Rindu

"Harusnya Taehyung jangan pergi ketempat yang sulit kudatangi. Aku takut tidak bisa bertemu. Tapi kau tetap saja pergi."

Cast : Kim Taehyung, Jeon Jungkook

Benar, rindu itu berat.

Jungkook juga tidak sanggup

Dirinya bertarung dengan kenyataan bahwa ia tak menemukan orang yang ia rindu meski telah mendaki tempat tertinggi di muka bumi. Meski ia berlari ke tempat terjauh di ujung dunia. Meski ia menyelam ke dasar samudera paling dalam di jagat raya, Jungkook tahu ia tak akan menemukannya.

Beberapa waktu lalu dirinya baru saja tertawa lepas karena sebuah video lucu di internet. Semua begitu ringan, terasa sangat baik-baik saja. Lalu beberapa detik setelahnya dadanya berdebar, berdenyut begitu nyeri. Kenangan akan Taehyung melintas seperti kilat di pikirannya. Jarinya mencengkram dada begitu erat, kaosnya berkerut abstrak terselip di sela jemarinya, memberi efek berantakan padanya.

Jungkook menarik nafas, ia mengatur emosinya agar kembali stabil. Jujur saja. Kematian Taehyung adalah sebuah bencana baginya. Jungkook pernah benar-benar menjadi manusia yang hilang arah. Kacau. Tapi beberapa bulan setelahnya, semua membaik. Jungkook makan dengan baik, tidur dengan baik, sekolah dengan baik. Bahkan dirinya juga jatuh cinta. Tentang keputusannya untuk melanjutkan hidup tanpa Taehyung. Jungkook tak pernah ragu. Ia yakin Taehyung juga sependapat.

Malam itu, sehari sebelum Taehyung meninggal, Jungkook di rumah sakit. Menemui Taehyung, menatapi raga orang yang ia kasihi dari balik kaca bening yang begitu tebal. Memuakkan. Jungkook di sana berdiri saja beberapa waktu. Menikmati dada Taehyung bergerak naik turun tidak normal. Nafasnya cepat sekali, alat-alat di sampingnya menunjukkan simbol-simbol yang tidak Jungkook mengerti. Selang-selang di tubuh Taehyung menghalangi pandangan Jungkook. Dia sungguh benci, tapi tak berdaya.

Hari ketika Taehyung meninggal. Jungkook tidak di rumah. Dirinya mengikuti kegiatan keakraban di kampusnya. Jungkook menyesali banyak hal dalam hidupnya. Tapi melewatkan kesempatan terakhirnya memeluk Taehyung adalah penyesalan terbesar. Menyadari dirinya begitu jauh dari rumah, menyadari bahwa tae-hyung nya pergi begitu jauh darinya. Tak tersentuh. Membuat Jungkook bungkam ketika Jimin menelfonnya. Meneriakinya untuk segera pulang dari sebrang sana. Jungkook diam, karena dia tidak bisa. Jungkook ingin teriak pada Jimin. Ingin dia menyampaikan pada Taehyung supaya jangan mati. Taehyung belum memeluknya. Demi Tuhan. Selama taehyung di rumah sakit Jungkook sibuk dengan kegiatannya di awal kuliah. Bagaimana bisa Taehyung meninggalkannya. Jungkook ingin marah, ingin pulang memeluk Taehyung. Tapi yang keluar dari bibirnya malam itu hanya gumaman 'jimin tolong aku' dengan degukkan tagis menyedihkan.

Bayangkan betapa rindunya Jungkook pada Taehyung. Dirinya begitu jauh dari pria itu ketika ia sakit. Dirinya tidak ada di samping Taehyung ketika pria itu tiada. Ketika sampai di rumah ia tak menemui apapun, kosong, kecuali mama Taehyung yang memeluknya sambil tersedu. Malam di mana Jungkook menatapi Taehyung dibalik kaca rumah sakit itu adalah terakhir kali Jungkook melihat Taehyung.

"Maafkan aku hyung."

...

Jungkook punya akses spesial di rumah Taehyung. Dia memegang kunci cadangan kamar Taehyung. Jungkook akan datang kapanpun dirinya rindu. Seperti hari ini.

Hazelnya menatap kesekitar. Tangannya menyentuh beberapa barang yang menarik perhatiannya. Foto di nakas Taehyung. Tempat tidurnya. Membuka lemarinya. Jungkook melakukan apapun yang ia rasa akan mengobati rindunya.

Kemudian matanya menatap pada laptop hitam milik Taehyung. Jungkook mengelusnya. Menyapu debu tebal di atas laptop itu. Ia membukanya perlahan menunggu mesin itu berputar beroprasi. Kemudian foto taehyung yang ia lihat pertama kali menjadi wallpapper laptop itu. Tampan sekali. Jungkook tersenyum.

"Hyung... aku rindu kau tahu. Kau jahat sekali padaku." Jungkook menatapi foto Taehyung. Membuka folder-folder dilaptop itu. Di dalamnya banyak sekali surat yang Taehyung ketik untuknya. Jungkook sudah baca sejak lama. Ia selesaikan dalam sehari. Yang ia ingat adalah tulisan Taehyung bulan September. Ia menulis Jungkook aku rasa aku akan mati. Dokter bilang aku sakit. Lupus. Kau tahu tidak itu apa? Terdengar mengerikan. Aku baru beberapa bulan jadi kekasihmu tapi sudah mau mati. Bagaimana ini kookie. Jungkook menangis hebat waktu itu.

Lalu ada satu lagi. Sebuah foto, yang Taehyung simpan dalam folder berjudul 'untuk kookie'. Isinya adalah foto mereka. Jungkook dan Taehyung. Di sebuah taman ketika mereka sedang jalan-jalan bersama. Foto itu sudah diedit dengan tulisan-tulisan warna-warni. Begitu berantakan tapi manis. Pertama kali Jungkook menemukan foto itu ia yakin Taehyung mengedit foto itu dalam kondisi tidak baik. Menjadikan Jungkook begitu merasa buruk.

Taehyung mengajarinya tentang merindu begitu hebat. Begitu mengerikan secara bersamaan. Taehyung menempati bagian terbaik dalam hatinya. Tak terusik seorangpun. Menjadikan Jungkook terus merindu begitu menyiksa.

Tidak apa-apa jika rindu itu berat. Jungkook tidak akan melawan.

Vkook again

Karena aku juga sedang rindu seseorang yang tidak lagi bisa kutemui. Jangan melawan rindu, jangan pura-pura tidak padahal iya, kalau kangen biar saja ikuti saja supaya ngga sakit hehe.

Read and review ya...

Thank you