Chapter 5 : The Revelation (I Like You)

Daehwi memandang ke sekeliling kamar yang sedang ditempatinya. Bukan kamarnya di asrama BNM maupun kamar asrama Produce, tapi kamar milik Hwang Minhyun. Ya, Daehwi sekarang berada di asrama NU'EST, mereka menyebutnya rumah, bukan asrama. Daehwi menghela napas. Daehwi benar-benar diseret untuk ikut pulang bersama trainee Pledis, apalagi Youngmin hyung juga sudah memberi izin, Daehwi hanya bisa pasrah.

Libur kali ini sebenarnya ingin Daehwi gunakan untuk merenung. Memikirkan bagaimana dirinya harus bersikap di depan Kang Dongho. Jujur, Daehwi benar-benar bingung dengan perasaannya sendiri, bingung dengan hatinya yang tidak rela melihat Kang Dongho akrab dengan yang lain. Bahkan melihatnya akrab dengan member NU'EST yang lain pun dirinya tidak rela.

Hati Daehwi bingung. Pikirannya pun ikut bingung. Ingin sekali Daehwi menelepon ibunya, ingin berkeluh kesah, tapi Daehwi takut. Takut salah seorang dari member NU'EST tak sengaja mendengarnya. Menggunakan Bahasa Inggris pun percuma. Kwak Aron — "Panggil saja dengan Aron hyung, Daehwi-ya." — pasti mengerti dengan jelas apa yang dikatakannya. Daehwi tidak tahu lagi harus mengadu pada siapa.

"Minhyunnie~, kembalikan ponselku. Tolong," tiba-tiba terdengar suara Kim Jonghyun —Jonghyun hyung— dari luar kamar.

"Tidak. Kau mengacuhkanku, Jju-ya. Kau lebih memilih bermain game daripada ngobrol denganku. Ponselmu sehari ini aku sita," suara Minhyun hyung menolak permintaan Jonghyun hyung.

"Tapi aku, kan, jarang bermain game, Minhyunnie. Tolong kembalikan, ya. Aku mohon."

Hening. Sepertinya Minhyun hyung tetap pada pendiriannya untuk tidak mengembalikan ponsel Jonghyun hyung.

"Hyung, Aron hyung, tolong bantu aku."

"Turuti saja kemauan Minhyun, Jonghyun-ah. Aku tahu kalian juga jarang ngobrol berdua selama di sana. Aku tahu kau juga sebenarnya rindu ngobrol berdua dengan Minyeon, bukan."

Hening kembali. Sampai suara ketukan pintu menyadarkan Daehwi.

"Daehwi-ya, bisa buka pintunya?" itu suara Minhyun hyung.

Daehwi turun dari ranjang dan berjalan menuju pintu. Mencoba menahan raut terkejutnya melihat Jonghyun hyung bergelendotan di lengan Minhyun hyung.

"Ya, Hyung?"

"Aku boleh minta tolong, Daehwi-ya? Tolong simpankan ponsel Jonghyun sebentar untukku?" Minhyun hyung menyerahkan ponsel milik Jonghyun hyung pada Daehwi. Jonghyun hyung cemberut melihatnya. "Hanya sebentar, mungkin sekitar 2 jam saja, hehehe."

Daehwi hanya bisa mengangguk mengiyakan permintaan Minhyun hyung sambil menerima ponsel milik Jonghyun hyung.

Minhyun hyung tersenyum, tangannya terangkat mengusak rambut Daehwi. "Terima kasih, Daehwi-ya." Kemudian pergi sambil merangkul Jonghyun hyung yang masih bergelendotan.

"Tak perlu pasang tampang terkejut seperti itu, Kiddo. Yang seperti itu akan menjadi santapanmu setiap hari saat berada di sini," kata Aron hyung.

Daehwi menoleh ke arah ruang tengah di mana Aron hyung duduk. Menghampiri saat melihat Aron hyung melambaikan tangannya tanda menyuruhnya untuk mendekat.

"Duduklah," Aron hyung menepuk-nepuk spot di sebelahnya. "Aku tidak meminta anak-anak itu untuk megajakmu pulang hanya untuk melihatmu mengurung diri di kamar, Kiddo."

Daehwi cemberut. Mengapa Aron hyung suka sekali memanggilnya 'Kiddo', sih? Padahal Daehwi sudah melarangnya.

"Jangan panggil aku 'Kiddo' lagi. Aku tidak suka. Lagipula aku bukan anak kecil, jadi berhenti memanggilku 'Kiddo'!"

Aron hyung menghela napas. "Aku tidak habis pikir apa yang membuat Dongho menyukaimu, Bocah," bisik Aron hyung pada dirinya sendiri, yang sayangnya masih dapat Daehwi dengar.

Daehwi bergeser mendekati Aron hyung. "Hyung, aku boleh bertanya tidak?"

Alis Aron hyung naik satu. Lalu mengangguk.

Daehwi memantapkan hatinya.

"Dongho hyung benar-benar menyukaiku?"

Aron hyung menolehkan kepala secepat kilat. Daehwi bahkan sampai khawatir lehernya akan sakit.

"Kau mendegar perkataanku barusan?"

Daehwi mengangguk, "Tapi aku juga ingat kau mengatakan hal serupa saat aku kepergok menguping waktu itu," Daehwi cemberut. "Lalu, malam harinya aku mendengar Dongho hyung dan Minki hyung membicarakan aku. Membicarakan tentang perasaan Dongho hyung padaku."

Aron hyung menatapnya lekat.

"Lalu, kau sendiri bagaimana? Bagaimana perasaanmu pada Dongho, Daehwi-ya?"

Daehwi menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu, hyung. Aku tidak tahu bagaimana perasaanku padanya. Aku bingung. Aku bahkan tidak bisa memikirkan apa-apa soal hal tersebut."

"Jangan gunakan pikiranmu untuk masalah hati, Daehwi-ya. Dengarkan apa kata hatimu."

Kali ini giliran Daehwi yang menatap Aron hyung.

"Hyung, kau tidak mengenal trainee Produce lainnya, kan?"

"Kenapa?"

"Perkataanmu mirip dengan perkataan Youngmin hyungku beberapa hari yang lalu."

"Itu artinya aku dan Youngmin hyungmu punya pemikiran yang sama, Daehwi-ya. Percayakan saja pada hatimu, bukan berarti kau tidak boleh mendengarkan pikiranmu. Hanya saja, hati jauh lebih jujur daripada pikiran."

Daehwi tiba-tiba ingat bagaimana rasa sakit yang dirasakannya saat melihat Dongho hyung bercanda akrab dengan Sewoon hyung. Ingin bertanya, tapi Daehwi tidak yakin apakah percakapannya dengan Aron hyung tidak akan sampai di telinga Dongho hyung. Daehwi takut jika Dongho hyung mengetahui bahwa dirinya tahu tentang perasaannya terhadap Daehwi.

"Hyung, jika aku cerita padamu, ceritaku akan 'bocor' kepada Dongho hyung tidak?"

"Kau khawatir?"

Daehwi mengangguk.

"Tenang saja, aku bisa jaga rahasia, kok. Apa yang akan kau ceritakan atau tanyakan padaku, Dongho tidak akan mengetahuinya."

"Ada satu hal yang membuatku bingung setengah mati, Hyung. Dadaku," Daehwi menunjuk dadanya, "merasa sangat sakit saat melihat Dongho hyung dan Sewoon hyung bercanda beberapa hari yang lalu. Bahkan, saat Dongho hyung dan Minhyun hyung bercanda saja aku juga merasa sakit. Aku tahu, Minhyun hyung tidak mempunyai perasaan yang lebih kepada Dongho hyung, tapi melihat mereka bercanda seperti itu membuatku merasa tidak nyaman, dadaku sesak, Hyung."

Aron hyung tersenyum.

"Hatimu sudah memberikan jawaban atas kebingunganmu, Daehwi-ya," kata Aron hyung lalu mengusak pelan rambut Daehwi. Daehwi hanya bisa menatap bingung Aron hyung.


Daehwi mencoba untuk memejamkan matanya. Daehwi benar-benar ingin tidur, tapi percakapannya dengan Aron hyung tadi masih terbayang dengan jelas.

"Hatimu sudah memberikan jawaban atas kebingunganmu, Daehwi-ya."

Apa maksudnya? Daehwi benar-benar tidak mengerti. Perkataan Aron hyung malah semakin membuatnya bingung. Libur yang hanya beberapa hari ini tidak ingin dilewatinya dengan mengernyitkan kening.

Daehwi turun dari tempat tidur. Jonghyun hyung tadi sepertinya menyimpan beberapa camilan di lemari dapur. Daehwi minta boleh, kan?

Mata Daehwi menangkap sosok Jonghyun hyung dan Minhyun hyung di sofa ruang tamu. Sedang ngobrol sepertinya, dengan posisi Minhyun hyung tidur di paha Jonghyun hyung. Jonghyun hyung melemparkan senyum saat Daehwi melewatinya sekembalinya Daehwi dari dapur.

"Lapar?"

Daehwi menggeleng. "Tidak bisa tidur. Jadinya aku menjarah beberapa camilanmu, Hyung."

Jonghyun hyung terkekeh. "Kemarilah, Daehwi-ya. Sepertinya kau butuh seseorang yang bisa diajak berbicara."

Daehwi tertegun. Selama ini hanya hyung-hyungnya dan Somi saja yang bisa menyadarinya, tapi jika Jonghyun hyung bisa menyadarinya, itu artinya semua terlihat jelas. Ataukah Jonghyun hyung memang seseorang yang peka?

Daehwi berjalan mendekati sofa tempat di mana mereka duduk, lalu duduk bersila di lantai.

Daehwi tersentak. Tangan Jonghyun hyung tiba-tiba saja mengelus kepalanya lembut.

"Apa yang sedang kau pikirkan, Daehwi-ya, sampai membuatmu menjadi diam seperti ini? Yang selama ini aku lihat, kau itu seseorang yang ceria, Daehwi-ya. Jika ada sesuatu yang mengganggumu, kau bisa menceritakannya padaku."

Daehwi ragu. Menceritakan kebingungannya pada Aron hyung saja, Daehwi butuh keberanian.

"Apakah ini soal Dongho, Daehwi-ya?"

Daehwi hanya bisa diam mendengar pertanyaan —lebih tepat disebut sebagai pernyataan daripada pertanyaan— dari Jonghyun hyung. Lalu mengangguk.

"Apa yang Dongho lakukan padamu kali ini, Daehwi-ya?"

Daehwi menggeleng, "Dongho tidak melakukan apapun padaku, Hyung. Dongho hyung memperlakukanku dengan baik, Dongho hyung memperlakukanku dengan baik sama seperti bagaimana Dongho hyung memperlakukan orang lain."

Daehwi mendengar seseorang mendesah.

"Jadi, Dongho memperlakukanmu biasa saja, Daehwi-ya?" suara Minhyun hyung bertanya. Lagi-lagi Daehwi hanya bisa mengangguk.

Minhyun hyung menghela napas. "Bagaimana bisa Dongho memperlakukanmu biasa saja, Daehwi-ya, jika perasaannya padamu berlebih?"

"Minhyunnie," ada nada teguran pada suara Jonghyun hyung.

"Biarkan Daehwi tahu, Jju-ya. Aku sudah muak mendengar Dongho merengek soal Daehwi. Tidak bisakah Dongho..." tangan Jonghyun hyung membekap mulut Minhyun hyung.

"Melakukan konfesi butuh keberanian, Minhyunnie. Dan kau tahu itu. Biarkan Dongho menyelesaikan masalah ini sendiri tanpa campur tangan kita yang bahkan tidak dimintanya."

Jika sebelumnya Daehwi punya keraguan tentang kemampuan Jonghyun hyung sebagai leader NU'EST, perkataan Jonghyun hyung tadi menghapuskan keraguannya.

"Sebenarnya," atensi Jonghyun hyung dan Minhyun hyung tertuju padanya, "aku sudah mengetahui tentang perasaan Dongho hyung padaku, Hyung. Aku tidak sengaja mendengar percakapan Minki hyung dengan Dongho hyung di kamar malam di mana aku kepergok tidak sengaja sedang menguping."

"Lalu?"

Daehwi menutup mukanya dengan telapak tangan.

"Aku tidak tahu, Hyung. Aku bingung. Selama ini, sejak hari pertama waktu itu, aku takut pada Dongho hyung. Kesan pertama Dongho hyung terlalu kuat untuk tiba-tiba berubah begitu saja. Dan percakapan Dongho hyung dan Minki hyung benar-benar membuatku semakin bingung. Aku tidak bisa tidak memikirkan pengakuan Dongho hyung, Hyung."

Hening.

"Kau tidak merasa marah saat mendengar Dongho mengatakan jika dia menyukaimu, Daehwi-ya?"

Daehwi menggeleng.

"Aku tidak marah, Hyung. Terkejut, iya. Karena aku sama sekali tidak menyangka jika Dongho hyung menyukaiku, tapi marah? Tidak, sama sekali tidak. Yang kurasakan adalah kebingungan, Hyung. Aku sangat bingung. Apalagi..."

"Ya?"

"Apalagi, aku merasakan dadaku sakit saat melihat Dongho hyung bercanda dengan sangat akrab dengan Sewoon hyung. Bahkan saat bercanda dengan Minhyun hyung pun aku merasakan dadaku sakit. Aku tidak rela jika Dongho hyung melakukannya dengan orang lain," Daehwi terdiam. Sepertinya Daehwi sekarang mengerti apa yang Aron hyung maksud tadi siang.

Tangan Jonghyun hyung kembali mengelus rambutnya.

"Sepertinya kau sudah menyadari apa artinya, Daehwi-ya. Hatimu sudah menjawab kebingunganmu, dan pikiranmu sudah menangkap jawabannya. Buka hatimu, pelan pun tak mengapa, agar kau bisa mengenal Dongho kami tanpa prasangka. Kenali siapa Dongho yang sebenarnya, Daehwi-ya, jangan biarkan imej seram Dongho menghalangimu untuk mengenal Dongho."

Daehwi hanya bisa menatap punggung Jonghyun hyung yang mulai menjauhinya. Meresapi apa yang baru saja Jonghyun hyung katakan padanya. Ya, Daehwi akhirnya mengerti bagaimana perasaannya pada Kang Dongho. Mengerti mengapa dadanya terasa sakit saat melihat Dongho hyung bercanda dengan orang lain.

Daehwi mengakuinya sekarang. Dirinya menyukai Dongho hyung.

Lee Daehwi jatuh cinta pada Kang Dongho.

つづく


Akhirnya update juga. Terima kasih sudah mau menunggu cerita ini update. Terima kasih juga sudah mampir dan manyempatkan membaca.

P.S. Ada yang mau gabung gc 2hyun uke!JR gak?