Suamiku berselingkuh! Aku tahu dia mempunyai wanita lain diluar sana. Tapi kenapa dia masih memperlakukan aku seolah aku adalah satu-satunya. Haruskah aku bertahan menyaksikan hatiku tersakiti seperti ini? Ataukah membalas untuk semua perlakuannya padaku? Wanita elegan punya cara elegan^^
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto
Sasuke Uchiha x Sakura Haruno
Revenge (Elegant) ! © Biii Uchiha
Please HATER menjauh ! bacaan ini hanya akan membuat anda BUTTHURT !
Terima kasih ^^
Note : always Sakura's POV ...
.
.
Prolog
.
Happy reading ^^
. . .
Daun ivy mulai tampak melilit pada cerobong asap batu bata yang terlihat basah pada rumah pertanian milik keluargaku. Rumah ini sudah tidak ditinggali lima tahun terakhir sejak nenekku meninggal dunia karena stroke lima tahun lalu. Tapi ayahku masih sering mengirim dua-tiga orang pelayan untuk membersihkan rumah tua ini. Bagaimanapun, ini adalah rumah tempat beliau tumbuh dan bermain bersama sahabat kecilnya, ibuku.
Ya Tuhan, aku rindu masa-masa kecilku yang selalu aku habiskan dengan mengunjungi nenek saat libur musim panas. Nenek dan Tabby, anjing Germain Shepherd-nya yang setia selalu menyambut kami dengan antusias. Sampai akhirnya nenek dinyatakan meninggal, Tabby bersamaku hingga kini.
Lalu apa yang aku lakukan disini?
Benar, saat ini aku sedang bermain peran dadakan. Aku adalah seorang detektif yang sedang membuntuti suamiku yang aku curigai mempunyai hubungan istimewa dengan seorang jalang yang aku sendiri tidak tahu namanya. Aku selalu bertanya-tanya beberapa bulan terkahir. Apa yang kurang dariku sampai Sasuke bermain api dibelakangku?
Apa darah mudanya yang terkenal suka pada semua wanita kembali? Aku yakin sekali dia sudah bertobat dan bersumpah hanya akan mencintaiku sampai maut memisahkan kami di depan Tuhan. Lalu kemana perginya sumpah itu? Apa sumpah yang pernah diucapkannya ikut terbang saat kami melepaskan merpati di depan gereja saat itu?
Cih, brengsek kau Sasuke. akan aku buat kau menyesal dengan ketampananmu itu.
.
.
.
Aku berjalan menyusuri jalan tanah yang mengarah langsung pada halaman belakang rumah tua nenekku. Aku sengaja mengambil jalan memutar untuk menghindari dua tikus itu memergokiku mengikuti mereka. Syial, mereka membuat sepatu boots Louis Vuitton-ku yang mahal jadi kotor. Lagipula, kenapa semalam harus hujan sih? Tanahnya 'kan jadi berlumpur.
Lihat saja, kalian akan membayar mahal untuk ini semua.
Aku kembali menyusuri jalanan kecil berlumpur itu menuju pagar yang menghubungkan halaman belakang rumah dengan jalan yang kini aku lalui. Pagar itu tidak terlihat karena memang dibangun dibawah rimbunnya pepohonan cedar yang tumbuh rapat dihalaman belakang rumah. Ingatkan aku untuk berterimakasih pada Sasori-nii yang selalu memaksaku untuk mengikuti semua petualangan gilanya ketika kami kecil dulu. Terima kasih nii-san.
Aku melirik kanan-kiri, atas-bawah, depan-belakang untuk memastikann kondisi aman. Tidak lucu juga jika ada salah seorang dari mereka melihatku menyusup masuk ke halaman belakang rumahku. Ck, ironi sekali. Aku takut ketahuan menyusup masuk ke rumahku sendiri oleh pasangan mesum tidak tahu diri itu. Benar-benar sial.
Ok, clear. Aku aman.
Secepat kilat aku berlari menuju pintu belakang dan merapat ke dinding untuk memastikan situasinya aman layaknya mata-mata profesional yang sering kulihat difilm. Kuturunkan sedikit kacamata hitamku dan mengintip dari balik pintu kaca. Kosong, tidak ada orang.
Pencarianku berlanjut, aku mulai masuk dan memeriksa setiap sudut rumah. Dapur, kamar mandi, bar kecil, ruang tamu, kamar tamu, semuanya kosong. Tapi aku belum memeriksa satu kamar, kamar nenekku di lantai dua. Apa mereka ada diatas sana?
Aku berjalan pelan menyusuri setiap anak tangga masih dengan posisi layaknya detektif sungguhan. Kulihat pintu kamar itu sedikit terbuka dan memungkinkan untuk mengintip kegiatan yang ada didalamnya. Ya Tuhan, aku harus siap dengan apa yang akan kulihat. Aku tidak mungkin berhenti disini setelah semua yang aku lalui tadi. Sepatu mahalku masih kotor dan meninggalan jejak dirumah ini. Toh, aku tidak peduli. Biar mereka tahu jika pemilik rumah ini datang untuk melihat mereka melakukan adegan dewasa.
Aku menarik napas dalam dan menghembuskannya. Baiklah, ini dia.
"..."
Aku memergoki mereka. Ya Tuhan, aku benar-benar memergoki mereka. Mereka, suamiku dan jalang sialan itu sedang bercumbu mesra dan meraba-raba bagian tubuh satu sama lain dengan tidak tahu malunya.
Dan kenapa? Kenapa mereka melakukannya di rumahku? Dirumah ini? Dikamar nenek dan Tabby?
Kepalaku panas, rasanya akan meledak saat itu juga. Hatiku hancur melihat Sasuke menyusuri tiap jengkal tubuh jalang itu dengan bibirnya. Meremas buah kenyal didepan wajahnya dengan gelora membara. Menyesapnya seakan bayi yang kehausan dan mendesah. Desahan yang pernah dia lontarkan ketika bercinta denganku, kini kembali dia suarakan ketika menunggani jalang pirang itu. Hatiku remuk dan hancur sehancur-hancurnya.
Apakah ini akhir kisah kami? Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus masuk dan memaki mereka berdua dan memperlihatkan jika aku terluka? Atau yang terburuk, membunuh mereka dan mayatnya bisa langsung aku buang ke sungai atau mungkin membiarkannnya membusuk disini? Skenario kedua menari-nari indah dikepalaku. Tapi, tidak! Sekalipun aku terbangkan mereka ke Venus, itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Jadi?
Huh, aku akan membalas mereka. Aku ini wanita elegan dan masih keturunan bangsawan. Jadi biarkan aku membalas mereka dengan cara yang elegan pula.
.
.
.
Lanjutkan? Ato tidak lanjutkan alias hilang dari perFanFiction-an?
...
Hee, Bii balik lagii dg cerita baru juga Hope you guys like it. Belom bisa update Save Me, Baby lagii soalnya ide fic ini maksa banget minta diketik. Dan seperti biasaaaaa, jangan lupa ...
R
E
V
I
E
W
Bubbyeeee^^