New Life In Another World

.

.

.

Disclaimer : Naruto [Maasashi Kishimoto]

High School DxD [Ichie Ishibumi]

Rate : M

Warning : Gaje, typo, AU, OOC, Semi Canon, Etc.

Genre : Action, Adventure, Fantasy, Super Power, Romance, Etc.

Don't like Don't read

Summary : Setelah perang usai Naruto memutuskan untuk mengembara untuk melihat dunia dunia ini, tetapi karena kesalahanya dalam melakukan hiraishin dirinya terlempar ke dimensi lain dan mulailah kehidupan baru Naruto di dunia yang baru dengan musuh baru.

Reaksi yang bisa di tunjukan oleh Sona hanyalah ketidak percayaan, bagimana mungkin dirinya tiba-tiba bisa berada di tempat yang dia tidak ketahui, dan apa maksutnya dia sedang di dalm ingatan Naruto, seingatnya tidak ada sihir yang bisa membawa seseorang ke dalam ingatan seseorang, jadi siapakah Naruto sebenarnya.

"Apa maksutmu kita berada di dalam ingatanmu, setahuku tidak ada sihir seperti itu di dunia ini."

Naruto hanya diam tidak menanggapi ucapan Sona dan tetap menatap ke depan melihat seorang anak kecil yang terkapar tidak berdaya di sebuah gang sempit. "Mungkin di duniamu kemampuan ini tidak ada, tapi di duniaku kemampuan ini sudah sangat sering di gunakan, untuk mendapatkan informasi yang akurat kami masuk langsung ke pikiran mereka dan melihat sendiri ingatan mereka."

Naruto menghela nafas, lalu menoleh ke arah Sona. "Biasanya untuk melihat ingatan seseorang, diperlukan tiga sampai sampai empat orang shinobi untuk melakukannya. Tapi akan berbeda jika orang itu memiliki sharingan, dia bisa dengan bebas memasuki ingatan seseorang bahkan menulis ulang ingatan orang lain hanya dengan menatapnya saja. Seperti yang aku lakukan saat ini padamu."

Sebenarnya Sona tidak terlalu percaya dengan ucapan Naruto tentang kemampuan memasuki ingatan seseorang, tetapi nyatanya dia saat ini memang sedang berada di dalam ingatan pemuda berambut pirang ini.

Tidak mau ambil pusing dengan semua ini, akhirnya Sona menyerah dengan segala pemikirannya dan melanjutkan melihat ingatan Naruto. Setelah sekian lama melihat akhirnya Sona dapat mengambil sebuah kesimpulan. Naruto memang merupakan anak dari pemimpin sekaligus pahlawan dai desa yang baru dia tahu bernama Konoha itu. Tetapi karena adanya Bijuu di dalam tubuh Naruto, dirinya menjadi di jauhi oleh semua penduduk desa.

Tetapi karena itulah Naruto bisa bertambah kuat hingga bisa menghentikan perang di dunia itu bersama teman. Di ingatan itu bisa Sona lihat perkembangan dari Naruto mulai dia kecil hingga dirinya dewasa, bagaimana kehidupannya, dan bagaimana kerasnya penderitaannya. Dan dari itu juga sona akhirnya memutuskan akan selalu berada di samping pemuda itu apapun yang terjadi, walaupun dia tahu bahwa naruo hanya menganggapnya sebagai teman sekolahnya saja.

Walaupun Sona merasa sangat lama dia berada di dalam ingatan Naruto, tetapi nyatanya waktu di dunia nyata tidak lebih dari dua menit, di posisi mereka saat ini yang saling berpelukan dengan Sona yang menatap lurus ke mata merah berpola tiga tome itu lurus, bisa saja membuat orang yang melihatnya menjadi salah sangka, tetapi semua itu harus berakhir setelah kesadaran Sona kembali dan sontak mendorong tubuh Naruto menjauh.

"sekarang kau sudah tahu siapa aku yang sebenarnya, aku bukanlah orang baik, tanganku ini telah banyak berlumuran darah, aku tidaklah pantas berada di sampingmu ataupun di samping yang lain."

Sona yang masih Shok setelah melihat ingatan Naruto hanya diam sambil menunduk, tetapi saat Naruto mulai berjalan meninggalkan atap sekolah, dengan cepat Sona meraih tangan kanan Naruto untuk menghentikannya. "Aku tidak peduli dengan masalalumu, yang dulu biarlah berlalu, yang terpenting adalah sekarang, aku tidak peduli bahkan jika kau dulunya adalah pembunuh sekalipun, aku akan selalu berada di sisimu mulai sekarang."

Entah keberanian dari mana, Sona mulai berjalan mendekati naruto yang terpaut satu langkah dari Naruto, tangan kanannya mulai terangkat dan mulai mengelus pipi kiri Naruto dengan lembut. "Jadi kau tidak akan merasa kesepian lagi."

Sona mulai berjinjit dan sedikit demi sedikit mendekatkan wajah mereka hingga sekarang mereka dapat merasakan hembusan Nafas masing-masing.

"Aku akan selalu berada di sampingmu, selalu."

Jarak meraka sekarang tidak lebih dari satu jari saja, hingga mereka pun bisa merasakan bibir mereka saling bersentuhan. "Ehem."

Tetapi saat sedikit lagi bibir mereka saling menyatu, dari arah belakan Naruto terdengar suara deheman yang berasal dari seorang gadis berambut hitam panjang dengan kacamata ofal yang membingkai manik ungu indahnya.

"Kaicho apa yang sedang kalian lakukan, kejadian tadi tidaklah pantas anda lakukan terlebih lagi mengingat setatus anda." Ujar Tsubaki dingin dengan menatap tajam Naruto, tetapi yang di tatap hanya menatap malas Tsubaki.

"Kurasa aku tidak di perlukan dalam pembicaraan antar angota Osis ini, sebaiknya aku pergi mencari tempat lain untuk tidur." Ucap Naruto sambil berjalan pergi, tetapi tepat saat Naruto berada di samping Tsubaki, tsubaki membisikan kata-kata yang hanya bisa di dengar oleh Naruto.

"Aku tidak akan memaafkanmu setelah pulang nanti Naru." Ucapnya dengan nada datar.

Mendengar ancaman dari orang kedua di organisasi osis itu Naruto menyinggungkan seringainya "Kita lihat saja nanti." Setelah itu Naruto berlalu meningalkan keduanya.

Setelah Naruto benar-benar pergi dari sana Tsubaki mulai bertanya kepada Sona.

"Jadi, bisa anda jelaskan apa yang barusan terjadi Sona sama, kenapa saya melihat jika anda hampir menciumnya." Ucap Tsubaki dengan nada datar di sertai tatapan datarnya. Sona yang di tanya seperti itu langsung panik, wajahnya sontak memerah. "Ta..tadi aku hanya, hanya..."

Tidak ada respon berarti dari Tsubaki selain tatapan datar yang membuat Sona semakin gugup hingga akhirnya dirinya lari meninggalkan Tsubaki sendirian. "Huft, padahal baru saja aku bilang kemarin, dasar playboy." Ucapnya sambil meyinggungkan senyum manis miliknya.

Jam pelajaran telah selesai dan bel sekolah pun telah berbunyi menandakan berakhirnya sekolah hari ini, seperti biasa, para murid sangat gembira mendengar bel itu bagaikan suara nyanyian bidadari surga yang memanggil mereka.

Tidak berbeda jauh dengan para murid lainya. Naruto dengan segera mengemas perlengkapanya dan bersiap untuk pulang. Hari ini kafe tempat dia berkerja tengah di renofasi sehingga dalam beberapa hari ke depan dia mendapatkan libur. Sehingga memutuskan untuk langsung pulang. Dalam perjalanya pulang Naruto teringat akan persediaan makanannya yang telah menipis di apartemennya, sehingga memutuskan berbelok untuk membeli persediaan dulu.

"Aku yakin dia akan pulang larut malam lagi hari ini, lebih baik aku buatkan makan malam untuk hari ini." Ucapnya sambil berjalan menuju sebuah minimarket.

..

..

"Tadaima..." Ucap Naruto setelah masuk kedalam apartemen.

"Okairi.."

Mendengar seseorang atau lebih tepatnya suara seorang gadis menjawab salamnya, membuat Naruto mengerutkan keningnya. 'Bukannya seharusnya dia belum pulang.'

Mengabaikan bagaimana 'dia' telah sampai di rumah terlebih dulu, Naruto segera berjalan menuju dapur untuk menaruh bahan makanan yang sengaja dia beli saat pulang tadi. Di dapur Naruto melihat seorang gadis berambut hitam panjang tengah memakai celemek dan sedang mengiris sayuran dengan telaten tanpa menghiraukan adanya orang lain yang baru saja masuk ke dapurnya.

"Aku kira kau akan ada rapat, jadi aku belanja beberapa bahan makanan."

Gadis itu hanya diam mendengar ucapan Naruto tanpa ada niat untuk menjawabnya, dan tetap melanjutkan acara memasaknya. Naruto yang menyusun belanjaannya ke lemari pendingin mulai merasa ada yang aneh dengan gadis itu, memang gadis itu pada dasarnya pendiam dan hanya akan bicara jika di tanya atau di ajak bicara terlebih dahulu. Tetapi tidak seperi saat ini, Naruto merasa bahwa dirinya seperti sedang di halangi oleh sebuah dinding tak terlihat yang bertuliskan 'jangan ganggu aku saat ini', dan sumpah itu membuat Naruto merasa jengah.

"Baiklah sekarang apa yang membuatmu jadi seperti ini putri cermin ?."

Naruto terdiam untuk beberapa saat untuk menunggu tangapan dari gadis itu, tetapi setelah di tunggu beberapa saat ternyata tidak ada tanda-tanda dari gadis yang di juluki Putri Cermin oleh Naruto itu untuk menjawab.

Naruto tampak berfikir keras mengingat-ingat kejadian hari ini yang mungkin menjadi pemicu gadis itu mendadak menjadi diam seperti ini. Seingatnya tadi pagi saat meraka berangkat sekolah gadis itu tidak lah seperti ini, lalu apa yang membuatnya seperti sekarang.

Setelah memikirkan apa yang salah, akhirnya Naruto mengingat kejadian tadi siang di atap sekolah.

"Apa ini karena kejadian tadi siang ?."

Tepat setelah Naruto melontarkan pertanyaan itu, tangan yang semula memotong sayur itu tiba-tiba berhenti tetapi detik berikutnya kembali mengiris lagi. Tetapi walaupun begitu, Naruto tetap bisa menangkap keganjilan itu. 'Jadi benar ini gara-gara kejadian tadi siang dengan Sona.'

"Ternyata benar, apa kau marah karena aku dekat dengan Sona, Tsubaki ?."

Naruto mencoba bertanya lagi tetapi tetap saja Tsubaki tidak mejawabnya. Akhirnya Naruto berjalan mendekati Tsubaki dan berdiri di belakang gadis Iblis itu, kedua tanganya menyentuh kedua bahu Tsubaki. "Aku minta maaf jika membuatmu marah, tetapi apa yang kau lihat tidaklah seperti yang kau banyangkan, aku tidak melakukan apa-apa aku hanya menunjukan masalaluku kepadanya dengan Sharinganku." Tsubaki mulai merespon Naruto dengan berhenti sejenak dari aktifitasnya memotong sayuran.

"Jadi kau tidak perlu khawatirkan itu."

Tangan Naruto yang semula berada di pundak Tsubaki mulai turun ke pinggang berusaha memeluk pinggang Tsubaki, tetapi sebuah pisau secara cepat mengarah ke kepala pemuda kuning itu sehingga membuatnya mundur untuk menghindari tusukan itu. "Sekali lagi kau lakukan itu jangan harap kepalamu masih bertengger manis di lehermu Naru." Ucap Tsubaki dengan tatapan dan aura membunuh yang sangat terasa.

Melihat Tsubaki yang sepertinya telah kembali seperti biasa membuat Naruto tersenyum dan berjalan ke kamar untuk mengganti seragamnya. "Ha'i.. ha'i, lagipula aku masih sayang dengan kepalaku."

"Mandilah dulu lalu kita makan malam bersama."

"Ha'i."

Setelah itu Tsubaki melanjutkan lagi masaknya. Kenapa Naruto bisa tinggal bersama orang ke dua di Organisasi Osis SMA Kuoh, jawabanya karena, setelah tiga hari Naruto mencari tahu di mana dia tinggal, Naruto bertemu dengan Tsubaki di sebuah kawasan yang bisa di bilang cukup sepi.

Di sana Naruto melihat Tsubaki di kelilingi oleh beberapa Pemuda yang bertampang seperti preman sedang mencoba menggodanya, tetapi tidak di hiraukan oleh Tsubaki, yang alhasil memancing kemarahan para preman itu.

Mereka mulai berbuat kasar kepada Tsubaki, Naruto yang tidak suka melihat kekerasan segera menghampiri mereka dan menghajar para preman itu hingga babak belur. Sebenarnya Tsubaki sendiri bisa saja menghajar preman-preman itu, tetapi saat dia akan membalas perlakuan preman itu tiba-tiba pemuda kuning aka Naruto datang. Awalnya melihat pemanpilan Naruto yang aneh Tsubaki mengira dia adalah salah satu anggota preman itu dan bersandiwara untuk membuat Tsubaki tekecoh dan jatuh ke dalam jebakannya. Tetapi melihat kesungguhan di mata Naruto Tsubaki pun mengurungkan niatnya.

Setelah itu Tsubaki di antar ke rumah oleh Naruto dengan alasan agar tidak ada lagi yang mengganggunya. Setelah sampai di rumah, Tsubaki menawarkan makan malam tetapi di tolak oleh Naruto.

Tetapi baru beberapa langkah meninggalkan Tsubaki, Naruto yang memang dalam beberapa hari itu belum sama sekali mendapatkan asupan makanan jatuh pingsan, hingga akhirnya mau tidak mau Tsubaki membawanya masuk ke Apartemen miliknya. Setelah Naruto siuman (dan makan tentunya) Tsubaki meminta penjelasan siapa Naruto sebenarnya, karena saat Naruto pingsan.

Tsubaki mencoba untuk meyembuhkan sedikit luka di tubuh Naruto, tetapi saat melakukannya, Tsubaki merasakan bahwa tubuh Naruto bukanlah tubuh manusia biasa. Setelah memceritakan siapa dirinya dan dari mana dia berasal. Tsubaki merasa kasihan dan meminta Naruto untuk tinggal bersamanya, ya walaupun awalnya Naruto menolaknya karena merasa tidak enak, bukankah mereka baru saja bertemu.

Tetapi dengan sedikit ancaman dan tipu muslihat Iblis akhirnya Naruto mau (secara terpaksa) tinggal bersama Tsubaki, dan setuju untuk ikut bersekolah dengan kemampuan mata miliknya.

..

..

..

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian Naruto berjalan ke dapur untuk melaksanakan makan malam bersama Tsubaki. Makan malam kali ini sedikit berbeda dari malam biasanya, menurut Naruto biasanya Tsubaki memasak makanan yang seimbang.

Tetapi kali ini dia hanya memasak rebusan daging dan karage saja. 'Apa dia masih marah karena kejadian tadi pagi ya.'

"Tsubaki, sepertinya sudah saatnya aku mencari tahu tentang dunia ini, karena sejak malam itu aku sepertinya kembali menemukan apa yang selama ini aku cari di dunia ini."

Tsubaki menghentikan acara makannya dan menatap Naruto yang juga menatapnya lurus. "Jadi sekarang apa yang akan kau lakukan ?."

Naruto hanya menaikan bahunya dan bersikap acuh terhadap pertanyaan Tsubaki, "Mungkin aku akan mencari seseorang yang mengerti tentang dunia ini dan menyalin ingatanya mungkin."

"Kau gila."

Naruto hanya tertawa mendengar perkataan Tsubaki. "Sejak awal memangnya kau pikir aku ini waras apa."

Setelah itu mereka berdua tertawa bersama dan melanjutkan makan malam mereka yang tertunda itu.

Usai makan malam Naruto memutuskan untuk pergi berjalan jalan, dia berfikir dari siapa dia bisa mendapatkan informasi penting yang akurat tentang dunia ini. Saat Naruto memikirkan itu, Naruto melihat seorang pria berambut coklat dengan bagian depan yang berwarna pirang memakai yukata sedang. "Orang aneh di udara dingin seperti ini dia malah menggunakan yukata seperti itu."

"Aku bisa mendengarnya bocah, berani sekali kau mengatakan orang aneh saat orang itu berada di dekatmu." Ucap pria tua itu kepada Naruto.

"Ah maaf jika kau mendengarnya, tapi bukan kah memang aneh, di suhu udara yang dingin seperti ini kau malah menggunakan yukata." Ucap Naruto sambil mendekat ke arah pria itu dan berdiri di sebelahnya.

"Yang aku tahu, di sungai ini tidak ada satupu ikan yang bisa kita pancing, apa alasanmu memancing di sini hanya untuk menghindari omelan istri mu ossan ?." tanya Naruto.

Pria itu tertawa terbahak-bahak mendengar spekulasi kenapa dirinya memancing di sini. Melihat pria tua itu tertawa seperti itu membuat Naruto sedikit menganbil langkah mundur. 'Dia gila, aku yakin dia pasti sudah gila.'

"Tidak aku tidak gila anak muda, hanya saja perkataanmu tentang menghindari omelan istri itu membuatku tertawa. Perkenalkan namaku Azazel. Siapa nama mu anak muda."

Setelah merasa bahwa pria tua itu tidak gila Naruto kebali mendekatinya. "Naruto, Uzumaki Naruto, anda bisa memanggil saya Naruto, Azazel san."

"Naruto ? bukankah itu nama kue ikan pelengkap ramen ? nama yang cukup unik untuk orang yang memiliki aura kuat sepertimu." Mendengar Azazel yang mengetahui auranya padahal dia sudah menekanya hingga ke titik terendah membuatnya menjadi waspada tetapi tidak membuatnya merubah gestur tubuhnya yang masih terlihat biasa saja.

"Bagaimana kau bisa merasakan auraku, bahkan jika aku tidak menekannya, tidak mungkin orang biasa bisa merasakannya. Katakan mahluk apa kau sebenarnya Azazel !."

"Ah tidak perlu memasang wajah galak seperti itu kepadaku, baiklah aku akan mengaku, sekali lagi perkenalkan namaku Azazel, dan aku adalah."

.

.

.

Mentari telah muncul dari persembunyiannya dan mulai mnerangi dunia yang gelap, dari sebuah kamar terdapat dua sosok berbeda genre sedang tertidur dengan posisi sang gadis memeluk si pria yang sepertinya terlihat tidak nyaman dengan posisi itu dan mulai terbangun dari tidurnya. "Engh, tanganku seperti di tiduri oleh seekor badak." Ucapnya sambil mulai memfokuskan pandangannya dan saat dirinya ingin menggerakan tangan kanannya dirinya menyadari ada sesuatu yang menahan tangannya, sehingga secara reflek mengalihkan pandanganya ke rah kanan.

Dan saat menihat terdapat sosok gadis cantik berambut hitam panjang yang hanya mengenakan dalaman saja sedang menggunakan tangan kanannya sebagai bantal. Bagi kebanyakan lelaki ini pasti merupakan sebuah surga karena tidur bersama gadis cantik nan bohai ini, tetapi Naruto tidak menganggapnya seperti itu, walau tidak bisa di pungkiri bahwa Naruto mulai merasakan sesuatu di hatinya setia dia berdekatan dengan Tsubaki, tetapi dirinya masih menyadari siapa dirinya, dia merasa tidak pantas untuk orang sebaik Tsubaki, karena bagaimana pun tangannya telah banyak mengambil nyawa orang lain.

Dengan gerakan lembut Naruto menggunakan tangan kirinya untuk menyibakkan poni gadis itu, tetapi gerakan kecil itu ternyata cukup berefek sehingga membuat Tsubaki terbangun,

"Maaf membuatmu terbangun Tsubaki, tetapi ini sudah pagi sebaiknya kita segera bersiap-siap agar tidak terlambat ke sekolah nanti."

Dengan gerakan imut Tsubaki bukannya bangun malah semakin beingsutan di tubuh Naruto. "Bisakah kita seperti ini sedikit lebih lama Naru."

"tapi sekarang sudah waktunya kita bersiap, jika kau terlambat itu akan merusak reputasimu, sebaiknya kita segera bangun dan bersiap-siap." Ucap naruto menolak ajakan Tsubaki untuk tidur sedikit lebih lama lagi.

"Huft, baiklah, tetapi aku ingin melakukan sesuatu sebelum nya."

Setelah Tsubaki mengatakan itu, entah kenapa Naruto merasa wajah Tsubaki semakin lama semakin dekat dengan dirinya, hinga dia merasakan sebuah benda kenyal dan basah terasa di bibirnya.

"Sebelum orang lain mengambilnya dari mu, aku akan mengambilnya terlebih dahulu, bukankah kita telah sepakat sejak kau tinggal di sini kau akan menjadi milikku, dan begitupun sebaliknya, aku tidak ingin kau di ambil oleh siapapun bahkan oleh Sona sekalipun. Jadi aku mohon, jangan tinggalkan aku."

Setelah perkataan Tsubaki tadi Naruto yang awalnya kurang ngeh dengan maksut Tsubaki perlahan menarik tangan kanannya yang masih digunakan oleh tsubaki sebagai bantal untuk mendorong kepala Tsubaki mendekat ke padanya. "Kau akan menyesal jika menjalin hubungan denganku Tsubaki."

"Aku tidak peduli, bahkan jika seluruh dunia menentang hubungan kita aku akan tetap bersamamu selamanya."

Perkataan Tsubaki pun di akhiri dengan bertemunya kembali kedua bibir meraka, tetapi kali ini dalam ciuman meraka tercampur beragam emosi dan perasaan saling membutuhkan.

.

.

.

.

Usai kegiatan pagi yang tidak biasa mereka, mereka segera berangkat ke sekolah bersama seperti biasa, di setiap jalan banyak mata para murid SMA Kuoh yang melihat mereka, walaupun terkesan tertutup, Naruto juga masuk jajaran siswa populer di SMA Kuoh karena kpribadiannya yang terkesan pendiam dan tertutub banyak siswi yang mengganggap dirinya keren.

Setelah beberapa saat akhirnya mereka telah sampai di sekolah dan setelah itu berpisah dikarenakan kelas mereka yang berbeda.

"Ne, ne Uzumaki san, apa hubunganmu dengan fukukaicho ?, kami lihat kalian selalu datang dan pulang bersama jika fukukaicho tidak ada rapat." Ucap seorang murid di kelas Naruto yang penasaran dengan hubungan Naruto dan Tsubaki yang terkesan sangat dekat itu, padahal Naruto baru satu bulan bersekolah di SMA Kuoh ini.

Naruto yang baru saja sampai di meja muliknya segera meletakan tas miliknya dan duduk di bangkunya, setelah itu dia menoleh ke arah murid wanita yang bertanya kepadanya tadi.

"Tidak ada, hanya saja rumah kamu satu arah jadi kami sering berjalan bersama baik itu berangkat maupun pulang sekolah." Ucapnya berbohong, 'Tidak mungkin kan jika aku mengatakan jika kami tinggal serumah, bisa bisa sekolah ini akan gempar nantinya.' Tambahnya dalam hati.

N.L.A.W

Seminggu sejak Naruto bertemu dengan Azazel, dan dari kurun waktu itu juga Naruto mendapatkan banyak informasi darinya. Salah satunya adalah adanya mahluk lain selain manusia di dunia ini. Dan itu membuat Naruto dan Kurama kembali bersemangat.

Malam ini akan di adakan pertemuan antara tiga fraksi utama untuk mmbahas penyerangan dan pencurian pedan suci oleh Kokkabiel seminggu yang lalu. Mereka menggunakan SMA Kuaoh sebagai tempat pertemuan mereka. Di suatu ruangan terdapat para perwakilan dari ketiga Fraksi utama.

Awalnya rapat itu berjalan lancar tetapi saat akan menyepakati perjanjian damai secara tiba tiba waktu di mendadak berhenti. "Vorbiden Ballor Vieu, sepertinya bocah Vampir itu dalam bahaya, dan juga sepertinya kita mendapat beberapa tamu di sini, Vali bisa kau atasi mereka ?." ucap Azazel sambil menatap Vali yang tengah bersandar di dinding dengan ekspresi bosan.

"Heh, baiklah dari pada aku mati bosan di sini lebih baik aku sedikit bemain main dengan mereka." Ucapnya sambil mengembangkan sayap mekanik tanda kepemilikan dari salah satu naga surgawi Hakkuryuko.

.

.

.

"Kurama apa kau tahu apa yang terjadi, kenapa tiba tiba waktu serasa berhenti di sini ?." tanya seorang pemuda bersurai pirang dengan jubah putih beraksen api hitam dibawahnya.

'Entah lah aku sendiri juga tidak tahu, tapi lihat setelah kejadian tadi banyak orang berpakaian aneh yang datang. Kau ingin aku bantu ?."

"Tidak." Ucapnya singkat, Naruto saat ini sedang menarik enargi alam di sekelilingnya, dan saat itu selesai terdapat pikmen berwarna orange di sekitar matanya dan kornea matanyapun berubah bentuk menjadi seperti tanda 'plus'.

"Aku bisa mengatasi mereka sendiri." Lanjutnya. Setelah itu Naruto segera menghilang dengan meninggalkan kilatan emas.

Kembali ke ruang rapat, disana hanya para pemimpin dari tiga fraksi utama dan para pemegang secred gear serta pemegang pedang suci saja yang tidak terkena efek dari Forbiden ballor vieu, sedangkan Rias tidak terkena efeknya karena saat kejadian itu dia secara tidak sengaja menyentuh boosted gear milik Isse sehingga dia tidak terkena efeknya.

"Rias sebaiknya kau pergi menolong anggota peerage mu itu, jika ini dibiarkan terus bahkan kami pun kan di buat berhenti oleh kekuatannya." Ucap seorang yang memiliki rambur seperti Rias.

"Baik onii sama, Isse ayo." Ucap Rias serayapergi dengan membawa Isse bersamanya.

Tak beberapa lama setelah kepergian Rias, di ruangan itu muncul sebuah lingkaran sihir yang dari lingkaran sihir itu muncul seorang wanita.

"Sudah lama kita tidak bertemu Sirzech, Serafall."

"Katerea Leviathan, apa semua ini ulahmu ?." ucap Sirzech datar kepada wanita keturunan asli dari Maou Leviathan itu.

"Hohoho, kau benar,ini semua adalah rencanaku,tetapi aku tidak menyangka kalian masih bisa bergerak." Ucapnya sambil berjalan ke arah seorang gadis berambut hitam panjang yang tertutupi aura berwarna ungu.

"Seharusnya kalian menjadi seperti gadis ini, diam tidak bergerak sehingga aku bisa dengan mudah membunuh kalian." Di akhir ucapan Katterina, dirinya hendak menusuk tubuh tidak bergerak Tsubaki dengan tangannya yang terlapisi energi youki, tetapi tepat secenti sebelum tubuh Tsubaki tertusuk, sebuah tangan tan menahan gerakan tangan Katerea.

"Siapa kau bocah ?."

"Kau tidak perlu tahu siapa aku wanita tua, yang perlu kau tahu adalah, jauhkan tanganmu ini dari dia, karena jika sedikit saja kau berani melukainya maka akan aku pastikan, kau akan lenyap saat itu juga." Ucap Naruto seraya menebarkan aura membunuh yang pekat ke sekelilingnya.

Merasakan aura membunuh yang kuat sedekat ini, apalagi aura itu di tujukan langsung kepadanya, tak ayal membuat salah satu keturunan asli dari yondai Maou terdahulu itu merasa ketakutan.

Tetapi biar bagainamapun dirinya yang notabenenya datang kesini tidak mungkin datang tanpa resiapan, bahkan dia masih memiliki kartu AS di balik lengan baju miliknya.

"Be..berani sekali kau mengancamku bocah, apa kau tidak tahu siapa aku sebenarnya ? Aku adalah Katerea Leviathan dan aku..."

"Aku tidak peduli siapa kau, jika dewa pernah aku kalahkan, apa susahnya hanya mengalahkan Iblis kecil sepertimu." Ucap Naruto memotong perkataan Katerea dengan nada datar.

Katerea merasa jika pemuda di sampingnya ini bukanlah pemuda biasa. Sehingga dia tidak mau mengambil resiko untuk memancing kemarahannya.

Katerea dengan paksa melepaskan tangannya dari cengkraman Naruto dan melompat mundur untuk mencari jarak aman dari pemuda yang tidak dia ketahui itu. "Bicaramu sombong sekali boya, apa kau tidak pernah diajari sopan santu."

"Aku tidak perlu menyunjukan sopan santunku kepada Iblis sepertimu." Setelah Katerea mundur, Naruto lalu meyentuh pundak Tsubaki dan mengalirkan sedikit cakranya. Dan hasilnya Tsubakipun terlepas dari efek Vorbiden Ballor vieu.

"Naru, apa yang terjadi, bagaimana kau bisa di sini. ?" tanya Tsubaki beruntun saat sadar ada yang aneh dengan ruangan ini, terlebih dengan munculnya Naruto di sini.

"Penjelasanya nanti saja, sekarang lebih baik kita bereskan dulu kekacauan ini, saat ini ada sekitar duaratus orang berpakaian aneh di sini, dan mereka masih terus bermunculan, Azazel tidak adakah yang bisa kita lakukan untuk menghentikan munculnya orang orang aneh itu."

"tentu saja ada, kita hanya perlu menghancurkan lingkaran sihir itu, tetapi." Ucap Azazel menjawab pertanyaan sambil melihat Katerea yang sepertinya memasang wajah geram karena tidak di hiraukan keberadaannya.

"Beraninya kalian tidak menganggapku, terima ini, akan aku musnahkan kalian sekaligus."

Katerea mengangkat tongkatnya tinggi dan dari tongkat itu muncul cahaya menyilaukan dan di akhiri dengan ledakan besar yang membuat ruang pertemuan itumenjadi hancur berantakan.

"Ahahaha, apa ini, pemimpin dari ketiga fraksi bersatu membuat barier untuk menahan ledakan kekuatanku, sungguh menggelikan." Ucap katerea melihat para pemimpin dari ketiga fraksi itu menggabungkan kekuatan mereka untuk menahan ledakan yang barusan dia ciptakan.

"Aku akan maju melawanya, sekaligus aku ingin mencoba mainan baru yang aku ciptakan. Naruto aku serahkan lingkaran sihir itu kepadamu. Ingat hancurkan tanpa ragu ragu."

"Hn, Aku mengerti." Jawab Naruto setelah itu Naruto berbalik menghadap ke arah Lingkaran sihir yang berada di atas sekolahnya itu.

"Kurama, sepertinya aku harus sedikit meminjam kekuatanmu." Setelah mengatakan itu, tiba tiba tubuh Naruto mengeluarkan semacam api berwarna emas dan corak hitam di sekujur tubuhnya.

Naruto sedikit menaikan intensitas cakra miliknya hinga cakra emas miliknya membentus seperti kepala seekor rubah, lalu kepala rubah itu membuka mulutnya lebar. Secara perlahan di depan mulut rubah itu muncul bola bola berwarna merah dan biru yang bersatu dan memadat di depan mulut rubah itu.

"Aku rasa ini sudah cukup." Ucaap Naruto sambil melihat ke arah Lingkaran sihir di atas itu.

"Terima dan lenyaplah."

"Bijju Dama !."

TBC.

Apa kabar mina, sudah lama saya tidak up, ya dikarenakan tugas saya yang banya dan harus sering berpindah tempat, capek sih sebenarnya, tapi mau gimana lagi ini sudah tugas (kok mlah curhat).

Oke abaikan yang di atas tadi. Di chap ini saya membuat Naruto berpasangan dengan Tsubaki, karena saya lihat sepertinya potensi Tsubaki sebagai Heroine cukup bagus ke depannya, dan lagi di sini Naruto tidak akan aku rubah menjadi iblis, dia akan tetap menjadi manusia.

Ohya, karena Naruto di sini awalnya sudah berumur dua puluh lima tahun, tetapi karena kesalahan saat melakukan Jikkukan jutsu, sehingga dia menjadi berpenampilan sebagai remaja berumur enam belas tahun, jadi ya, Naruto di sini sifatnya sedikit pendiam dan lebih tenang.

Oke itu saja yang bisa saya katakan, untuk Jadwal up saya tidak bisa berjanji untuk cepat up, jika ada waktu luanga pasti saya akan mengetik lagi. Terimakasih bagi semua pembaca yang mau menyempatkan waktu kalian untuk membaca fic gaje ini. Saya mengharapkan kritik dan saran dari kalian semua agar kedepanya fic ini dapan lebih baik dari sekarang.

Akhir kata terimak kasih telah mampir, jika ada saran atau ingin bertanya silahkan saja PM saya, pasti saya balas.

Sekali lagi terima kasih dan sampai jumpa di chap depan.

Berminat untuk merevieu

VVVVVVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVVVVV

VVVVVVVVVVV

VVVVVVVV

VVVVVV

VVVV

VV

V