.

May I Love You?

.

.

a Naruto Fan fiction

.

.

by:

Sukea Kwee

.

.

.

Disclaimer:

Naruto © Masashi Kisimoto

May I Love You © Sukea Kwee

.

[Semi-Canon | Teen | Romance, Adventure]

.

.

.

.

"Aku ingin kalian langsung menikah.."

.

.

.

.

Terumi dan Kakashi hampir terkena serangan jantung mendengar apa yang baru saja Daimyo katakan (Kalau Terumi, dua kali). Kedua bola mata mereka pun hampir keluar dari tempatnya. Terumi sesegera mungkin menguasai akal-nya dari keterkejutan yang nyaris membuat jantungnya copot.

.

"Ojii-chan! Apa yang Ojii-chan katakan? Hah? Menikah? Tidak Ojii-chan, Tidak akan ada pernikahan! " Protes Terumi dengan nada meninggi.

.

"Tidak ada pernikahan bagaimana maksudmu? " Tanya Daimyo

.

Terumi jengkel setengah mati. Ia bingung dengan kakeknya yang tidak berfikir dahulu sebelum berbicara, apalagi ada Kakashi juga. Terumi tidak menyangka bahwa Kakeknya akan melakukan hal sejauh ini. Ia sangat merasa bersalah dengan Kakashi karena Kakeknya sampai memaksa mereka untuk menikah.

.

.

"Ojii-chan, Ojii-chan tidak bisa memutuskan seenaknya seperti itu! Pernikahan bukanlah sebuah permainan yang bisa kau mulai kapan saja kau mau!" Tolak Terumi.

.

.

"Lalu, Kau mau apa? Terus menerus berkencan? Umur kalian berdua sudah di pertengahan tiga puluh, apakah kalian tidak malu jika hanya berkencan-berkencan? Lebih baik kalian menikah"

.

.

Terumi tidak mengerti lagi bagaimana jalan fikiran Kakeknya. Ia sangat bingung. Kakeknya bersikap sangat seenaknya padanya, bahkan pada Kakashi. Ia merasa pemimpin negara air itu sudah kehilangan akal sehatnya. Dan Kakashi, entah mengapa Kakashi hanya diam membeku di sebelahnya. Hal itu membuat perasaan bersalah makin menjalar di hati Terumi. Terumi menyesal, hal ini tidak akan Terjadi jika saja Terumi tidak meminta tolong pada Kakashi agar tidak meberitahu kakeknya mengenai perjodohan mereka yang telah disepakati usai.

.

.

"Ojii-chan, Kau tidak bisa mengatur Aku serta Hokage seperti ini! Seperti yang sudah ku bilang dari awal, menikah atau tidak menikahnya Aku, Akulah yang menentukannya. Begitupula dengan Hokage. Lagipula Kami berdua juga baru betemu satu kali. Selain itu, Hokage menerima mengikuti perjodohan ini bukan otomatis Ia sudah menerimaku untuk menikah dengannya! Dan Ojii-chan tidak bisa mengabaikan jabatan Hokage dan Aku yang merupakan pemimpin besar desa Shinobi! Apapun keputusan Kami, sekalipun itu keputusan pribadi akan mempengaruhi seisi desa. Dan satu hal yang paling tidak mungkin bagiku dan Hokage, sekalipun kami menyetujui permintaanmu dalam waktu dekat ini, artinya salah satu diantara kami harus melepaskan jabatan Kagenya." Jelas Terumi panjang lebar penuh dengan emosi. Ia berharap Penjelasan panjangnya membuat Kakeknya mengerti dan berhenti memintanya melakukan hal-hal gila.

.

.

.

.

"Saya Setuju." Pria disebelahnya tiba-tiba membuka suara.

.

.

Kali ini Jantung Terumi seperti tersengat aliran raiton dari chidori pria itu. Mulutnya menganga, matanya pun terbuka selebar-lebarnya.

.

.

"Kau setuju, Hokage?" Tanya Daimyo menyakinkan.

.

.

'Ne. Saya setuju untuk menikah dengan Mizukage-sama." Ujar Kakashi

.

.

Perasasaan bersalah langsung terasa lebih berat di pundakya. "Kenapa Kakashi melakukannya sampai sejauh ini..."

.

"Terumi, Hokage sudah menyetujuinya. Seharusnya tidak ada alasan lagi bagimu untuk menolak."

.

.

Bagaimanapun, Ia tidak bisa membiarkan Kakashi jatuh ke lubang keegoisan Kakeknya lebih dalam. Akalnya memaksa Terumi untuk memberitahukan hal yang sebenarnya mengenai perjodohan mereka. Dengan begitu pasti Kakeknya akan langsung menghentikan semua perintah gilanya.

.

.

"Begini Ojii-chan, sebenarnya aku dan Hokage sudah-"

.

.Belum sempat melanjutkan perkataannya, tiba-tiba Kakashi langsung memotong.

.

"Mizukage-sama, menikahlah denganku."

.

.

.

Tatapan Terumi berubah sendu. Ia menggigit bibir bawahnya perlahan sambil tertunduk. Ia merasa harus memberitahukan hal yang sebenarnya terjadi antara Ia dan Kakashi. Ia tidak bisa membiarkan melibatkan Kakashi dengan urusuan pribadinya. Bagaimanapun dan se-sayang apapun Ia terhadap Kakeknya, Ia tidak bisa mengorbankan Kakashi.

,

.

"Hokage, maafkan aku. Seharusnya..."

.

Belum sempat menjelaskan, Kakashi segera memotong (lagi) perkataan Terumi "Mizukage-sama, bersediakah Anda Menikah denganku?" Ulang Kakashi. Entah kenapa ucapannya yang ini terdengar mantap di telinga Terumi

.

.

Terumi tertunduk. Ia bingung harus menjawab apa. Ia tahu bahwa menolak adalah hal yang sia-sia Kakeknya pasti akan memaksanya untuk menyetujui pernikahan itu. Namun jika Ia menerimanya, Ia merasa sangat bersalah pada Kakashi. Pikirannya langsung melayang ke Kirigakure, Konohagakure, Negara Air, Negara Api, dan diri Kakashi sendiri.

.

Tiba-tiba tangan kanan Kakashi menyambar tangannya dan mengenggamnya erat. Terumi kaget. Ia mengalihkan pandangannya ke pria itu.

.

.

"Akhirnya! Hokage, Aku sangat senang sekali Kau bersedia menikahi Cucuku. Sekali lagi kuucapkan terima kasih."

.

"Anda tidak perlu berterima kasih, Daimyo-sama."

.

.

"Ehh... Ojii-chan, Aku 'kan tidak bilang bahwa aku bersedia untuk menikah!"

.

.

Daimyo tidak meperdulikan perkataan cucunya .

"Baiklah, Hokage, Hari sudah semakin malam. Sebaiknya Kau mempersiapkan diri untuk pernikahan besok."

.

.

"APAAA?" Terumi lagi-lagi terkejut dengan kegilaan Kakeknya. Mungkin kalau orang biasa sudah meninggal karena serangan jantung bertubi-tubi jika berada di posisisnya sekarang.

.

.

"Ada apa lagi? 'Kan kalian sudah setuju untuk menikah?"

.

"Ya ampun Ojii-chan, Itu sangat mendadak! Tidak bisa, Ojii-chan! Aku 'kan sudah menjelaskan bahwa kami adalah seorang Kage! Keputusan apapun menyangkut kami akan melibatkan dua desa, bahkan dua negara! Kalau kami menikah pula, salah satu diantara kami harus melepaskan jabatanya sebagai Kage! Dan Kami perlu membicarakan hal itu lebih lanjut..."

.

.

"Ya, aku tahu itu. Maksudku adakan saja upacara pernikahan kalian terlebih dahulu, kelanjutan masalah Kage atau apapun yang menyangkut hubungan bilateral kalian bisa dibicarakan lebih lanjut. Setelah itu barulah kalian adakan resepsi pernikahannya."

.

.

"Tidak bisa semudah itu, Ojii-chan.. Jabatan Kage juga tidak bisa seenaknya langsung dilepas begitu saja. Itu akan mempengaruhi stabilitas Desa. Aku tidak mau mengorbankan desa hanya karena urusan pribadi." Jelas Terumi

.

.

"Hei! Aku hanya menyuruh kalian melakukan upacara pernikahan besok. Dan itu bisa diadakan secara tertutup! Setelah kalian menikah besok, Aku akan berhenti mencampuri urusan kalian."

.

.

"Maaf, Daimyo-sama, sepertinya sangat tidak mungkin untuk melakukan pernikahan besok..." Sela Kakashi.

.

Terumi bernafas lega. Akhirnya Kakashi membantunya untuk mencegah hal gila ini. Kakeknya pasti akan lebih mendengarkan Kakashi dibandngkan dengannya.

.

.

.

"Ke..kenapa, Hokage?" Tanya Daimyo terkejut.

.

.

"Karena besok kami berdua ada misi ke Uzu no Kuni. Hmm... Kalau Upacara pernikahannya dilakukan sekarang, Apakah memungkinkan?"

.

.

Terumi nyaris mati berdiri mendengar ucapan pria di sebelahnya yang ternyata lebih gila dari kakeknya. Apa yang membentur kepala Kakashi sehingga bisa berkata sangat melantur seperti itu.

.

.

"Bisa! Baiklah, Hokage, Silahkan persiapkan dirimu. Aku akan menyuruh tangan kananku untuk mempersiapkan semuanya. Upacara pernikahannya disini saja, ya? Agar aku turut menyaksikan. Hehehe.."

.

.

.

"Ojii-chan! Tidak bisa. Tidak bisa!" Ujar Terumi setengah berteriak.

.

.

"Jangan berisik, Terumi! Kau mengganggu pasien lainnya! Hahaha"

.

.

"Baik, Kalau begitu, kami berdua permisi dulu. Mari, Mizukage-sama kita persiapkan diri kita."

.

Kakashi menyeret Terumi ke luar kamar inap. Ia terus membawa Terumi sampai ke ujung lorong.

.

.

0-0-0-0-0

.

.

"Kau tidak perlu melakukan nya sampai sejauh ini, Hokage. Bagaimana dengan Kiri, Konoha, dan semuanya ? Ingat, Kita berdua adalah seorang Kage!"

.

.

"Mizukage-sama, mohon dengarkan penjelasanku terlebih dulu."

.

.

"Sebelumnya Saya minta maaf karena ini Anda harus menikah dengan pria seperti Saya. Namun, saya sudah berjanji untuk tidak membicarakan perjodohan kita pada Kakek Anda. Dan Saya hanya menepati janji saya. Tentu tadi Anda mendengar bahwa Daimyo-sama bilang bahwa Beliau hanya meminta kita berdua melakukan upacara pernikahan, dan itu bisa dilakukan secara tertutup. setelah itu beliau berjanji untuk tidak mencampuri urusan Kita berdua. "

.

.

"Jadi, karena beliau menperbolehkan melakukan upacara pernikahan, bahkan tertutup, dan berjanji tidak mencampuri urusan kita berdua setelah pernikahan, Saya rasa Kita berdua bisa tetap merahasiakan pernikahan Kita. Setelah itu..."

.

.

"Anda bisa menceraikan Saya."

.

.

.

Chapter 5 – Malam baru di Kirigakure