Title : Still Love Me!!!

Disclaimer : Mashashi Kishimoto

Genre : Romance, friendship, AU

Rate : T

Pairing : Uchiha Sasuke_Haruno Sakura_Rei Gaara

Chapter 1

Pagi itu di Universitas Kosugakure, seperti biasa ketika Uchiha Sasuke si lelaki tampan yg mendapat julukan 'sang pangeran' tiba di kampus, maka keriuhan pun muncul.

Beberapa wanita yang masih berada di koridor dan sekitaran taman di kampus berbondong-bondong menyapa Sasuke dengan senyum manis dan ramah, bahkan beberapa fans Sasuke yang berada di dalam kelas pun rela berjinjit-jinjit di kelas mengintip dari balik jendela kaca, tak jarang juga ada beberapa dosen wanita yang terpikat akan pesona sang Uchiha dan ikut bergabung di barisan para SasukeFC (sebutan utk para penggemar Sasuke) .

Jadi pemandangan yg seperti ini sudah terlalu biasa, saking sudah sangat terbiasa mendapat perlakuan seperti ini membuat Sasuke menjadi muak. Ya, bukannya bangga atau merasa senang, si pangeran Uchiha itu justru merasa terganggu hingga tak jarang Sasuke meminjam kata favorit sahabatnya si Nara shikamaru, yaitu 'Mendokusai'.

" hai... Sasuke-kun.."

" Ohayou Sasuke-kun.."

"Ano.. Uchiha-san, ohayo"

Beberapa sambutan manis untuk Sasuke, namun lelaki bertampang bak dewa yang tampannya luar biasa dan nyaris sempurna itu hanya diam dan terus melangkah cuek menuju lantai 3 tempat kelasnya berada. Tidak repot-repot memasang senyum ramah ataupun berniat membalas sapaan mereka.

" Nee, Sasuke-kun.. Daisuki desu!" Seorang wanita cantik berambut merah tiba-tiba mencegat Sasuke dan langsung memeluk lengannya, matanya yang berwarna merah terbingkai kaca mata langsung menatap Sasuke penuh damba.

"Lepaskan tanganku!"

Deg..

Karin membeku, dua kata dari sang Uchiha itu sanggup membuat Uzumaki Karin merasa tersiram seember air es. Benar-benar dingin dan menusuk. Mungkin benar rumor yang mengatakan bahwa Uchiha Sasuke adalah reinkarnasi dari pangeran kutub selatan *hahaa abaikan!*.

"Go-gomen Sasuke-kun.." takut-takut Karin langsung melepaskan pelukannya pada lengan Sasuke dan mundur selangkah, baru saja Karin hendak mengucapkan sebuah kalimat, buru-buru dibungkamnya lagi mulutnya ketika melihat sepasang mata obsidian milik Sasuke meliriknya tajam.

Karin menunduk takut dan menutup rapat matanya, dirinya menyadari sesuatu, bahwa hari ini Sasuke tampak lebih kelam dari biasanya.

'Mungkin sesuatu yang buruk terjadi padanya.' Bathin Karin. Saat Karin kembali membuka matanya sosok sang uchiha sudah tak lagi ada di hadapannya.

~000000000~

-Kelas Sastra Jepang, semester IV-

"Huaaaa... ujian kali ini benar-benar sukses membuatku mual." Ujar seorang gadis bersurai pirang dengan model ponytail. Di sampingnya gadis manis bersurai indigo mengangguk setuju.

"A-aku merasakan jari-jari tanganku mulai pegal ketika menjawab soal ke 85. "

"Tidak ku sangka Tsunade-sensei begitu bersemangat menjejali kita dengan 100 soal esay. Huffftt.." Sambung gadis pirang lainnya.

"Berhentilah mengeluh.. Paling tidak setelah ini kita sudah bebas dari ujian akhir semester khusus mata pelajarannya Tsunade-sensei 'kan." Komentar seorang gadis bersurai pink itu sukses membuat ketiga gadis itu menoleh. Gadis itu tampak tetap santai, sambil menyisir rambut soft pink nya.

"Sepertinya kau tidak kesulitan sama sekali dalam mengerjakan soal ujian tadi, Sakura-chan."

"B-benar kata Temari-chan. Aku juga t-tadi melihat Sakura-chan sangat bersemangat menjawab soal."

"Hehehe.." Gadis itu terkekeh.. "Ya sih, aku menjawab semua soalnya dengan mudah. Hihihi.." Gadis beriris emerald itu mengedipkan sebelah matanya.

"Yaa.. Tidak heran sih kalau Haruno Sakura menjadi kesayangannya Tsunade-sensei." Komentar sang ponytail.

Sakura mengerling padanya. " Memang. Kau tahu betul hal itu, Yamanaka Ino.." dengan jahil Sakura menjulurkan lidahnya, sukses membuat gadis Yamanaka itu melemparinya dengan sebuah penghapus kecil.

Plukkk!!

" Adaaaww!!"

Ino terbelalak dan meringis dengan wajah bersalah. Salah satu temannya sekelasnya Rock Lee barusan terkena lemparan Ino yang salah sasaran. Sakura berhasil berkelit, sehingga penghapus itu tepat mengenai jidat RockLee yang kebetulan sedang berjalan ke arah Sakura.

" Ara.. Gomen ne, Lee.." Ino menunjukan wajah semenyesal mungkin. Lee masih mengusap jidatnya, sementara Sakura dan yang lainnya tertawa heboh. Ino mendeathglare Sakura yang dibalas dengan juluran lidahnya.

Tanpa mereka sadari, dari deret kursi paling belakang tepat di barisan Hyuuga Hinata sang gadis indigo, sepasang mata jade sedang memperhatikan mereka-ah tepatnya hanya memperhatikan Haruno Sakura.

"Hahahahaha... Bohong Lee! Ino-chan itu sengaja mau membuatmu benjol. Hahahahaha" Sakura masih terus meledek Ino.

"Sialan kau Sakura!! Awas kau yaa!!" Ino berlari menerjang Sakura yang terus berkelit.

"Eehh sudah hentikan! Aku tidak apa-apa kok." Kata Lee menenangkan. Tapi Ino dan Sakura sibuk main kejar-kejaran.

Sakura berlari ke deret kursi belakang, lalu karena tak memperhatikan sekitarnya, kakinya tanpa sengaja tersandung sebuah tas yang teronggok di lantai.

"Kyaaaaa~" Teriak Sakura panik

Ino langsung berhenti mengejar Sakura, tanpa sadar menahan napas melihat posisi sahabatnya saat ini.

Hinata dan Temari, bahkan Lee juga yang lainnya semuanya seakan kompak menahan napas.

Ini adalah adegan yang sangat manis.

Sakura jatuh ke dalam pelukan seorang lelaki bersurai merah.

Cekreeekkk!

Suara kamera HP membuat keduanya yang tadi sempat pandang-pandangan langsung tersentak. Sakura membenahi posisinya, tersenyum kikuk ke arah lelaki itu.

"Arigato, Gaara-kun." Wajah Sakura merona.

"Aa.." Jawab Gaara datar.

Sakura merasa sangat malu. "Kau tidak apa-apa?"

Sakura mengangguk. " Uum, aku tidak apa-apa."

~000000000~

Nara Shikamaru, si lelaki jenius berkuncir nanas yang saat ini sedang saling tatap dengan sahabat karibnya Hyuuga Neji. Iris lavender Neji bersirobok dengan iris grey milik Shikamaru seolah sedang mengirimkan sebuah telepati.

Tak jauh dari tempat mereka Uchiha Sasuke terlihat sedang duduk dengan pose coolnya sambil sesekali melirik ke arah pintu kelasnya. Aura di kelas Manajemen itupun terasa mencekam. Ada aura gelap yang sejak tadi melingkupi sang Uchiha, membuat siapapun memilih untuk diam dan menghindarinya, walaupun sesungguhnya para gadis-gadis itu sangat ingin mengajaknya mengobrol.

Shikamaru dan Neji adalah sahabat Sasuke, keduanya paham betul tabiat lelaki bak kutub selatan itu. Hanya ada satu hal-ah seseorang tepatnya, yang bisa membuat seorang Uchiha Sasuke seperti ini, dan itu adalah paling merepotkan menurut Shikamaru.

"Makanya ku bilang, wanita itu merepotkan." Bisik Shikamaru dan hanya bisa di dengarkan oleh Neji. Lelaki bersurai coklat panjang itu hanya tersenyum tipis sembari menatap prihatin pada Shikamaru yang memang belum pernah sekalipun berpacaran.

"Ketika suatu hari nanti kau jatuh cinta, kau akan menyadari 'merepotkan' itu seperti apa." Kata Neji dengan misterius. Shikamaru hanya menaikan sebelah alisnya, seolah tidak peduli dengan tanggapan Neji.

~000000000~

"Psssttt.. Sakura!" Panggil Ino. Sakura yang sedang sibuk menyantap dan mengunyah dorayakinya hanya menoleh sambil menaikan alisnya.

Hinata dan Temari yang sedang makan ramen pun hanya menanggapi dengan melihat si pink dan blonde itu.

"Kau terlihat dekat dengan Gaara."

"Tentu. Dia kan teman sekelas kita." Jawab Sakura cuek.

"Hanya sebatas itu??" Ino menatap sangsi pada Sakura. Sakura hanya menatap malas ke arah Ino lalu mengangguk.

"By the way, tadi pagi kau tidak bersama Sasuke 'kan berangkat ke kampus??" Sakura menghela napas, dalam hati merutuki Ino yang terus mengganggu acara makannya.

"Ya, tadi aku bersama-"

"Ino-chan!"

Seorang lelaki berkulit putih pucat mengintrupsi percakapan mereka. Lelaki itu kekasih Ino. Shimura Sai. Mereka pun terlibat dalam obrolan lainnya.

Ino yang kedatangan kekasihnya langsung lupa akan obrolannya dengan Sakura. Lalu dengan riangnya Ino berpamitan pada ketiga karibnya dan pergi bersama Sai. Sakura hanya tersenyum dan melambai pada mereka. Toh Sakura juga malas bercerita.

"Aku juga mau pulang, sudah tidak ada mata kuliah lagi 'kan?" Kata Temari.

"Ya, aku juga sudah mau pulang. Mau menghabiskan jus strawberryku saja dulu." Jawab Sakura.

"A-aku juga mau pulang." Tambah Hinata. Gadis indigo itu pun bersiap dan membereskan tasnya.

"Kami duluan Sakura-chan." Kata Temari dan Hinata berbarengan.

"Ok." Jawab Sakura

~000000000~

Sasuke melihat seseorang berdiri di depan pintu kelasnya, dadanya langsung bergemuruh begitu menyadari orang itu adalah Hinata. Gadis itu melambai ke arah Neji, lalu dengan gerak anggunnya melangkah ke arah kakak sepupunya itu. Sasuke masih mengawasi pintu masuk, berharap ada warna merah muda yang menyusul Hinata.

Hinata yang melewati tempat Sasuke langsung refleks tersenyum ramah dan menyapa Sasuke, namun lelaki itu tetap acuh. Tapi sedetik kemudian tetap mengangguk demi kesopanan.

'Dia tidak ada.' Bathin Sasuke

"Ayo pulang Neji-Nii.."

"Ya, aku dari tadi menunggumu, handphone mu mana? Aku telepon sejak tadi tapi kau tidak menjawab.

"Go-gomen ne.. Handphoneku lowbath. Tadi aku berada di kantin bersama Temari-chan, Ino-chan, dan Sakura-cha-"

"Sakura masih ada di kantin??"

Suara Sasuke menyela ucapan Hinata. Neji dan Shikamaru menyeringai. Saat mendengar nama Sakura lelaki Uchiha itu sangat cepat merespon.

Hinata yang masih sedikit terkejut buru-buru mengangguk mengiyakan.

"Ya S-Sasuke-kun. T-tadi Sakura-chan masih meminum jus-"

BRAKK!!!

Tanpa menunggu Hinata menyelesaikan kalimatnya, Sasuke langsung berdiri cepat dan berjalan terburu ke luar kelas.

Hinata menelengkan kepalanya bingung.

" Ara.. Sasuke-kun kenapa??"

~000000000~

Haruno Sakura masih berada di kantin sedang asyik menyedot jus strawberry miliknya ketika seorang lelaki tampan bersurai merah berjalan ke arahnya.

"Sakura." Suara bariton yang tenang itu membuat Sakura mengalihkan tatapan mata emeraldanya ke arah lelaki itu. Sepasang jade lembut milik Rei Gaara menatapnya. Bayangan kejadian di kelas tadi sempat membuat Sakura merona. Namun melihat Gaara yang santai dan sudah tidak mempermasalahkan kejadian itu membuat Sakura juga berusaha setenang mungkin dan menganggap hal tadi itu tidak pernah terjadi.

"Hai Gaara-kun.." Sakura tersenyum manis. " Kemarilah, duduk bersamaku." Gaara diam, namun lelaki itu tak menolak, Gaara kini duduk berhadapan dengan Sakura.

" Apa kau mau memesan makanan?"

"Iie. Aku tidak lapar."

Sakura mengernyit heran masih menatap Gaara yang juga sedang menatapnya.

" Lalu kenapa ke kantin kalau tidak ingin makan? Ahh kau mau memesan minuman?"

Gaara tampak berpikir sejenak. "Ku rasa air mineral saja." Lalu Gaara meraih sebotol air mineral yang terletak di atas meja mereka, membuka nya perlahan kemudian meminumya beberapa tegukan. Sakura hanya diam memandang Gaara dan tersenyum tipis.

" Mau pulang bersamaku lagi? "

Sakura hampir saja tersedak ketika Gaara menanyakan hal itu. Tadi pagi Sakura memang berangkat ke kampus bersama-sama dengan Gaara. Itu karena mereka kini bertetangga, dua hari yang lalu keluarga Haruno pindah rumah, dan ternyata rumah yang ditempati keluarga Haruno berada percis di depan rumah keluarga Rei.

Kini giliran Sakura yang terdiam berpikir sejenak..

" Ano..ummm apakah tidak merepotkan?"

"Tentu saja tidak." Balas gaara cepat.

Sakura masih terdiam, menimbang-nimbang apakah dia akan pulang bersama Gaara atau...

"Sakura!!!"

Sebuah suara bariton tegas tiba-tiba menyentak keduanya.

Sakura dan Gaara sama-sama menoleh, menyaksikan sosok tegap seorang lelaki berwajah stoic sedang berdiri menjulang di samping meja mereka. Rambut ravennya melambai alami akibat dimainkan oleh angin.

Sakura sedikit terkejut mengetahui sahabatnya itu menyusulnya, dan Gaara hanya menatapnya dengan tenang.

"Sasuke-kun??" Sakura tersenyum, namun Sasuke masih setia mempertahankan wajah datarnya.

"Doushite-?"

"Ayo pulang!" Sela Sasuke cepat dengan nada yang tidak bersahabat.

Sakura mengernyit heran, biasanya selalu dirinya yang menunggui Sasuke dan membujuknya agar boleh ikut pulang bersamanya. Sakura melirik Gaara. Lelaki itu masih tampak tenang, membalas tatapan Sakura.

" Sasuke-kun lupa ya, aku 'kan sudah pindah rumah. Aku sudah tidak menjadi tetanggamu lagi. Hehe.. aku akan pulang bersama Gaara-kun saja, ok." Jawab Sakura masih sambil tersenyum manis. Gaara tersenyum dalam hati mendengar jawaban Sakura. Tapi tidak dengan Sasuke.

"Kau akan pulang bersamaku, dimanapun itu rumahmu!" Suara Sasuke tak terbantahkan.

"Eehhh Sa-Sasuke-kun, nani..cotto mattete!!" Sakura terperanjat karena Sasuke sudah menarik tangannya tanpa aba-aba. Mau tidak mau Sakura menurut saja. Menghela napas pasrah karena tahu dirinya tak akan bisa melawan kehendak sang Uchiha. Sakura buru-buru menatap pada Gaara yang tampak menatapnya dengan kaget, runtuh sudah 'topeng tenangnya' rasanya lelaki itu ingin menarik dan merebut kembali Sakura, namun senyuman Sakura yang coba menenangkan dirinya "Daijoubu Gaara-kun, gomen ne.." ujar Sakura membuat Gaara hanya bisa berdiri diam dengan mata yang masih tertuju pada Sakura, tangan Sakura yang dipegang oleh Sasuke, dan terakhir wajah Sasuke yang dingin, sesaat tatapan mata keduanya beradu. Obsidian vs Jade.

"Kau kenapa Sasuke-kun?" Tanya Sakura hati-hati. Diliriknya Sasuke yang masih sibuk dengan setir mobilnya, matanya lurus ke depan, wajahnya tetap datar. Sakura menghela napas.

"Harusnya kau lebih ramah lagi pada Gaara-kun, dia 'kan teman kita juga waktu SMA, dia itu lelaki yang baik lho, Sasuke-kun.."

Sasuke melirik Sakura tajam, hanya sedetik, namun cukup untuk membuat Sakura beringsut takut.

" Dan kau pergi ke kampus bersamanya tadi pagi?"

"Ha-Ha'i." Jawab Sakura sedikit ragu. Sasuke tiba-tiba mengerem mobilnya mendadak membuat Sakura tersentak dan menjerit kaget.

"Sasuke-kun!! Kau ini kenapa sih?" Sewot Sakura kesal, karena merasa dirinya bisa saja mati mendadak karena jantungan.

Sasuke diam saja, karena cemas Sakura pun menyentuh lengan Sasuke. Bagai tersengat listrik Sasuke langsung menatapnya. Mata hitamnya kini menatap Sakura dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Sasuke-kun, kau kenapa? Apa ada masalah?" Sakura bertanya dengan nada selembut mungkin, walaupun sedikit khawatir, tapi Sakura yakin kalau tadi kepala Sasuke tidak membentur setir mobil, diam-diam dirinya melirik ke dahi Sasuke hanya untuk memastikan apakah ada darah atau tidak. Nihil. Hanya sedikit poni Sasuke yang menempel di dahinya. Wajahnya masih tampan, tak ada lecet sedikitpun. Lalu apa yang membuat Sasuke menjadi bersikap lebih aneh dari pada biasanya??

"Sasuke-kun?"

"Aku tidak suka kau berada di dekat lelaki berambut merah itu."

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

Sakura melongo. Masih berusaha mencerna ucapan Sasuke

"K-kenapa? Kami hanya-"

"Aku tidak peduli kau bertetangga dengannya atau apa. Aku meneleponmu puluhan kali tadi pagi tapi kau tidak menjawabnya. Dan saat aku menjemputmu ke rumah Mebuki Baa-san mengatakan kalau kau sudah berangkat ke kampus bersama lelaki merah itu."

Sakura masih berusaha mengumpulkan roh-rohnya yang tadi sempat berkeliaran karena terkejut akan sikap Sasuke yang sangat tidak seperti biasanya.

"Aku.. aku lupa membawa handphone ku, Sasuke-kun.. dan maaf, aku tidak menghubungimu, karena ku pikir kau juga tidak mungkin akan menyusulku ke rumah baru kami. Bu-bukankah kau selalu mengatakan kalau aku gadis yang selalu merepotkanmu.. j-jadi aku berusaha untuk tidak mengganggumu lagi. Tadi itu juga aku tidak sengaja bertemu Gaara-kun saat di depan rumah dan dia kemudian mengajakku berangkat ke kampus bersama, aku pikir kami berada di vakultas yang sama jadi itu tidak masalah."

"Tentu saja itu masalah untukku!!!" Lagi-lagi Sasuke berteriak frustasi.

"K-kenapa jadi masalah untuk Sasuke-kun?"

"Itu karena aku.." Sasuke terdiam, lansung memalingkan wajahnya dan menghindari tatapan Sakura.

Sakura menatap Sasuke penasaran "Apa Sasuke-kun?" Desak Sakura.

Sasuke menatap Sakura sekilas, kemudian kembali memasang wajah stoic nya.

"..karena kau merepotkan."

Mulut Sakura terbuka lebar, shock akan jawaban Sasuke. Tak ingin diburu oleh pertanyaan lagi, Sasuke buru-buru kembali menyalakan mesin mobilnya dan menjalankannya dengan kecepatan sedang.

Sakura masih terdiam, sedikit kecewa karena jawaban Sasuke ternyata sangat berbeda jauh dari yang dibayangkan oleh innernya tadi.

'Ku pikir Sasuke-kun cemburu.' Erang Sakura dalam hati.

Sasuke masih fokus pada mobilnya, walaupun matanya hanya terpaku pada jalan raya, namun sesungguhnya hati dan pikirannya ada pada perempuan di sampingnya.

'Apapun itu alasannya tak akan ku biarkan si kepala merah itu mendekatimu.'

Beberapa menit kemudian mereka tiba di kediaman Haruno. Sebelum turun dari mobil Sasuke, Sakura menatap lelaki itu serius.

"Sasuke-kun.." Panggil Sakura, Sasuke menoleh "Hn?" Jantungnya berdebar, bisa saja Sakura akan mengajukan pertanyaan yang lainnya lagi.

" Mungkin kau lupa Sasuke-kun, jadi aku hanya ingin mengingatkan saja.."

Jantung Sasuke mulai berdetak dua kali lebih cepat. "Tentang apa?" 'Pasti Sakura ingin mempertegas perasaannya padaku.' Bathin Sasuke berharap. Sudah jadi rahasia umum kalau sejak kecil Sakura menyukai Sasuke.

"Rei Gaara. " Tepat pada saat itu Sakura melihat Gaara menepikan motornya di depan rumahnya, Gaara membuka kaca helm nya, sehingga tatapan Sakura dan Gaara bertemu, keduanya saling melempar senyuman. Sasuke yang menyadarinya mengikuti arah pandang Sakura, matanya menyipit kesal saat menyadari obyek yang mendapat perhatian dari Sakura. Wajahnya semakin mengeras begitu menyadari kendaraan yang dinaiki oleh Gaara. Sebuah motor besar keluaran terbaru. Itu artinya tadi pagi Sakura-nya pergi bersama Gaara dengan motor itu. Sebuah tanduk dan taring tak kasat mata langsung menghiasi wajah tampan yang kini bak malaikat maut versi Uchiha Sasuke, membayangkan lengan Sakura melingkari perut Gaara dan kepala Sakura menyandar di punggung tegap Gaara.

'Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi untuk kedua kalinya.' Rutuk Sasuke dalam hati.

"Namanya Rei Gaara, kalau kau lupa. Bukan si lelaki berambut merah. Cobalah untuk bersikap baik padanya! Dia lelaki yang menyenangkan." Sasuke melotot.

Ketika Sakura turun dari mobil Sasuke, gadis itupun menambahkan.

" Menurut Gaara aku bukan wanita yang merepotkan, jadi kau tenang saja Sasuke-kun. Mulai besok kau tidak usah menjemputku lagi! Aku akan pergi bersama Gaara-kun. " Sakura tersenyum manis, namun tidak membuat Sasuke merasa lebih baik. Setelah saling bertegur sapa dengan Gaara, gadis bersurai pink itupun memasuki rumahnya.

Sasuke masih membeku di tempatnya tak menyangka dirinya bisa merasakan 'mati gaya' karena seorang gadis.

"KUSO!!!" Rutuk Sasuke kesal.

-T.B.C-

A/N Masih banyak typo ya? Gaje kah??

aahhh Hani berharap ff ini masih memungkinkan untuk di baca.

Arigatou dan... RnR