Matanya dibuat melotot, bibirnya ia majukan sejauh yang ia bisa. Tangan rantingnya ia lipat di dada sembari mengetuk-ngetukan kaki mungilnya di lantai kayu. Pria tinggi itu mengerutkan keningnya, "seperti itu kah sambutan seorang calon istri kepada calon suaminya, huh?"

Si mungil semakin mengeratkan rahangnya, kepalan di tangannya pun semakin ia eratkan. Si pria tinggi justru terkikik melihat si mungil dengan tingkah yang menurutnya sungguh menggemaskan itu. Ia melangkah mendekati si mungil lalu merunduk untuk berbisik, "kau sungguh menggemaskan kucing mungilku" dan mencium pipi kananya.

Ouw itu sungguh menyulut amarah si mungil "kau menyebalkan!" jeritnya.

"Tapi kau mencintaiku" ucapnya sambil melonggarkan dasinya. "Bisa kau siapkan air hangat untukku mandi? Tubuhku lengket sekali. Setelah itu bolehlah kau lanjutkan acara merajukmu itu".

"ish!" alih-alih melanjutkan acara merajuknya ia justru menuruti perintah si pria tinggi sambil menghentak-hentakam kaki mungilnya ke kamar mandi.

"Sungguh menggemaskan" gumam si pria tinggi saat merebahkan tubuhnya yang sungguh terasa lelah, pekerjaannya harus segera selesai karena minggu depan adalah hari pernikahannya. Chanyeol harus menyelesaikan semua tugasnya, untuk bisa dengan tenang meninggalkan perusahaannya sejenak. Meski ia sungguh percaya pada Jongin sekertaris sekaligus sahabatnya sejak SMP.

Ia memijat pelipisnya dan memutuskan untuk memejamkan matanya sejenak.

Setelah menyiapkan air panas untuk Chanyeol, Baekhyun kembali ke ruang tengah masih dengan mode merajuknya. "Kau dari mana saja pulang begitu larut? Kau kan sudah janji makan malam denganku. Ponselmu hilangkah?" dan Baekhyun hanya bisa menghela nafasnya kala ia dengar dengkuran halus dari calon suaminya itu yang tertidur di atas sofa. Baekhyun menepuk-nepuk pipi Chanyeol, yang lebih besar malah tersenyum dan menarik si mungil untuk bergabung dalam tidurnya.

"Aku lembur hari ini sayang" bisiknya di telinga Baekhyun membuat bulu kuduknya bergidik geli. "Maaf aku terlalu sibuk untukmu hingga aku lupa menghubungimu".

"Ya karena kau begitu mencintai pekerjaanmu itu."

Chanyeol menarik senyum lalu mengecup dahi Baekhyun, "aku lebih mencintaimu sayang, bukankah kita akan menikah minggu depan?".

"Ya dan aku akan segera membatalkan pernikahan ku denganmu jika besok kau masih sesibuk ini. Tidak bisakah kita seperti pasangan lain? Melakukan hal yang biasa calon pengantin lakukan sebelum hari pernikahannya?".

Bibir mungil itu melengkung ke bawah membuat si tinggi gemas untuk menciumnya. "Baiklah, besok mari kita lakukan apa yang biasa calon pengantin lakukan seharian. Oke?"

Kali ini bibir tipis semerah ceri itu tersenyum dan menyembunyikan pipi meronanya di dada Chanyeol. "Terima kasih".

"Sekarang biarkan seperti ini sebentar karena sungguh aku sangat lelah hari ini"

"Tapi aku bahkan sudah menyiapkan air hangat untukmu mandi" dan dengkuran halus itu kembali terdengar. Ia menghela nafasnya lagi. Menelusuri wajah Chanyeol yang begitu sempurna, dahinya yang berkerut karena kelelahan Baekhyun menekannya. "Selamat malam sayang"