"Suka? K-kau?" Jungkook terbata. Apa-apaan, batinnya.

Jungkook menahan napas saat sadar jarak mereka tidak lebih dari 5cm, dan lupa bernapas saat pemuda di depannya mengangguk dengan seringaian yang- bangsat.

Sejak kapan, Taehyung jadi sangat tampan dimatanya? Sejak kapan, Jungkook mengakui Taehyung lebih tampan darinya?

"Bernapas- hei Kook- napas!" Taehyung tertawa. Jungkook yang gugup itu super menggemaskan. Pipinya merona, minta digigit.

"Ap-apaan? A-ku suka Jimin, kau tau kan!" Mata bulat itu mencoba mencari segala sisi kecuali, mata tajam sahabatnya, yang masih tersenyum manis untuknya.

"Yah- kau bodoh kalau begitu. Jimin saja suka aku, masa kau tidak suka?"

Jungkook menahan napas, lagi. Tangan besar itu menyentuh pipinya lamban, pasti pipinya merah sekali sekarang. Tapi entah bagaimana, rasanya nyaman. Mata bulatnya mulai berani mencari mata elang itu. Dan menyesalinya luar biasa, karena setelahnya debaran luar biasa tanpa alasan menyerang jantungnya tiba-tiba.

"Aku suka, aku ingin ini-" ingatkan Jungkook untuk bernapas, jangan sampai ia mati hanya karena menatap mata tajam itu hanya fokus ke bibirnya- dan ibu jari yang mengelus lembut bibirnya.

Itu membakar sekali, omong-omong.

Kemana gairahnya untuk mendominasi layaknya kemarin ia mendominasi Jimin sampai lebur. Dimana? Kemana hilangnya? Apa itu berpindah kepada Taehyung yang saat ini makin kurang ajar dengan merapatkan tubuh mereka?

"Ta-tae- ap-apa yang kau-?" Matanya mengikuti ibu jari yang masih bermain di bibirnya, lalu turun menyentuh dagunya.

"Aku suka Jungkook, aku mau cium Jungkook, aku mau lumat Jungkook, aku mau jilat Jungkook- aku mau bersihkan sisa Jimin di tubuhmu, bersihkan tubuhku juga- aku mau Jungkook menjilatku juga- sampai habis Jimin, tinggal kita berdua- hm? Jungkook?" Jungkook mengutuk matanya yang malah terpejam seolah menikmati rentetan kata ambigu yang terucap di telinganya, dengan geraman rendah yang menggemaskan- namun sialnya berujung panas ketika ia berakhir melenguh setelah Taehyung menutup kalimat panjangnya dengan jilatan main-main di telinganya.

Bibir Jungkook terbuka, sisa lenguhan tipis tadi. Bersamaan dengan matanya yang terbuka juga, menatap bola mata gelap didepannya yang menenggelamkannya bersama gelenyar panas yang berlari melalui pembuluh darah ke bagian selatannya.

"Aku akan menjilatmu habis juga, breng-sek!"

Taehyung harus terkagum sejenak, menatap tubuh yang baru ia robek paksa penutupnya.

"Kookie- dengan tubuh begini- yakin aku diatas, hm?" lagi, ia mendaratkan lidah panasnya di leher sahabatnya yang saat ini tampak lemah dan- yeah, pasrah.

"Brengsek- lakukan saja- ahh, jangan gigit!" Nah, Jungkook adalah pemuda labil yang nanti bilang iya lima menit kemudian bisa bilang tidak. Jangan tanya kenapa, akalnya hilang ketika lidah panas itu menjilat putingnya lembut sebelum menggigitnya gemas.

Badannya melengkung. Pamer sekali, dengan tubuh tegap dan kokohnya yang saat ini pasrah dihiasi bercak merah bekas mulut terampil sahabatnya. Tangannya tanpa perintah menekan kepala Taehyung lebih jauh, jauh lagi untuk mengisap dadanya yang membusung.

Matanya masih tertutup rapat, berkebalikan dengan mulutnya yang terbuka mengeluarkan suara lenguhan tipis. Mempersempit celana Kim Taehyung diatasnya. Mengakibatkan bagian selatannya malah digesek lebih ganas lagi dengan bagian menggembung dari Taehyung itu.

Panas, malam ini terlalu panas.

Padahal, rintik hujan mulai turun merendahkan suhu, tapi tubuh mereka malah merespon sebaliknya karena kegiatan- yang masih jauh dari kata selesai. Kim Taehyung, terlalu menikmati untuk mendominasi kelinci tangguh di bawahnya. Tubuhnya saja yang kokoh dan kuat, jika diremas bagian belakangnya yang kenyal- sungguh, ia akan melenguh. Menyesal ia tidak pernah mencobanya dari dulu.

Tapi sesuatu yang menggembung di celananya tidak bisa berlama-lama.

Tangannya menarik celana Jungkook kasar, membuat Jungkook tersentak.

"Bi-bisakah, bermain lembut? I-ini pertama kali-"

"Tentu- sayang, tapi, aku tidak bisa berjanji. Well- setelah lihat kau sebegini basahnya juga, kupikir kau tidak bisa menolak juga kan." Jungkook mengernyit mendapati sahabatnya tersenyum- tidak, lebih tepatnya- menyeringai.

"A-apa yang menola- ahh! Bangsat! Sakit sekali!"

Sebuah jari menusuknya langsung.

Kim Taehyung memang bajingan.

.

.

.

.

.

"Ti-dak Kim! Ini sudah jam 1 malam dan- ahh- ini sudah yang ketiga-!"

Jungkook menggeliat menjauhi tangan Kim Taehyung yang ingin menggapai pinggulnya lagi. Ia yakin, setelah itu Taehyung akan menampar pipi bokongnya lalu menghentak masuk lagi.

"Yang ketiga untukmu- sayang, ini baru yang kedua untukku, setidaknya sampai kita seimbang kan?"

Jungkook menggeleng cepat.

"Tidak! Sampai kapan itu tidak mungkin-"

"Hei- apanya yang tidak mungkin sayang?"

Jungkool mencoba mengalihkan pandangan dari penis Taehyung yang mulai menegak kembali.

"Tidak mungkin akan seimbang, dalam proses kau mengejar yang ketiga- aku pasti keluar yang keempat kan, jangan bodohi aku dengan akal-akalanmu brengsek! Sahabat macam apa senang sekali membuat badan sahabatnya ringsek!" Jungkook menarik selimut yang sempat terabaikan, menutupi tubuhnya. Siapa tahu menggagalkan ereksi Taehyung.

"Nah, kau salah. Aku membuatmu kenikmatan, dipikir pun kau 3, dan aku baru 2, siapa yang lebih menikmati disini, Kook?" Ternyata Taehyung masih usaha, usaha agar masig bisa masuk lagi ke sarangnya sampai nanti bangun lagi. Hum, pasti nyaman sekali.

"Ta-tapi kan!-"

"Tidak ada tapi-tapi, kau tidak kasihan padanya?" Taehyung beranjak. Menunjukan ereksi yang tegak. Jungkook menelan ludah kasar.

"Masuk saja, jangan bergerak lagi. Aku lelah Tae." Jungkook mengeluh, biasanya berhasil. Ditambah pipi yang digembungkan, bibir mencebik lucu. Berbanding terbalik dengan bercak merah di area leher jenjangnya.

Bodoh. Jungkook bodoh, Taehyung menyeringai.

"Tentu, sayang. Hanya masuk!"

Segera ia menidurkan diri, memeluk tubuh sahabatnya dari belakang, tidak lupa mencengkram pinggul Jungkook, lalu memasukannya, lagi.

"-ahh" desahan kecil lolos dari bibir cantik sahabatnya.

Hanya masuk.

Tentu saja, hanya masuk untuk sekarang.

Bagaimana dengan nanti pagi? Taehyung tersenyum mengimajinasikan morning sex nya bersama kelinci yang sudah mulai hilang kesadaran.

"Ah- hangatnyaaa, aku mencintaimu."

END.

YAUDA IYA END nya isinya NC doang najisin :v emang lagi pengen bikin nc, maklumin yak. Soal Jimin gausa dipikir, atau harus dijelasin? Intinya taekook bersatu, ya ga si? Ini udah hot belum? RNR GAESSSS