YOU DON'T KNOW

(Wanna One, Produce 101 Season 2)

Main Character : Kang Dongho x Lee Daehwi x Hwang Minhyun

Other Character : Produce 101 Season 2 member (karakter bisa bertambah sewaktu-waktu)

Rated : T

- Kang Dongho (Senior)

- Hwang Minhyun (Senior)

- Choi Minki/REN (Senior)

- Ong Sungwoo (Senior)

- Lee Daehwi (Junior)

- Bae Jinyoung (Junior)

- Kim Samuel (Junior)

.

.

.

Daehwi tengah duduk merenung. sejak kejadian pagi tadi, moodnya benar-benar hancur. Ia tidak tahu bagaimana perasaannya yang sebenarnya saat ini. ia merasa telah dihempaskan begitu jauh oleh Dongho. Ia kecewa. Ia merasa dipermainkan untuk yang kesekian kalinya. Tapi, ia masih mencintai Dongho. Ia hanya bisa menghembuskan nafas berat untuk kesekian kalinya.

Samuel tengah berjalan menuju ruang latihan dan tidak sengajak melihat Daehwi yang tengah duduk termenung. Ia segera menghampiri Daehwi dan duduk di sebelahnya. "Ada apa?" tanya Samuel saat melihat raut wajah Daehwi yang terlihat bingung dan sedih. "Ani." Jawab Daehwi singkt. "Katakan saja. Aku tahu ada sesuatu yang terjadi." Bukannya menjawab pertanyaan Samuel, Daehwi justru balik melontarkan pertanyaan kepada sahabatnya itu. "Apa yang akan kau tampilkan nanti?"

"Ah itu. Tidak sulit. Aku akan menampilkan...Taekwondo! haiiiyyaa!" jelas Samuel sambil memperagakan gerakan Taekwondonya. "Wanita menyukai pria yang jantan, Daehwi-ya. Aku tidak menginginkan hal yang terlalu hebat, aku hanya ingin populer dikalangan wanita. And you.." Samuel menunjuk Daehwi kemudian merangkulnya. "Kau akan menjadi populer dikalangan pria, oke?"

Daehwi tidak menjawab. Ia hanya menatap lurus kedepan dengan raut wajah yang sulit diartikan. "Daehwi-ya, kau tidak terbebani dengan masalah ini, kan?" Daehwi hanya menggelengkan kepalanya."Katakan padaku. Sebenarnya apa yag terjadi?"

"Kau tahu bukan semalam aku pulang dengan Dongho sunbae. Ia mengantarkanku sampai kamar." Bola mata Samuel membesar mendengar kalimat yang dilontarkan Daehwi. "Kalian melakukan itu di mobil?!"

"Aniya. Kami hanya makan malam."

"Jangan-jangan kalian melakukannya di meja makan!" ucap Samuel dengan penuh kecurigaan. Daehwi hanya menatap Samuel malas dan menjawab. "Kau ingin mendengarkan ceritaku atau tidak?" Samuel menunjukkan cengirannya dan mengangguk.

"Semalam ia menanyakan apa yang akan aku tampilkan untuk acara duta kampus nanti, aku katakan saja jika aku ingin menampilkan kemampuan pianoku tapi aku tidak memiliki tempat untuk berlatih. Ia menawarkanku untuk berlatih di tempatnya tapi dengan syarat aku harus mau menjadi pelayannya sampai pertandingan nanti. Tadi pagi aku datang ke kamarnya untuk membantunya memisahkan kertas-kertas pentingnya dan ia mengajakku untuk berangkat bersama. Aku segera mengambil tasku dan menyusulnya. Tapi, saat tiba dibawah, aku melihat Nayoung sunbae sudah ada disana dan Dongho sunbae memberinya tumpangan. Ia meninggalkanku"

"Haah..Benar-benar cerita yang panjang. Aku mengerti perasaanmu. Meskipun kau tidak memiliki hak untuk meminta apapun, kau berhak marah karena perlakuannya terhadapmu."

"Muel-ah." Ia menoleh ke arah Samuel. "Kau tahu, dia yang memberiku harapan, dan dia juga yang menghancurkan harapan itu."

"Daehwi-ya, kau harus bisa membedakan mana yang harapan dan mana yang bukan." Samuel ikut mengembuskan nafas berat dan merangkul Daehwi. "Semangatlah. Setidaknya kau menjadi pelayannya beberapa hari kedepan."

"Ne. Aku hanya seorang pelayan, sedangkan Nayoung sunbae..."

"Hei. Kau dan Nayoung sunbae sama-sama menyukai Dongho sunbae, tapi kau yang terbaik. Ayo semangat, Lee Daehwi! Kajja, kita latihan. Siang nanti kutraktir makan." Daehwi mengangguk dan pergi bersama Samuel ke ruang latihannya.

Selama latihan, Daehwi tidak bisa berkonsentrasi. Beberapa kali ia menabrak pasangannya sampai akhirnya salah satu pelatih mereka memarahi Daehwi. Samuel yang mengerti perasaan temannya hanya bisa menghiburnya dan emnyemangatinya.

.

.

.

.

.

Saat jam istirahat, Daehwi menolak ajakan teman-teman lainnya untuk makan di salah satu kafe karena ingin makan di kantin fakultas saja dengan Samuel. "Daehwi-ya, aku harus mengatakan ini padamu." Daehwi melihat ke arah Samuel. "Mwo?" tanya Daehwi. "Semalam aku pergi minum dengan Minhyun hyung dan ia memintaku untuk membantunya mendekatimu." Daehwi menganga kaget dengan pernyataan sahabatnya itu. "Kau harus bersikap normal saja ne. Mian, Daehwi-ya." Tak lama setelah itu, Minhyun datang menghaampiri Daehwi dan Samuel.

"Hei, kalian berdua ingin makan siang? Ayo makan siang denganku. Kutraktir." Ajak Minhyun pada Samuel dan Daehwi.

"Ah aku tidak bisa hyung. Bae Jinyoung mengajakku makan siang di kafe belakang kampus, sepertinya kalian harus makan berdua. Kalau begitu aku pergi dulu ne." jelas Samuel. "Fighting hyung." Ucap Samuel pelan kepada Minhyun sebelum akhirnya ia meninggalkan Minhyun dan Daehwi berdua.

"Kajja, Daehwi-ya." ajak Minhyun. Daehwi mengganggukkan kepalanya dan mengikuti Minhyun. Saat mereka hendak pergi ke kantin, tidak sengaja mereka berpapasan dengan Dongho. Dongho menghentikan langkahnya dan segera menyembunyikan strawberry milkshake yang sengaja ia belikan untuk Daehwi debagai permintaan maaf atas kejadian pagi tadi. Tapi, melihat Daehwi bersama Minhyun, ia menjadi ragu dan malu.

"Hmm? Kang Dongho? Sedang apa disini?" tanya Minhyun.

"Eo? Aku? Ah aku hanya kebetulan saja lewat dan bertemu dengan kalian." Jawab Dongho sedikit ragu.

"Padahal waktu jarak fakultasmu cukup jauh dari tempat ini." Dongho hanya mengangguk dan beberapa kali melirik ke arah Daehwi yang membuang tatapannya dari Dongho.

"Aku dan Daehwi pergi dulu ne. Sepertinya Daehwi sudah lapar. Kajja, Daehwi-ya." Minhyun merangkul Daehwi dan mengajaknya pergi. Daehwipun mengikuti Minhyun dan sempat melirik Dongho. Dongho melihat ke arah Daehwi dengan tatapan sedih dan menyesal. Ia menyesal dengan perbuatannya pagi tadi. Seandainya saja ia tidak berangkat bersama Nayoung mungkin suasananya tidak akan seperti ini. Ia benar-benar menyesal dan tidak ingin Daehwi bersama Minhyun.

.

.

.

.

.

Waktu istirahat sudah habis dan Kang Dongho masih belum juga kembali ke kelasnya. "Ya. Kenapa Dongho belum datang? Hari ini adalah kelas 'HARIMAU BETINA'." Tanya Ren pada Sungwoo. "Dia akan segera datang." Jawab Sungwoo tenang. Tak lama kemudian, dosen mereka datang tapi Dongho belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Semua sudah masuk? Silahkan buka tentang bab Sistem Pernafasan Mamalia!" Perintah sang dosen. Saat sang dosen hendak memulai menjelaskan materinya, tiba-tiba saja pintu ruang kelas tersebut terbuka dan terdapat Dongho yang tnafasnya tersengal-sengal saat memasuki kelas. Seluruh mata menatap horor ke arah Dongho dan sang dosen secara bergantian. Dosen tersebut melipat tangannya dan menatap ke arah Dongho.

"Kelelahan dapat menyebabkan Dispnea (sesak nafas). Contoh, mahasiswa didepan ini yang sudah terlihat kelelahan." Dongho menelan ludahnya dan menatap ke arah sang dosen dengan ragu. "Dokter Kang! Mengapa Anda terlambat?" tanya sang dosen kepada Dongho. "Jeosonghamnida, Kim saem." Dongho membungkukkan badannya sebagai tanda maaf. "Apa kalian tahu pasien kalian menunggu dokter seperti kalian semua untuk menyelamatkan nyawa peliharaan mereka? Jika kalian terlambat 1 atau 2 menit saja, apa kalian pikir hewan-hewan malang tersebut akan selamat?" semua mahasiswa terdiam tidak ada yang menjawab. "Jeongmal jeosonghamnida, saem." Ucap Dongho sekali lagi membungkukkan badannya. "Baiklah. Anda baik dalam semua mata kuliah, tapi setidaknya ingat apa yang sudah saya ucapkan. Kembali ke tempatmu." Perintah sang dosen. "Gamshamnida." Dongho dengan segera kembali ke tempat duduknya di sebelah Ren dan Sungwoo.

"Ada yang ingin kau ceritakan pada kami?" tanya Ren pada Dongho sambil berbisik.

"Ani." Jawab Dongho singkat.

"Tentang Daehwi? Tidak ada?" tanya Ren lagi.

"Dia pergi makan siang dengan Hwang Minhyun."

Ren dan Sungwoo saling bertatapan dan sama-sama mengangkat bahu mereka, mereka juga menampakkan wajah bingung kenapa Minhyun makan siang dengan Daehwi dan Dongho terlihat tenang-tenang saja.

.

.

.

.

.

Para alumni duta kampus pria tengah berkumpul di depan ruang latihan para peserta. Tapi tidak hanya alumni duta kampus, Sungwoo dan Ren juga ada disana menemani Donho. Tak lama kemudian Minhyun dating dan menyapa semua tema-temannya. Ia kemudian duduk di sebelah Dongho.

"Sudah lama disini?" Tanya Minhyun ramah pada Dongho.

"Baru saja, setelah kelas selesai aku langsung kemari. Ada apa?" jawab Dongho dengan nada dibuat se-cool mungkin.

"Besok siang, panitia akan melakukan pemotretan di salah satu pantai di daerah Busan. Mereka memintaku untuk menemani perjalanan mereka. Apa kalian ingin ikut?"

"Bukankah mereka harus berlatih untuk pertunjukan?"

"Tentu saja. Tapi pemotretan juga penting. Mereka bisa melakukan latihan setelah pulang dari pemotretan. Kita hanya menginap satu malam."

"Baiklah, aku ikut." Ucap Dongho menyetujui. Sementara Sungwoo dan Ren kaget dengan keputusan Dongho yang tiba-tiba itu. "Ya. Kenapa kau cepat sekali mengambil keputusan? Ingat, 3 hari lagi kita ada tes." Protes Sungwoo yang diikuti anggukan dari Ren. "Gwaenchana. Kita bisa membawa buku dan belajar disana. Lagipula besok kita juga tidak ada kuliah." Jelas Dongho santai. Jelas saja dia santai, karena dia adalah murid terpintar di fakultasnya. "Aku akan mengendarai mobil dengan Sungwoo dan Ren, jadi kami tidak mengganggu anak lain." Minhyun mengangguk menyetujui. "Aku tidak ikut." Ucap teman-teman Dongho yang lain.

"Eiii. Kami bertiga pasti ikut, benar kan Ren?" ucap Sungwoo sambil menaik-turunkan alisnya.

"Tentu saja. Aku tidak bisa menyerah untuk melihat wanita-wanita berbikini di pantai yang panas. Haha." Jelas Ren dengan nada yang terdengar playboy.

"Baiklah kalau begitu. Besok jangan terlambat." Minhyun kemudian masuk ke ruang latihan para peserta Duta Kampus. Dari luar ruangan, Dongho memoerhatikan Daehwi yang tengah berlatih. Dongho memperhatikan Daehwi dengan tatapan penuh penyesalan atas kejadian pagi tadi, dan ia merindukan Daehwi. Ia ingin meluangkan waktu berdua dengan Daehwi. Hanya berdua.

.

.

.

.

.

Para peserta tengah beristirahat dari latihan. Daehwi mengambil botol miliknya dan pergi keluar ruangan untuk mengisi air di botolnya di salah satu meja yang sudah disediakan oleh panitia. Ren yang melihatnya, langsung memberi kode kepada Dongho namun Dongho tidak sadar karena posisinya yang membelakangi Daehwi.

"Bagaimana, Daehwi-ya? Lelah?| Tanya Ren pada Daehwi. Mendengar Ren menyebut nama Daehwi, Dongho langsung memmbalikkan badannya dan ikut melihat ke arah Daehwi.

"Ne, sunbae. Tapi aku bisa mengatasinya." Jawab Daehwi sopan.

"Kami dengar kalian akan melakukan pemotretan besok." Sungwoo yang awalnya tiduran di atas meja juga mendudukkan dirinya dan ikut mengobrol dengan Daehwi.

"Ne. Apa sunbae semua ikut?"

"Kami mungkin tidak ikut. Kami harus mencari pekerjaan paruh waktu." Jawab Ren sengaja untuk menggoda Daehwi. Daehwi yang mendengarnya berusaha menutupi waut wajah kecewanya. Walaupun ia marah, ia tetap berharap besok Dongho bisa ikut ke pantai bersamanya dan teman-teman lainnya.

"kau ini! Selalu saja menggoda anak baru!" Sungwoo memukul lengan Ren yang dihadiahi tawa renyah dari mulut Ren. "Kami akan ikut." Ucap Sungwoo. "Dongho menyeret kami berdua untuk ikut."

"Eo? Jinjjayeo sunbae?" wajah Daehwi seketika berubah menjadi ceria.

"Ne. Untuk apa kami jumpa disana."

Dongho yang dari tadi diam akhirnya membuka mulutnya. "Sampai jam berapa latihanmu?"

"Mmm.. Aku tidak tahu kapan latihannya selesai."

"Arraseo. Aku akan menunggu." Ucap Dongho sambil menatap Daehwi. Tentu saja Daehwi senang, tapi ia berusaha menutupinya karena saat ini ia sedang kesal dengan Dongho.

"Mengapa menungguku? Apa kau ingin aku ikut denganmu lagi?" Tanya Daehwi.

"Aku lapar. Aku ingin kau membawaku makan. Aku hanya minum segelas milkshake tadi." Jawab Dongho tetap berusha terlihat cool.

"Mwoya? Kenapa tidak makan? Apa tidak lapar? Tunggu disini!" belum sempat Dongho menjawab, Daehwi sudah masuk lagi ke dalam ruang latihannya. Ia menghampiri tasnya dan mengambil sebungkus roti di dalam tasnya, setelah itu ia kembali keluar menghampiri Dongho.

Daehwi menyodorkan sebungkus roti itu kepada Dongho. "Apa ini?" Tanya Dongho. "Penunda lapar. Lihat berapa umurmu sekarang! Jika kau lapar, langsung saja makan, jangan menundanya dengan alasan menunggu orang lain! Bagaimana jika kau sakit!" mulut Daehwi tak berhenti menceramahi Dongho. Sungwoo dan Ren hanya tertawa melihat tingkah Daehwi yang sudah seperti kekasih Dongho.

Dari dalam Samuel memperhatikan semuanya dan ia mendapat ide untuk membuat Dongho cemburu. Ia keluar dari ruangan tersebut dan menghampiri Daehwi. Tanpa ragu Samuel langsung merangkulnya. Dongho terlihat tidak senang dengan tingkah Samuel dan Dongho langsung merasa cemburu melihat adegan didepannya.

.

.

.

Haii readers. Haduh maaf banget ya. Kayaknya udah 2-3 bulan aku gak update nih ff. karena memang banyak yang harus aku selesaikan di keluarga dan diperkuliahan. Dan untuk kedepannya jika agak lama uploadnya, aku minta maaf ya. Tapi sebisa mungkin aku percepat untuk update chapter-chapter berikutnya. Terima kasih yang udah setia nunggu.

With love : MADMADDIE