Judul : Pulang

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pairing : SasuNaru

Cerita ini hanyalah untuk kesenangan belaka, tidak dibuat untuk kebutuhan materiil

Sekali lagi Naruto Uzumaki terbangun dengan jeritan dan napas memburu.

Naruto melirik jam, waktu menunjukkan pukul 02:35 AM. Sudah tiga hari Naruto terbangun pada jam yang sama, dia sudah kehabisan alasan untuk menganggap hal ini kebetulan.

"Naruto"

Naruto langsung bangun, matanya awas melihat sekitar. Seperti malam sebelumnya, dia yakin ada suara yang memanggil dirinya. Pandangannya menelusur ke setiap sudut kamar. Nihil, tidak ada orang lain selain dirinya.

"Naruto"

Naruto menoleh, lagi-lagi tidak ada siapapun.

"Brensek! Siapa yang memanggilku? Aku tidak peduli kau manusia atau siluman, jangan ganggu aku lagi!" teriak Naruto.

Tidak ada jawaban.

Kringgg!!

Suara telepon membuat Naruto terlonjak, dengan sedikit ragu dia menggapai telepon genggam yang menampilkan nama kakaknya.

"Hallo Kyuu, ada apa?"

"Kau tidak apa-apa?"

Suara kakaknya terdengar khawatir, mungkin firasat kakaknya yang terkenal tepat itu memberi tahu keadaan Naruto. Memang sejak dia kembali ke rumah masa kecilnya ini keadaan Naruto menjadi aneh, mimpi-mimpi membingungkan membuat jam tidurnya menyusut drastis, perasaannya sering tiba-tiba tidak menentu, dan dia merasa tidak sedang sendirian di rumah ini.

"Aku tidak apa-apa, jangan khawatir Kyuu."

"Syukurlah kalau begitu. Aku akan pulang lebih cepat. Maafkan aku harus memaksamu mengunakan cuti liburanmu untuk menjaga rumah."

"Tidak apa-apa Kyuu, aku juga telah lama tidak pu—"

Brak!

Ucapan Naruto terputus, pintu kamar tidurnya tiba-tiba terbuka.

"Yang benar saja," lirih Naruto.

Awalnya Naruto merasa takut, meyangka yang mengganggunya selama ini benar-benar makhluk halus, namun perasaannya langsung terganti marah saat melihat bayangan seorang pria melintas di depan kamarnya.

Naruto mengikuti bayangan itu hingga sampai di ruang bawah tanah rumahnya.

"Keluar! Aku tahu kau disini." Suara Naruto memantul di dinding, namun tidak ada jawaban. Naruto mulai meragukan penglihatannya. Jangan-jangan dia mulai berhalusinasi.

Bruk!

Tas sekolah warna hijau tua jatuh dari atas lemari berdebu. Tas itu bukan milik Naruto maupun Kyuubi. Dompet hitam jatuh dari resleting tas yang terbuka.

Naruto membuka dompet kulit hitam telah memudar.

Mata Naruto membola, jantungnya langsung memacu tak terkendali. Di dalam dompet itu ada potret dua orang remaja. Salah satunya adalah dirinya, namun dia tidak mengenali pemuda yang berdiri di sebelahnya.

Di dalam dompet itu juga terdapat dua buah cincin perak sederhana, dia bisa melihat nama yang terukir di bagian dalamnya. Salah satunya berukir namanya, sedang pasangannya berukir—

--Sasuke.

Nama itu membuat hati Naruto berdenyut menyakitkan.

Rasanya perasaan yang mencoba keluar beberapa hari ini menyeruak kepermukaan.

Lelehan air mata membasahi pipi Naruto. Tangannya mencengkram dadanya yang mulai sesak bagai lupa cara berdetak.

Tangannya gemetar mengangkat telepon genggam yang kembali berbunyi.

"Naruto kau kenapa ka

"Kyuu. Siapa itu Sasuke?"

Naruto dapat mendengar nafas terkesiap kakaknya.

"—Sasuke. Dia—dia yang dulu kecelakaan bersamamu."

Naruto tidak lepas memandang gambar yang ada di depannya, ada catatan kecil yang tersemat disana –Uchiha Sasuke Uzumaki Naruto 10 Juli 2010. Sebuah pertanyaan muncul dalam kebingungannya, sebenarnya ia telah melupakan siapa?

Tangis Naruto berhenti saat tangan dingin melingkari perutnya. Dia dapat merasakan hembusan nafas sedingin es membelai tengkuknya.

"Happy anniversary Dobe"

"—Tapi Naruto. Sasuke sudah mati –--Naruto. Hai kenapa tidak bersuara, Naruto--"