CONTEMPORARY

Present by RoséBear

[KaiSoo FF]

About:

Relationship – Family – Friendship – Love - Comfort - Sacrifice - Hurt

Content warning: sensitive subject matter, Sexual Content

original fanfiction, GS, some typo

Created : 170628


[Introduction]

Manusia melakukan perubahan untuk bertahan hidup. Tapi bagaimana jika ada yang berusaha bertahan dengan masa lalu.

Seseorang harus menyadarkan dia, orang-orang disekitarnya merasa lelah, kerepotan, semakin dia bertumbuh, semakin dia bertahan dengan zona nyamannya. Namun semakin tidak peka dengan banyak hal karena kebiasaan. Terbiasa itu berpeluang menumpulkan pikiran, dan jika dipikiran tiba-tiba itu akan terasa mengerikan.

Padahal jika dipikiran, manusia melakukan perubahan sekecil apapun. Tapi dia, manusia konservatif yang sangat kolot. Khawatir dan cemas dengan banyak perubahan di sekililingnya. Sayangnya kenyamanan ternyata menciptakan ketidakamanan.

Di dunia ini ada dua jenis ketakutan, ketakutan Rasional dan ketakutan Irasional. Kalian tahu, dia hanya seorang gadis berusia dua puluh delapan tahun yang telah menghabiskan sebagian besar hidup di rumah bersama didikan nenek dan kakeknya. Dua orang tua berambut putih yang setengah tahun lalu meninggal. Lalu dia kembali ke rumah orang tuanya. Dia menuliskan kesedihan dalam buku diary, bukankah dia sangat kolot? Dia sering tertawa jika membaca novel klasik yang amat membosankan. Dia bangga akan kehidupannya, menjadi penerjemah untuk beberapa novel luar. Dia juga seorang editor yang sangat tahu menerjemahkan sebuah karya agar menjadi sasaran penikmat buku.

"Aku tiba di rumah. Tunggu aku di ruang penyimpanan."

Do Kyungsoo

Dia hanya anak gadis yang sangat menggemaskan. Baru menerima pesan singkat dari saudara laki-lakinya yang dua tahun ini berkuliah di London. Adik lelakinya akan menghabiskan libur semester di rumah mereka. Tentu saja dia senang, Kyungsoo menginginkan beberapa buku langka yang telah dia bayangkan sebelumnya.

Dengan kaki-kaki pendek membawa langkah menuruni anak tangga melewati dapur membuka pintu belakang, Kyungsoo berlari membuka pintu kayu di samping bangunan utama. Pintu yang terhubung dengan ruang bawah tanah, ruang penyimpanan anggur dan beberapa buku serta barang milik anggota keluarga.

Menghabiskan waktu menunggu sang adik, gadis itu melihat-lihat isi ruangan. Tidak banyak yang bisa ia dapatkan dari ruangan yang memiliki sedikit pencahayaan. Tapi mata bulatnya melihat sebuah buku hardcover cukup tebal tersusun di bagian atas. Susah payah gadis itu mencari bantuan dan dia hanya menemukan tangga di sudut ruangan. Dengan begitu banyak tenaga yang terbuang, Kyungsoo menyeret tangga kayu itu hingga menimbulkan suara gesekan pada lantai dingin.

Mungkin ia benar-benar tidak sadar telah menarik perhatian seseorang yang juga berada di dalam ruangan. Seseorang yang sibuk memilih wine untuk acara mereka.

Pria itu menemukan sosok Kyungsoo yang berusaha memanjat satu persatu anak tangga. Alisnya naik satu tingkat dan tanpa sadar berjalan mendekat. Ia telah berdiri di bagian bawah memperhatikan sosok yang membuatnya tersenyum kecil.

Seseorang mungkin akan benar-benar terpesona melihat Kyungsoo berada di atas tangga. Gadis itu menggunakan gaun putih berenda membuatnya seperti bidadari kecil dengan sorot cahaya menembus ventilasi udara, masih berusaha mengambil salah satu buku dengan susah payah.

"Owgh..."

Tanpa sadar pria itu mengeluarkan suara terkejut karena tidak sengaja melihat bagian dalam pakaian Kyungsoo membuat gadis itu menyadari kehadiranya. Ia ikut terkejut dan kehilangan keseimbangan.

"Woaghh~" kyungsoo berteriak nyaring membuat pria itu kembali reflek menatapnya.

Kyungsoo tersandung kakinya sendiri, bergoyang dan terjatuh.

Sakit!

Gadis itu merintih namun dia segera bernapas lega ketika menyadari sumber keterkejutannya telah menolong Kyungsoo. Seseorang itu menggendongnya bridal dan dari jarak sedekat ini Kyungsoo bisa melihat wajah tampan itu masih menatapnya.

Detik itu terdengar bunyi ceklek dan pintu utama terbuka lebar membawa cahaya luar ikut masuk. Kyungsoo membawa pandangannya menemukan beberapa orang.

"Ayah? Jeno? Paman?"

Kyungsoo terkejut mendapati sosok ayah, adik serta beberapa teman ayahnya.

"Nona? Kau baik-baik saja?"

Suara berat itu mengejutkan Kyungsoo. Tubuhnya terasa kaku seperti dibekukan, susah payah Kyungsoo mendongak dan menyadari siapa yang menggendongnya bridal di hadapan anggota keluarga.

"Wahh apa yang kita temukan saat merencanakan persiapan akhir perayaan ulang tahun perusahaan?"

Bagaikan menelan kue kering, tenggorokkan Kyungsoo tersumbat, dia bahkan kesulitan bernapas.

Pria tua yang berdiri di sebelah ayahnya tersenyum lebar. "Jadi direktur? General manager Kim adalah kekasih anakmu?"

Dia menyaksikan wajah ayahnya mengeras namun detik kemudian ayahnya tersenyum menghadap lawan bicaranya.

"Ya. Aku yakin mereka begitu senang karena kami merencanakan besok sebagai hari pertunangan mereka juga."

Bang!

Dunia Kyungsoo luntur seketika mendengar ucapan ayahnya. Dia menatap pria yang kini juga terkejut dengan perkataan atasan tempatnya bekerja.

"Jongin, bawa dua botol wine ke ruang kerjaku. Kita bicara di sana dan kau Kyungsoo, ibumu meminta bantuan."

Pria tua yang begitu tegas membawa serta rombongannya meninggalkan Kyungsoo dan Kai.

"Aku harus membawa wine ini pergi. Permisi Nona."

Kim Jongin

Pria itu ikut beranjak meninggalkan Kyungsoo setelah menurunkan gadis itu untuk menapak lantai kembali. Ia hanya mengambil dua botol wine dari rak di dekat pintu masuk.

Pintu tertutup membuat pundak Kyungsoo merosot. "Apa yang baru saja Ayah katakan?" Bisiknya setengah serak. Dia sendirian di dalam ruangan memaksa otaknya berpikir lebih keras.


~ RoséBear~


Makan malam hari itu berlangsung dalam kesuraman bagi Kyungsoo walau faktanya beberapa orang melingkari meja makan. Beberapa kerabat dan juga teman ayahnya ikut bergabung. Mereka baru saja mempersiapkan diri untuk pesta besar esok hari.

"Ayah, aku butuh bicara berdua," Ayahnya mendongak menatap putri pertama yang sangat disayanginya. Dia mengangguk menyetujui. "Bagaimana jika bertiga?"

Kyungsoo segera mengikuti arah pandangan ayahnya, menatap sosok lelaki yang kini duduk disebelahnya. Lelaki ini sejak tadi hanya tersenyum dan membalas percakapan dengan sangat santai.

Kyungsoo menghela napas berat. "Baiklah."


~ RoséBear~


Red like roses fills my dreams and bring me to the place you rest.

White is cold and always yearning, burdened by a royal test.

Black the beast descend from shadow.

Yellow beauty burns gold. [RWBY song]

Suasana menjadi begitu canggung ketika tiga orang oh tambah Jeno yang ikut bergabung dalam pertemuan itu.

Kyungsoo duduk berhadapan dengan ayahnya.

"Jadi Soo? Ada yang ingin kau sampaikan? Ibumu sedang kerepotan menyiapkan gaun untuk pertunangan besok."

Kyungsoo meremas jemari tangannya di bawah meja itu. Hanya Jongin yang duduk di sebelahnya saja melihat kegelisahan Kyungsoo. Sementara adik lelakinya duduk di sofa tidak sepenuhnya bergabung dalam pembicaraan.

"Ayah~" suaranya setengah gemetar. "Aku tidak punya hubungan apapun dengannya."

"Tapi besok kalian akan memiliki hubungan dengan cepat."

Kyungsoo menghela napas berat. Dia pihak yang dirugikan, bagaimanapun sekarang harus melepaskan diri dari tatapan tajam ayahnya. Tapi itu salah paham, kepalanya menatap Jeno di belakang dan lelaki itu seolah mengabaikan Kyungsoo. Padahal semua bermula karena pesan sialan itu.

"Ayah.."

"Oh ayolah Do Kyungsoo," panggilan ayahnya terdengar manis tapi itu membuat Kyungsoo merasakan sesak napas. "Kau mau bilang salah paham? Usiamu sudah dua puluh delapan tahun. Kau dalam gendongan Jongin seperti pengantin baru di hadapan banyak orang tua. Kau mau mempermalukan keluarga kita dan juga lelaki ini?"

Kyungsoo melirik pemuda berkulit tan yang sejak tadi hanya diam tidak memberikan pendapat apapun.

"Belajarlah bertanggung jawab sayang."

"Tapi Ayah, tidakkah Ayah juga harus bertanya pada pria ini? Maksudku... Kami tidak saling mengenal satu sama lain. Bagaimana bisa... Maksudku ini pertunangan?" Suaranya pelan. Memohon belas kasihan dari siapapun yang mendengar ucapannya.

"Baiklah, Ayah akan bertanya pada Kai sebagai korban tindakanmu sore ini."

Setengah hati Kyungsoo bersorak, ia yakin pria ini juga menolak. Jika diperhatikan dia cukup tampan, dia pasti memiliki kekasih. Lagipula... tidak cocok dengan Kyungsoo.

"Aku hanya akan sekali bertanya padamu Kim, apa kau mau bertunangan dengan anakku?"

"Ya tuan."

Degh

Kyungsoo menoleh menghadap Jongin. Dia membuat ekspresi terkejut luar biasa hingga bibir dan giginya terpisah, mata bulatnya tampak menggemaskan walau sedang melotot. Sementara tawa menggelagar dari ayahnya tidak mampu mengembalikan Kyungsoo ke alam sadar. Melihat beberapa meter ke belakang, Jeno juga tertawa. Mereka semua menginginkan pertunangan Kyungsoo.


To Be Continue!


Jika kalian adalah pengikut akun instagram ZachKing. Scene di atas bukanlah hal asing untuk kalian. 160214, velentine tahun lalu sebuah video 'Help me be cupid' menjadi inspirasi pembuka ^^

Sebut ini bagian yang hilang dari ff Coplementary, tapi mereka memiliki jalan yang berbeda. Membaca keduanya bukanlah hal yang buruk.

Rate T going to M ^^

I will guid you to enter the new story. You can read and reflect on.

Preview Chapter 1

"Perlu kumandikan Kyungsoo sayang?" –Jongin

"Entah kenapa tiap kali di dekatmu aku mengalami semacam heart attack." –Kyungsoo

"Aku bisa memberikan ciuman yang lebih panas jika malam ini kau menggunakan hadiah dari saudariku." -Jongin

Thank You.

.

RoséBear