"ibumu sedang mengandung saat nenekmu menceraikanku! Masalahnya dia menceraikanku di saat yang tidak tepat, masalah besar sedang melanda perusahaan dan ibumu ataupun menantuku, ayahmu tidak mau menjadi penerus pengelola perusahaan. Aku merasa terkena komplikasi saat itu.
Lalu, malam setelah aku telah resmi bercerai dengan nenekmu, aku meluapkan semuanya. Aku membuka gudang persediaan anggur dan menenggak minuman itu banyak-banyak sampai aku tak ingat apa yang terjadi setelahnya.
Paginya, aku terbangun karna sebuah isakan. Seorang gadis berusia dua puluhan menangis dalam keadaan telanjang tepat di sampingku. Aku bukan orang bodoh yang tidak menyadari apa yang telah terjadi ketika melihat kami sama-sama telanjang dalam sebuah selimut yang sama. Parahnya, aku mengenal baik gadis itu
Dia tetangga rumah kami. Seumuran dengan ibumu. Seorang gadis yang baik, sopan dan berpendidikan tinggi, latar belakangnya juga bagus, namun sedang terjebak dalam nasib buruk. Sejak kecil dia hanya diasuh neneknya karna kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan, tapi tenang saja, neneknya memiliki sebuah perusahaan walaupun bukan perusahaan yang besar. Sampai neneknya jatuh sakit dan membuat saham perusahaannya anjlok. Biaya untuk perawatan neneknya sangat mahal dan tagihan hutang dari bank seakan melilit lehernya, membuatnya kesulitan bernafas.
Dia menolaknku untuk membantunya tapi mengiyakan ketika aku membujuknya untuk meminjam uangku untuk meringankan sedikit beban hidupnya. Aku mengatakan padanya akan mengambil uang setelah kembali dari pengadilan dan menyelesaikan perceraianku, tapi sepertinya aku lupa dan malah mabuk-mabukan lalu kelepasan"
"intinya, kau itu bejat pak tua!"
"walaupun begitu aku ini kakekmu bodoh!" ucap kakek itu sambil mendorong kepala cucunya menggunakan jari telunjuk.
"lalu kenapa kau mengirim bibi, ah, maksudku nenek tiriku ke Amerika? Yah,... aku bahkan belum pernah bertemu dengannya!"
"karna pengobatan di sana jauh lebih baik dari disini! Aku tidak mungkin mengirim neneknya ke Amerika sendirian tanpanya! Tapi bahkan setelah neneknya meninggal, dia sudah terlanjur membangun kehidupan disana!"
"itulah kenapa kau ingin sekarang untuk anak bungsumu pulang sekarang? Untuk mengurus perusahaan?"
"tentu saja! Bukankah kita sama-sama bahagia saat ini? Ibumu tetap menjadi seorang guru taman kanak-kanak seperti mimpinya, ayahmu tetap menjadi dokter hewan seperti mimpinya, dan kau juga tetap bisa bermusik tanpa harus bingung mengurus perusahaan! Memang sepertinya hanya pamanmu yang mewarisi darah berbisnisku!"
"yeah… kau benar pak tua! Benar-benar bijaksana!"
"lagipula selama ini aku belum pernah tinggal secara permanen dengan istri mudaku!"
"yak! Dasar mesum kau pak tua! Kau tak ingat kalau umurmu sudah lebih dari setengah abad?!"
Dan kakek itu mengerling kepada cucunya "dan istriku bahkan belum genap berusia 40 tahun!"
"yaahh… lihatlah pria tua ini!"
"aku tidak pernah menyesali perbuatanku!"
"tapi pak tua, aku baru tahu kalau sperma orang tua masih dapat berfungsi dengan baik!"
"YAK! BYUN BAEKHYUN!"
Dan cucu dari kakek tua itu langsung kabur dengan tidak sopannya. Byun Baekhyun memang tidak pernah sopan sih.
~ UNCLE ~
"yak! Pak tua! Kenapa pesawat yang membawa bibi, maksudku nenek dan putramu itu belum juga datang! Aku sudah bosan menunggu!"ucap Baekhyun sambil bersandar malas pada salah satu pilar bandara, tak lupa sedikit menaikkan kaca mata hitam pada hidung bangirnya yang sedikit melorot.
"Baekhyun! Kenapa kau masih belum belajar untuk sopan kepada kakekmu!" itu ibu Baekhyun yang semakin jengkel setiap harinya karna Baekhyun seperti tak pernah mengenal kata sopan dalam hidupnya. Baekhyun bahkan menggunakan bahasa informal untuk berbicara dengan kakeknya.
"sudahlah Taeyeon-ah~ jangan terlalu cerewet dengan putramu! Aku tidak ingin kalian bertengkar di bandara."tutur kakek Baekhyun sambil sedikit terkekeh mengenai sifat putri dan cucunya.
"Eomma dengarkan kakek!" ucap Baekhyun yang membuat eommanya melebarkan mata sipitnya.
"eoh! Itu dia!"kakek Baekhyun tampak antusias ketika seorang wanita seumuran ibu Baekhyun berjalan mendekat. Baekhyun sendiri sampai melepas kacamantanya karna tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
"aku merindukanmu!" Kakek Baekhyun langsung memeluk wanita itu ketika wanita itu telah sampai dihadapannya. Benar-benar tidak tahu tempat dan umur! Dasar pak tua –Baekhyun.
"aku juga merindukanmu Ahjussi!"jawab wanita itu kemudian.
"berhenti memanggilku ahjussi aku ini suamimu!"
Wanita itu terkekeh "maaf, Yeobo!"
Setelah melepaskan pelukannya, wanita itu langsung memeluk ibu Baekhyun. "Tae-eonni, aku meridukanmu!"
Taeyon terkekeh sambil melepaskan pelukannya. "yak! Berhenti memanggilku eonni! Kau itukan ibuku!"
Dan ketiga orang di depan Baekhyun langsung tertawa karnanya.
"Baekhyun, perkenalkan dia nenekmu! Namanya Yuri!" ucap kakek Baekhyun mengenalkan istrinya kepada cucunya.
"yah,… Pak tua! Seleramu benar-benar bagus! Matamu pasti benar-benar sehat!"komentar Baekhyun terhadap nenek barunya. Baekhyun jujur, bahkan pada usia yang akan mencapai 40 tahun, orang yang akan Baekhyun panggil nenek benar-benar masih terlihat sangat cantik.
Wanita yang menyandang nama Yuri itu langsung menerjang tubuh Baekhyun, mungkin merasa gemas. "inikah Baekhyun? Astaga! Kau benar-benar berbeda dari yang ada di foto! Benar-benar cantik dan menawan! Sangat menggemaskan!"
Baekhyun tersenyum lebar atas pujian neneknya. Ia tidak suka dibilang cantik sebenarnya. Tapi Baekhyun benar-benar suka kalau dibilang menggemaskan. Prinsipnya adalah 'semakin menggemaskan berarti akan semakin awet muda wajah kita' –prinsip yang bodoh.
"ngomong-ngomong dimana putra kita?"Tanya kakek Baekhyun membuyarkan kegiatan istrinya yang sedang mencubiti gemas pipi Baekhyun.
"eh, dia tadi mengambil barang-barang! Tapi kenapa lama sekali? Ah itu dia!"
Di saat Yuri menunjuk, tentu saja tiga orang lainnya mengikuti arah pandangnya. Seorang pria yang bisa dibilang benar-benar tampan sedang berjalan mendekat kearah mereka sambil mendorong trolley berisi beberapa buah koper. Kaki panjangnya melangkah panjang-panjang ditambah gaya busananya membuat pria itu Nampak seperti seorang model atau bintang-bintang besar.
Seperti ibunya, pria itu juga langsung memeluk kakek Baekhyun erat ketika menghentikan langkahnya. Tersenyum sangat menawan, senyuman bahagia. "aku merindukanmu Ayah!"ucapnya.
"bukankah dia mirip seperti ayahnya waktu masih muda?"Tanya Yuri sambil mengerling kepada Taeyeon.
"mirip apanya? Dia terlihat seperti copy-paste dari ayah!" jawab Taeyeon enteng. "kemari! Peluk noona mu!"
Pria itu masih tersenyum sangat lebar sambil memeluk noona nya walaupun sudah jelas yang dia panggil noona bahkan beberapa tahun lebih tua dari ibunya.
Yuri mengambil tangan Baekhyun, menghadapkan cucunya kepada anaknya dengan senyuman hangat. "Baekhyun, kenalkan dia Park Chanyeol! Pamanmu!"
Baekhyun cengo. Matanya yang terbelalak mengerjap lucu. Tentu saja! Dia biseksual yang 70% bagian nya adalah menyukai lelaki sepertinya. Dan di depannya kini adalah suguhan yang sangat menggairahkan.
"Baekhyun? Kau kenapa? Kau sakit?"Tanya Kakek Baekhyun yang melihat keterdiaman cucunya.
"yak Pak tua!"ucap Baekhyun lirih lalu memenggal kalimatnya. "spermamu benar-benar menakjubkan!"
.
/hening/
.
"YAK BYUN BAEKHYUN JAGA BICARAMU!"
.
.
Tbc/end
Weheeyyy,… balik dengan fanfic ke dua /fanfic pertama elu belom elu lanjutin goblok!/ iya maap deh,… maaaaaaaf banget! Kalo udah selesai bakal aku update. Buat yang ini aku tunggu respondnya dulu. Kalo bagus aku lanjutin kalo ngga yaudah hehe. Ditunggu ya~~~ ^^