Chapter 15 : Pertarungan Sedarah
Disclaimer : ©Naruto milik Masashi Kishimoto
Genre : ©Adventure, Romance, Hurt/comfort
Warning : ©Typo bertebaran, Ooc, Sharingan Naru, Mask Naru, dan alur lambat.
Not like! Dont read!
.
Thank To : BlackWolf501
.
Note : "Saya tidak mendapat keuntungan apapun dengan menulis kembali cerita ini, murni keinginan saya dan bukan karena paksaan!"
.
Selamat membaca!
.
.
Mata Naruto melebar ketika mulai mengenali ciri-ciri fisik seseorang yang sedang berdiri di depannya. Danzo, akhirnya ia melepaskan senjata rahasianya, satu-satunya Shinobi yang mampu menghentikan Naruto.
Rei Uchiha, putri tiruan Naruto sedang menatapnya dengan penuh kebencian.
Kepala Naruto tertunduk malu, dia tidak bisa berlama-lama menatap mata Rei, dia adalah alasan kenapa Rei berakhir seperti ini.
Jika saja! jika saja dia lebih berhati-hati pada Danzo, maka semua ini tidak akan terjadi. Namun sekarang ... semuanya telah berubah.
Semua itu akan menjadi kenangan masa lalu yang kelam.
Satu-satunya hal bisa ia lakukan sekarang adalah mengubah masa depan.
Naruto memejamkan matanya, menghirup napas panjang lalu mengeluarkannya perlahan. Dia tidak boleh membiarkan perasaan pribadinya jadi penghalang misinya, dia harus menjinakkan Rei secepat mungkin, lalu kemudian melenyapkan Anbu Ne' yang tersisa.
Nyawa Sai tergantung seberapa cepat dia bisa menuntaskannya.
"Aku berharap genjutsu itu bertahan lama," pikir Naruto cemas. Naruto dengan cepat bangkit, menepuk-nepuk pelan rompi Anbu yang kini terlihat banyak sayatan guna menghilangkan debu.
Dia menatap Rei berdiri tak jauh darinya, di belakang Rei terdapat sekitar 150 Anbu Ne' yang tersisa. Kelihatannya pasukan Fu dan Torune memiliki keuntungan, dia memiliki seorang 'sandera' sekaligus perisai.
"Kurama, aku tidak bisa fokus bertarung dengan Rei jika mereka terus ikut campur. Chakra ku saat ini lebih dari cukup, jika dia benar-benar darah dagingku kemungkinan dia akan memberikanku sebuah pertarungan yang sengit. Ayo tuntaskan ini!" kata Naruto dengan tenang.
"Khe, apa kau yakin Naruto? Tadi kau bilang jika tidak akan menyakiti Rei." jawab Kurama ragu
"Aku tidak akan membunuhnya, aku hanya perlu menaklukkannya, tapi sebelum itu aku perlu menguji seberapa besar kekuatannya," balas Naruto dengan serius.
"Jadi kau ingin menguji kekuatan musuh dulu sebelum menerapkan strategimu. Khe, ku akui kau benar-benar memiliki analisa pertarungan yang bagus." balas Kurama sambil menyeringai. Ya iyalah bos qu, levelnya aja kapten Anbu, hadehhh
Naruto menggunakan kemampuan sensornya, sepertinya Fu dan yang lainnya mulai kehabisan chakra. Mereka sadar tidak akan menang melawannya, kemungkinan mereka hanya akan memback-up Rei ketika bertarung dengannya.
"Bertarung melawan Rei bersama mereka akan menyulitkan, sepertinya aku harus memisahkan mereka." pikir Naruto serius. Dia memandangi putrinya, hawa keberadaan Rei memang menakjubkan tetapi itu tidak membuatnya berkeringat dingin.
"Kau...siapa?" tanya Naruto dengan sabar, dia ingin mengorek informasi tentangnya. Namun sepertinya basa-basi Naruto membuat Rei murka, hawa keberadaan Rei meningkat drastis.
"Brengsek kau! Berani beraninya bertanya setelah semua yang kau lakukan!" Teriak Rei dengan murka. Yang di maki hanya bisa terdiam, tidak lebih tepatnya terkejut mendengar bahasa kasar dari bocah yang masih berumur kisaran 9 tahunan itu.
"Kau pengkhianat, kau membunuh rekan kita. Kau benar-benar monster!" Maki Rei setajam silet. Kepingan Hati Naruto tersayat pedih ketika mendengar darah dagingnya memanggilnya dengan sebutan monster. Selama hidupnya ia selalu dianggap monster oleh penduduk desa, lalu kini, bahkan darahnya sendiri menganggapnya begitu.
Sepertinya ini memang takdirnya, hidup di dunia yang menyedihkan.
"Lalu, ada masalah?" Nada bicara Naruto terlihat dingin, Sharingan tiga tomoe itu memberi tatapan membunuh pada Rei.
"Aku tidak percaya kau melakukan ini Taichou! .. Aku mengagumi mu, Danzo-sama memberitahuku banyak hal tentangmu ... tapi sekarang...kenapa?" Jawab Rei sedih mata berkaca-kaca.
"Kau ingin tahu kenapa aku melakukannya? tidak ada gunanya memberitahumu. Itu tidak akan mengubah apa pun!" Jawab Naruto dengan tatapan masih sama.
"Baiklah jika itu maumu Taichou! jangan menyesal jika kau mati ditanganku!" Rei berkata dengan percaya diri. Sementara Naruto sedikit terkekeh mendengarnya, putrinya itu sangat percaya diri dan memiliki nyali besar. Berdiri tegak tanpa rasa takut didepan seorang mantan Kapten Anbu Ne' yang baru saja membantai mantan anak buahnya, lalu secara terang terangan berujar akan membunuhnya adalah suatu nyali tingkat tinggi yang patut diapresiasi.
"Kau ingin membunuhku, ya? Kalau begitu, lakukanlah .." balas Naruto dengan dingin. Mata Rei mengeras mendengar jawaban itu, dia berlari menuju Naruto lalu menghunuskan Tanto miliknya.
Tanto itu berukuran kecil, tapi bilah sangat tajam, sekali tebas bisa membuat kepala lepas dari leher.
"Uchiha no Hanran: Shinku Enka"
Naruto cukup terkejut ketika Rei melompat di udara, mengayunkan Tanto dengan cepat kemudian tercipta beberapa tebasan api siap menghantam Naruto dengan kecepatan gila.
Dengan sigap Naruto memfokuskan chakra ke kakinya, ia melompat mundur sambil menghindari satu demi satu tebasan berselimut api tersebut.
"Teknik Kenjutsu baru dikombinasikan dengan elemen api. Bajingan Danzo, dia berhasil menyalin teknik khusus klan uchiha." Rei terus mengirim beberapa serangan ke Naruto, tetapi dia dengan mudah bisa menghindari setiap serangan.
"Serang dia!" teriak Rei dengan keras
Mendengar perintah, dengan segera Anbu Ne' menyerbu ke arah Naruto. Namun seketika muncul empat Kage Bunshin Naruto membentuk barisan persegi dengan Naruto asli dan Rei berada dititik tengah.
"Apa yang akan dia lakukan?" pikir Fu dengan cemas. Sementara Mata Torune melebar ketika melihat ke empat Bunshin itu melakukan hand seal dengan sangat cepat. Bahkan seorang Torune juga tidak sempat mengenali hand seal itu.
Torune, dia tidak ingin mengambil risiko, Bunshin itu mungkin mempersiapkan sebuah serangan. Ia dengan cepat melakukan hand seal.
"Doton: Doryuuheki"
Sebuah Dinding tanah besar muncul di depan Anbu Ne' yang bergegas menyerang Naruto tadi.
"Torune, apa yang kau lakukan?" tanya Fu dengan heran.
"Dia mungkin akan melakukan serangan api lagi, aku tidak bisa membiarkan anggota kita terus menerus berjatuhan." Jawab Torune dengan serius
"Aku mengerti," ucap Fu setelah mendengar alasan logis Torune.
Namun Keduanya sangat terkejut ketika mendengar teriakan bunshin Naruto dari balik dinding tanah didepan mereka.
"Ninpo: Shishi Enjin"
Torune segera menjatuhkan jutsu Doton miliknya, sementara Fu dan lainnya terpana ketika melihat sebuah penghalang ungu yang mengurung Naruto dan Rei dari semua sisi.
"Habisi pengguna jutsu itu! Hancurkan kekkai nya! sebelum gadis itu dalam bahaya!" Perintah Fu dengan khawatir melihat senjata utama Danzo sedang by one dengan Naruto.
Mendengar perintah Fu, 20 Anbu Ne' terbagi menjadi 2 kelompok segera melesat ke arah 2 bunshin Naruto yang terdekat, namun hal yang terjadi selanjutnya diluar perkiraan.
Ke 20 Anbu yang hampir mendekati 2 bunhsin Naruto -2 meter tiba-tiba tubuh mereka terasa seperti terbakar. Mereka tidak bisa bergerak, mereka bahkan tidak sempat menjerit karena kekkai itu dengan cepat membakar mereka sampai menjadi abu.
Naruto menyeringai senang, ternyata sekelas bawahan Danzo tidak terlalu teliti dalam menganalisis kekkai miliknya. Perlu diketahui bahwa si pengguna kekkai Shishienjin juga melapisi bagian luar mereka dengan penghalang, ini memungkinkan mereka untuk tetap terlindungi dari lawan yang ingin menghancurkan kekkai.
Rei menatap horor kematian tragis ke 20 rekan-rekannya.
"KAU!" jerit Rei dengan marah. Dia segera mempersiapkan serangan berikutnya.
Mata sharingan Naruto menyadari jutsu apa yang akan dia gunakan, dengan cepat Naruto menyalin jutsu itu dengan kecepatan yang sama.
"Katon: Gōryūka no Jutsu (Elemen Api: Jurus Naga Api)"
"Katon: Gōryūka no Jutsu (Elemen Api: Jurus Naga Api)"
Naruto dan Rei sama sama menggunakan sejumlah besar chakra lalu mengubahnya menjadi bentuk kepala naga api.
Kedua kepala naga api itu saling bertabrakan, menciptakan ledakan cukup besar, sehingga membuat Kekkai terisi kepulan asap tebal.
Sebelum kepulan asap lenyap tiba-tiba Rei muncul tepat -2meter didepan Naruto, sharingan mereka saling bertatap sebentar. Dengan kecepatan luar biasa, ia menyayatkan tanto-nya pada dada Naruto.
"Sudah berakhir ... Taichou," kata Rei dingin. Namun ketika dia menoleh ke belakang, dia terkejut ketika Naruto berubah menjadi sekumpulan gagak.
Kwak Kwak Kwak
"Sial"
Clang
Dia mengayunkan tanto nya ke depan dengan cepat, nyaris saja dia gagal memblokir pedang Naruto dengan tanto-nya. Jika terlambat satu detik, dia pasti akan tewas.
"Kau menahannya bukan?" tanya Kurama sambil menyeringai. Naruto tidak merespon Kurama, karena sibuk memandangi wajah terkejut putrinya. Kata-kata tidak bisa menggambarkan betapa bangganya melihat Rei, bocah itu jauh lebih kuat dari yang dia bayangkan.
Dia masih belia, namun kemampuan miliknya setara dengan orang dewasa.
"Untuk seorang pemula, kau cukup kuat. Kau spesialis ninjutsu Katon, menguasai Kenjutsu khas klan Uchiha, serta memiliki sharingan yang sepenuhnya matang. Cukup mengesankan untuk seseorang seusiamu," jelas Naruto dengan bangga
"Kau tidak tahu apa-apa tentang ku!" Jawab Rei frustasi, dia berusaha mendorong Naruto kembali melalui Tanto nya. Namun sepertinya Naruto secara fisik lebih kuat darinya, itu terbukti karena Naruto tidak bergerak satu inci pun.
"Tapi sayang, kau sangat tempramen." celetuk Naruto dengan nada mengejek. Naruto kemudian mengangkat tangan kirinya ke depan, Rei ingin sekali menghentikan pergerakan itu, namun apa daya kedua tangannya sibuk memegang erat tantonya yang sedang memblokir pedang yang dipegang Naruto dengan tangan kanannya.
Lalu yang terjadi selanjutnya mengejutkan Rei.
Naruto menusuk dahinya dengan dua jari dengan lembut.
"Aku bangga padamu," kata Naruto dengan tersenyum tulus. Mata Rei melebar tak percaya mendengar kalimat itu, dia mengamati dengan seksama senyuman Naruto, itu senyum asli tak ada mimik palsu atau senyum palsu, dari sorot matanya senyuman itu benar-benar asli.
Rei segera melompat mundur, dan mendarat beberapa meter dari Naruto."Kenapa dia mengatakan ini? Apa hubungannya denganku? Kenapa aku merasa senang?" pikir Rei bingung
Walau masih belia Rei bukanlah orang bodoh, jika Naruto bisa dengan mudah membunuh puluhan Anbu seorang diri, maka mengalahkannya tidak akan terlalu sulit. Meskipun dia bocah ajaib, namun dia tahu Naruto itu jauh lebih kuat darinya.
Disisi lain Kurama penasaran ketika mengamati ekspresi inangnya
"Naruto, apa yang terjadi?" tanya Kurama penasaran
"Aku tahu semua tentangnya sekarang, matanya memberitahuku semua yang perlu kuketahui. Ketika menatap matanya dengan sharingan, aku membaca pikirannya, semua ingatannya, meskipun ada beberapa hal yang tidak baik, dia tumbuh menjadi pribadi yang jauh lebih baik dariku. Ketika masih bayi, kata pertamanya adalah ayah." Naruto berujar emosional, dengan mati-matian dia menahan gejolak emosinya. Tapi nihil, kini matanya terlihat sedikit berkaca-kaca.
Kurama merasa senang melihat respon partnernya, sudah lama sekali, dia tidak melihat Naruto sebahagia ini.
"Aku berharap aku ada di sana untuknya. Aku ingin membawanya ke taman, melihatnya bermain, makan, menari, dan menjalani kehidupan yang indah. Tapi aku gagal, aku tak layak menjadi ayahnya, tapi apa pun yang terjadi, aku akan mengeluarkannya dari neraka ini." Jelas Naruto dengan tekad bulat.
"Khe, baiklah jika itu maumu. Les do it!" Jawb Kurama penuh semangat.
Ketika Naruto sedang asik berkomunikasi dengan Kurama, Rei mengalami banyak gejolak emosional.
POV Rei
Dia tidak mengerti perasaan apa ini, ketika dia memandang Naruto, dia seolah-olah merasakan sebuah kehangatan, dia merasa aman. Sepanjang kehidupannya, dia banyak mendengar tentang prestasi Naruto selama di bawah kepemimpinan Danzo.
Dia adalah salah satu legenda di Ne'.
Bahkan Danzo-sama memberitahunya seorang Naruto adalah shinobi yang sangat kuat, shinobi yang dihormati oleh semua kalangan Ne'.
Danzo telah mengajarinya bagaimana menjadi seorang shinobi sejati, tapi setiap kali dia mendengar sesuatu tentang Naruto, entah kenapa semangatnya berlipat ganda.
Sejak dilahirkan dan dibesarkan di salah satu markas Danzo-sama, dia menjalani kehidupan yang sangat kesepian. Hanya beberapa orang yang tinggal bersamanya, mereka hanya ditugaskan untuk melatihnya.
Danzo-sama harus memastikan bahwa dia benar-benar menjadi shinobi yang kuat.
Dia masih ingat hari itu, hari dimana Danzo memberitahunya tentang Naruto.
POV end
[Flashback: Dua tahun lalu]
"Katon: Gokakyu no Jutsu (Elemen Api: Jutsu Bola Api)"
Seorang gadis kecil dengan rambut pirang terikat seperti ekor kuda berdiri di sebuah ruangan kecil, dia mengenakan kaos hitam kecil serta celana pendek putih.
Ada beberapa bekas luka bakar di pipinya, tetapi dia mengabaikan rasa sakit itu, dia lebih mementingkan latihannya.
"Katon: Gokakyu no Jutsu (Elemen Api: Jutsu Bola Api)"
Gadis pirang itu mengeluarkan bola api tidak terlalu besar dari mulutnya, dia mencoba mempertahankan bola api itu selama beberapa detik, tapi akhirnya lenyap.
Dia jatuh berlutut, nafasnya terengah-engah.
"Kau masih jauh dari sempurna, Rei!" kata seorang lelaki tua dengan ekspresi tenang. Rei memandang guru serta pengasuhnya itu. Dia adalah Danzo Shimura.
"Aku akan berusaha, Danzo-sama. Aku hanya butuh lebih banyak waktu," jawab Rei lelah.
Sejak kecil, Danzo lah yang merawatnya. Dia tinggal bersama dengan remaja yang umurnya lebih tua darinya, mereka semua yatim piatu sama sepertinya, Danzo lah yang memungut mereka dan merawatnya.
Tetapi ada satu hal yang tidak ia ketahui, mereka semua ternyata Anbu Ne' yang mengawasinya dan memanipulasi dirinya atas perintah Danzo.
"Rei ... kau harus berlatih lebih keras. Kau ingin melindungiku, bukan?" tanya Danzo dengan licik
Anak-anak mudah ditipu, mereka bisa dikontrol sesuai keinginannya. Danzo akan memastikan produknya itu tidak akan sia-sia. Dia telah menginvestasikan banyak uang dalam pembuatan Rei, bahkan dia harus membocorkan beberapa informasi rahasia kepada Orochimaru sebagai imbalan atas jasanya.
Dia harus memastikan Rei menjadi shinobi sejati dibawah perintahnya, karena ketka dia menjadi Hokage, dia akan menggunakan Rei dan pasukan Ne' lainnya untuk melenyapkan Orochimaru. Dia tidak akan sanggup membiarkan kriminal itu hidup leluasa.
Disisi lain Naruto bertingkah agak aneh, Danzo tidak pernah mempercayai bocah itu. Dia sulit untuk ditebak, dan Danzo tidak ingin ada yang mengganggu rencananya, itulah satu-satunya alasan dia bekerjasama dengan Orochimaru, dengan menciptakan Rei.
Naruto tidak pernah sadar kita latihan di training ground tengah hutan kematian sendiri, ia diam-diam menugaskan seorang Anbu ahli genjutsu untuk mengambil sampel darah dan DNA milik Naruto.
"Hei Danzo-sama, bolehkah aku mengetahui siapa Shinobi terkuat disini?" tanya Rei dengan rasa ingin tahu. Danzo memandangi anak itu sesaat. Keingintahuannya tulus, tidak ada salahnya juga memberitahunya.
"Ada seorang shinobi yang melindungi ku. Dia salah satu shinobi terkuat yang pernah ku latih, keterampilannya sangat hebat," jawab Danzo dengan tenang
"Siapa namanya? Bisakah Danzo-sama memberitahuku?" tanya Rei dengan nada bersemangat. Danzo sedikit mengerutkan kening, gadis itu masih memiliki jalan panjang. Tapi dia akan memastikan, senjata rahasianya akan lebih loyal kepadanya, daripada Naruto.
"Namanya Naruto Uchiha, dia adalah kapten Ne' yang aku pimpin. Kami bersumpah untuk melindungi Konoha dengan segala cara. Naruto, dia shinobi yang sangat berbakat dalam setiap seni ninja," kata Danzo netral. Tidak ada keraguan bahwa Naruto adalah shinobi yang luar biasa, tapi dia tidak stabil secara emosional.
Mungkin itu karena trauma yang dideritanya ketika masih kecil, sehari sebelum Kakashi datang lalu mengadopsinya.
Sebelum hari itu, Naruto adalah anak yang ceria, tetapi setelah kejadian itu, ia kehilangan kepolosannya. Dia menjadi lebih serius, meskipun masih sedikit bertingkah kekanak-kanakan, namun sebenarnya sebagian jiwanya telah mati.
Namun sebelum dirinya turun tangan, Hiruzen dengan langkah cepat membuat bocah itu setia pada cita-citanya pada desa.
Ini adalah salah satu ciri yang telah dilihat Danzo pada Uchiha lainnya. Mereka adalah orang-orang yang sangat tertekan, contohnya adalah Naruto dan Itachi.
Orang orang bisa mengatakan mereka itu kembar, namun Danzo yakin, Naruto bukanlah shinobi sejati seperti Itachi. Dia tidak memiliki tekad untuk membunuh orang-orang terdekatnya, dan Rei akan menjadi kelemahan terbesarnya, jika dia memberontak.
"Benarkah?" tanya Rei dengan heran
"Ya, dia kuat ... tapi dia sedikit jahat," jawab Danzo licik
Rei terkejut mendengar ini, bagaimana mungkin Shinobi kuat dan pemberani seperti itu menjadi jahat?
"Apa maksudmu?" tanya Rei yang kaget
"Naruto, dia memiliki masa lalu yang sangat kelam, dia tidak diperlakukan dengan baik oleh penduduk desa. Alhasil sikapnya berubah, walau dia masih setia pada desa tapi ada sesuatu yang sangat gelap di dalam dirinya. Aku takut dia akan mencoba melukaimu, dan melukai semua rekan kami. Aku bersumpah akan melindungimu, bahkan jika nyawaku taruhannya." Danzo tersenyum licik dibalik ekspresi tenangnya itu.
Gadis kecil itu meneteskan air mata, ternyata Danzo-sama sangat menyayanginya.
"Aku akan tumbuh lebih kuat, aku akan melindungimu dari semua musuh, bahkan jika Naruto Taichou mencoba melukaimu, aku akan mengalahkannya," jawab Rei penuh semangat
"Aku bangga padamu," kata Danzo sambil menepuk kepala gadis kecil itu.
Dia tidak akan pernah gagal, dia akan memastikan Konoha memerintah dunia shinobi.
Dia adalah penyelamat dunia ini.
(Flashback end)
Rei memandang sendu seseorang di depannya, dia tahu Naruto memiliki kehidupan kelam dimasa lalu, tapi dia tidak bisa membiarkan pembantaian ini berlanjut.
Janjinya seumur hidup adalah bermimpi melampaui Naruto, seseorang yang belum pernah ia temui. Namun sekarang, ketika mereka saling dipertemukan untuk pertama kali, dia menyadari apa yang dikatakan Danzo dulu adalah suatu kebenaran.
Tapi ... kenapa tangannya gemetaran?
Kenapa dia tidak sanggup membunuhnya?
Mata lembutnya, senyumnya, wajahnya. Dia merasa aman, dia merasa diinginkan, tetapi ketika melihat darah lelaki itu bercereran membuat ilusinya pecah.
"Naruto Taichou ... aku tahu apa yang terjadi denganmu tidak benar, tetapi kau harus berhenti." kata Rei memohon. Hati Naruto meleleh mendengar kata-kata polos putrinya. Dia hanya ingin semua ini berhenti, tetapi demi kebaikan yang lebih besar, dan demi dia, Naruto harus melakukan ini.
"Aku sudah sejauh ini Rei-chan, sudah terlambat untuk berhenti." Respon Naruto sedih.
"Aku ingin melampauimu, aku ingin menjadi lebih kuat darimu, hingga aku bisa melindungi teman-temanku dan Danzo-sama. Kau adalah pahlawan bagiku, tolong jangan biarkan dirimu terseret oleh kegelapan!" Jawab Rei dengan berlinang air mata, dia tidak tahu kenapa bisa seperti ini tetapi entah kenapa hatinya merasakan getaran sesuatu saat bersama Naruto.
"Hanya ada satu cara untuk menghentikanku, Rei-chan," kata Naruto dengan tegas
"Apa? Apa yang bisa kulakukan untuk membuatmu menghentikan kegilaan ini?'' Tanya Rei dengan cepat. Mata Naruto mengeras dan sharingannya menatap bahaya.
"Bunuh aku"
Rei mundur selangkah ketakutan, ketika mendengar suara berat Naruto.
Tubuhnya gemetaran
"Aku tidak bisa melakukannya, aku tidak bisa membunuhmu ..." jawab Rei ragu-ragu
"Kalau begitu aku yang akan membunuhmu ..." Dia kemudian mengeluarkan sejumlah shuriken lalu melemparkannya ke arah Rei dengan cepat.
Namun Rei merespons tindakan Naruto, beberapa huruf kanji muncul di kedua tangan Rei, lalu dengan cepat mengeluarkan shuriken miliknya sendiri.
Ting Ting Ting
Dentingan Suara logam saling berbenturan, menggema di ruangan itu. Serangan shuriken Naruto dan Rei tampak setara, keduanya saling menyerang sekaligus saling membelokkan Kunai pada saat yang bersamaan.
Naruto memiliki keuntungan karena pengalamannya, sementara sharingan Rei yang sempurna banyak membantunya.
Bentrokan kunai dan shuriken terus berlanjut selama beberapa saat, sampai Naruto melompat di udara, lalu melakukan hand seal dengan kecepatan yang tak terbayangkan.
"Katon: Hosenka No Jutsu"
Naruto melepaskan beberapa bola api ukuran sedang dari mulutnya, kemudian dalam sekejap ia mengikutsertakan beberapa shuriken ikut ke dalam bola api.
Mata Rei membelalak kaget, ketika melihat serangan datang ke arahnya.
"Doton: Doryuuheki"
Sebuah dinding tanah kecil segera terbentuk di depan Rei, melindunginya dari jutsu bola api yang dikombinasikan dengan shuriken menghancurkan seluruh bagian depan dinding.
"Ternyata dia juga menguasai ninjutsu Doton ... menarik," pikir Naruto ingin tahu
Untuk membuat semuanya semakin menarik, ia memutuskan untuk menghancurkan pertahanan Rei dengan ninjutsu Suiton. Dia melakukan satu set hand seal dengan cepat, kemudian melepaskan sejumlah besar air dari mulutnya.
"Suiton: Mizurappa"
Gelombang air ukurun besar mengalir dari mulut Naruto, berbenturan dengan sisa dinding tanah terakhir kemudian menghancurkannya.
Tapi tak disangka tiba tiba keluar rantai chakra dari bawah tempat ia berpijak melilit tubuhnya. Kurama dibuat terkejut melihat itu
"Apa ini?" Naruto mencoba melepaskan rantai itu, tapi semakin ia bergerak semakin erat rantai itu melilitnya. Dan juga chakra-nya lambat laun menipis dan membuatnya mulai merasa lelah.
"Naruto ... sepertinya dia memiliki rantai chakra seperti milik Kushina yang digunakan untuk mencegahku. Kau harus cepat-" perkataan Kurama tetapi terputus ketika tiba tiba tanah mulai bergetar, dinding mulai retak.
Seluruh pangkalan terguncang oleh getaran keras, dan ada suara sesuatu yang memekakkan teling terdengar dari arah Rei.
"Chakranya sangat kuat ... dia luar biasa.."pikir Naruto kagum
Tapi kekaguman itu segera berubah menjadi keterkejutan, ketika melihat Rei berdiri dari kejauhan memberinya tatapan sedih.
"Jika kau tidak bisa mundur gomenesai Naruto-Taichou, aku tidak bisa membiarkanmu menyakiti Danzo-sama." kata Rei dengan sedih
"AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH" Naruto berteriak kesakitan, saat rantai mulai memperdalam lilitan pada tubuhnya.
"Ini adalah akhir dari penderitaanmu ... Naruto-Taichou!" teriak Rei dengan tegas
Dia kemudian menggenggam kedua telapak tangannya lalu berteriak keras.
Mata Kurama menonjol keluar dari tempatnya, sementara Naruto tidak percaya apa yang dilihatnya.
"Mokuton Hijutsu: Jukai Kōtan"
.
.
Sai dan Danzo saling berdiri menghadap satu sama lain, koridor disekitar mereka rusak lumayan parah akibat pertarungan mereka.
Sai terengah-engah, chakranya mulai menipis, dan sialnya Danzo bahkan belum menunjukkan tanda-tanda kekalahan.
Dia tahu dia harus mengulur waktu agar Danzo tidak mengaktifkan segel kutukan, jika dia kalah cepat dalam pertarungan ini maka dipastikan Naruto akan berada di ambang kematian.
Dia tidak akan membiarkan itu terjadi.
Melihat Danzo tengah melakukan satu set hand seal, inderanya mentap waspada. Untuk berjaga-jaga, Sai juga melakukan hand seal dengan cepat.
"Futon: Shinkuha (Elemen Angin: Gelombang Vakum)"
Danzo melepaskan semburan angin kuat dari mulutnya, Sai tidak bisa melihat serangan itu namun dia bisa merasakan proporsi kekuatan jutsu Danzo mendekati posisinya.
"Doton:" Dorou Doumu no Jutsu. "(Elemen Tanah : Teknik Penjara Kubah Tanah)"
Tembok tanah besar muncul kemudian mengurung Sai dari semua sisi. serangan itu saling bertabrakan menciptakan suara gemuruh kecil.
Sai beruntung merespon cepat serangan Danzo, jika terlambat sedikit saja mungkin tubuhnya hancur tercabik cabik oleh serangan Danzo.
Dia mendongak, menatap seluruh bagian atas kubah tanah yang mengurungnya, bagian atas hancur tak tersisa.
"Brengsek, itu hampir saja," pikir Sai lega
Danzo melompat tinggi di udara, lalu melemparkan beberapa shuriken ke arah Sai.
"Shuriken Kage Bunshin no Jutsu"
Puluhan shuriken melayang menuju ke Sai dengan kecepatan tinggi.
Tatapan mereka saling terkunci beberapa detik, Danzo dengan ekspresi tenang tengah memandangi ekspresi keterkejutan yang terukir di wajah bocah itu. Ini sudah berakhir bagi Sai.
Puluhan shuriken tersebut benar-benar mendarat dan membolongi bagian tubuh Sai, Danzo menutup matanya, pertarungan sudah.
"Mencari seseorang?" Tiba tiba terdengar suara berasal dari belakang Danzo. Merasa terancam, Danzo dengan cepat mengangkat kunai di tangannya, kemudian berbalik dan memblokir serangan tanto yang mencoba memotong kepalanya.
Dia terkejut melihat seseorang itu tidak lain adalah orang ini adalah Sai lalu siapa yang barusan ia bunuh?
Dia melirik ke posisi di mana Sai terbunuh oleh serangan shuriken sebelumnya, ia kaget tidak melihat tanda-tanda Sai disana, yang terlihat hanyalah sebuah kubah tanah dengan atap hancur.
"Terlambat sudah." Ucap Sai menyeringai. Dia kemudian menghadiahi sebuah tendangan keras ke dada Danzo, membuatnya terlempar melayang di udara kemudian tubuhnya menghantam dinding dengan keras.
Sai mendarat kasar di tanah, napasnya terengah-engah, dia masih tidak percaya dia bisa selamat dari serangan Danzo sebelumnya.
"Aku memberimu sedikit kekuatanku, itu akan membantumu melawan Danzo, berhati-hatilah."Kata-kata Naruto masih terngiang di kepalanya, mungkin inikah kekuatan yang dimaksud Naruto. Dia berterima kasih kepada temannya itu, jika bukan karena bantuannya, Danzo pasti akan menghabisinya lebih cepat.
Sementara itu Danzo mulai bangkit dari reruntuhan dinding yang ia hantam, dia masih belum bisa memahami apa yang sedang terjadi?
Sesudah melesatkan serangan shuriken miliknya, Danzo melihat sorot mata itu. Sorot mata yang menunjukkan kepasrahan, ia bahkan melihat shuriken miliknya itu menembus semua organ vital Sai.
Apa yang sedang terjadi?
Dia harus mencari tahu jutsu jenis apa yang bocah itu gunakan. Dia bahkan tidak melihat Sai melakukan hand seal untuk melakukan genjutsu ataupun kawarimi, tidak ada waktu untuk itu.
Selama bertahun-tahun Danzo lah yang melatih anak itu, dia tahu Sai menonjol dalam ninjutsu Katon dan ninjutsu Doton. Kenjutsu dan Fuinjutsu-nya diatas rata-rata, namun untuk keterampilan genjutsu, ia tidak terlalu menguasainya.
Dalam artian, Sai sama sekali tidak punya bakat dalam genjutsu. Pertanyaan nya kenapa dia bisa lolos dari serangan itu?
Ada sesuatu yang mencurigakan di sini.
Lamunan Danzo buyar ketika merasakan hawa keberadaan Sai meningkat. Dia menatap tenang pemuda itu, tangannya sedang merangkai beberapa set hand seal.
"Katon Hosenka no Jutsu"
Sai mengirim serangan berupa bola api berskala besar ke arah Danzo dengan kecepatan tinggi. Serangan itu terlihat berbahaya namun Danzo sudah siap untuk itu.
Danzo selasai merangkai hand seal terakhirnya tepat sesaat bola api itu berjarak beberapa -2meter darinya.
"Doton Doryuuheki (ElemenTanah : Dinding Tanah)"
Danzo berlutut dengan kedua telapak tangan bersinggungan dengan tanah, sebuah dinding tanah tiba-tiba terbentuk di depannya, dinding itu melindungi tubuhnya dari serangan bola api milik Sai.
Serangan mereka saling bertabrakan menimbulkan suara gemuruh, serangan Katon Sai lumayan kuat tapi tidak bisa menghancurkan dinding kokoh Danzo, hanya sebuah retakan yang terbentuk pada dinding itu. Namun ...
Swusuhh Clap
Danzo segera melompat mundur dari dinding miliknya ketika mendengar suara kunai tertancap pada dinding tanah tersebut, Danzo ialah seorang veteran tiga perang besar, ia sangat hapal apa fungsi dari kunai itu.
"Kunai yang dilengkapi bom kertas." pikir Danzo taktis
Tepat ketika selesai berpikir, seluruh dinding tanah itu hancur berkeping-keping karena sebuah ledakan kuat, beberapa puing bahkan melayang menghantam Danzo. Namun sepertinya hantaman itu tidak terlalu melukai tubuhnya.
Melihat ada celah, Sai muncul di depan Danzo, tanto-nya terayun menebas dada lelaki itu, namun Danzo segera melompat di udara dan terhindar dari tebasan itu.
Sai dibuat terkejut, ketika Danzo menendang keras wajahnya hingga membuatnya terpental kebelakang. Tapi karena keseimbangan tubuhnya stabil ia mendarat di tanah dengan anggun, walaupun beberapa tetes darah keluar dari mulutnya.
Danzo memandang mantan murid dan bawahannya dengan tatapan kritis.
"Keahlianmu sepertinya meningkat pesat. Kau pasti berlatih cukup lama, untuk membuat dirimu kuat seperti sekarang. Tapi sesuatu yang tidak beres mengusikku, apa yang kau lakukan, Sai?" tanya Danzo dengan netral
"Mana kutahu! Anggap saja dirimu itu yang tidak beres, brengsek." Jawab Sai dengan lantang
"Ada sesuatu yang aneh tentang dia. Aku bisa merasakan semacam kekuatan lain dalam dirinya, aku harus mencari tahu apa itu." pikir Danzo taktis. Sekali lagi, dia adalah seorang veteran dari tiga perang besar Shinobi, dalam lika-liku kehidupannya itu dia mempunyai prinsip sebelum bertindak. Lebih baik mencari tahu taktik musuh lebih dahulu sebelum menyelam ke dalam pertempuran.
"Kage Bunshin no Jutsu"
Terciptalah 5 klon Danzo berdiri di depan Sai. Berterima kasihlah pada Orochimaru karena eksperimennya, kini kekuatan dan tingkat chakra-nya telah meningkat signifikan.
Kelima klon melakukan serangkaian hand seal sama persis, sedangkan Danzo asli hanya berdiri diam mengamati Sai melalui mata kanannya, yang tersembunyi di balik perban.
"Doton: Doryuu no Jutsu! "(Elemen Tanah : Jutsu Naga Tanah)"
Klon-klon itu menghantamkan tangan mereka di tanah secara serempak, tak lama kemudian tanah disekitar mereka bergerak naik, membentuk sebuah kepala naga, memburu Sai seperti sebuah gulungan ombak
Dengan sigap Sai melompat mundur ketika melihat naga tanah itu mendekat. Dia mencoba menjaga jarak dari naga tanah tersebut, tapi mereka terus mengejarnya.
Dia meraba sakunya, kemudian mengeluarkan 3 kunai yang dilengkapi kertas peledak."Ini yang terakhir, aku memanfaatkannya dengan baik."
Swushh Clap Clap
Dua kunai berhasil ia daratkan pada naga tanah milik Danzo, kemudian ia membentuk hand seal ram, dan seketika naga tanah itu meledak kemudian hancur menjadi kepingan tanah berukuran kecil, asap dan debu ledakan itu menutupi kawasan sekitar mereka.
"Sial! Melawan Bunshin itu akan merepotkan, aku harus menghemat chakra untuk mengulur waktu." pikir Sai dengan dahi berkerut. Tiba-tiba Sai mengayunkan tantonya ke depan, memblokir serangan kunai dari salah satu klon Danzo, yang muncul dari kepulan asap.
Dengan reflek kilat Sai mencoba memberikan sapuan kaki terhadap lawan, hasilnya membuat Bunshin itu kehilangan keseimbangan. Sebelum jatuh mendarat di tanah Sai terlebih dahulu menebas Bunshin itu jadi dua bagian, membuat Bunhsin lenyap dalam kepulan asap.
Namun sedetik kemudian Sai terlempar ke udara ketika menerima tendangan keras di dagunya. Ia tak tinggal diam menerima serangan itu, tangannya dengan cepat meraih kaki si penyerang. Dengan sisa kekuatan, dia mengayunkan Bunshin itu di udara, lalu membantingnya ke tanah, membuat Bunhsin itu lenyap akibat benturan keras yang ia terima.
2 Bunshin lenyap, kini tersisa 3 lagi
Bunshin lain datang kearahnya memberikan tendangan ke arah dada, namun tendangan itu berhasil diblok oleh Sai dengan kedua tangan yang menyilang didepan dada.
Namun Bunshin itu menyapu kedua kaki Sai, membuatnya jatuh ke tanah. Sai kaget, ketika Bunshin itu melompat tinggi di udara, hendak memberikan tendangan tumit yang siap menghancurkan ulu hatinya dalam sekejap.
Disaat-saat terakhir ia mengubah posisinya ke arah kanan, mencoba menghindari tendangan itu. Tapi sayang, karena refleksnya sedikit kurang cepat tendangan tumit itu berhasil mengenai tangan kirinya.
"AAAAAAHHHH" Sai teriak kesakitan, ketika merasakan tangan kirinya patah.
Walaupun masih merasakan sakit yang amat sangat, ia mencoba mencuri kesempatan dengan mengayunkan Tanto yang berada digenggaman tangan kanannya ke arah kiri memotong kedua kaki Bunshin itu membuatnya menghilang dalam kepulan asap.
Sai dengan gerakan lemah mencoba bangkit dari posisinya. Ia mencoba membenarkan posisi tulang lengan kirinya yang sedikit bergeser dengan tangan tersisa. Erangan kesakitan keluar dari mulutnya, ia tidak mau berteriak, dan memperlihatkan kelemahannya pada musuh.
Tiba-tiba Bunshin lain muncul di depan Sai, berusaha memberikan bogeman mentah ke sisi kanan wajah Sai.
Sai bereaksi seketika melihat serangan itu, dia menangkap pergelangan tangan Bunshin itu dengan tangan kanannya, kemudian mencoba menyerang balik dengan menendang menggunakan lutut kanannya. Namun Bunshin itu memblokirnya dengan tangan tersisa.
Danzo asli hanya menyaksikan takjub ketika Sai masih berdiri kokoh melawan para Bunshin miliknya. Bocah itu semakin kuat, dia punya banyak potensi untuk menjadi kapten Anbu.
Tapi sayang, dia harus mati malam ini.
Danzo mengamati dengan seksama ketika Bunshin tersisa miliknya dan Sai saling berbalas memberikan sebuah tendangan maupun pukulan satu sama lain
Lengan kiri bocah itu benar-benar patah, bagian tubuh itu tidak berguna sekarang. Tapi hal itu tidak mengurangi kegigihannya untuk tetap bertarung.
Danzo menyaksikan dengan kaget ketika Bunshin miliknya mencoba meninju wajah Sai, namun Sai menunduk seketika lalu dalam sekejap Sai menempelkan sesuatu ke dada Bunshin itu lalu melompat mundur dengan cepat.
Bunshin itu tiba-tiba bergetar hebat ketika sesuatu bersinar di dadanya, dan sedetik kemudian Bunshin itu meledak.
"Hah...hah...hah... Di mana yang terakhir?" pikir Sai dengan lelah. Dia telah kehilangan energinya lumayan banyak, lengan kirinya lumpuh untuk selamanya, dia kekurangan chakra, dan sekarang musuhnya bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda kekalahan sedikit saja.
Buruk! Ini benar-benar semakin buruk
Sai benar-benar terkejut ketika sesuatu muncul dari bawah kakinya, tidak ada waktu untuk bereaksi, dia bisa melihat Bunshin terakhir Danzo siap membolongi kepalanya dengan kunai.
Kedua mata mereka saling terkunci sejenak, dan Sai kembali merasakan sedikit ketegangan di bagian matanya.
Bunshin itu terkejut ketika Sai di depannya tiba-tiba menghilang. Masih dalam posisi yang sama ia berusaha mencari keberadaan Sai.
"Ini akhirnya," terdengar suara Sai dari belakang.
Dengan gerakan cepat, Sai memenggal kepala Bunshin itu dengan kunai menggunakan tangan kanannya, membuat Bunshin itu menghilang dalam kepulan asap.
Sai ambruk tergeletak tanah, dia benar-benar lelah sekarang.
Danzo akhirnya mengetahui trik yang digunakkan Sai katika melihat Bunshin terakhirnya berhasil ia lenyapkan. Kelima Bunshin itu masing-masing memberi informasi dan menganalisis taktik pertempurannya melawan Sai.
Kenangan tentang Bunshin terakhir miliknya, dan juga beberapa hal yang dilihatnya dengan mata kanannya, membuatnya mengerti seluruh misteri kekuatan Sai.
Dia harus mengakui kejeniusan Naruto, meskipun pemuda itu adalah seorang pengkhianat sekalipun. Danzo belum pernah melihat kapten Anbu yang kuat dan taktis seperti Naruto di masa lalu.
Kelihatannya Naruto memikirkan secara detail segala hal yang bisa terjadi dalam pertempuran.
"Naruto Uchiha, kau benar-benar jenius. Kau menanamkan kekuatan Genjutsu sharinganmu, lalu menyegelnya ke mata Sai. Sharingan mengirimkan gelombang chakra untuk menghipnotis lawan dan menangkapnya kedalam ilusi kemudian mengendalikannya dengan Genjutsu. Kau menggunakan Genjutsu dan Kemampuan Fuinjutsu untuk mengatur mekanisme yang akan langsung menempatkanku dalam Genjutsu ketika aku akan membunuh temanmu. Walaupun efeknya hanya untuk sesaat, tapi itu cukup memberi Sai waktu untuk meloloskan diri dari serangan mematikanku, atau mencoba menyerang balik lalu kemudian membunuhku. Aku benar-benar berharap kau bukan musuhku." pikir Danzo dengan realistis
Danzo cukup terkejut mengetahui Jutsu Naruto praktis menyelamatkan sai setiap kali dia akan mati. Yang membuat Danzo takjub adalah cara itu mirip dengan kartu asnya, namun perbedaannya adalah Jutsu Naruto tidak menyebabkan kerusakan apapun termasuk Sai sendiri, sementara kartu AS miliknya harus dihargai dengan sangat mahal.
Tapi ada satu kecacatan pada Jutsu Naruto, Jutsu itu membutuhkan kontak mata dengan musuh untuk menempatkannya dalam Genjutsu.
Dan Danzo telah menemukan cara untuk mengatasi kelemahan Jutsu itu.
Danzo perlahan melangkah maju, taktik musuhnya sudah ia ketahui. Kini waktunya untuk mengakhiri pertarungan ini.
"Kau telah bertarung dengan gagah berani, tapi ini adalah akhir untukmu." kata Danzo dengan tenang. Tapi matanya menyipit ketika dia melihat senyum terukir di wajah Sai.
"Ini akhir untukku atau untukmu?" Kata Sai dengan senyum licik. Danzo terkejut ketika dia mendengar suara menggumamkan sesuatu dari bayang-bayang.
"Doton: Yomi Numa"
Danzo sangat terkejut ketika tanah di bawahnya berubah menjadi kubangan lumpur. Lumpur itu bukan lumpur biasa, lumpur itu perlahan-lahan mulai menghisap tubuhnya, dari kaki, perut, dada, dan kini hanya bagian leher keatas yang tersisa dan belum terhisap.
Dia melihat Sumi Bunshin Sai dari kejauhan tersembunyi di balik kegelapan, kedua tangannya ditekan di tanah bukti barusaja melakukan sebuah jutsu.
"Aku meremehkannya, dia menyiapkan Sumi Bunshin ketika aku lengah." pikir Danzo dengan tenang. Dia sedikit kecewa ketika berhasil ditaklukkan oleh seorang Anbu jauh lebih muda darinya.
Mata Danzo membelalak kaget ketika melihat Sai melompat di udara, kemudian menuju ke arahnya dengan tanto bertengger di tangan kanannya. Dia datang dengan kecepatan tinggi, mencoba memenggal kepala Danzo.
"Ini akhir untukmu!" teriak Sai dengan marah. Dengan satu gerakan cepat dia berhasil memenggal kepala Danzo membuat kepala tanpa awak itu terhempas beberapa meter.
"Naruto, kita menang,"
Ini adalah kalimat terakhir yang terlintas dibenak Sai, sebelum matanya melotot ketika dia merasakan sesuatu yang dingin menembus dadanya.
(Dengan Naruto)
Naruto merasakan hawa dingin bersinggungan dengan bahunya, dia tidak tahu kenapa. Namun dia merasa sesuatu yang buruk telah terjadi.
"Sai, bertahanlah di sana." Naruto berharap cemas. Dia tidak ingin sesuatu terjadi pada temannya itu, Naruto tidak tahu apa dia bisa melangkah lebih jauh tanpa dukungan dari Sai.
Sai adalah teman terdekatnya, dan satu-satunya alasan kenapa dia tetap waras di Ne'.
Dia tidak peduli tentang hal lain, dia hanya ingin mengeluarkan Rei dari kegilaan ini lalu bergegas menuju ke tempat Sai.
Naruto melihat beberapa sulur kayu dan ranting muncul dari tanah, menuju ke arahnya. Dia menatap Rei yang sedang berusaha fokus pada jutsu miliknya, Dia terkejut ketika Rei memiliki Kekkai Genkai dari Shodaime Hokage yakni Mokuton.
Tapi tetap saja, tekniknya sama sekali tidak sempurna. Namun jika jutsu itu menghantamnya itu bisa menyebabkan kerusakan serius.
Dia tidak bisa menggunakan chakra Kurama untuk menyembuhkan luka-lukanya, dan itu membuatnya sangat dirugikan.
"Kurama, aku akan melepaskan kekuatan penuhku," kata Naruto serius
"Apa kau serius?" Jawab Kurama shok. Jika Naruto dalam kekuatan penuh, Kurama tidak ragu kalau dia bisa saja mengalahkannya. Bocah itu adalah monster, satu-satunya orang yang lebih kuat dari Naruto ketika dalam kekuatan penuh adalah Madara Uchiha, dan beberapa shinobi setingkat Kage.
"Kurama, kau pernah melawan Shodaime Hokage kan? Coba bandingkan seberapa kuat Mokuton miliknya?" tanya Naruto dengan cepat.
Dia perlahan-lahan mulai mengumpulkan chakra, dia harus melakukannya dengan kekuatannya sendiri, karena jika menggunakan kekuatan Kurama dalam situasi seperti ini bisa membahayakan Rei dan juga tubuhnya sendiri karena segel kutukan Danzo.
"Mokuton miliknya masih jauh dari level Hashirama. Tapi tetap saja kau harus berhati-hati. Kau harus sesegera mungkin mengakhiri pertarungan ini," saran Kurama
"Aku tahu"
Cabang-cabang kayu semakin dekat dan hanya satu kalimat yang terlintas di kepala Naruto."Kau melakukan sejauh ini hanya untuk Danzo ..." pikir Naruto sedih
Naruto menggenggam kedua tangannya, mencoba mengumpulkan sejumlah besar chakra miliknya sendiri..
"Kau seharusnya tidak membuatku melakukan ini, Rei!" Ucap Naruto dengan marah. Gelombang kejut menyebar ke seluruh pangkalan, bahkan Anbu Ne' yang berada di luar Kekkai ikut terseret beberapa meter akibat gelombang itu.
Mereka melihat ke dalam Kekkai dan terkejut melihat seluruh tubuh Naruto diselimuti chakra putih kebiruan, dia tampak seperti seorang malaikat yang datang dari surga.
Rambut pirangnya berayun liar melawan gravitasi, dani ketiga tomoe sharingannya berevolusi menjadi Shuriken dengan ke empat sisi ujung melengkung membentuk seperti belahan kapak.
Note : Silahkan kunjungi link dibawah untuk melihat bentuk keseluruhan Mangekyou Sharingan Naruto.
Sumber : Pinterest
Link : https:/i*pinimg*com/originals/1d/1b/e2/1d1be227dfb62e8076c3cb369fc19b03*png
(Ganti tanda* bintang dengan titik)
Rei shock tidak percaya melihat kekuatan lawan didepannya, bahkan Kurama pun kagum. Dari semua wadahnya, hanya Naruto yang terkuat dan paling berbahaya diantara mereka sebelumnya.
Chakra Naruto begitu kuat membuat seluruh atap pangkalan disekitar mereka hancur, bahkan rantai chakra milik Rei meleleh seolah-olah terkena zat asam, hal itu membuat tubuh Naruto terbebas dari kekangan rantai itu.
Rei lagi dan lagi tidak percaya rantai chakra miliknya dihancurkan dengan begitu mudah.
Serangan mokutonnya menghantam Naruto dengan keras, menciptakan sebuah ledakan lumayan besar, asap mulai menyebar memenuhi Kekkai, puing-puing berterbangan ke segala arah.
"Hah...hahh... Sudah berakhir!" pikir Rei yang kini mulai terlihat lelah. Namun matanya terbalak kaget. Ketika asap perlahan mulai menghilang, ia melihat tubuh Naruto dikelilingi oleh kerangka monster humanoid raksasa berwarna merah darah.
Inilah wujud sebenarnya dari Susanoo, seperti seorang dewa raksasa. Dalam wujud ini, susanoo tertutupi semacam hoodie, dengan embel-embel di dagunya yang seperti jenggot palsu Firaun. Ketika armor terbentuk, Susanoo Naruto menyerupai tengu berhidung panjang dan memakai sepasang anting-anting magatama.
Aura merah darah menyelimuti setiap bagian luar Susanoo serta pedang berwarna Putih terlapisi semacam es disisi kanan membuat Susanoo Naruto lebih menakutkan.
"A-apa i-ini?" tanya Rei gelagapan, ia sedikit memundurkan langkahnya ketika melihat bentuk Susanoo milik Naruto.
"Ini adalah bentuk Susannoo terakhirku, kekuatannya hampir menyamai seekor Biju!" Naruto menatap Rei dengan tenang, namun tatapannya mengeras ketika menatap para Anbu Ne'. Sudah waktunya untuk segera mengakhiri ini.
Gelombang Es mulai terbentuk di sekitar pedang Susanno Naruto.
"Bersiaplah, Hyourinmaru!"
.
.
.
TBC
.
.
.
Note :
Soal kemampuan Rei Uchiha yang bisa dikatakan Abnormal untuk seorang bocah berumur 9 tahun mau dijelaskan gimana lagi yah? Aku juga bingung. Soalnya itu sudah masuk alur/plot untuk menambah keseruan chapter-chapter selanjutnya. Walaupun OP tapi dengan tubuh semuda itu mustahil untuk menggunakan kekuatan jangka panjang dalam sekali pertempuran atau istilahnya tubuhnya masih belum kuat/lemah menampung semua kekuatan itu.
Dalam fic ini, beberapa wanita dari klan Uzumaki memiliki rantai chakra, yang pertama adalah Mito Uzumaki istri dari Hashirama Senju, kedua Kushina Uzumaki keponakan Mito sekaligus Ibu dari Naruto, yang ketiga adalah Rei Uchiha. Kenapa Rei bisa memiliki kemampuan itu? Karena Rei adalah cucu Kushina, secara garis darah dia mewarisi secara alami kemampuan itu dari gen ayahnya.
Untuk bentuk Susanoo Naruto yang berhasil ia capai, bentuknya sama seperti milik Itachi saat pertarungannya dengan Sasuke. Tepatnya ketika ia berhasil menyegel jiwa Orochimaru dalam Fuuin Jutsu yang tersimpan dalam Pedang Totsuka dan milik Susanoo itachi. Kemudian dalam Perang Dunia Shinobi IV, Itachi yang dalam keadaan mati (dibangkitkan dengan jurus Edo Tensei) kembali menggunakan bentuk Susanoo yang sama kita menyegel Nagato dengan pedang Totsuka.
Silahkan kunjungi link dibawah untuk melihat bentuk keseluruhan Mangekyou Sharingan Naruto.
Sumber : Pinterest
Link : https:/i*pinimg*com/originals/1d/1b/e2/1d1be227dfb62e8076c3cb369fc19b03*png
(Ganti tanda* bintang dengan titik)
Sekian dan sampai jumpa Next Chapter
6 April 2020