Reborn

Rated: M

Warnings: Typo, OOC, Sorcerer/Sorceress


Summary: Raynare menyangka dirinya akan mati di tangan Gremory, namun dia terbangun disebuah kamar. Ternyata dia ditolong oleh seseorang bernama Uzumaki Naruto. Seorang Sorcerer Supreme.


Chapter 1

Kesempatan Kedua?


'Dimana aku?'

'Apakah aku telah mati?'

Raynare membuka matanya, sebuah ruangan yang tak ia kenali. Berbaring di atas fuuton dengan selimut menutupi tubuhnya, mengeksplorasi seluruh sudut ruangan dengan netra coklat miliknya. Ia sangat asing dengan nuansa ini.

Raynare mencoba untuk bergerak, tidak ada respon, ia mati rasa. 'Aku lu-mpuh?'

Raynare mengingat kembali kejadian dimana ia akan dieksekusi oleh salah satu iblis dari keluarga Gremory. Power of Destraction. Seharusnya ia sudah mati sekarang, tak ada sedikit pun kesempatan yang ia miliki untuk kabur. Bola merah itu seharusnya sudah membuat tubuhnya menjadi debu dalam sekejap. Tapi mengapa ia masih hidup sekarang? Berbaring dengan tubuh utuh yang mati rasa. Apa ia berhasil kabur malam itu?

Tidak mungkin!

Ia masih mengingat kejadian itu dengan jelas. Bola merah yang mengenai dadanya, rasa sakit sekejap yang ia alami, dan momen saat ia menjadi debu. Benar, seharusnya ia telah mati sekarang. Tapi siapa yang telah menolongnya? Dan bagaimana?

Tanpa Raynare sadari pintu ruangan terbuka. Menampilkan sosok berumur sekitar dua puluh lima, berambut pirang, berperawakan tegak dengan kulit kecoklatan, dan kedua bola mata berwarna biru seperti permata. Orang itu berjalan dan duduk dengan melipat kedua kakinya kebelakang di samping Raynare.

"Hei Putri Tidur, sudah bangunkah?"

Jatungnya berhenti berdetak untuk sesaat, suara serak manly itu mengagetkannya. "Si-apa Anda?"

Orang itu masih menatap Raynare dengan senyum cerah menghiasinya. "Perkenalkan, namaku Naruto, Uzumaki Naruto. Pemilik rumah ini. kalau boleh tahu, siapa namamu Nona?"

Raynare menatap Naruto dengan raut muka bingung. 'Apa aku harus menggunkan nama asliku? Tapi, aku tak bisa mempercayainya. Apa dia utusan Azazel-sama? Oh tidak,..'

"Hei Nona, apa kau mendengarkanku?" tanya Naruto penasaran.

"Na-maku Raynare... Uzumaki-san."

Naruto tertawa mendengar jawaban Raynare, sementara Raynare hanya mengerutkan alisnya. "Tidak usah takut begitu, aku bukan orang jahat kok. Dan apa itu Uzumaki-san? Cukup panggil saja Naruto hehe... aku tak begitu suka dengan namanya keformalan."

"Baiklah Naruto-san. Kalau boleh tahu kenapa aku ada di sini?"

"Seharusnya aku yang tanya kepadamu Ray-chan, kenapa kau tergeletak di pinggir jalan? Kau terluka parah waktu itu, jadi aku membawamu ke rumahku dan dokter mengatakan kau mengalami luka berat yang mengakibatkan sarat-saraf di tubuhmu mati. Apa kau mengalami kecelakaan atau semacamnya?"

Raynare menatap Naruto dengan pandangan tak percaya. 'A-aku selamat? Tapi bagaimana bisa?'

"Entahlah Naruto-san, aku tak begitu mengingatnya," kata Raynare berbohong. Tidak mungkin ia akan menceritakan kejadian sebenarnya. "Jadi berapa lama aku berada di sini Naruto-san?"

Naruto mengetuk-ngetukkan jari telunjuk di bibirnya. Seolah tengah berpikir keras untuk menemukan sebuah solusi matematika. "Ah... mungkin satu bulan lebih," jawab Naruto dengan senyuman lebar.

Tunggu dulu! Raynare membulatkan matanya. 'Ji-jika aku sudah sebulan di sini, siapa yang merawatku?'

"Yupp, tentunya aku yang merawatmu Ray-chan, membersihkan tubuhmu dan mengganti pakaianmu agar kau tetap bersih," seolah bisa membaca pikiran lawan bicaranya, Naruto menjawab dengan muka innocent tanpa beban. Sementara Raynare sekarang merasakan darahnya mendidih dan berkumpul di kepalanya. Mukanya merah sempurna seperti tomat yang matang, marah dan malu menjadi satu. "DASAR HENTAI!"

Dan teriakkan keras pun terdengar memenuhi ruangan sepi tersebut.


Kesempatan Kedua?


"Hei, Ray-chan... ini sudah sore lho, bener enggak mau mandi? Aku juga sudah menyiapkan air panas untukmu. Jangan diam terus Ray-chan, aku minta maaf jika kau tak suka atas semua yang aku lakukan. Tapi sungguh, aku hanya membersihkan tubuhmu, tak ada hal lain yang aku lakukan," kata Naruto mencoba meyakinkan Raynare bahwa ia tidak melakukan apapun dan hanya membersihkan tubuhnya saja. Raynare tetap diam menunci mulutnya dan tak mau melihat Naruto sedikit pun. "Baiklah kalau itu yang kau mau Ray-chan, tapi jika berubah pikiran, cukup panggil aku. Aku akan ada di dapur. Nikmati harimu."

Pintu ruangan tertutup, entah mengapa Raynare begitu marah dan malu saat ini. padahal saat ia dalam bentuk aslinya–yang mana hanya memakai pakaian yang cuma menutupi payudara dan bagian kewanitaannya, ia merasa biasa saja.

'Kenapa aku ini?!'

Raynare merasa bersalah sekarang, egonya sebagai malaikat jatuh begitu tinggi yang membuatnya selalu memandang rendah kaum bernama manusia. Tapi ironisnya sekarang dirinya hanyalah sesosok malaikat jatuh yang lumpuh bagaikan sampah yang menunggu untuk dibakar.

Dan seketika tubuhnya merasakan sensasi aneh, ia ingin buang air kecil. What?! Hal ini tak pernah terjadi saat ia masih bertugas sebagai malaikat jatuh. Bagaimana bisa? Sungguh, Raynare sekarang ingin buang air kecil. Namun karena egonya terlalu tinggi, Raynare mecoba untuk menahannya.

1 menit

2 menit

3 menit

15 menit

...

30 menit pun akhirnya berlalu.

Raynare sudah tak kuat untuk menahannya lagi. Ia bisa merasakan air di kewanitaannya ingin keluar sekarang juga. Tidak ada pilihan lain kecuali memanggil Naruto.

"Na-naruto.." panggilnya lemah.

"Naru-...to ahh.."

Raynare mencoba untuk ketiga kalinya, jika kali ini gagal, sudah dipastikan ia akan menguarkan air seninya di fuuton ini. "Na-ru... a-ku tak tahan lagi... ahhh."

Pintu kamar terbuka, Thanks God!

Naruto berjalan mendekati Raynare, "Ada apa Ray-chan?"

"A-aku mau..."

Naruto heran melihat ruat muka merah Raynare sekarang, seperti menahan sesuatu. Damn! Segera Naruto mengangkat tubuh Raynare yang menegnakan dress putih dengan gaya bridal.

1 meter melangkah

2 meter terlampaui

3 meter tercapai

5 meter mulus terlewati

Sedikit lagi hanya tinggal dua langkah lagi mendekati pintui kamar mandi, namun sepertinya usaha yang Naruto lakukan sia-sia. Naruto bisa merasakan cairan hangat mengenai perutnya tepat sesaat Raynare melempelkan pinggulnya.

"Emm Ray-chan, apa kau sudah..?" tanya Naruto pada Raynare. Sementara Raynare sendiri menyembunyikan mukanya pada dada bidang Naruto. Ia terlalu malu untuk menjawabnya.

"Hahaha kau tak usah malu Ray-chan. Jadi, mau mandi?"

Raynare hanya mengganguk malu dan Naruto tersenyum penuh kemenangan.


Di sini Raynare berada sekarang, berada dalam pelukan manusia bernama Naruto. Dan jika saja ia masih berwujud malaikat jatuh, ia pasti akan menghajar Naruto tanpa ampun.

Dress putihnya terlepas menyisakan celana dalam yang basah oleh air seninya sendiri, sementara tubuhnya masih bersandar pada tubuh Naruto.

"Ray-chan, apa aku-"

"Cepat lakukan saja!" kata Raynare dengan muka merah.

"Baiklah kalau begitu, emm maaf sebelumnya."

Naruto mulai melepaskan celana dalam yang Raynare pakai, cukup susah memang karena hanya menggunakan satu tangan. Biasanya Naruto melepas semua pakaian Raynare di dalam kamar dan tinggal memandikannya.

Akhirnya celana dalam itu terlepas, menampilkan tubuh polos Raynare. Mungkin jika kaum pria pada posisi Naruto sekarang, meraka tak ragu untuk 'menyerang' Raynare. Tubuh polos putih bak porselen, rambut hitam yang tergerai indah, dan juga pandangan sayu dengan muka yang memerah. Well, tidak untuk Naruto.

Raynare terkejut ketika tubuhnya diangkat dan disandarkan pada dinding bath up.

"I-ini memalukan,"

Naruto hanay tersenyum maklum. "Tenang Ray-chan, aku hanya membersihkan tubuhmu saja."

Naruto mengeluarkan sabun cair pada telapak tangannya. Ia menatap Raynare meminta izin untuk memulainya. Raynare hanya mengangguk kecil masih dengan muka merahnya.

Tangan dingin Naruto mulai menyentuh badan Raynare, mulai dari pundak, pindah ke tangan kiri dan kanan. Lalu turun ke payudara Raynare, mengusapnya lembut yang membuat Raynare sedikit mengejang dan mengeluarkan pekikan kecil. Sedikti lama Naruto mengusapkan sabun pada payudara Raynare kemudian pindah ke bagian ketiak dan membuat Raynare merasakan sensasi geli. Tangan Naruto turun ke bagian perut, menarik badan Raynare ke tubuhnya, dan mulai mengusapkan sabun cair itu ke punggung Raynare.

Setelah bagaian badan selesai, Naruto mengangkat kaki kanan Raynare. Mengusapkan sabun itu mulai ujung jari kaki hingga ke paha Raynare. Hal tersebut juga dilakukan Naruto pada kaki kiri Raynare.

"Sekarang mari kita bersihkan sabun di tubuhmu."

Naruto memutar keran dan air hangat turun dari atas membasahi tubuh Raynare. "Aku akan memindahkan baju kotor ini ke mesin cuci. Sebaiknya kau nikmati air hangatnya," kata Naruto pada Raynare.

Raynare hanya mengangguk dan melihat Naruto keluar dari kamar mandi dengan keadaan topless. Ya topless, menampilkan dada bidang dan otot perutnya. Damn! Muka Raynare semakin memerah jadinya.

Beberapa menit berlalu, Raynare akui bahwa ia benar-benar menikmati air hangat yang membasahi tubuhnya. Air hangat itu membuat tubuhnya rileks dan nyaman. Pintu kamar mandi terbuka menampilkan Naruto yang kini sudah mengenakan kaos putih polos dan membawa sebuah handuk serta kursi kecil berbahan plastik.

"Oke, mari kita keringkan tubuhmu."

Naruto mengangkat tubuh Raynare dan mendudukkan tubuh Raynare pada kursi kecil yang telah ia bawa.

"Apa kau menikmati air hangatnya Ray-chan?"

"Hmm.. sedikit," jawab Raynare membuat Naruto senang.

Naruto menambil sedikit air hangat dari keran dengan sebuah baskom dan mengambil sesuatu yang Raynare tak ketahui.

"Untuk apa itu Naruto-san?" tanya Raynare sambil menunjuk botol kecil di tangan Naruto.

"Oh sabun ini untuk membersihkan dearah kewanitaanmu. Aku tidak mungkin menggunakan sabun badan untuk membersihkannya karena bersifat basa. Sementara untuk membersihkan daerah kewanitaan harus memakai sabun yang memang memiliki pH yang sama," jawab Naruto yang membuat kembali merah muka Raynare.

"A-pa hal itu perlu dilaku-kan?" cicit Raynare.

"Ini demi kebersihanmu Ray-chan," kata Naruto. "Dan aku berjanji tidak ada maksud lain, sungguh."

Raynare hanya mengangguk kecil dengan wajahnya yang semakin memerah. "Ba-baiklah, ta-pi se-lesaikan de-ngan ce-pat!"

Naruto melebarkan kedua kaki Raynare, dengan jelas kini terpampang organ wanita milik Raynare yang berwarna merah muda dan di atasnya di tumbuhi sedikit bulu halus. Jujur sampai sekarang Naruto masih ada sedikit rasa malu dan sebisa mungkin ia menahan dirinya untuk tidak melakukan hal-hal buruk.

Napas Naruto memberat, damn, padahal sudah sebulan lebih ia melakukan hal yang sama. Tenangkan dirimu Naruto!

Naruto mulai mengusapkan sabun di ujung jarinya pada organ wanita milik Raynare. Ia mengusapnya dengan begitu lembut, pelan, dan kadang menekan yang membuat Raynare memekik. Mungkin karena tidak sadar, lima menit telah berlalu dan Raynare sudah tak bisa menahan dirinya untuk mengeluarkan suara merdu dari mulutnya.

"Ahh.. Na-ru, to-long cepat sele-saikan..." kata Raynare dengan napas memburu.

"Ah maaf," Naruto segara mengambil air hangat dan membasuhnya. 'Damn you Naruto! Bad Naruto! Bad Naruto!'

Naruto mengangkat tubuh Raynare dan membawa ke kamar untuk dipakaikan baju.

Sesampainya dalam kamar, Raynare menautkan alisnya. Naruto tahu arti dari air muka Raynare, ia meletakkan Raynare di kursi yang mempunyai tempat sandaran. Raynare bisa melihat di depannya saat ini ada meja rias wanita dengan cermin besar. "Well, meja rias ini memang satu paket dengan rumah yang aku beli dua tahun lalu hehe..." kata Naruto menjelaskan kenapa ada meja rias wanita di kamar ini.

Raynare bingung mau menjawab apa, ia sendiri masih malu untuk berintarksi lebih dengan Naruto.

Naruto mengambil hair dryer, lalu mulai mengeringkan rambut Raynare. Setelah sekian menit berlalu, rambut Raynare pun telah kering.

"Ray-chan, kalau begini kau mirip Sadako hahaha," tawa Naruto muncul ketika poni Raynare menutupi seluruh mukanya. Benar mirip Sadako.

"Berhenti tertawa Naruto-san! Itu tidak lucu," kata Raynare sedikit tidak terima. Seandainya ia masih bisa mneggerakan kedua tangannya, awas saja, bocah kuning pasti habis dipukulnya.

"Oke oke, aku punya gunting, mau aku potongkan?" tawar Naruto pada Raynare, sementara Raynare menatap Naruto lewat pantulan cermin dengan tak yakin.

"Kau meragukan ya Ray-chan, kuberitahu ya, aku pernah memotong rambutku sendiri. Jadi kau tak usah khawatir," kata Naruto dengan penuh keyakinan.

Rambut kuning,

Jabrik,

Berantakan,

"Sepertinya tak usah Naruto-san, aku tak membutuhkannya," kata Raynare setelah melihat detail gaya rambut Naruto, semakin membuat dirinya tak percaya.

"Tidak. Rambutmu memang harus dipotong. Aku memaksa," kata Naruto dan ia mengambil sebuah gunting dari laci meja rias. Sebelum memulai, Naruto memakaian kain sebagai penutup agar tidak jatuh pada tubuh Raynare.

Raynare bisa melihat rambutnya mulai terpotong berjatuhan kebawah. Dan hasilnya pun tidak buruk, Raynare mengakui itu. Kini rambut hitamnya bergaya poni dengan kedua sisinya lebih panjang. Cocok sekali, apalagi setelah Naruto memakaikan jepit rambut berbentuk kupu-kupu bercorak putih pada sisi kiri poninya. Raynare akui dirinya sekarang tampak cantik, bukan berarti penampilan biasanya jelek, namun Raynare merasa sekarang dirinya merasa lebih cantik. (*Penampilan Raynare seperti Rea dari Anime Sankarea*)

"Nah, kau terlihat lebih cantik sekarang," kata Naruto dengan senyum cerah.

Blush.

Entah berapa kali Raynare dibuat malu oleh Naruto, "Terima kasih Na-ruto-san."

"Sama-sama. Sekarang mari ganti pakaianmu," Naruto memutar kursi Raynare menghadap lemari disebelah kirinya. "Jadi, silakan pilih baju yang kau inginkan Ray-chan."

Dan Raynare merasa dirinya lebih diperhantikan sekarang, ia sangat berterimakasih.

Kini mereka berdua berada di ruang tengah, setelah mereka makan malam–tentunya Raynare merasa malu sekali lagi karena Naruto menyuapinya. Mereka berdua bertukar cerita kehidupan masing-masing. Tentunya Raynare hanya menceritakan sedikit kehidupannya pada Naruto, selebihnya ia berbohong.

"Sepertinya ini sudah malam," kata Naruto sambil mendekati Raynare.

Raynare sendiri tidak curiga kepada Naruto, namun ia merasakan rasa kantuk yang sangat luar biasa ketika Naruto menyentil dahinya. "Selamat malam Ray-chan, mimpi indah."

Itulah kata terakhir yang ia dengar dari Naruto sebelum pandangannya menggelap.

Pagi memancarkan sinarnya, menembuh kaca yang membuat sang putri tidur terbangun. Raynare sedikit terusik karenanya, ia menutupi cahaya itu dengan tangan kanannya.

Deg!

'Tunggu, aku bisa menggerakkan tanganku?'

Raynare mencoba menggerakan tangan kirinya dan ia berhasil. Sekarang ia akan mecoba menggerakkan kakinya, gagal. Raynare mengangkat badannya, menyangga dengan kedua tangannya mencoba duduk, ia berhasil melakukannya. Apa kemampuannya telah kembali? Tapi hal itu tidak mungkin terjadi, ia sudah tidak memegang Twilight Healing, atau kemampuan mlalaikatnya? Sangat tidak mungkin!

Pintu kamar terbuka, menampilkan Naruto yang membawa kursi roda. Bagaimana dia bisa tahu?

"Sudah bangun, Little Bird?"

Naruto berjalan mendorong kursi roda mendekati Raynare yang masih menatap kaget dan waspada. "Tenanglah Ray-chan, aku tak akan menyakitimu," Naruto membelai pipi Raynare dengan lembut. "Akan kutunjukkan sesuatu padamu."

Di sinilah Raynare sekarang berada, di ruangan penuh buku dan ornamen-ornamen kuno yang sangat indah. Corak dinding kecoklatan berpadu dengan rak-rak buku dengan indah.

Raynare menatap Naruto yang berjalan mendekati salah satu rak buku, ia mengambil lalu berjalan kembali menuju Raynare. Pandangan mereka bertemu, rasa gugup mulai memenuhi jiwa Raynare. "Di-mana ini, dan sebe-narnya si-apa kau, Naruto-san?!"

Naruto tersenyum tipis.

"Aku tahu sejak awal siapa sebenarnya dirimu, Ray-chan. Kau adalah malaikat jatuh dibawah pimpinan Azazel. Aku tahu kau sedang berusaha untuk mendapatkan perhatian dari tuanmu Azazel. Namun, apa yang kau lakukan malah sebaliknya, semakin menjauh dari apa yang sebenarnya diinginkan Azazel. Kau berusaha, terus berusaha, hingga berakhir dimalam dimana kau menemui ajalmu."

Raynare mengeluarkan air matanya. Benar, apa yang ia lakukan adalah untuk mendapatkan perhatian dari pimpinan yang sangat ia kagumi. Dan akhirnya ia berakhir di tangan Gremory. malam itu, seharusnya ia sudah mati.

"La-lu.. kenapa aku masih hidup sekarang? A-apa kau yang te-lah menolongku?"

"Kau benar. Akulah yang menolongmu malam itu, namun sedikit terlambat. Kau telah terkena bola itu dan hampir saja kau berubah menjadi debu. Untungnya aku masih bisa menyelamatkanmu," jawab Naruto tersenyum lembut penuh kharisma.

"Ta-pi kenapa aku?"

"Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua Ray-chan. Dan aku bisa melihatnya dalam dirimu, kau adalah orang baik. Sifatmu yang sebenarnya adalah saat kau bersama dengan anak laki-laki yang kau ajak kencan dulu," Naruto menangkup wajah Raynare yang dibanjiri air mata dengan kedua tangannya. "Kau berhak mendapatkannya Raynare."

Naruto berjalan menjauhi Raynare, ia sekarang membelakangi Raynare. "Dan kau mau tahu siapa aku sebenarnya? Akan kutunjukkan padamu."

Raynare bisa melihat semua buku yang ada di rak, sekarang terbang memutar dengan pelan. Begitu juga dengan Naruto, ia bisa melihat saat ini Naruto sedang melayang menghadap kearah dirinya.

Lingkaran sihir berwarna biru tercipta di depan Raynare. Dan sihir itu menampilkan sosok Naruto yang kini terlihat berbeda. Naruto sekarang menggunakan jubah bercahaya terang putih dengan corak lidah api berwarna merah disetiap ujung jubah. Pakaiannya kini berganti dengan warna oranye berlengan panjang, celananya hitam yang menyatu dengan sepatu bermodel seperti sepatu boots, dan rambutnya yang kini telihat pendek. Wajahnya tegas, memancarkan kedewasaan dan kebijaksanaan disaat yang sama. Ia melayang dengan sedikit merentangkan kedua tangannya. Dengan wajah tersenyum, Naruto mendekati Raynare dan mengangkat lembut dagu milik Raynare.

"Aku adalah Uzumaki Naruto. Sorcerer supreme. Senang bertemu denganmu Raynare-chan."

TBC


That's it! Setelah empat tahun tidak menulis, akhirnya tahun 2017 ini saya kembali menulis. Mungkin bahasa dan percakapannya masih kaku? Bagaimana pendapat Readers? Dan jika mungkin masih banyak kekurangan, misal karakter development, plot, dan lain-lain bisa ditulis di review box. (Flames? Bring it on!)

Well, fiksi Naruto x DxD ini terinspirasi dari Marvel's movie yaitu Dr. Strange. Ya mungkin agak aneh, apalagi pemerannya Raynare & Naruto, tapi sebisa mungkin saya buat menarik dan bisa menghibur para Readers di sini. Sekali lagi saya beritahu, Raynare di sini mirip Rea dari anime Sankarea, bisa check di google, bing, duck duck go, dll.

Lil bit information for you guys, about Naruto and Raynare:

Name: Uzumaki Naruto

Race: Human

Job: Sorcerer Supreme

Ability: Not yet unlocked (Wkwkwk)

Name: Raynare

Race: The Fallen

Job: Naruto's student (Sorceress - Future)

Abilities:

-As the fallen, she already has the light spears.

-As Sorceress: We'll see in the next chapter (Tunggu gan, sabar wkwk)

Nah, itu informasinya, semoga kalian semua terhibur, please hit the review button, fav and follow. See ya in the next chapter! Thank you! (Judulnya ngarang wkwkwk)