar, mereka baru turun dari ranjang lama sekali sesudahnya.
.
.
.
Ketika Baekhyun dan Chanyeol turun untuk makan siang dan melewatkan sarapan, mereka bertemu dengan Eunbi dan Hyunmin yang sedang duduk di ruang makan, menikmati makan siang mereka. Hyunmin memang sengaja datang untuk menjemput Eunbi ke sebuah acara kampus di hari minggu.
Eunbi mengangkat alisnya melihat pasangan itu dan tersenyum menggoda.
"Aku pikir kalian tidak akan bangun seharian." gumamnya penuh arti, membuat pipi Baekhyun merah padam karena malu.
Chanyeol hanya terkekeh menanggapinya dan merangkul pinggang Baekhyun erat-erat, "Kau tidak boleh protes, kami kan masih bisa disebut pengantin baru."
"Chanyeol!" Baekhyun berbisik pelan sambil menyikut pinggang suaminya pelan, membuat Chanyeol tergelak dan Eunbi serta Hyunmin ikut tertawa.
Masih tersenyum Chanyeol menarikkan kursi makan untuk Baekhyun dan duduk di sebelahnya. Mereka lalu makan bersama.
"Ibu di rumah sendirian?" Baekhyun melirik ke arah Hyunmin, memikirkan ibunya dan tiba-tiba ingin tersenyum, ibunya akan sangat bahagia dengan perkembangan ini, bahwa Baekhyun dan Chanyeol benar-benar berbahagia dalam arti yang sesungguhnya.
"Ibu ada acara dengan ibu-ibu sekitar rumah, tadi aku sudah mengajaknya ke sini tetapi dia tidak bisa karena sudah berjanji akan datang ke acara itu."
"0h." Baekhyun menganggukkan kepalanya dan memusatkan perhatiannya kembali kepada makanannya.
"Kami akan berbulan madu ke Paris." gumam Chanyeol memecah keheningan.
Eunbi yang menanggapi pertama dengan senyum lebarnya, "Akhirnya kalian berbulan madu juga." desahnya. "Kapan kak Baekhyun?" tanyanya bersemangat.
Baekhyun menggelengkan kepalanya, dia sendiri tidak tahu rencana ini, dia memang mendengar Chanyeol sempat mengatakannya kemarin, tetapi dipikirnya waktu itu Chanyeol masih akan melakukannya beberapa bulan lagi.
Baekhyun menoleh ke arah Chanyeol dengan penuh pertanyaan, "Aku juga tidak tahu..." jawabnya kepada Eunbi, "Memangnya kita akan berbulan madu kapan Chanyeol?"
Chanyeol tersenyum penuh rahasia, "Segera." gumamnya, "Minggu depan."
Eunbi tersenyum makin lebar, "Dan kuharap kalian membawakanku oleh-oleh calon keponakan sepulangnya kalian dari sana."
Pipi Baekhyun memerah mendengarnya, dan Chanyeol tersenyum lembut.
"Ada yang harus kukatakan kepada kalian," Chanyeol menatap Baekhyun meminta persetujuan, ketika Baekhyun mengangguk, Chanyeol melanjutkan. "Aku harap kalian tidak marah kepada kami."
Eunbi dan Hyunmin saling bertukar pandang, lalu menatap Chanyeol dengan bingung.
"Tentang apa kak?" gumam Eunbi penasaran.
"Tentang pernikahan kami." Chanyeol menghela napas panjang. "Semula kami menikah hanya berdasarkan perjanjian."
"Perjanjian?" kali ini Hyunmin yang menyela, menatap Baekhyun dengan was-was.
Chanyeol mengangguk dan menatap Hyunmin dengan serius, "Jangan menyalahkan Baekhyun karena berbohong kepada kalian selama ini, sebenarnya akulah yang mengusulkan perjanjian ini kepadanya." Dia menghela napas, "Kau mungkin belum tahu Hyunmin karena aku yakin Eunbi tidak cerita kepadamu... Kau pasti sudah tahu bahwa aku adalah anak angkat keluarga ini, bahwa aku dan Eunbi tidak ada hubungan darah. Jadi karena ingin menjaga keutuhan keluarga, Mama kami ingin menjodohkan kami. Aku dan Eunbi ke dalam sebuah pernikahan. Tentu saja waktu itu mama kami belum mengenalmu, Hyunmin."
Hyunmin menoleh kepada Eunbi dengan pandangan bertanya-tanya, dan Eunbi mengangguk, membenarkan perkataan Chanyeol.
"Aku berpikir aku tidak mungkin menikahi Eunbi, dia sudah kuanggap seperti adik kandungku sendiri, dan aku yakin begitu pula sebaliknya." Chanyeol melempar senyum kepada Eunbi. "Kami berdua sangat ingin menolak pernikahan ini, tetapi mengingat kondisi mama waktu itu, kami sangat bingung dan tidak ingin membuat mama kecewa. Aku juga pusing memikirkan jalan keluar dari polemik ini, sampai kemudian kau membawa Baekhyun ke pesta itu dan mengenalkannya sebagai kakakmu." Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun, menatap mata isterinya dengan lembut, "Ide itu muncul begitu saja. Aku dan Baekhyun berkompromi untuk menjalankan hubungan pura-pura ini, supaya kalian bisa menentukan kisah cinta kalian sendiri."
Hyunmin terperangah, "Jadi kalian berdua benar-benar baru mengenal pertama kali di pesta itu? Bukan sudah mengenal lama seperti yang kalian katakan?"
Chanyeol mengangguk, "Sekali lagi aku minta maaf karena kami telah membohongi kalian semua, tetapi waktu itu kami pikir itulah jalan yang terbaik." Chanyeol meremas jemari Baekhyun semakin erat, "Pernikahan itu pada awalnya hanyalah sebuah perjanjian. Tetapi kemudian kami saling mencintai. Dan kami mensyukuri perjanjian pernikahan itu."
Mata Eunbi berkaca-kaca, "Kalian... Kalian telah berkorban demi kami berdua... Kalian mengikat diri agar kami bisa bebas menentukan cinta kami." ditatapnya Hyunmin yang berusaha menelaah semua ini, suaranya serak penuh perasaan, "Terima kasih kakak."
Chanyeol tersenyum lembut kepada adiknya, "Sama-sama sayang, pada akhirnya aku menemukan perempuan yang akan aku cintai selamanya, isteriku."
Hyunmin menghela napas panjang, "Aku juga harus mengucapkan terima kasih... Dan aku senang kalian akhirnya berujung bahagia." matanya menatap lembut ke arah Baekhyun, "Selamat kakak."
Baekhyun tersenyum kepada adiknya, "Sama-sama Hyunmin." bisiknya tulus. Ternyata begitu mudah berterus terang kepada kedua adik mereka. Tidak ada kebohongan lagi sehingga Baekhyun akan lebih mudah melangkah ke depannya bersama Chanyeol.
.
.
.
"Aku mencintaimu." Chanyeol memeluk Baekhyun dari belakang dengan menggoda, dia baru pulang dari kantor dan memeluk isterinya dari belakang dan menggelitiknya setengah menggoda.
"Chanyeol!" Baekhyun berteriak kegelian dan menerima kecupan-kecupan sayang Chanyeol di pipinya.
Chanyeol terkekeh sambil masih menciumi Baekhyun, menghirup aroma isterinya yang sangat dirindukannya seharian ini, "Apakah kau merindukanku selama aku tidak ada di rumah?" bisiknya lembut, "Dan kau harus menjawab 'ya' kalau tidak aku akan marah."
"Ya Chanyeol." Baekhyun membalikkan badannya dan memeluk Chanyeol, membiarkan dahinya dikecup dengan lembut.
"Aku juga." Chanyeol mengaku. "Setiap saat yang kupikirkan hanya kau, aku tidak sabar untuk cepat-cepat pulang."
Pipi Baekhyun bersemu merah dan menatap suaminya penuh cinta. "Aku sangat bahagia bersamamu." bisiknya kemudian membuat Chanyeol langsung memeluknya semakin erat.
"Syukurlah." gumam Chanyeol penuh perasaan, "Kau tahu kebahagiaanmu telah menjadi obsesi pribadiku. Aku berjanji akan menghabiskan seluruh sisa hidupku untuk membahagiakanmu." dikecupnya ujung hidung Baekhyun, "Ngomong-ngomong tentang berbahagia, kita akan berangkat ke Paris Sabtu ini. Aku sudah menyiapkan semuanya."
Mata Baekhyun berbinar, "Kau sudah bisa melepaskan diri dari kegiatan kantormu?" Baekhyun tahu Chanyeol sibuk luar biasa, karena lelaki itu bisa dibilang mengendalikan seluruh perusahaan dengan kepandaiannya. Dia adalah orang inti di perusahaan dan sangat sibuk, sehingga berbulan madu hampir sebulan di Paris tentunya memerlukan persiapan yang cukup lama bagi perusahaannya.
Chanyeol tersenyum, "Sesibuk-sibuknya aku, kaulah prioritasku, lagipula aku sudah membagi semua tugas kepada para asistenku, aku yakin mereka semua memiliki kemampuan yang baik untuk mengelola perusahaan selama aku tidak ada."
Baekhyun mendesah lega, "Jadi, kita akan berbulan madu?"
Chanyeol menganggukkan kepalanya, "Kita akan meneruskan usaha untuk menciptakan Chanyeol Junior di Paris." godanya, membuat pipi Baekhyun bersemu merah
Lelaki itu terpesona melihat kecantikan isterinya, sehingga tidak bisa menahan diri untuk menunduk dan mengecup bibir isterinya dengan penuh gairah. Disesapnya bibir yang lembut itu dengan penuh kasih sayang.
Ketika mereka berdua mengangkat matanya, binar-binar kebahagiaan memancar dari mata mereka, penuh dengan cinta.
.
.
.
.
[ Side Story Colorful Of Love ]
"Kami akan ke Paris untuk berbulan madu." Baekhyun berkunjung ke Garden Cafe siang menjelang sore, Chanyeol bilang dia akan menyusul nanti sepulang kerja, meminta Baekhyun menunggunya di sana.
"Wow!" gumam Taehyun sambil memutar bola matanya, "Akhirnya aku mendengar kabar rencana bulan madu kalian, kalian sudah membatalkan rencana resepsi pernikahan, aku mengira kalian juga memutuskan untuk membatalkan bulan madu. Syukurlah kalian memutuskan untuk berbulan madu." Taehyun mengedipkan matanya, "Aku harap ketika kalian pulang nanti kalian pulang bertiga, dengan calon bayi di dalam perutmu."
Baekhyun tersenyum dengan mata berbinar, "Aku harap juga begitu."
Taehyun meletakkan milkshake, pesanan Baekhyun yang biasa di meja, lalu dia melirik ke arah televisi di atas bar cafe itu. Televisi layar datar yang sangat besar itu biasanya digunakan kalau ada even hiburan seperti acara nonton bareng dan lain-lain. Kali ini televisi itu menanyangkan sebuah berita. Taehyun mengerutkan keningnya ketika penyiar berita itu membacakan berita penculikan seorang gadis belia yang masih kuliah, yang kebetulan menjadi anak angkat keluarga kaya yang paling berpengaruh di sini.
Dugaan penculikan bermotif meminta tebusan, mengingat keluarga angkat gadis itu adalah keluarga kaya. Sampai sekarang keberadaan gadis itu belum diketahui.
Dahi Taehyun makin berkerut ketika foto-foto gadis itu ditayangkan.
"Aku mengenal gadis itu." gumamnya.
Baekhyun yang sedang menyesap milkshake dan menikmatinya mengangkat alisnya bingung.
"Apa?" tanyanya.
"Gadis itu." Taehyun masih mengamati televisi yang menayangkan berita itu dengan heboh, "Dia sering datang ke cafe ini."
"Pelanggan cafe ini?" Baekhyun tahu betul Taehyun sangat hafal dan kenal dengan semua pelanggan cafe ini.
"Ya... Dia anak perempuan yang sangat cantik, dengan penampilan sederhana dan senyum yang ramah, pada mulanya aku tidak menyangka kalau dia adalah anak angkat keluarga kaya raya itu. Aku pikir dia anak kuliahan biasa. Tetapi kemudian dia bercerita kepadaku, dan ternyata menjadi anak angkat keluarga kaya tidak semudah yang dibayangkan orang." Taehyun menarik napas panjang, "Dia selalu datang di cafe ini hampir setiap pagi, memesan oreo milkshake sebagai sarapannya."
Baekhyun ikut melirik ke berita di televisi, Taehyun benar, gadis itu memang cantik, dan membayangkan kalau gadis itu sekarang sedang mengalami penculikan membuatnya ngeri.
"Kita doakan saja semoga dia baik-baik saja. Aku harap penculiknya memang ingin meminta tebusan, dengan begitu keluarga kaya itu bisa menebusnya dengan mudah dan dia bisa pulang dengan selamat." gumam Baekhyun prihatin.
"Yah. Semoga tidak terjadi sesuatu kepadanya. Aku akan sangat sedih kalau sampai gadis itu tidak bisa datang lagi ke cafe, memesan oreo milkshake kesukaannya setiap pagi sambil membawa senyumnya yang secerah matahari." Taehyun membungkukkan tubuhnya dan mengucap permisi.
Sementara itu Baekhyun memandang gelas milkshakenya yang telah disesapnya separuh. Rasa nikmat dari milkshake itu masih tertinggal di mulutnya, menyisakan rasa manis yang pekat, berpadu dengan asam yang khas.
Taehyun memang benar. Pernikahan bagaikan segelas strawberry milkshake. Ketika meminumnya kau akan tahu bahwa ada rasa asam yang pasti akan muncul di sana, tetapi dengan racikan yang pas, gula dan susu yang nikmat. Rasa asam itu akan berpadu, menciptakan kemanisan yang nikmat dan membuat kecanduan.
Baekhyun sangat bahagia sekarang, kisah cintanya dengan Chanyeol baru dimulai. Dia tersenyum membayangkan masa depannya, bersama Chanyeol, bersama anak-anak mereka nanti.
.
.
.
[ END ]
.
.
.
Akhirnya tamat juga ㅠㅠ
oya.. hari ini fanfict Darkness's Love juga tamat.. Last chapter epilog nya udah aku upload, cuss dibaca :D
Terima kasih sudah membaca sampai akhir, juga untuk semua review-an kalian yang selalu aku baca dan tunggu-tunggu :D
Annyeong! *lambaikan tangan ke kamera* :D