x

x

Sticky Notes

(Bts Fict, AU, marriage-life, OOC, BxB, super cheesy, JiKook)

(Tokoh bukan milikku. Aku memakai mereka sebagai tokoh atas dasar kekagumanku pada mereka. Tidak bermaksud untuk mengubah persepsi reader terhadap Bangtan atau citra yang selama ini Bangtan bangun, karena cerita ini hanya fiktif. Tidak mengambil keuntungan apapun dari cerita ini sehingga sebagai harapannya, cerita ini pun tidak merugikan pihak manapun. Don't like don't read.)

Summary:

Jungkook tidak pernah menyesal telah mengenal Jimin di hidupnya, menjadi kekasihnya, menerima lamarannya dan menjalani kehidupan pernikahan bersamanya. Jimin seperti mystery box, ia tidak terduga dan penuh kejutan, membuat Jungkook selalu bertanya-tanya hal membahagiakan apa yang akan Jimin lakukan untuknya setiap hari. Mari kita membentuk barisan yang rapi, kita akan mengintip keseharian mereka selama satu minggu dan melihat betapa beruntungnya Jungkook memiliki Jimin di hidupnya.

Happy reading!

x

x

Setelah menikah dengan Jimin, melangsungkan pernikahan di Belanda―atas permintaan Jungkook dan menjalani bulan madu selama satu bulan penuh di Hawaii, lalu kini menetap di Korea Selatan, Jungkook tidak pernah sekalipun merasa menyesal.

Meski beberapa orang mencemooh pilihannya dan menyalahkan Jimin sebagai yang lebih tua seolah ialah yang membawa pengaruh buruk pada Jungkook meski sebenarnya tidak.

Jungkook mencintai Jimin, sangat. Semua orang seharusnya tahu itu. Tetapi mereka selalu punya topik untuk dibicarakan setiap harinya. Dan mungkin lebih menyenangkan bagi mereka membuat seolah semua salah Jimin.

Jungkook tahu itu berat, menjalani kehidupan bersama seseorang yang dicintainya; pria yang dicintai di saat lebih dari separuh penduduk dunia mencemooh cinta antara dua orang pria.

Namun Jungkook pikir, selama ada Jimin, ia merasa mampu menanggung beban seberat apapun. Termasuk memanggul pelanet Jupiter beserta ke 67 satelitnya di atas punggungnya. Tidak apa, ia mampu bertahan. Selama ada Jimin, selama jemarinya masih digenggam oleh Jimin.

Jungkook membuka matanya, mengerjap sesaat dan merasakan dirinya dipeluk ringan oleh seseorang. Jiminnya, pasangan hidupnya.

Ia tersenyum lucu mendapati Jimin yang tertidur pulas sembari memeluknya.

Jungkook tidak berniat membangunkan. 'Tak apa, biarkan Jimin tidur lebih lama. Ia tahu Jimin lelah. Menjadi seorang komikus webtoon yang harus menyelesaikan berpanel-panel gambar di dalam satu episode yang harus diupdate paling tidak seminggu sekali membuat Jungkook paham benar.

Jimin selalu menghabiskan waktu malamnya dengan membuat webtoon bersama Wacom Cintiq kesayangannya, membiarkan Jungkook tidur sendirian setiap malam hanya ditemani hangatnya selimut yang beraroma tubuh keduanya.

Ia akan menyusup ke dalam selimut yang sama setiap fajar hampir tiba. Meski Jungkook tidak terbangun, ia tahu Jimin selalu meminta maaf untuk semua itu dan mengecupnya setiap dirinya masuk ke dalam selimut. Jungkook tidak bangun, tetapi ia tahu. Karena Jimin adalah separuh dirinya, ia tahu. Ia selalu tahu.

"Selamat pagi, Hyung." Bisik Jungkook lirih sekali, khawatir suaranya membangunkan Jimin yang tertidur pulas.

Perlahan-lahan ia mencoba lepas dari rengkuhan lengan Jimin di pinggangnya. Lalu mencuri satu ciuman di pipi kanan Jimin dan membenamkan hidungnya di kulit leher terbuka milik Jimin, menghirup napas dalam dan merasa bahwa ia punya kekuatan untuk memerangi godzila berserta antek-anteknya asal Jimin ada di sana.

"Sayang kamu, Hyung." Bisiknya kemudian.

Ketika ia turun dari ranjang dan melihat lampu tidur, ia mengambil selembar sticky note yang tertempel di sisi nakasnya. Secara otomatis ia tersenyum simpul.

Kekasih, minggu lalu aku mencintaimu.

Kemarin aku pun masih mencintaimu.

Tadi malam ketika memelukmu, aku masih sangat mencintaimu.

Sebelum fajar ketika aku menulis di kertas ini pun aku masih mencintaimu.

Tidak tahu kalau sudah bangun nanti.

Tapi tolong kalau aku bangun dan sudah tidak mencintaimu, tolong peluk aku. Agar hatiku tahu bahwa ia diciptakan hanya untuk memeluk hatimu.

Jungkook tertawa kecil, Jimin selalu penuh kejutan. Ia melihat tanda tangan konyol Jimin yang berbentuk bintang dengan lengan berotot dan tulisan Chim-chim star yang kekanak-kanakan.

Jungkook membuka laci nakasnya dan menyimpan sticky note itu di antara puluhan sticky note lainnya yang saling tumpang-tindih di dalam bekas kotak kado untuk Jungkook di hari ulang tahunnya yang Jimin beri pita berwarna tosca. Setiap pagi, Jungkook akan menemukan satu sticky note yang ditulis Jimin. Selalu seperti itu sejak mereka menikah dan tinggal bersama.

"Dasar komikus konyol." Bisiknya geli.

Dengan langkah malas Jungkook bangkit dan menuju dapurnya. Ia akan membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Jimin selalu bangun ketika matahari sudah tinggi dan sarapan yang dibuatnya tidak akan cukup untuk mengenyangkannya.

Lagipula, Jimin memasak sama baiknya dengan dirinya.

Maka sembari menunggu telur mata sapinya matang, Jungkook meletakkan satu mangkuk besar salad buah dengan saus yoghurt kesukaan Jimin di dalam chiller.

Jungkook pikir, mereka punya cara untuk saling mencintai. Jungkook akan menemukan sticky note setiap pagi dan Jimin akan menemukan semangkuk salad buah segar yang buah-buahnya Jungkook cetak dalam bentuk hati yang menggelikan.

x

to be continue

x

Kumpulan drabble untuk JiKook kesayangan. Mari kita mengintip keseharian mereka selama satu minggu. 7 chapter bersama ff unfaedah ini.

Bubye!

December D.