Now, You Know Me

Cast :

Oh Sehun ( 25 Tahun )

Xi Luhan ( 21 Tahun )

Kim Jongin ( 25 Tahun )

Do Kyungsoo ( 23 Tahun )

Wu Yifan ( 29 Tahun )

Wu Zitao ( 28 Tahun )

And others

.

.

WARNING : This is GS ( GenderSwitch )

TYPO, EYD, DLDR!

RATED : T - M.

.

Summary :

Luhan gadis biasa yang memiliki sifat ceria dan ceroboh harus berhubungan dengan laki-laki kaku nan dingin yang tak mempercayai akan cinta itu ada. Laki-laki dengan usia muda yang mampu meraih kesuksesan dengan kerja kerasnya sendiri bernama Sehun tak mengenal akan kebaikan seseorang secara cuma-cuma, menganggap semua orang sama buruknya, dan hanya menatap derajat dan seberapa kaya orang itu.

.

.

Chapter 13: Wake Up, please!

Happy Reading ^^

.

.

Sudah beberapa hari ini hubungan Sehun dan Luhan kembali normal. Bahkan semenjak menjadi kekasih Oh Sehun, Luhan mulai menunjukkan sisi dewasanya. Prianya selalu memaksa dirinya untuk berhenti mengendarai sepedanya dan menerima permintaan pria itu untuk di antar jemput oleh Kang ahjussi tetapi Luhan selalu menolak dan menggunakan bus seperti Kyungsoo ketika akan kerumah Zitao.

Jika Luhan sudah menolak, maka Sehun tak akan bisa berbuat apapun kecuali menerima keputusan kekasihnya itu. Setidaknya Luhan tak perlu mengayuh sejauh itu dari tempat tinggalnya sampai rumah Sehun.

"Oppa!" Luhan membuka pintu kamar Sehun dengan hanya mengintip dan rupanya Sehun sedang mandi.

Luhan yang mengedarkan pandangannya dikamar yang sekarang kosong milik Sehun segera menuju lemari, dan mengambilkan sepasang pakaian yang bisa Sehun gunakan untuk bekerja dan meletakkannya diatas kasur.

Sejak berkencan bahkan Luhan bebas masuk ke dalam kamar Sehun. Hanya Luhan yang diperbolehkan seenaknya masuk tanpa mengetuk pintu.

"Kenapa selalu masuk seenaknya? Sengaja ingin melihatku telanjang?" tanya Sehun yang baru keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk sebagai penutup tubuh bagian bawah, sedangkan atasnya tak menggunakan apapun.

"Yak! Oh Sehun gunakan pakaianmu di dalam kamar mandi!" teriak Luhan segera membalikkan tubuhnya dan menutup kedua matanya.

"Wae? Ini kamarku. Kau saja seenaknya masuk. Kenapa ditutup? Hadap sini, tak ingin melihat tubuh seksi kekasihmu?"

"Apanya yang seksi! Lemak itu! Cepat pakai pakaianmu oppa, yang lain sudah menunggu." Luhan yang hendak keluar kamar batal karena lengannya tiba-tiba ditarik oleh kekasihnya membuatnya harus berbalik menabrak tubuh sixpack itu.

"Mwo? Lemak?! Kau tak lihat tubuhku begini kau kata lemak?" ujar pria itu tak terima.

"Huaa.. Sudah oppa jangan dibahas!" rengek Luhan malu dengan menutup wajahnya.

"Malu ya? Kekeke." Goda Sehun dengan masih menahan Luhan untuk pergi.

"Tunggu disini, jangan keluar!" Sehun segera menyambar pakaian yang ia tau sudah Luhan siapkan diatas kasur, lalu masuk ke dalam ruang ganti baju.

Akhirnya Luhan mengikuti keinginan Sehun dan mendudukkan tubuhnya dikasur empuk pria tersebut.

...

"Kau ingin pulang?" anggukan sebagai jawaban dari pertanyaan Sehun untuk Luhan.

"Wae? Aku baru saja pulang dari kantor, kenapa buru-buru pulang?"

"Bukan buru-buru pulang oppa, tapi memang sudah waktunya pulang. Ini sudah malam." Tatapan Luhan kali ini beralih pada semuanya selain Sehun.

"Halmeoni, Zitao eonni, Luhan pulang dulu ya." Luhan segera mengemasi barangnya untuk segera pergi.

"Eum, hati-hati Lu, biar diantar pak kim."

"Ani! Luhan akan ku antar. Tunggu aku mandi sebentar Lu!" Luhan yang tak bisa menjawab hanya mengangguk melihat kekasihnya langsung lari pergi meninggalkannya. Sehun memang sudah cukup berubah, membuat yang lainnya senang.

Ketika dalam perjalanan pulang, tak ada dari Sehun ataupun Luhan yang memulai percakapan. Sampai akhirnya Sehun mengalihkan pandangannya melirik Luhan sekilas yang tampak lelah.

"Lelah?"

"Ani oppa." Gelengan sebagai jawaban untuk Sehun.

"Ingin makan sesuatu?"

"Aku sudah makan, oppa sudah makan kan? Tadi oppa tak makan dirumah" tak seperti biasanya yang cukup cerewet, kali ini adalah Luhan yang berbeda. Cukup diam dan membuat Sehun bingung dengan perubahan ekspresi kekasihnya itu.

"Belum, ingin menemaniku makan dulu?" Luhan hanya mengangguk tanpa ada kata yang terucap lagi.

Setelah mereka sampai direstauran, Sehun dapat melihat wajah murung kekasihnya akhir-akhir ini. Setiap ditanya ada apa, Luhan selalu tak pernah jujur, kadang membuat pria itu jengah menanyakan hal yang sama dan tak mendapatkan jawaban sesuai harapan.

"Apa yang akan kau lakukan akhir pekan ini?" tanya Sehun sambil mengunyah makanannya.

"Kalau makan itu telan dulu, baru berbicara tuan Oh." Jawab Luhan ketus tetapi tetap terlihat lucu dimata pria itu. Akan tetapi tetap saja, anggukan dan gelengan sebagai jawaban dari Luhan.

.

.

Luhan yang baru sampai dikamarnya, hingga melihat siluet eonni kesayangannya yang berdiri didekat pintu diam tampak menunggu Luhan untuk mengatakan sesuatu.

"Ada yang ingin eonni saampaikan?" tanya Luhan dengan mengerjapkan matanya bingung melihat tingkah Kyungsoo.

"Aku dan Jongin sudah memutuskan untuk segera menikah, Lu." Dan kali ini wajah terkejut Luhan membuat Kyungsoo tertawa lalu menghampiri adiknya dan memeluknya sayang. Luhan segera melepas pelukan itu, dan mulai mengeluarkan beribu pertanyaan yang kadang Kyungsoo sendiri bingung harus menjawab yang mana terlebih dahulu.

"Satu-satu Lu, ya.. mungkin dua sampai tiga bulan kedepan acaranya berlangsung." Ujar Kyungsoo dengan mendekap wajah Luhan dan menyentuh bibir adiknya bahkan menggenggam dan membuat bentuk mencucu pada bibir Luhan yang segera dijauhkannya wajahnya dari jangkauan tangan Kyungsoo.

"Sudah berbicara pada ahjumma?" Kini berbalik Luhan yang mencubit kedua pipi Kyungsoo sebagai pembalasan dendam yang tadi dilakukan wanita itu padanya.

"Tentu saja! Ahjumma adalah orang pertama yang kumintai izin. Baru setelah itu dirimu." Luhan hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Tidak ada jawaban lain selain mengangguk?" geram Kyungsoo. Tetap saja, gelengan sebagai jawaban Luhan kali ini.

"Lu! Aku serius, kau ini mengijinkan aku menikah tidak sih?!" Tanya Kyungsoo yang kali ini sedang berusaha membersikan make-up Luhan. Ini sudah biasa mereka lakukan bahkan sejak sebelum pindah ke Seoul. Sudah menjadi kebiasaan Luhan untuk bermanja juga pada Kyungsoo selain Ahn ahjumma, dan Kyungsoo tak keberatan.

"Terus aku harus melarang eonni? Toh kalau ku larang, eonni juga tetap menikah dengan Jongin oppa kan? Jadi ya menikah saja." Jawab Luhan sekenanya dan tak ada perbincangan lagi diantara mereka.

Hingga Kyungsoo kembali mengeluarkan suaranya. "Lu.. jika aku menikah kau hanya akan berdua saja dengan Ahn ahjumma.. Itu yang membuatku berat untuk menerima ajakan Jongin untuk menikah." Kali ini Luhan mengalihkan atensinya kepada Kyungsoo dan menyentuh kedua pipi dan mengecupnya.

"Eonni tak perlu pikirkan kami. Raih kebahagiaan eonni. Jika eonni bahagia, maka kami akan bahagia." Ucapan Luhan membuat Kyungsoo berkaca-kaca tetapi tetap saja gurauan tak pernah lepas dari mereka.

"Ish. Kau ini. Jawabanmu sama persis dengan apa yang dikatakan Ahn ahjumma." Ujar Kyungsoo sambil tertawa lalu kembali memeluk Luhan.

"Tapi bagaimana dengan pekerjaan dan orang-orang dikantor eonni?" dalam posisi saling berpelukan, bahkan Kyungsoo menggerak-gerakan tubuh mereka kekiri dan kekanan dengan memikirkan semuanya diotak sekarang.

"Hmm.. mungkin eonni akan berhenti bekerja, Jongin juga melarang eonni bekerja. Dan juga kata Jongin, ia akan mengenalkan eonni sebagai tunangannya dikantor. Meskipun yang ini eonni kurang setuju, tapi kau tahu kan sifat Jongin yang keras kepala dan susah diatur.. Jadi eonni hanya semuanya pada Jongin."

"Baiklah, kalau begitu aku setuju jika eonni menikah dengan Jongin oppa."

"Kau yang nanti jadi bridesmaid-ku ya?" mohon Kyungsoo.

"Untuk eonni, apapun akan kulakukan." dibalas anggukan cepat oleh Luhan. Hingga keduanya tertawa bersama dengan menjatuhkan tubuh mereka diatas kasur sempit Luhan yang masih cukup untuk mereka berdua.

"Bagaimana jika akhir pekan ini kita melakukan survei, eonni?" ajak Luhan begitu antusias. Kyungsoo mengalihkan pandangannya menuju adiknya

"Kau tak sibuk?" begitu pula sebaliknya.

"Justru itu yang seharusnya kutanyakan, aku kan bisa kapan saja, berbeda dengan eonni yang bekerja dikantor."

"Akhir pekan kan aku libur, ayo kita jalan-jalan. Sudah lama rasanya kita tak keluar berdua."

"Eonni sih sibuk terus, tak pernah meluangkan waktunya untukku selama di Seoul. Pergi sama Jongin oppa terus." Luhan yang menunjukkan wajah cemberutnya

"Tolong berkaca Xi Luhan. Saat aku dirumah, kau juga pergi keluar bersama pangeran es-mu itu. Bukan aku saja disini yang salah." Dan Kyungsoo yang berusaha membela diri.

"Ya karena eonni tak pernah mengajakku keluar." Sanggah Luhan.

"Jika begitu, kenapa kau tak mengajakku keluar terlebih dahulu? Kita berdua tak jauh beda Xi Luhan!" akhirnya mereka berdua tertawa bersama ketika mengingat hal yang mereka ributkan sangat tidak penting.

"Baiklah kalau begitu. Akhir pekan ini, eonni harus mengosongkan jadwal apapun itu termasuk jika bertemu Jongin oppa, dan begitu pula sebaliknya dengan diriku. Aku tak akan bertemu Oh Sehun akhir pekan ini, bagaimana? Setuju?" langsung dijawab anggukan oleh Kyungsoo.

"Setuju, akhir pekan ini waktunya kita berdua dan melakukan sedikit survei. Call!"

.

.

'Tak merindukan kekasihmu yang seksi ini? Ayo bertemu sekarang. Ku jemput.' Luhan yang melihat pesan berisikan percaya diri Sehun yang berlebihan membuatnya jengah lalu mengetik sebagai balasannya.

'Tidak. Aku bosan melihatmu setiap hari dirumahmu.' Luhan yang mengetik pesan untuk kekasihnya sambil bercermin memasang make-up tipisnya keluar hari ini bersama Kyungsoo

Tak lama kemudian, ponsel pintar Luhan bergetar menandakan bahwa pangeran es-nya yang sekarang berubah menjadi Oh Sehun yang cerewet dan posesif itu menghubunginya.

"Yakk! Bagaimana bisa kau bosan bertemu denganku? Di luar sana banyak wanita cantik yang ingin bertemu denganku." Nada garang Sehun terdengar membuat Luhan berusaha menahan tawanya.

"Yasudah, sana bertemu saja dengan wanita-wanita itu." Tantang Luhan.

"Benar ya? Baiklah, kau sudah mengijikan kan, jadi aku tak perlu memikirkan wajah garangmu saat bertemu wanita-wanita itu." Cekikik Sehun.

"Terserah! Aku matikan." Kali ini Luhan cemberut dengan ucapan kekasihnya meski ia tahu jika Sehun tak mungkin melakukan hal tersebut.

"Tunggu sebentar Lu, ayo bertemu sekarang." Nada manja Sehun terdengar ditelinga Luhan membuat gadis itu mengerutkan keningnya. Tak paham dengan apa yang terjadi pada kekasihnya ini.

"Tidak bisa, aku harus mengantar eonni melakukan survei untuk pernikahannya, Sehun oppa."

"Mwo?! Kim Jongin akan segera menikah?" teriak Sehun sedikit berlebihan.

"Tak perlu berteriak, oppa. Ish." Luhan yang menjauhkan ponselnya dari telinganya setelah Sehun sedikit berteriak.

"Mian, aku begitu terkejut. Jongin segera menikah dengan Kyungsoo-ssi. Kita kapan Lu?" terdengar manja dan membuat Luhan ingin muntah mendengarnya.

"Dalam mimpimu! Sudah, kututup. Kyungsoo eonni sudah menunggu, oppa."

...

"Apa yang harus kita survei terlebih dahulu ya, Lu?" pikir mereka yang sedang bergandengan tangan dipusat perbelanjaan yang cukup besar itu.

"Terserah pada eonni, ingin melihat ke butik sekitar sini? Yang jelas eonni jangan membeli bunga! Karena aku akan memberikan bunga sebagai hadiah dariku saat pernikahan nanti." Wajah Luhan yang terlihat dibuat garang untuk bercanda.

"Arra! Xi Luhan yang cerewet." Luhan hanya menjulurkan lidahnya pada Kyungsoo dan mereka tertawa bersama.

Setelah sekian lama waktu jalan-jalan mereka, akhirnya tiba waktunya mereka beristirahat dan mengunjungi sebuah restauran sebagai balasan dari Kyungsoo untuk Luhan yang mau berlelah ria bersama setelah jalan bersama begitu lamanya. Kyungsoo yang traktir.

Mereka membicarakan banyak hal, dari kehidupan asmara masing-masing, Luhan juga menceritakan tingkah konyol Zifan selama ia jaga dan baiknya keluarga Sehun membuat Kyungsoo bahagia bahwa adiknya menemukan banyak orang baik. Luhan juga berjanji akan mengenalkan Sehun pada Kyungsoo dan Ahn ahjumma.

Tak ada lagi yang mereka bicarakan, sambil menunggu makanan dihidangkan, tak sengaja Luhan melihat dasi yang membuatnya tertarik di toko sebrang. Membuat Luhan ingin sekali menghampiri toko tersebut dan membeli satu dasi untuk kekasihnya.

Sehingga membuat Luhan meminta izin pada Kyungsoo sebentar untuk melihat meskipun awalnya Kyungsoo melarang karena menurut wanita itu lebih baik lihat bersama setelah makan selesai tapi Luhan menolak dan meminta Kyungsoo hanya menunggu didalam restauran. Karena tak bisa menolak, akhirnya Kyungsoo hanya mengiyakan. Tak mungkin ia ikut meninggalkan restauran juga.

Posisi duduk mereka yang berada disebelah jendela membuat Kyungsoo dapat mengawasi Luhan dari dalam dan melihat adiknya berjalan menyebrang masuk ke dalam toko dasi tersebut.

Setelah beberapa waktu, akhirnya melakukan transaksi jual beli setelah memilih dasi yang pantas digunakan untuk kekasih-nya, Luhan segera menyebrang untuk kembali ke dalam restauran.

"LUHAN!" Akan tetapi Luhan yang tak sengaja menatap mata Kyungsoo itu terjatuh ditengah jalan dengan mobil yang melaju cepat pergi meninggalkannya.

.

.

Entah apa yang ingin dilakukan Irene hari ini, ia hanya berputar mengelilingi Seoul untuk melepas penatnya. Wanita itu tak mengerti apa yang harus dilakukannya dihari libur. Tetapi tak banyak pula yang ia kenal yang berada di Seoul, jadi wanita itu hanya mengemudi sendirian tanpa tahu arah tujuan.

Mungkin wanita itu ingin berkeliling ke pusat perbelanjaan, shopping, atau memanjakan dirinya di spa and salon untuk menghilangkan stres yang tak kunjung hilang setelah memikirkan semua masalahnya. Wanita itu lelah sebenarnya.

Akan tetapi semuanya sudah ia pikirkan. Bagi Irene, sebenarnya tak bermaksud untuk mengancam Luhan secara sungguh-sungguh. Tapi menurutnya itu pantas untuk diberi peringatan. Secara Oh Sehun adalah pria yang ia temukan terlebih dahulu, dan dengan seenaknya Luhan mengambil Sehun dari-nya.

Apapun yang terjadi, Irene harus merebut Sehun kembali. Ingat seberapa obsesinya wanita itu terhadap Oh Sehun?

Sebegitu obsesinya, bahkan Irene menyewa jasa mata-mata hanya untuk mencari seluk-beluk identitas yang baginya tak penting untuk diketahui. Ahn ahjumma, Do Kyungsoo, bahkan fakta yang mengejutkan bahwa Kim Jongin yang ia kenal adalah tunangan dari kakak si wanita miskin itu.

Semuanya tak habis pikir. Dalam benak Irene. Kenapa semua orang terdekatnya harus berhubungan dengan wanita miskin seperti itu sedangkan didunia ini banyak yang lebih tinggi level-nya.

Setelah berputar mengulur waktu kosongnya, tak sengaja Irene melihat orang yang dikenalnya. Merasa beruntung diwaktu yang tepat. Gadis yang hendak menyebrang dengan senyuman lebar yang sangat Irene benci itu seketika menimbulkan sesuatu yang tak ia rencanakan terjadi begitu saja.

Pedal gas mobil wanita itu ia injak sehingga menimbulkan kecepatan diatas rata-rata, membuat hatinya menjadi bahagia. Atau munkin hanya sesaat.

Tetapi wanita itu menampilkan seringainya.

.

.

Saat berada di ambulan hingga tiba dirumah sakit, Kyungsoo tak pernah berhenti mengucapkan doa untuk keselamatan adiknya. Ia bahkan terlalu bingung untuk menghubungi Ahn ahjumma atau Jongin. Seluruh tubuhnya merasakan gemetaran ketakutan yang membuat fokusnya hilang.

Semua ini salahku.

Itu yang selalu dipikirkan Kyungsoo. Wanita itu menganggap jika hari ini Luhan tak menemaninya maka tak akan terjadi kecepalakaan itu. Hingga akhirnya terlintar dipikirannya untuk menghubungi orang terdekatnya.

Dengan tangan bergetar dan menahan isak tangisnya, Kyungsoo menghubungi kekasih-nya.

"J-Jong..in. tolong aku.." Pecah sudah tangisnya dan tak bisa menceritakan lebih lanjut apa yang terjadi. Tubuhnya terlalu panik dan tak bisa memikirkan apapun kecuali Luhan.

"Kyung? Sayang? Hey, ada apa? Tenang dan jelaskan padaku, hm?" terdengar suara Jongin yang cukup menenangkan hati Kyungsoo sehingga wanita itu berusaha menahan isakannya dan menarik nafas pelan untuk menjelaskan sedikit pada kekasihnya melalui telepon.

"Lu-luhan.. bisa tolong ajak Ahn ahjumma kemari.."

..

"Sayang!" kini tiba Jongin dan Ahn ahjumma berlari menuju arah Kyungsoo hingga wanita itupun ikut berlari dan memeluk Ahn ahjumma. Pecah tangisannya.

"Ahjumma.. mianhae.." berkali-kali Kyungsoo ucapkan maaf sebagai tanda menyesal dan rasa bersalahnya. Dan tak pernah berhenti memeluk ahjumma.

"Sudah ahjumma katakan sayang, ini bukan salahmu. Ini semua musibah, jadi kita hanya harus berdoa untuk Luhan ya. Bagaimana keadaan Luhan? Apa yang dikatakan dokter?" Kyungsoo hanya menggeleng dan beralih menuju pelukan Jongin. Karena posisi Kyungsoo yang diapit Ahn ahjumma dan Jongin yang berada didepan ruang operasi.

"Dokter belum keluar dari ruangan ahjumma.. Mereka membawa Luhan keruang operasi. Jongin.. aku takut.." sesengguk Kyungsoo yang kepalanya diusap pelan oleh Jongin yang selalu mengucapkan kata penenang untuk wanita tersebut.

Hingga saat mereka menunggu, bunyi suara ponsel dari tas lain membuat semuanya mengangkat kepala dan segera mencari arah bunyi tersebut.

Pangeran Kutub Calling.

"Jongin.. bagaimana ini, Oh Sehun menelpon Luhan.."

"Angkat saja sayang, jika kau tak sanggup berbicara biar aku yang jelaskan pada Sehun." Kyungsoo hanya mengangguk dan menyentuk tekan hijau yang sedari tadi bergetar.

"Yakk! Xi Luhan kenapa tak ada kabar? Tak tahu jika kekasihmu ini begitu merindukanmu! Kau dimana?!" Kyungsoo yang mendadak menjadi gugup mendengar suara Sehun.

"Se-sehun ssi.. ini Kyungsoo." Wanita itu bingung harus menjelaskan dari mana. Sedangkan Sehun yang berusaha menahan malu sudah meneriaki orang yang salah, membuat mereka terdiam sejenak. Merasa awkward.

"Ah! Maafkan saya sudah berteriak, dimana Luhan?" sampai akhirnya Sehun meminta maaf dan mencari keberadaan kekasihnya yang sedang terbaring di brankar ruang operasi.

"I-itu.." suara Kyungsoo yang tercekat membuat Sehun menjadi cukup tak sabaran.

"Kyungsoo ssi..?"

"Bisakah kau datang ke Seoul International Hospital.. Luhan mengalami kecelakaan.."

"Ne?!"

.

.

Dokter yang akhirnya keluar dari ruangan terkutuk itu membuat ketiga orang yang sedari tadi memunggu keadaan Luhan yang terbaring diruangan itu segera berdiri dan menghampiri dokter yang menangani Luhan.

"Kondisi Luhan-ssi untung saja bisa diatasi untuk menghentikan pendarahannya.. hanya saja.. Luhan mengalami patah tulang dibagian kaki dan beberapa memar dibagian tubuhnya yang harus diperiksa lebih lanjut agar tak terjadi hal yang diinginkan, sehingga ia harus menjalani perawat intensif."

"Terima kasih banyak dokter!" berkali-kali pula kalimat itu mereka ucapkan.

"Ya, kita hanya harus banyak berdoa untuk kesembuhan Luhan. Untuk beberapa waktu kedepan Luhan harus selalu menggunakan kursi roda dan kita hanya menunggu Luhan untuk bangun. Setelah ini, Luhan akan dipindahkan keruang ICU. Kalau begitu saya permisi." Semuanya mendunduk hormat dan memberi jalan untuk dokter tersebut agar melewati mereka.

"Kim Jongin!" merasa ada yang memanggil, Jongin beserta Kyungsoo menoleh ke arah suara dan dapat melihat Sehun yang terburu-buru diikuti Zitao yang berlari ke arah mereka.

"Oh Sehun, kesini." Sehun yang tiba dengan nafas yang tersenggal setelah berlarian panik, dan diikuti Zitao yang lebih lambat dari Sehun karena menggunakan high heels-nya.

"Bagaimana kau ada disini?" entah mengapa pertanyaan itu yang keluar dari mulut Sehun.

"Aku menunggu Luhan, kenapa masih bertanya begitu." Dan akhirnya Sehun segera ingat.

"Bagaimana keadaan Luhan?!" belum mendapat jawaban, perawat yang mendorong brankar rumah sakit keluar dari ruang operasi dengan membawa tubuh Luhan yang terbaring lemah dengan mata tertutup itu serta diikuti semua orang yang menunggunya.

Sehun yang menunggu diluar bersama Jongin setelah bersalaman dan mengenalkan diri sebagai kekasihnya Luhan dihadapan Kyungsoo dan Ahn ahjumma dan ia disambut baik sehingga mereka saling mengenal satu sama lain meskipun dengan kondisi yang tak diharapkan.

Jongin sudah menjelaskan semuanya, hubungan pria itu berada dirumah sakit walau sebenarnya Sehun sudah mengerti karena sudah dijelaskan oleh Luhan waktu lalu akan tetapi karena terlalu panik sehingga Sehun melupakan fakta jika sahabatnya adalah tunangan dari kakak kekasinya, hingga keadaan Luhan sekarang. Dengan mata sembab dan masih wajah menyesal, Kyungsoo yang keluar dari ruangan Luhan menuju dua pria itu.

"Kalian tak ingin masuk? Sehun-ssi?" tanya Kyungsoo dengan suara tak bersemangatnya juga lelah.

"Sehun saja. Kau adalah kakak dari kekasihku. Ayo membuat suasana tak secanggung mungkin." Sehun menunjukkan eye smile-nya untuk menenangkan Kyungsoo juga yang membuat Jongin cukup menganga.

Pria dingin. Itu yang selalu tanamkan sejak mengenal pria itu dulu, tampaknya Luhan berdampak besar untuk Sehun.

"Ya Sehun s- ah Sehun, ayo masuk. Kita berada didalam ruangan saja."

Akhirnya setelah berdebat panjang, kali ini Ahn ahjumma, dan Zitao yang mengalah untuk pulang dan tak menjaga Luhan terlebih dahulu. Kini tinggal Sehun, Kyungsoo, yang masih saling keras kepala menunggu Luhan sedangkan Jongin tak akan pulang jika Kyungsoo tak pulang.

Tak ada yang memulai percakapan. Sampai pada saat Kyungsoo mengingat sesuatu.

Segera wanita itu membuka ponsel pintar milik adiknya karena tadi saat setelah mengangkat telepon dari Sehun, Kyungsoo tak sengaja menemukan suatu pesan.

"Ehm.. Sehun.." merasa dipanggil, pria itu menolehkan wajahnya ke arah Kyungsoo tapi tetap tak mengeluarkan kata apapun.

"Kau tau.. sebelumnya Luhan pernah bercerita jika ia bertemu dengan seorang perempuan yang marah pada hubungan kalian.." Kyungsoo tak menyebutkan nama siapa perempuan tersebut tapi Sehun tahu jika itu Irene. Tak salah lagi.

"Ia sempat serasa gundah, Luhan terlalu takut untuk menjalankan hubungan denganmu. Luhan terlalu baik Sehun, ia memikirkan perasaan wanita lain. Tapi aku tau jika ia mencintaimu.." ucapan Kyungsoo terputus, merasa tenggorokannya mengganjal. Ia tak ingin menjadi wanita jahat yang asal menuduh tanpa bukti nyata. Dan pria itu mengangguk cepat, tahu bagaimana sifat kekasihnya yang terlalu baik pikir Sehun.

"Sampai tadi saat setelah selesai menghubungimu.. aku tak sengaja menemukan beberapa pesan ancaman dari nomor tak dikenalnya. Dan yang terakhir sepertinya sudah cukup keterlaluan karena dalam pesannya ia menyebutkan namaku dan Ahn ahjumma." Kali ini tatapan Sehun sangat tajam paham kemana arah pembicaraan Kyungsoo.

"Bisa ku lihat isi pesannya Kyung?" tanpa banyak bicara, Kyungsoo segera menyerahkan ponsel Luhan pada Sehun yang langsung membaca isi pesan tersebut.

'Ah.. Kau sepertinya terlihat asik bersama Sehun. Kau mengenal wanita yang bernama Do Kyungsoo atau Ahn Sohye?' -unknown.

"Apa yang kau pikirkan sama dengan yang ku pikirkan, Kyung?" Kyungsoo segera mengangguk, sedangkan Jongin yang sedari tadi diam tak paham apa yang mereka bahas, karena Jongin tak mengetahi apapun.

"Maafkan aku Hun, tak ingin menuduh tanpa bukti tapi tiba-tiba firasatku mengatakan jika itu benar.. bisakah kau menyelidikinya?" tatapan memohon Kyungsoo.

"Tanpa kau minta, pasti akan kulakukan, Kyung. Mungkin itu yang membuat Luhan terlihat murung akhir-akhir ini." Tatapan Sehun segera beralih menuju Luhan dan mengenggam erat jemari gadis-nya tersebut.

"Ya, Luhan sering terlihat murung, maka sepulang kerja aku selalu berusaha menghiburnya." Sehun mengangguk dan mengucapkan banyak terima kasih pada wanita itu.

...

Kyungsoo yang sudah pulang bersama Jongin, kini hanya Sehun seorang diri yang menjaga gadis-nya. Mereka akan bergantian menjaga Luhan.

"Sayang.. Tak lelah tidur terus? Ayo bangun.." ujar Sehun dan selalu menggengam erat jadi gadis-nya.

"Aku merindukanmu.. ocehanmu juga meski membuat telingaku panas. Oh ya, kau tahu, aku sudah berkenalan dengan keluargamu. Bahkan tadi aku bertemu Kim Jongin, kau tau.. ia akhirnya bercerita tentang bertemu dengan Kyungsoo. Kisah cinta mereka yang akhirnya akan segera menikah" merasa seperti melakukan percakapan, Sehun tak berhenti berbicara. Pria itu tertawa mengingat lelucon Jongin yang dilontarkan tadi untuk menghiburnya.

Sehun cukup merindukan untuk berkumpul dengan Kim Jongin dan Park Chanyeol rupanya.

"Ia sahabatku di London, aku akan jujur satu hal Lu, Jongin yang membuatku mengenal Irene.. Kenapa tak mengatakan jika wanita itu mulai keterlaluan menerormu, Hm?"

"Ayo bangun dan jelaskan padaku Lu.. Ancaman itu kan yang membuatmu tampak murung beberapa waktu lalu? Ayo jelaskan semuanya, maka bangunlah.." Sehun yang masih menggenggam erat dan mengecup tangan itu berkali-kali. Tak lupa pula selalu ia usap wajah Luhan yang tak luka, mengecup dahi Luhan yang tak terbalut perban.

Melihat kondisi Luhan cukup membuat Sehun bersalah. Tetapi ketika mengingat perkataan Kyungsoo membuat Sehun segera menghubungi seseorang.

"Sekertaris Kim, tolong selidiki sesuatu dan segera kabarkan padaku..."

.

.

TBC

Yeayy, haha. Ga tau kenapa bisa seneng banget Luhan kecelakaan. Biarkan kali ini ku menjadi antagonis bareng Irene setelah liat update-an valentine kemarin :"). But thanks banget yang udah support buat ku tetep lanjut nulis... semoga kalian juga tetep stay HHS.

Kalo dipikir2 ini cerita lama2 drama banget ya wkwk, tapi sekali lagi dan gapernah lupa buat bilang thanks review, follow, fav nya. Kutunggu another review, follow, favorite-nya juga. Sorry kalo ada typo2. See ya next chapter and keep support HHS, Fighting!

Regards,

Seluhaenbiased.