Uchiha Menma.

Putra tunggal Sasuke dan Naruko yang telah berumur empat tahun itu adalah anak yang terbilang cerdas, diturunkan dari ayahnya sendiri. Memiliki rambut sekelam ebony dan tiga garis kumis kucing di pipinya serta mata sebiru langit di musim panas.

Beruntung dia tidak berambut pirang, karena jika iya, maka raja Sasuke tidak akan segan membunuh sang putra. Sasuke tidak pernah melanggar peraturannya, walau bagaimanapun besar kecintaannya terhadap putranya.

ISTANA UCHIHA, TAMAN KERAJAAN.

Namikaze Naruko tengah menikmati teh paginya sembari memperhatikan Menma yang bermain bersama seorang wanita muda yang ditunjuk sebagai pengasuhnya.

Naruko sebetulnya tidak perlu seorang pengasuh bayi, akan tetapi sang suami yang mencarikan untuknya. Sasuke mengatakan jika istrinya tidak boleh lelah dan berbau seperti kencing bayi.

Jika dipikirkan lagi, sang ratu nyaris tersedak tehnya sendiri.

Menma tiba-tiba berdiri dan berlari kearah Naruko, sang ibu memperingatkan untuk tidak berlari terlalu kencang dan Menma mengabaikan. Dia mendekat pada Naruko lalu menarik wanita berambut pirang cerah tersebut.

''Ibu mau dibawa kemana, sayang?'' tanya Naruko. Gaun bergaya Ghotic-nya menjuntai menyapu lantai taman.

Iris biru Naruko tertuju pada mainan berbentuk kuda lengkap kelompok-kelompok boneka berbentuk manusia. Berbaris rapi seperti tentara perang. Sedangkan di seberang pasukan yang berbaris, beberapa boneka pemegang busur panjang tampak berserakan bahkan ada yang terpotong bagian tubuhnya.

"Ibu lihat? Pasukan kavaleri-ku mengalahkan tentara pemanah milik ayah!" Menma menunjuk mainannya sedangkan matanya melihat pada Naruko yang menaikkan alis.

Wanita itu kemudian tersenyum dan mengangguk, tangannya menepuk bangga kepala bocah berambut hitam tersebut, ''Benar sayang,'' ujarnya.

Menma bertepuk tangan dan memberikan cengiran lebar yang menggemaskan, setelah itu dengan mata berbinar ia memandang Naruko, ''Apakah besar nanti, aku bisa mengalahkan ayah dalam peperangan?''

Naruko mengedipkan mata, sedikit bingung mendengar ucapan Menma. Mengapa ia ingin berperang dengan ayahnya sendiri? Apakah Menma begitu tidak sukanya terhadap ayahnya yang kurang memberikan waktu luang bermain bersama?

''Kenapa Menma ingin mengalahkan ayah?''

''Karena aku ingin cepat jadi raja dan mengatakan pada ayah, bahwa mengambil adik bayi orang lain dan membuat mereka menangis itu tidak baik,'' ,''Aku juga ingin adu pedang dengan ayah karena ayah benci Menma dan tidak mau bermain bersama kita.''

''Kau tidak boleh bilang begitu, ayah tidak pernah membencimu sayang, dia punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan bersama teman-temannya, mengurus kerajaan kita dan kehidupan orang-orang di luar sana,'' Naruko merendahkan tubuhnya untuk mensejajarkan pandangan mereka, bocah bermata biru mengangguk-angguk mengerti.

''Baiklah, aku mengerti itu, tapi kenapa ayah tidak mau berhenti membuat orang-orang dicambuk dan mengambil adik bayi mereka? Apa itu tidak jahat?"

Naruko berpikir sejenak, mencari jawaban yang pas, "Memang, tapi ibu yakin ayah melakukan itu karena siapa tahu mereka juga jahat pada ayah_''

''Adik bayinya? Dia 'kan tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis, apa lagi berbuat jahat_''

''Hei, mungkin besar nanti mereka akan berbuat jahat, terutama padamu. Itu kenapa ayah membu_ mengambil mereka_''

''Tapi 'kan_''

''Hentikan, Menma!''

Suara Naruko meninggi, membuat Menma tersentak kaget dan membelalak. tidak bisa dibohongi, jika Naruko merasa sangat jengkel pada anaknya. Ia merasa bersalah saat mendengar isakan kecil dari bawahnya.

''Maafkan ibu sayang, ibu tidak bermaksud memarahimu.'' menma mengangguk takut, ''Menma masih ingin mengalahkan ayah?''

''Hiks_mau..''

Naruko tersenyum simpul, ''Kalau begitu kau harus rajin belajar dan tidak boleh malas lagi dan harus rajin menghadiri kelas,'' senyumnya mengembang, ''Sekarang kelas musikmu 'kan? Ibu yakin gurumu sudah menunggu.''

''T-tapi belajar piano tidak ada hubungannya dengan p-perang.. Menma tidak mau,''jawabnya dengan sedu-sedan dan gelengan penolakan, Naruko berpikir lagi untuk memberikan provokasi yang tepat agar bocah ini mau belajar piano.

''Siapa bilang, justru dengan musik peperangan bisa dimulai, Menma mendengar tidak, terompet dibunyikan saat pasukan ingin saling serang?''

Ia mengangguk dua kali, ''mendengar! Tapi aku juga ingin belajar berpedang, memanah dan menunggangi kuda.''

''Nanti, ketika Menma sudah berumur enam tahun.''

Bocah bermata biru meng-iyakan, kemudian berkata, ''Ayo Shion, kita ke kelas musik.'' Shion si pengasuh, menunduk hormat pada sang ratu kemudian membimbing Menma ke kelas musiknya.

Naruko menghela napas, tepat sekali alasan Sasuke mencarikan pengasuh untuk putra mereka itu.

.

Uchiha Sasuke

Ialah seorang raja yang memerintah semenjak kekuasaanya ayahnya yakni, Uchiha Fugaku ''Sang Pangeran Hitam'' berakhir pada lima tahun yang lalu.

Selama kepemimpinannya rakyat hidup dalam kecemasan dan dihantui rasa takut. Mereka tidak mendapat pemungutan pajak berlebihan terutama pada kasta bawah atapun sistem perbudakan yang diterapakan. Mereka takut karena adanya kebijakan raja yang kejam, tidak tahu belas kasihan dan tidak berhati.

Yakni, "Membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir yang memiliki rambut pirang dan mata biru."

Karena seorang peramal mengatakan, bahwa bayi tersebut dapat memberikan ancaman yang menakutkan bagi sang raja dan akan membunuhnya di kemudian hari dan menghancurkan kekuasaannya.

PERBATASAN K. NAMIKAZE DENGAN K. SUNA

Sekelompok tentara berkuda itu menelusuri hutan denganbercak darah dan luka memanjang di beberapa bagian tubuh dipimpim oleh seorang pria berambut cepak dibagian belakang.

Pertempuran barusan sangat melelahkan dan menguras habis tenaga mereka hingga rasanya tidak sanggup lagi menunggangi kuda.

Mata onyx mengedarkan pandangan ke setiap penjuru hutan. Raja Uchiha bersama pasukannya kembali pulang ke kerajaan setelah perang singkat -menghabiskan waktu tiga hari, dengan K. Suna.

Sasuke sebenarnya tidak perlu turun tangan dalam perang, ia bisa meminta Shimura Sai (komandan pasukan) untuk mengomando tentara. Hanya saja kali ini raja Uchiha sedang ingin menghadapi langsung negara kecil pemberontak itu.

Sangat memuaskan pertempuran tersebut hingga Baju zirah Sasuke di cat dengan darah yang mengering dan jubahnya robek, dia terluka dibagian lengan akibat goresan pedang.

''Hentikan kuda kalian, kita istirahat di sini sebentar.'' ujar sang raja, menarik tali kekang kudanya agar berhenti.

Mereka berteduh di bawah pepohonan, sementara sebagian kecil pasukan meminta izin pada sang raja untuk mencari sumber air.

.

Seperti yang dijanjikan oleh sang ibu, keesokan harinya Kushina dan Naruto melakukan perjalanan keluar desa. Dibekali sedikit keberanian, mengingat perang antarnegara kecil masih berlangsung.

Naruto bertanya banyak pada ibunya tentang semua yang dia lihat. Karena awalnya si pirang tidak pernah keluar desa, ia hanya pemuda petani lemah yang memiliki seorang ibu yang terlalu memperhatikannya dan mengatur hidupnya.

Mereka akan melewati dua desa yang dibatasi hutan lebat untuk mencapai kota. Naruto berulang kali mengeluh ketika kakinya keram karena berjalan terlalu jauh. Dan sang ibu menyemangatinya dengancara mengejek Naruto seperti tuan putri kerajaan.

Tentu saja si pirang merengut dan berteriak, ''Aku bukan tuan puteri, ibu!'' dan setelahnya ia akan berjalan lebih dahulu dengan kaki yang menghentak tanah. kushina tersenyum simpul menanggapi.

.

Sasuke menge-check lengan kanannya, darah masih mengucur sedikit demi sedikit. Sang raja menekannya agar darah tersebut berhenti mengalir. Kemudian Sai datang padanya.

''Mohon maaf yang mulia, apa perlu saya carikan tabib untuk mengobati luka anda?''

Dan Sasuke menggeleng, ''tidak perlu. Luka ini tidak terlalu parah,'' ia berbohong. Sasuke tahu jika lukannya harus diobati. Akan tetapi dengan luka sekecil ini -menurutnya, tidak perlu pengobatan. Dengan istirahat kondisi Sasuke akan kembali pulih.

.

Kushina tidak pernah memikirkan bahaya didepannya sebelumya. Hutan ini sangat lebat dan tidak menutup kemungkinan bahwa hewan buas berkeliaran bebas. Mereka hanya berdua, tidak membawa senjata tajam. Ataupun alat yang bisa menjadi pelindung diri.

Sang ibu membelalak saat mendengar auman serigala hutan dari hutan sebelah Utara, tepat di depannya. Ia menarik Naruto kebelakang tubuhnyadan bersikap waspada.

''Ada apa, bu?'' tanya Naruto.

Kushina menyuruh diam dengan meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya.

Gemerisik ranting yang patah merasuki indera pendengaran wanita berambut merah. Matanya membulat saat serigala besar dan gigi taring yang panjang dan air liur yang menetes-netes muncul dari balik semak tinggi.

Hewan itu menggeram, berlari menerjang Kushina, mengoyak kerah bajunya.

''CEPAT LARI NARUTO!'' teriak Kushina saat mendapati Naruto hanya berdiri diam diri dengan wajah horor.

...

TBC/END?

Pilihan ada ditangan anda ehehheMPh..-...#dibekep

maaf baru kembali sekarang tapi, kan kay sudah update..

PS : Sorry for typo(s) ^^ karena cuma edit sekali#peace!

kay akan selalu disini, jika kalian tidak pergi... jadi tolong kasih tahu keberadaan kalian, ne.. kay gak mau jika cuma sendiri disini...