Ah! orang asing yang cantik sekali...Meskipun yang 'orang asing' sekarang adalah aku huh.

Begitu pikirnya sekejap melihat seorang pria bersurai pirang platinum yang lewat di depan gang gelap dimana ia duduk berusaha menghindari hujan deras yang telah lama turun.

"Hei kau...Apa yang kau lakukan di sana?"

Kedua mata mereka bertemu. Salah satu diantara mereka memiliki bau seorang Alpha unggulan yang terbantahkan, namun dialah yang membungkukkan badannya dan berbagi payung.

"Asia?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Do You Believe in Fate?

Katsuki Yuuri (23 thn) berkewarganegaraan Jepang, telah menetap di Russia selama lima tahun, dan sekarang sedang menetap di St Petersburg. Informasi lain; dia adalah seorang Beta.

Niat awal dirinya datang ke Russia adalah meneruskan pendidikannya di bidang kedokteran di Moscow namun gagal di tengah jalan. Keadaan financialnya tak mendukung, orangtuanya tak bisa mengirim uang dan uang yang di dapatkannya dari bekerja sambilan hanya cukup untuk membayar sewa apartemen dan kehidupan sehari-hari.

Nasib Yuuri makin mengenaskan. Dua minggu yang lalu apertemennya terbakar, semua barang miliknya hangus beserta bangunan dengan 6 lantai tersebut. Semenjak dia adalah orang asing dia tidak bisa melakukan apapun tanpa passport, terlebih lagi tanpa uang. Hasilnya, dia jadi gelandangan dan hanya bisa tergantung pada keberuntungannya. Setidaknya dia cukup bersyukur bahwa dirinya bukan Omega yang memiliki masa Heat, kalau misalnya dia adalah Omega dia hanya akan jadi santapan para gelandangan lain.

Pada masa ini St Petersburg belum menjadi kota yang cukup rapi namun tidak menghilangkan fakta bahwa kota ini yang terbesar di Russia setelah Moscow.

Setelah di kepung Jerman, St Petersburg menjadi kota pahlawan. Beberapa tahun ini segalanya sudah mulai membaik namun gelandangan masih belum menghilang dari pinggiran jalan kota besar tersebut.

Siapa sangka jika dirinya, Katsuki Yuuri akan menjadi salah satunya.

"Mungkin harusnya aku tetap di Moscow huh?"

Seraya meratapi nasib dirinya, ia memeluk kedua kakinya dan bersandar pada dinding gang, setidaknya dia ingin mencari kenyamanan.

"Setelah di pikir-pikir..."

Dua bulan berlalu semenjak ia pindah dari Moscow ke Petersburg. Rasanya sama saja. Tanpa keluarga, teman, tempat tinggal, bahkan uang, rasanya semuanya begitu hampa.

Matanya memanas, sebentar lagi pasti air mata jatuh dari pupilnya. Dia merindukan rumahnya, merindukan kehangatan keluarganya, merindukan Jepang.

Curahan air matanya semakin deras, tanpa sepengetahuannya hujan turun. Seperti dirinya, mulanya hanya gerimis kecil namun tak lama kemudian begitu lebat dan deras.

Masih terus menangis Yuuri memeluk kedua kakinya semakin erat, mencari sedikit kehangatan dari tubuhnya sendiri.

Banyak orang berlarian melewati depan gangnya, mereka semua sama sekali tidak menyadari keberadaannya atau hanya tak peduli dengannya. Yang manapun itu, Yuuri di buatnya iri pada orang-orang tersebut. Mereka berlarian, entah sambil membawa payung atau tidak, tapi mereka semua punya tempat untuk kembali.

Yuuri punya tempat tersebut, namun untuk saat ini tempat tersebut tak terjangkau.

Seseorang berdiri di depan gang, untuk sesaat tubuh Yuuri berjengit kaget karena tak biasanya dia merasakan keberadaan seorang Alpha begitu dekat dengannya. Untuk apa seorang Alpha berdiri di depan gang yang penuh sampah apalagi di tengah hujan seperti ini?

Yuuri mengadahkan kepalanya, sekali lagi dibuatnya dia terkejut dengan sosok yang berada di hadapannya.

Orang asing yang cantik sekali...

Begitu pikirnya sampai dia sadar kalau sekarang dialah 'orang asing' yang sesungguhnya di negeri ini.

Alpha...Pria yang di hadapannya tersebut bersurai pirang platinum, kulitnya agak pucat seperti kebanyakan orang Rusia yang dilihatnya sehari-hari, pakaiannya cukup mewah membuatnya semakin bertanya-tanya keperluan pria tersebut.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Orang itu mendekatinya, membungkuk dan membagi payungnya. Pandangan mereka bertemu. Entah kenapa ketika melihat warna biru yang tak asing lagi milik pria tersebut membuat Yuuri terlena, rasanya seperti terhisap oleh keindahannya.

"Asia?"

Pria tersebut cukup terkejut setelah mengetahui identitas Yuuri. Tentu saja untuk saat ini berpergian dari negara satu ke negara lainnya tidak semudah itu, banyak yang harus dipikirkan jika tidak mau senasib dengan anak tunggal keluarga Katsuki ini.

"Kau...Tersesat?"

Yuuri tidak tahu harus menjawab bagaimana. Jujur saja dia tidak suka dengan pertanyaan tersebut, membencinya malah. "...Lebih buruk dari itu," tanpa sadar dia menunjukan rasa bencinya. Dia tahu kalau pria tampan tersebut berniat baik, tapi mau tak mau dia kembali menangis "Terima kasih sudah peduli padaku. Tidak banyak yang peduli padaku semenjak keadaanku seperti ini..." katanya dengan suara bergetar; karena dingin sekaligus menahan tangisnya "Hujan semakin deras. Tuan juga harus secepatnya pulang bukan?,"

"...Selama ini aku sendirian, jadi...Biarkan aku tetap sendirian..."

Setelah selesai mengatakannya ada rasa bersalah pada diri Yuuri. Namun dia tidak menyesal mengusir pria tersebut, dia sangat serius dengan apa yang di katakannya barusan. Katsuki Yuuri memang lemah, jika tidak dia tidak akan menangis setiap kali mengingat Jepang—Setidaknya dia tidak ingin di kasihani, hanya itu saja.

"Apa yang kau katakan?"

Sebuah tangan mendarat di atas puncak kepala raven lalu berlahan tangan yang besar tersebut mengelus lembut. "Kau kedinginan bukan? Ikut aku." Katanya lalu menarik Yuuri keluar dari gang seenaknya.

"Tu-tunggu!...Kenapa tiba-tiba?"

Yuuri berusaha melepaskan tangannya namun gengaman tangan orang itu lebih kuat dari yang di bayangkannya. Pria itu sama sekali tak membiarkannya kabur dan terus menyeretnya sampai ke sebuah rumah besar—lebih tepatnya Mansion yang memiliki taman bunga yang besar.

Gerbangnya klasik dan besar sekali, seumur hidupnya tak pernah terbayangkan oleh Yuuri kalau dirinya bisa masuk ke tempat seperti ini. Pria tersebut membuka gerbang tersebut lalu mengetuk pintu depan.

"Maaf memaksamu," akhirnya pria tersebut berbicara. Sedari tadi dia hanya diam dan menyeret Yuuri, sempat membuat pria asia yang berukuran lebih kecil agak takut dan sangsi, sampai akhirnya terbengong-bengong dengan tempat tujuan mereka ini. "Aku tidak bisa meninggalkanmu disana sendirian, dan kau membuatku penasaran."

Yuuri mengeleng pelan, dia masih gugup berhadapan dengan pria di depannya tersebut "...Aku juga minta maaf sudah mengatakan hal yang tidak-tidak, sebaliknya aku harus...Berterima kasih..."

"Hahaha kau tidak perlu seformal itu," pria tersebut kembali mengetuk "Oi Yuri!" kali ini nadanya terdengar kesal, membuat Yuuri melonjak ketakutan sesaat. Tapi yang di panggil pasti bukan dia, tapi seseorang yang berada di dalam rumah.

Orang yang punya nama mirip dengannya...Seperti apa orangnya.

"Maafkan saya tuan Viktor..."

Seorang wanita membukakan pintu, apa dia yang bernama Yuri?

Wanita tersebut memakai baju pelayan, dan Viktor adalah nama Pria yang menyeretnya kemari. Rupanya dia adalah si tuan rumah?

"Kupikir kau sudah pulang. Hari ini aku lupa bawa kunci...Oh dan dimana Yuri?" Viktor berbicara cepat seraya menarik Yuuri masuk ke dalam Mansion membuat wanita sebelumnya bertanya-tanya "Mmm...Tuan Viktor?"

"Ah dia tamuku," jawab Viktor santai santai seraya tersenyum "Kau juga pertama kali melihat Asia bukan? Mmm...dari mana asalmu China?"

Melihat tingkah tuannya yang asal-asalan tersebut, wanita pelayan tersebut hanya terkekeh geli seolah ini bukan pertama kalinya Viktor...membawa orang asing—sama sekali tak dikenal—seperti dirinya.

"Bagaimana bisa kau menyeret orang asing seperti ku ini dengan mudah," gerutu Yuuri untuk kali ini saja dia tidak peduli jika Viktor mendengarnya atau tidak. "Jepang," jawabnya untuk pertanyaan sebelumnya "Namaku Katsuki Yuuri, maaf sudah merepotkan..." merasa bersalah akhirnya dia membungkuk pada dua orang Rusia yang akhirnya memandangnya heran.

"Yuuri?" tuan dan pelayannya mengulangi namanya dengan nada terheran-heran. Apa namanyanya aneh? Tapi bukannya nama Yuri juga termasuk umum di Rusia? Meskipun kenyataannya penyebutan Yuri dan Yuuri agak berbeda...

"Kalau begitu sekarang ada dua Tuan Yuri," seru wanita pelayan dengan nada riang "Aah tuan Yuuri basah kuyup..."

"Kalau begitu siapkan air mandi untuk Yuuri, setelah itu kau bisa pulang Nataly." perintah Viktor lalu masuk ke ruangan yang lebih dalam, meninggalkan Yuuri dan Nataly, sama sekali tak bertanggung jawab.

"Kalau begitu tuan Yuuri..."

"Panggil Yuuri saja. Aku tidak terbiasa dipanggil dengan sebutan Tuan haha.."

Setelah itu Nataly memandu Yuuri menuju kamar mandi tamu. Disana Nataly menyiapkan tub beserta air panas, dengan cekatan wanita tersebut menyelesaikan tugasnya. Bagi Yuuri mandi di tub yang besar dan tidak perlu memasak air panas sebelumnya adalah sebuah ke ajaiban.

"Air mandinya sudah siap, Yuuri." Nataly memberi tahu. Tak ada jawaban, tentu saja. Yuuri asyik benggong, membuat wanita pelayan tersebut melambaikan tangannya di depan sepasang mata yang melotot melihat bak mandi. "Yuuri," panggil Nataly lagi "Cepatlah mandi sebelum kau masuk angin."

Terguran terakhir tersebut mengambalikan kesadaran si pria Jepang. Yuuri kembali menggigil "Aah benar haha..." katanya kikuk seraya mengusap belakang kepalanya "Terima kasih Nataly."

"Sama-sama," balas Nataly seraya tersenyum ramah "Baju gantimu kusiapkan di keranjang sebelah kanan, setelah itu tuan Viktor ingin berbicara denganmu di ruang utama."

Ruang utama? Kelihatannya tempat ini besar sekali huh...

"Aku benar-benar berterima kasih," Yuuri kembali mengulangi ucapannya kali ini nadanya terdengar lega. Pria jepang tersebut sudah berada di balik papan jati yang terukir hiasan-hiasan mewah, papan tersebut membatasinya dengan Nataly membuatnya merasa baik-baik saja untuk mulai membuka pakaiannya yang basah. "Ngomong-ngomong...Apa tuan Viktor selalu seperti itu? Memungut gelandangan seenaknya, bisa saja dia tertipu..."

"Tidak, ini pertama kalinya membawa orang asing sepertimu."

"Eh!?" jawaban Nataly membuat Yuuri tersentak sejenak lalu kembali bertanya "Lalu...Kenapa?"

"Bukannya itu harusnya kau tanyakan pada Tuan Viktor sendiri?"

"Memang sih..."

"Kalau begitu aku permisi dulu, Tuan Yuuri."

Nataly sudah pergi meninggalkan Yuuri sendirian di dalam. Sekarang ruangan tersebut sangat sunyi yang bisa di dengan Yuuri hanya suara nafasnya yang teratur dan suara air ketika dia mengerakan tubuhnya.

Airnya hangat, sungguh pas sekali untuk tubuhnya yang kelelahan dan kedinginan sebelumnya.

"Si Nataly itu...Padahal sudah kubilang aku tidak terbiasa di panggil tuan."

Karena begitu sunyi dia memutusan untuk mengerutu mengenai kelakukan perempuan bernama Nataly sebelumnya. Tanpa sadar dirinya melamun, teringat kembali Viktor yang membawanya kemari. "Laki-laki itu...Kenapa dia membawaku kemari?...Bahkan memperlakukanku dengan baik." Mau selama apapun dia berpikir, dirinya tak bisa mengira-ngira apa jawaban dari pertanyaannya.

Viktor ingin berbicara dengannya di ruang utama, begitu pesan Nataly sebelum pergi. Rasanya memang satu-satunya jalan untuk tahu hanyalah untuk bertanya pada Viktor sendiri.

Merasa cukup Yuuri bergegas memakai pakaian yang di siapkan Nataly sebelumnya. Pelayan tersebut hanya di beri perintah untuk menyiapkan air panas dan memberi pesan "Setalah itu meninggalkanku...Setidaknya beritahu aku dimana 'ruang utama' itu." keluhnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Chapter 01:

Yang di maksud ruang utama adalah ruangan paling besar di dalam Mansion tersebut. Yuuri dapat menemukannya cukup mudah karena ruangan tersebut memiliki pintu lebih besar daripada yang lainnya, mulanya ia mengetuk namun tak ada jawaban. Rasa penasarannya mengalahkan rasa sungkannya, akhirnya ia membuka pintu. Disanalah ia menemukan Viktor yang duduk di sofa besar dengan sebuah buku tebal di pangkuannya.

Ruangan tersebut sangat mempesona. Dinding ruangan tersebut seperti rak-rak buku besar yang antik isinya penuh dan tertata rapi, Sofa yang besar dimana Viktor duduk, dua buah GrandPiano berwarna hitam dan putih, tiga pasang meja catur, dan satu set papan biliard.

Di sudut ruangan terdapat satu pintu yang terkunci, dari sudut yang berbeda juga masih ada sebuah tangga untuk menuju lantai dua. Cukup lama Yuuri memandang sekeliling dengan takjub smpai Viktor menyadari keberadaannya.

"Yuuri, apa yang kau lakukan? Kenapa benggong disitu?"

Sapa pria tersebut seraya menepuk sofa di sebelahnya. Entah kenapa Yuuri semakin gugup, rasanya canggung sekali kalau dia harus duduk dekat sekali dengan pria Alpha tersebut.

"Aku di sini saja..." jawab Yuuri lalu memilih tempat yang lebih jauh "Dan terima kasih buat air mandi...bahkan pakaian gantinya..." katanya dengan wajah merah.

Tentu saja Viktor menyadarinya, raut wajah yang malu-malu tersebut membuatnya terkekeh geli "Sama-sama," balasnya "Jadi..."

Viktor menjeda cukup lama. Yuuri yang tadinya masih menunduk kini memberanikan dirinya untuk melihat wajah Viktor, kedua matanya melebar ketika secara bersamaan tangan Viktor menyentuh wajahnya "Apa yang kau lakukan di pinggir jalan?"

"Di pinggir jalan?," sekali lagi Yuuri terhanyut oleh keindahan manik sebiru langit milik Viktor.

"Maksudku apa yang terjadi denganmu? Bagaimana bisa orang luar negeri sepertimu—Mmm...Yuuri?" Viktor melambaikan tangannya "Kau melamun...Apa kau tidak enak badan?"

"O..Oh.." Yuuri kembali ke akal sehatnya. Dengan kikuk ia mengambil jarak di anatara mereka lalu memperbaiki gesturnya "Aku baik baik saja!," jawabnya cepat "Jadi...Apa tadi yang kau tanyakan?"

"Kau yakin? Dari tadi kulihat kau suka sekali melamun dan benggong..."

"Bukan bukan!," sela Yuuri sambil melambaikan kedua tangannya "Aku hanya binggung!"

"Binggung?"

Viktor memandangnya heran dengan satu alis terangkat satu. Padahal yang seharusnya bertanya-tanya itu aku!, pikir Yuuri kesal setelah itu menghela nafas panjang. "Kenapa orang sepertimu memungutku? Biasanya orang tidak akan mengurusi hal seperti ini kan? Kau bisa berurusan dengan polisi, dengan melihat keadaanku tadi seharusnya kau tahu kalau aku tidak punya Passport, bisa saja aku Migrasi Ilegal." Tuturnya halus berusaha untuk berhati-hati sekaligus mengeluarkan uneg-unegnya, kalau dia diusir bukan suatu hal yang mengherankan lagi.

"Maa...Kalau itu," Viktor bersedekap dada tampak berpikir keras "Hmm kalau begitu Yuuri..."

"Iya?"

"Apa kau Omega?"

Pertanyaan tiba-tiba tersebut membuat suasana beku. Yuuri diam di tempat sementara Viktor mengalihkan pandangannya tidak tahu harus bagaimana menghadapi Yuuri.

Membahas status mereka dengan orang yang baru saja di temui, tentu saja canggung sekali. Harusnya Viktor tahu itu, kelihatannya dia bertanya hanya untuk memastikan namun tetap saja hal tersebut dianggap tidak sopan. Kalau saja Yuuri perempuan bisa saja dia kena tampar, namun Yuuri masih diam saja.

Dua menit telah berlalu mereka masih di posisi yang sama. Mungkin merasa tidah tahan, Viktor berdehem untuk menghancurkan kesunyian di antara mereka. "Maaf," katanya "Aku tak bermaksud—"

"Aku Beta," Jawab Yuuri menyela "Aku hanya kaget. Baru kali ini ada orang yang salah mengira aku Omega, apalagi Beta tidak punya bau ataupun aura bukan? Beta sepertiku sama sekali tidak mengerti hal-hal seperti itu."

"Eh kau bukan!?,"seru Viktor terkejut "Tapi jelas saja aku..."

"Ah Tuan Viktor Alpha bukan?," sela Yuuri lagi diikuti senyuman lembut, semenjak Viktor menyeretnya Yuuri hanya bengong dan gugup baru kali ini ia tersenyum dan senyuman tersebut membuat Viktor tertegun sesaat "Seharusnya kau tidak bisa salah lihat bukan? Alpha bisa membedakan Omega dan Alpha dengan sekali lihat. Ketika Alpha bertemu Alpha akan ada naluri untuk saling memusuhi dan ketika Alpha bertemu Omega, Alpha akan mencium bau manis atau wangi yang memabukan. Aku Beta jadi aku tak begitu paham secara praktek tapi kalau setidaknya aku tahu teorinya..."

Yuuri berhenti mengoceh, kali ini Viktor yang bengong melihat ke arahnya. "Err...Tuan Viktor?" panggilnya, dalam hati ia bertanya 'apa penjelasannya terlalu panjang?' atau 'apa yang dikatakannya aneh?'

Apa sebenarnya Alpha dan Omega tidak mengalami hal seperti itu?, pikirnya lagi sebagai mahasiswa kedokteran.

"...Kau yakin kau bukan Omega?" tiba-tiba Viktor mendekatkan wajahnya lalu mengendus bagian leher Yuuri, membuat si pria Jepang yang tak terbiasa jarak personalnya di lewati begitu saja bersemu merah "Aku yakin kalau aku mencium bau wangi darimu..."

"Aku baru saja mandi..."

"Ketika aku melewati depan gang di mana kau bersembunyi aku juga menciumnya!" kata Viktor bersi keras. Pipi mereka bersentuhan dan secara tak langsung Viktor bisa di bilang sedang memeluk Yuuri "Yuuri...Kau benar-benar wangi.." puji Viktor dengan sebelah tangan mulai mengelus rambut hitam Yuuri.

"...Tuan Viktor jika kau tidak percaya kau bisa melihat tanda ku..."

"Panggil Viktor saja, aku tidak ingin kau bersikap formal denganku Yuuri," bisik Viktor. Ketika memanggil nama Yuuri, entah sengaja atau tidak namun ia terdengar sensasional membuat sang pemilik nama merinding. Rasanya panas dingin, Yuuri tidak tahu harus bagaimana. "Dan aku tidak perlu melihat tandamu, aku percaya..."

"Be..Begitu?...Kalau begitu bisa kau lepaskan aku Viktor?" minta Yuuri, sekarang wajahnya panas sekali rasanya jadi ingin menangis "Aku tidak begitu tahu bagaimana orang Eropa berinteraksi tapi...Bagi orang Jepang ini terlalu..."

Viktor melepas pelukannya sempat membuat Yuuri menghela nafas lega tangan lentik milik Viktor kembali menyentuh wajahnya, dari pipi lalu turun ke dagu. Dengan lembut jarinya menaikan dagu Yuuri yang sekali lagi di buat gugup "Aku membawamu kemari karena kupikir kau Omega dengan kata lain sebenarnya aku tertarik denganmu, Yuuri."

Berlahan namun pasti bibir Viktor mendarat ke pipi Yuuri. Viktor mengecup pipinya yang panas dengan lembut lalu berkata "Beritahu aku segalanya tentangmu Yuuri."

"He..Hentikan Viktor!" sergah Yuuri. Wajah si pria Jepang jadi merah sekali, dari pipi, telinga dan leher rasanya begitu panas. Tanpa pikir panjang ia mendorong Viktor pelan "Kau terlalu dekat..." katanya memberitahu "Te..Tentu saja aku akan menceritakan apa yang terjadi padaku...Karena memang harus kujelaskan..."

Setelah di tolak dan didorong Viktor masih nampak baik-baik saja. Ia masih bisa tersenyum riang seraya menggangguk "Kalau begitu beritahu aku bagaimana bisa kau berada di gang itu?."

Setelah semuanya kembali normal, Yuuri mulai menjelaskan situasinya. Dirinya yang datang ke Rusia sebagai Mahasiswa asing, kenapa dia pindah dari Moscow ke Petersburg, ketika apartemennya kebakaran, lalu bagaimana dirinya bisa hidup sampai sekarang.

Viktor mendengarkannya dengan baik, sesekali mengganguk mengerti kecuali ketika Yuuri membahas apartemennya. Viktor menatapnya seolah ingin mengatakan sesuatu namun berakhir tak mengatakan apapun.

"Jadi...Kau murid jurusan kedokteran huh, pantas saja kau tahu banyak mengenai Alpha dan Omega." Komen Viktor

Yuuri mengangguk mantap "Jadi mengenai ketertarikanmu itu...Kalau menurutku itu hanya salah paham."

"Hmm..." mendengarnya Viktor terlihat kesal. Wajahnya terlihat serius seraya mencium kepalan tangannya sendiri "Tapi aku bisa menciumnya..." katanya lalu melirik "Aku bisa mencium bau Yuuri."

Viktor orangnya bisa di bilang cukup keras kepala, begitu menurut Yuuri. "Sebenarnya seperti apa bauku?" tanyanya lalu menghela nafas ke samping "Aku tidak tahu kenapa bagian mana dari diriku yang bisa menarik seorang Alpha seperti Viktor..."

"Kau yakin kau Beta?"

Yuuri mulai menunjukan wajah malas, terbaca sebenarnya ia ingin mengatakan 'itu lagi!?' namun menahannya "Di Jepang sebelum masuk SMP kau harus cek jenis kelaminmu, hasilku Beta. Lalu sebelum aku berangkat ke Rusia aku juga melakukan tes sekali meskipun lambangku sudah timbul, hasilnya tetap. Kalau kau tidak yakin kau bisa melihatnya..."

"Aku mengerti..." balas Viktor lemas, dia terlihat begitu kecewa membuat Yuuri juga merasa tidak enak. "Sudah kubilang kalau aku akan percaya dengan semua yang di katakan Yuuri..."

"Terima kasih.."

"Kenapa kau berterima kasih?" Viktor tersenyum tipis "Oh!" lalu tiba-tiba saja ia kembali bersemangat "Yuuri kau bisa tinggal disini!" serunya lalu meloncat ke arah Yuuri dan mencengkram kedua pundaknya.

"Tu..Tunggu..Tinggal di sini? Apa maksudmu? Aku tidak bisa—"

"Sebagai tamuku!" seru Viktor "Anggap saja kau tamuku yang menginap disini."

'...Sampai kapan aku bisa menginap disini?" tanya Yuuri bersweat-drop.

"Hmm...Sampai kapan huh?" ulang Viktor lalu melepaskan tangannya "Kurasa sampai aku tahu kenapa aku tertarik padamu."

"Viktor kita tidak akan mengalami kemajuan jika seperti ini, sudah kubilang aku bukan Ome—"

"Tidak ada yang bilang kalau Alpha tidak bisa jatuh cinta pada Beta bukan?"

Gagasan tersebut membuat Yuuri kehilangan kata-kata, dirinya juga sempat merasa terintimidasi pada sosok Viktor yang memandangnya serius. Memang tidak ada yang bilang Alpha dan Beta tidak bisa bersama, di luar sana juga banyak pasangan Alpha-Beta, hal tersebut tidak aneh.

Yuuri mengelengkan kepalanya pelan membuat Viktor bisa tersenyum puas dan menang.

"Besok aku akan melaporkan keadaanmu ke kantor administrasi, mereka akan membantumu terhubung dengan kantor luar negeri Jepang dengan begitu kau bisa memulihkan passportmu yang terbakar. Lalu aku akan mengaturnya agar kau tidak perlu pulang, dengan koneksiku seharusnya bisa."

"...Viktor," panggil Yuuri. Kali ini Yuuri yang menyentuh Viktor, menyentuh telapak tangan si pria Rusia "Normalnya...Kau harusnya menawariku pekerjaan jadi pembantumu bukan?" tanyanya.

"Tidak mau," jawab Viktor cepat "Pelayanku satu-satunya hanyalah Nataly. Apalagi aku dan Yuri bisa mengurus diri kami masing-masing dan guruku Yakov masih bisa mengurus kebun di pagi hari."

"Eh? Rumah sebesar ini...Hanya Nataly yang..."

"Ngomong-ngomong Yuuri..." Viktor kembali mendekatinya "Bagaimana kalau malam ini kita tidur bersama?" tawarnya dengan senyum tampan yang tak pernah gagal membuat Yuuri panas dingin.

Tapi setelah semua pembicaraan mereka, setelah ia tahu kalau Viktor salah menyangkanya sebagai Omega dan mangaku tertarik padanya. Jujur saja ia senang, ini pertama kalinya ada seseorang yang tertarik padanya. Namun di sisi lainnya.

Yuuri tahu kalau dia seharusnya menjauh dari Viktor.

"Viktor, sebagai tuan tumah dan orang yang telang mengundangu, pinjamkan aku satu kamar..."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

To Be Continue

A/N:

Salam kenal^^

Ini pertama kalinya saya menulis Victuuri sekaligus pertama kalinya saya menulis AlphaBetaOmega verse. Memang sempat ada proyek dengan Verse ini di Fandom Gintama, tapi karena Victuuri lebih mengena di saya skarang jadi deh saya mempir kesini haha...

Karena ini pertama kalinya dan hanya baru-baru ini saya selesai melihat Anime nya saya kurang yakin dengan personalisasi Viktor ataupun Yuuri, maaf kalau agak OOC.

Dan akhir kata...

Thank you for reading

And

Mind to Review?