Feeling by Shinn Kazumiya and Kimichan139

Naruto by Masashi Kishimoto

Warn: OOC, Headcanon , Lime, Lemon, Typo, etc,

Pair: Naruto x Sakura

.

Feeling


A/N: no Action or anything like that, this is a romance Fiction, jangan terlalu berharap sama Genre Adventure, karena memang saya sengaja tidak menambahkan Action atau bumbu Adventure. Murni Romance yang bakal di skip. Jadi nikmati saja!

Chapter 1

Enjoy it!

2 tahun, Sakura menunggu salah satu rekannya yang sedang berlatih di luar sana. Entah kenapa ada perasaan rindu di dalam hatinya. Ia sangat merindukan pemuda pirang yang berisik itu, ia merindukan bagaimana kelakuan konyolnya. "Naruto..."

"Sakura, coba kau cek ke gerbang. Mungkin ada laporan dari para penjaga gerbang!"

"Baik Tsunade-sama. Saya akan segera kesana."

Sakura bergegas untuk ke gerbang besar Konoha. Ia akan mengambil laporan orang-orang yang singgah atau telah menyelesaikan misi dari luar desa. Sesegera mungkin ia akan menyelesaikan tugas ini, dan menunggu kedatangan orang tersebut.

Dalam perjalanan, ia beberapa kali menyapa orang-orang yang mengenalinya sebagai perawat di rumah sakit. Sakura juga kenal beberapa pasien yang ia rawat selama di rumah sakit. Kadang, ada beberapa orang yang memberikan makanan kepada Sakura untuk dimakan oleh gadis itu. Sakura dengan senang hati menerimanya, mungkin itu sebagai tanda terima kasih.

Beberapa saat kemudian, ia sampai di gerbang besar Konoha. "Izumo-san , Kotetsu-san. Aku kemari untuk mengambil beberapa laporan."

"Ah, Sakura-san. Ini—oh, dia sudah datang."

Sakura langsung mengambil laporan tersebut, dan pergi meninggalkan para penjaga itu, ia juga tidak lupa untuk berpamitan kepada mereka. Sekarang, gadis itu sedang berlari menuju pusat desa, mungkin ia bisa menemukan sosok yang dirindukannya.

Sosok tersebut mungkin akan berbeda dibandingkan 2 tahun yang lalu. Tapi ia yakin kalau Naruto tidak akan lupa dengannya. Walaupun sudah pergi dari Konoha selama 2 tahun.

Sakura sangat Yakin.

"Sakura-chan!"

Langkah Sakura terhenti, ia mendengar sebuah suara yang sangat dikenalnya. Sebuah suara yang rindukan selama ini. Gadis itu membalikkan badannya, emerald tersebut menatap orang yang memanggilnya. "Naruto..."

"Osu! Lama tidak bertemu."

"Hai... lama tidak bertemu, dan selamat datang kembali Naruto, tuan Jiraiya," sapa Sakura kepada Naruto dan Jiraiya yang berada di belakang pemuda tersebut. "Bagaimana kabarmu? Emm, apa aku terlihat lebih feminim?"

"Kau tidak berubah Sakura-chan masih sama seperti dulu."

Naruto dengan kepekaannya yang dibawah rata-rata.

Duagh!

"Aduh! Kenapa aku dipukul sih Sakura-chan?"

"Baka!" ejek Sakura dengan raut wajahnya yang sudah sebal dengan perkataan Naruto. Tapi di dalam hatinya ia senang karena Naruto kembali dari latihannya.

"Err, kalian. Lebih baik kita ke kantor Hokage, dan memberikan laporan kepada Tsunade."

Mereka berdua mengangguk paham, kemudian berjalan bersamaan menuju kantor Hokage. Mereka berjalan dalam keadaan diam, Sakura sesekali melirik Naruto, entah kenapa pemuda itu terlihat lebih dewasa dari biasanya.

Yah, mungkin Naruto sudah berubah karena pelatihannya bersama Jiraiya. Tapi Sakura tidak akan mudah percaya begitu saja. Bisa saja Naruto tidak berubah, dan masih dalam sifat konyolnya seperti tadi.

"Sakura-chan, setelah melapor ke Nenek Tsunade, kita ke ichiraku ramen ya? Aku rindu sekali dengan ramen paman Teuchi."

"Ya, tapi kau yang membayarnya."

Naruto mengangguk mantap dengan senyum lima jari miliknya. Rona tipis menyelimuti kedua pipi Sakura, ia sedikit-demi sedikit mulai terpesona dengan senyum khas milik Naruto.

Sakura langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Ia menyukai Sasuke, dan akan terus seperti itu. Dia tidak akan berpaling dari pujaan hatinya yang berada di luar desa Konoha, tidak akan!

"Kau kenapa Sakura-chan?"

"A-ah, tidak."

Naruto beroh ria untuk menjawab pernyataan Sakura barusan.


\('-')/ Skip time Yay! \('-')/


Sakura dan Naruto berjalan di jalanan Konoha. Mereka berjalan pulang menuju rumah masing-masing setelah makan siang di kedai ramen. Naruto terlihat sangat senang karena bisa makan siang bersama Sakura.

"Ahhh, sudah lama aku tidak makan ramen ini, masih tetap enak seperti dulu."

"Ya ya, kau dengan makanan dewa itu, tapi aku heran. Tubuhmu tidak bertambah gemuk, padahal kau makan banyak tadi."

Naruto terlihat berpikir, salah satu tangannya berada di dagu. Ia seperti seorang detektif yang sedang memikirkan siapa yang menjadi pelakunya. "Hmm, kan aku berlatih terus, jadi lemak yang ada di tubuhku bisa saja terbakar karena latihan tersebut."

"Kau benar, lemak di dalam tubuh bisa dibakar dengan latihan. Aku tidak terpikir hal kecil seperti itu."

Beberapa saat kemudian, mereka sampai di apartemen yang menjadi tempat tinggal Naruto. "Omong-omong, kau mau masuk ke dalam. Lagipula ini masih siang hari, aku juga akan membersihkan apartemen ini."

"Ya, 2 tahun kau tidak membersihkannya, jadi apa sekarang apartemen tersebut. Akan kubantu semampuku!" Sakura tertawa kecil melihat raut wajah Naruto. "Aku juga sekalian mandi disini, boleh kan?"

Wajah Naruto sedikit merona. Ia mengangguk kecil memperbolehkan Sakura untuk membersihkan sekaligus mandi ditempatnya. "Um, kau boleh mandi serta membantuku. Aku akan sangat berterima kasih," ujar Naruto dengan nada yang sedikit gugup. Sakura mengangguk, kemudian mereka berdua masuk ke dalam apartemen tersebut. Naruto memandang miris apartemen miliknya. 2 tahun di tinggal, dan tempat tersebut sangat berdebu. "Maaf, tempatku sangat kotor."

"... seperti orangnya."

"Hey!"

Sakura tertawa mendengar protesan Naruto. Gadis itu kemudian mulai membersihkan sebagian tempat tinggal Naruto, pemuda itu sendiri juga ikut membersihkannya. Sakura membersihkan apartemen tersebut dengan perasaan senang di dalam hatinya, ia juga sesekali menjahili Naruto yang sedang membersihkan sudut kamarnya.

Satu jam berlalu, mereka telah selesai membersihkan apartemen tersebut, dan sekarang saatnya Sakura untuk membersihkan tubuhnya yang lengket akan keringat.

"Naruto, aku pinjam kamar mandi serta handukmu! Ah, kaosmu ku pakai sebentar."

"Ya!" seru Naruto dari luar kamar mandi. Ia kemudian berjalan ke tempat tidurnya untuk merapikan kasur yang masih berantakan. Ia melihat foto team 7 yang saat itu masih ada Sasuke, wajah Naruto langsung menjadi sedih setelah melihat wajah Sasuke yang berada disana.

Ia mengingat kembali kenangan yang di laluinya bersama Sasuke saat itu. Pemuda itu tersenyum kecil mengingat kekonyolan yang terjadi saat itu, setitik air mata pemuda berambut pirang itu turun, membasahi pipinya. "Aku akan membawamu pulang, Sasuke. Itu adalah janjiku!" gumamnya entah kepada siapa.

Naruto kemudian meletakkan kembali foto tersebut. Kemudian keluar dari kamarnya untuk melihat bahan makanan yang ada di lemari pendinginnya.

"Ah, Terima kasih untuk kamar mandinya Naruto," ujar Sakura yang sekarang ini sedang berjalan tepat di depan Naruto. "Kau mau kemana?"

Pemuda tersebut meneguk air liurnya dengan kasar saat melihat Sakura yang berjalan melewatinya. Ia tidak menyangka kalau gadis tersebut telah berubah menjadi seorang perempuan yang cantik dan... "Seksi..."

"Hm? Apa yang kau katakan Naruto?"

Naruto menggeleng kasar. "Ah, tidak. Aku tidak mengatakan apa-apa." Ujar pemuda tersebut, ia juga berusaha menahan sesuatu yang akan berdiri. 'Lihat lekuk tubuhnya, sial ini sangat menggoda! Aku tidak tahan! Tolong maafkan aku!'

Naruto mulai berjalan pelan menuju Sakura yang sekarang sedang menggosok rambut merah mudanya. Ia melihat betapa indahnya tubuh tersebut saat dibalut oleh kaos putih dengan lambang Uzumaki disana. Celana dalam hitam yang terlihat saat Sakura menggosok rambutnya.

"Ahhh, segar sekali air di apartemenmu," ujar Sakura yang sudah mengalungkan handuknya di leher jenjang tersebut. "Seharusnya aku punya apartemen disini—Uhh, hey! A-apa yang kau lakukan!?" Sakura terkejut saat dirinya dipeluk dari belakang oleh Naruto.

"..."

Pemuda tersebut tidak menjawab, ia malah menghirup aroma yang menguar dari tubuh gadis tersebut, sesekali Naruto mencium kecil leher putih Sakura. "He-hey! A-apa yang kau lakukan!? Pe-pergi dari situ, me-mesum!"

Seakan tuli, Naruto terus melakukan kegiatannya, kali ini ia mulai meremas lembut dada Sakura, dan membuat gadis itu menggigit bibir bawahnya. Sakura tidak mau desahannya keluar dari bibirnya.

Naruto terus melancarkan 'serangannya', kedua tangan putih Sakura meremas kedua tangan Naruto yang masih menggerayai kedua dada kecilnya tersebut. "Aahh... Naruuhh... a-apa yang kauh lakukaahn!?"

Naruto tidak peduli, ia kemudian memberikan beberapa kissmark di leher putih milik Sakura. "Sakura-chan... maaf, aku tidak bisa menahannya sekarang... maafkan aku..."

"Aaahhnn... Naruuhh..."

Tubuh Sakura seakan lemas tidak berdaya di bawah kungkungan tubuh tegap milik Naruto. Gadis itu juga merasakan sebuah benda yang menyentuh pantatnya.

"Naruto... berhentiih aku masih mencintai Sasuke-kun."

Tubuh Naruto langsung menegang saat Sakura berbicara tentang Sasuke. Ia menghentikan kegiatannya, dan melepas kedua tangannya dari tubuh Sakura. Naruto menundukkan kepalanya, wajahnya terlihat sangat sedih sekarang.

Ia merasa sangat bersalah karena akan menodai Sakura.

"Naruto! Ke-kenapa kau melakukan ini!? Kenapa!?"

"Maafkan aku Sakura. A-aku..." lidah Naruto seakan keluh untuk mengeluarkan sepatah kata. Ia menggertakkan giginya karena kesal dengan tingkahnya sendiri.

Sakura langsung mendorong dada bidang Naruto, ia berjalan pergi meninggalkan pemuda itu dengan wajah yang kesal seakan ia tidak mau melihat wajah Naruto lagi.

Padahal mereka baru saja bertemu setelah dua tahun, Sakura sendiri memang merindukan Naruto. Tapi kenapa kejadiannya seperti ini? Kenapa Naruto akan memperkosa dirinya? Padahal Sakura mencintai Sasuke?

Naruto menatap kepergian Sakura dengan tatapan sendu. Ia merasa sangat bersalah dengan apa yang barusan terjadi, ingin sekali ia menggapai tangan Sakura dan meminta maaf sedalam-dalamnya, tapi...

"Sakura... maafkan aku..."

Semua terlambat, Sakura pergi dari apartemen Naruto dengan perasaan campur aduk. Marah, malu, sedih, dan semua perasaan yang ada di dalam dadanya.


\('-')/ Skip time, setelah misi penyelamatan Kazekage \('-')/


Naruto berada di tempat latihannya. Ia duduk termenung di bawah pohon besar, ia masih teringat akan kejadian beberapa hari yang lalu, dan Sakura masih marah terhadap dirinya.

Beberapa kali juga Sakura mengacuhkan beberapa pertanyaan yang akan Naruto tanyakan, dan beberapa hari ini Sakura tidak memperhatikan Naruto.

"Yo! Tumben kau duduk? Tidak berlatih?"

Naruto mengangkat wajahnya, dan di depannya ada Kakashi yang tengah berdiri serta membawa sebuah buku berwarna hijau di tangannya. "Kakashi-sensei..."

"Kenapa wajahmu terlihat sedih? Apa kau ada masalah? Ceritakan padaku, mungkin aku bisa memberikan beberapa pencerahan."

"Tidak ada masalah Kakashi-sensei. Aku hanya beristirahat dan mencari cara untuk membawa Sasuke kembali," balas Naruto dengan senyum yang dipaksakan.

"Apa masalah dengan Sakura?"

Tubuh Naruto kembali menegang saat mendengar kata Sakura dari mulut Kakashi. Ia kemudian kembali menunduk dengan rambutnya yang diremas. "A-aku tidak ada masalah dengannya. Ja-jangan khawatir."

"Tidak Naruto, kau ada masalah dengan Sakura. Aku melihat dirimu yang terus di acuhkan oleh Sakura. Wajahmu juga terlihat sangat sedih sekali saat itu."

"Maaf." Naruto kemudian menceritakan bagaimana dia bisa dibenci oleh gadis berambut merah jambu tersebut. Mendengar kejadian tersebut, Kakashi hanya bisa terdiam sesaat, ia juga tidak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya. Ia sendiri bingung karena tidak pernah menghadapi perempuan.

"Memang benar, kau harus meminta maaf terhadap Sakura. Apapun yang dilakukannya, walaupun kau sampai di pukul dengan keras pun."

"Aku seharusnya melakukan itu. Tapi tidak punya kesempatan."

Naruto masih menunduk dengan wajah sedih miliknya. Kakashi menatap nanar muridnya, sang guru melirik ke belakang melalu iris hitam miliknya. Ia bisa merasakan ada seseorang yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Keluarlah! Aku tidak akan membunuhmu."

Orang tersebut keluar dari tempat persembunyiannya. Ia adalah Sai, anggota baru dari team Kakashi yang akan menunaikan misinya besok. Hokage memberikan misi untuk menyelidiki markas Orochimaru.

"Sai? Kenapa kau kemari?"

"Aku hanya berjalan-jalan saja Kakashi-sensei." Balas Sai dengan senyum palsu miliknya.

Dasarnya Kakashi yang punya insting kuat, ia bisa membaca air muka Sai. 'Dia sedang mengawasi Naruto. Apa ini misi yang diberikan Danzo?' batin Kakashi yang masih curiga terhadap Sai. "Benarkah?"

Sai mengangguk kecil menatap keduanya. Ia kemudian melangkah maju ke tempat Kakashi dan Naruto duduk. "Aku hanya ingin melihat tempat latihan kalian saja kok. Tidak lebih."

Ditempat lain, Sakura berada di kamar mandi rumahnya. Ia masih tidak menyangka kalau Naruto akan berbuat hal seperti itu, memperkosa dirinya. Sakura tidak mengerti jalan pikiran rekan setimnya tersebut. Ia juga tidak bisa melihat mata biru Naruto karena lelaki itu menyerangnya dari belakang.

"Kenapa... Naruto?" tanya Sakura entah kepada siapa. Salah satu tangannya mulai meraba kedua dadanya, wajahnya juga sudah mulai merona disaat ia menggosok bagian sensitifnya tersebut.

Tangannya yang lain mengusap vaginanya dengan lembut. Ia menggigit bibir bawahnya saat rangsangan yang diberikannya sendiri mulai terasa.

"Keh..."

Jari-jarinya masuk ke lubang vagina miliknya. Ia menusuk kecil lubang yang basah karena air yang mengucur diseluruh tubuhnya. Dengan pelan, ia berjalan mundur hingga punggungnya menyentuh dinding kamar mandi.

Sakura merasakan sebuah sensasi aneh dari vagina miliknya. Ia merasakan sebuah dorongan dari arah bawah, sebuah perasaan nikmat yang tidak akan Sakura rasakan setelahnya.

"Ahhhnn!"

Sebuah cairan menyembur dibagian, tubuhnya mengejang disertai desahan akan kenikmatan. Apa yang baru saja dilakukannya? Martrubasi? Gadis itu sangat terkejut dengan apa yang dilakukannya sekarang. Dengan cepat ia membersihkan seluruh tubuhnya, dan menyelesaikan acara mandinya

Ia duduk di ujung kasurnya dengan perasaan yang campur aduk. Dirinya tidak tahu apa yang harus dilakukan, ia masih merenung dengan apa yang dilakukannya tadi.

"Aku... bermastrubasi? Dan... pikiranku... Naruto..."

Benar, pikirannya masih dipenuhi dengan rangsangan yang diberikan oleh si lelaki pirang tersebut. Ia tidak tahu kalau rangsangan tersebut bisa menimbulkan hal seperti: Mastrubasi yang dilakukan oleh dirinya.

"Tidak. Aku masih mencintai Sasuke-kun."

Gadis itu terus menyangkal kalau dirinya masih mencintai Sasuke. Tapi di pikirannya, bayangan Naruto terus berputar.

Pikiran Sakura kalut, ia tidak tahu harus bagaimana lagi sekarang.

Dua orang yang takdirnya di permainkan oleh sang pencipta. Sekarang sedang menerima apa yang mereka perbuat.

.

..

TBC

..

.

A/N: Well, ini iseng beneran. Saya membuat ini hanya untuk selingan antara beberapa fict yang dikerjakan oleh istri. Dan ini hasilnya. ._.

Sorry, about that. Lemon? Yah, nanti akan kumasukkan, ini masih Lime, jadi tenang saja.

Oke, maaf kalau ada kesalahan.

Shinn and Kimi Out! Adios!