Mobil Jenazah pun datang dan membawa mayat orang tua Nei ke dalam, Naruto, Nei dan juga Kyouka berniat ikut untuk mengurus ke dua mayat tersebut karena tidak ada pihak keluarga yang mengurusnya, sebelum pergi seseorang menghentikan mereka.

"Naruto-sama!" Naruto yang di panggil menoleh dan ia melihat seorang pria datang ke arahnya dengan pakaian rapi. "Oh, Okuto-san... Lama tidak berjumpa," ucap Naruto sambil tersenyum tipis.

"Apa yang Naruto-sama lakukan di sini?" tanya pria bernama Okuto itu. "Ah... Soal itu, aku di sini karena jalan-jalan dengan seniorku, tapi penjahat itu datang dan berniat membunuhku," jawab Naruto membuat Okuto terkejut dan menatap khawatir Naruto.

"Anda tidak apa?" tanya Okuto dan di balas anggukkan oleh Naruto, "huft... Syukurlah kalau begitu, jika terjadi sesuatu dengan Anda kami akan sangat sedih dan juga Michella-sama akan sedih," lanjut Okuto bernafas lega.

"Kau kenal dia, Naruto-kun?" tanya Kyouka dan di balas anggukkan oleh Naruto. "Ya, dia kenalanku," jawab Naruto.

Okuto merupakan salah satu pekerja dari kantor penyiaran berita yang di miliki oleh keluarga Watch, walau pun begitu dia dan teman-teman yang bekerja kepada mereka selalu di perlakukan dengan baik dan di anggap sebagai keluarga, terkadang dia dan teman-temannya juga di ajak datang ke rumah mereka untuk melakukan perayaan atau apa pun, maka dari itu dia dan yang lainnya juga dekat dengan Naruto dan Michella.

Setelah meninggalnya keluarga Watch mereka sedih dan khawatir dengan keadaan Michella dan Naruto, namun dia dan teman-temannya bersyukur bahwa mereka baik-baik saja, demi membalas kebaikan yang di lakukan oleh keluarga Watch mereka pun berjanji akan menjaga Naruto dan Michella mulai dari memberikan mereka biaya hidup.

Saat mendengar ada kejadian di sini tentu saja dia beserta teman-temannya datang untuk bertugas, namun tidak dia sangka dirinya akan bertemu Naruto di sini, jadi karena penasaran dia langsung saja kemari dan bertanya, dan ia tidak menyangka bahwa dia menjadi salah satu korban dari penyerangan ini, tapi syukurlah dia baik-baik saja.

"Tapi... Kedua orang tua anak ini meninggal karena penjahat itu... dan dia seorang diri sekarang," jawab Naruto sambil mengelus rambut Nei, "karena tidak tahan, aku mengadopsinya menjadi adikku dan Michella-chan."

"E-Eh? Mengadopsinya?"

"Um," jawab Naruto sambil mengangguk, "Kami baru saja berniat pergi untuk mengurus mayat mereka karena tidak ada perwakilan, jadi aku berniat menjadi perwakilannya," lanjut Naruto melihat mayat kedua orang tua Nei sesaat.

"Benar juga, Okuto-san bolehkah aku meminta sesuatu dari mu?" tanya Naruto sambil melihat Okuto dengan serius. "Meminta apa?" tanya Okuto penasaran.

"Ini hanya perasaanku saja, tapi bisakah kau meminta semua kantor penyiaran berita untuk mengubah topik kejadian ini?"

"Eh?"

.

Kediaman Namikaze

.

Sementara itu di kediaman Namikaze, saat ini Minato tengah duduk di kursinya sambil melihat televisi yang terdapat sebuah berita ledakan di sebuah Restaurant, ia masih belum mendapatkan kabar sedikit pun dari orang suruhannya, dia berharap berita kali ini adalah salah satu suruhannya tapi sepertinya bukan.

Dia melihat ponselnya mencoba ingin menghubungi suruhannya, tapi dia urungkan dan mencoba bersabar sebentar lagi.

.

Kediaman Watch

.

Sementara itu di kediaman Watch, Tsunade, Inori, Michella dan Grayfia saat ini berkumpul di ruang tamu sambil melihat berita yang sama dengan di tonton Minato, mereka menatap khawatir kejadian tersebut mengingat Naruto saat ini pergi bersama seniornya, mereka berharap Naruto tidak ada di tempat kejadian tersebut.

"Nii-chan," gumam Michella sambil meremas roknya, Tsunade yang tahu Michella khawatir menepuk pundaknya dan tersenyum untuk menghilangkan kekhawatirannya.

"Jangan khawatir, dia pasti baik-baik saja." Michella yang mendengar itu mengangguk pelan lalu melihat berita di TV kembali.

Grayfia yang ada di belakang mereka mendengar suara telepon pun melangkahkan kakinya ke telepon rumah tersebut lalu mengangkatnya, "Moshi-Moshi? Oh... Uhiora-san, ada apa?" tanya Grayfia dan seketika wajah Grayfia berubah menjadi khawatir, "apa Naruto-sama baik-baik saja?"

Semua seketika menoleh ke arah Grayfia, Grayfia yang mendapat penjelasan langsung bernafas lega, "Baiklah kami akan segera ke sana," ucap Grayfia lalu menutup telepon tersebut. "Ada apa Grayfia?" tanya Tsunade sambil mendekatinya dengan wajah penasaran serta was-was.

"Naruto-sama ada di lokasi kejadian itu," ucap Grayfia membuat Tsunade, Inori dan Michella terkejut. "Apa? Bagaimana dengan keadaan Naruto?!" tanya Tsunade sambil menyentuh ke dua bahu Grayfia.

"Naruto-sama baik-baik saja, dia tidak apa-apa," jawab Grayfia membuat mereka bernafas lega. "Lalu di mana dia saat ini?" tanya Michella sambil menjalankan roda kursi rodanya.

"Dia saat ini ada di sebuah kediaman bersama Seniornya, dia meminta kita datang ke sana," jawab Grayfia dan di balas anggukkan oleh Tsunade. "Apa kau sudah di beritahu alamatnya?" tanya Tsunade dan di balas anggukkan Grayfia.

"Jika begitu, ayo kita pergi ke tempat itu."

.

14.00 PM

.

Butuh waktu cukup lama, Tsunade, Michella, Grayfia dan Inori pun sampai di sebuah kediaman yang di mana terdapat Okuto dan teman-temannya serta Naruto, dan Kyouka di sana.

Tsunade pun langsung memeluk Naruto dengan erat dan menatap tubuh Naruto secara keseluruhan, "Kau tidak apa nak?" tanya Tsunade dan di balas anggukkan lalu tersenyum kepada ibunya.

"Ha'i, aku tidak apa, Kaa-chan," jawab Naruto, Okuto dan yang lain mendengar Naruto memanggil wanita di depannya dengan sebutan Kaa-chan, begitu juga dengan Kyouka dia tidak menyangka bahwa Tsunade adalah ibu Naruto padahal yang dia tahu Tsunade belum menikah dan memiliki anak.

Setelah itu Naruto pun berjongkok lalu menerima pelukan erat dari Michella, "Kau tidak apa kan, Nii-chan?" tanya Michella dengan nada khawatir, Naruto yang mendengar itu tersenyum sambil mengelus rambut Michella.

"Um, Aku tidak apa, Imouto."

Tsunade pun mengalihkan pandangannya di mana dia melihat Kyouka tengah bersama seorang anak perempuan di sampingnya, "Kau... Uzen-san," gumam Tsunade dan di balas bungkukkan badan olehnya.

"Konichiwa, Tsunade-sama," sapa Kyouka dengan sopan. "Aku dengar kalian berada di lokasi kejadian, dan meminta kami datang kemari, apa yang kalian lakukan kemari?" tanya Tsunade menatap bingung Naruto dan Kyouka.

"Sebenarnya, kejadian yang terjadi di Restaurant itu bukanlah sebuah ledakan," ucap Naruto sambil berdiri kembali, "kehancuran di Restaurant itu terjadi karena seorang penjahat kelas A bernama Muscular menyerang kami dan berniat membunuhku," lanjut Naruto membuat Tsunade, Grayfia, Michella dan Inori terkejut.

"Apakah itu benar?" tanya Grayfia menatap serius Okuto. "Ha'i, Naruto-sama sendiri yang meminta kami untuk mengubah kejadian tersebut dengan kejadian lainnya untuk menutupi kejadian yang sebenarnya," jawab Okuto menjelaskan bahwa Narutolah yang meminta mereka untuk merubahnya.

"Alasan kenapa aku meminta mereka mengubahnya adalah karena penjahat itu di kirim oleh seseorang untuk membunuhku, ponsel yang di miliki penjahat itu terdapat nomor panggilan terakhir dari orang yang menyuruhnya, jika beritanya sampai tersebar maka orang yang menyuruhnya akan langsung menghapus jejaknya secepat mungkin agar tidak tertangkap," ucap Naruto melanjutkan penjelasan Okuto kenapa dia meminta mereka mengubah berita utama hari ini.

"Seseorang yang berniat membunuhmu," gumam Tsunade dengan mata berkilat tajam, dia menggeram pelan sambil mengepalkan tangannya, "apakah dia..."

"Mungkin saja Kaa-san, aku juga berpikiran bahwa dialah yang melakukannya," jawab Naruto yang juga memiliki pikiran yang sama dengan Tsunade, "karena hal itu, kedua orang tua anak ini meninggal di tempat kejadian, dan dia sendirian sekarang," jawab Naruto sambil berdiri di samping Nei dan mengelus rambutnya.

"Kami saat ini sedang mengurus mayat mereka dan berniat memakamkannya, dan aku berniat mengadopsinya menjadi adikku dan juga Michella-chan, maka dari itu aku memanggil Kaa-chan kemari untuk meminta persetujuan apakah Kaa-chan memperbolehkan Nei-chan bergabung dengan keluarga kita?" ucap Naruto lalu menatap Tsunade penuh harap, "dia sudah tidak memiliki siapa pun untuk mengurusnya, dan dia sendirian tinggal di rumah ini... aku tidak tahan membayangkan gadis seumurannya tinggal sendirian di rumah ini dalam keadaan kesepian dan sedih karena kematian keluarganya, maka dari itu aku ingin membawanya ke keluarga kita, keluarga yang baru... Apakah boleh, Kaa-chan?"

Tsunade yang mendengar itu menatap lekat Naruto, selain sifatnya semakin dewasa, ia juga pengertian dan memiliki hati bagaikan seorang malaikat. Pandangan Tsunade pun bergulir ke arah Nei, ia merendahkan tubuhnya lalu tersenyum kepadanya, "Siapa namamu, nak?" tanya Tsunade dengan lembut.

"O-Ookawamura Nei u-umurku 11 tahun," jawab Nei tergagap, Tsunade yang mendengar itu mengelus rambut pink Nei dengan lembut. "Souka, nama yang bagus," ucap Tsunade sambil tersenyum.

"Aku tidak mempermasalahkannya, tapi keputusan akhirnya ada pada Michella-chan," jawab Tsunade sambil melihat Michella yang menundukkan kepalanya. Naruto yang mendengar itu pun mendekati Michella dan berlutut di depannya, "Michella-chan, kau tidak keberatan dia bergabung dengan keluarga kita bukan? Kau pasti juga mengerti, dia terlalu muda untuk tinggal sendirian di rumah ini, apa lagi tidak ada yang mengurusnya nanti, maka dari itu aku ingin dia bergabung dengan keluarga kita, memulai hidup dengan keluarga baru, agar dia tidak sedih dan kesepian di tempat ini, karena itu... Bolehkah dia bergabung dengan keluarga kita?"

Michella yang mendengar itu tidak merespons hingga ia menggenggam tangan Naruto dengan ke dua tangannya, "Nii-chan memang sangat baik sekali bagaikan seorang malaikat... jika Nii-chan tidak ada, aku juga pasti sendirian sepertinya... Tapi Nii-chan membawakan cahaya untukku agar aku tidak sedih dan sendirian... Aku sangat berterima kasih sekali," ucap Michella sambil mengelus tangan Naruto yang dia genggam, "aku tidak masalah jika dia bergabung dalam keluarga kita, tapi... Apakah Nii-chan akan tetap menaruh perhatian Nii-chan kepadaku dan tidak melupakanku?" lanjut Michella sambil menatap Naruto serius.

Dia tentu tidak ingin kehilangan perhatian serta tidak ingin Naruto melupakannya karena memiliki adik baru, dia sangat ingin Naruto tetap mengingat serta menaruh perhatian terhadapnya, saat membayangkan Naruto lebih peduli dan menaruh perhatian terhadap Nei dari pada dirinya, rasanya sangat menyakitkan sekali di hatinya, dan dia tidak ingin itu terjadi.

Dia ingin Naruto juga peduli dan menaruh perhatian terhadap dirinya. Naruto yang mengerti maksud Michella tersenyum, ia pun mengelus kepala Michella dengan tangannya lagi satu dengan lembut, "Tentu saja, tentu saja aku akan tetap selalu mengingatmu dan memperhatikanmu," jawab Naruto membuat pipi Michella merona lalu tersenyum senang.

Naruto pun berdiri lalu menyuruh Nei untuk mendekat, dengan ragu Nei pun mendekati Naruto dan berdiri di depan Michella, "Baiklah Nei-chan, dia adalah Nee-san mu juga selain Nii-san, beri salam padanya," ucap Naruto dan di balas anggukkan olehnya.

Nei pun membungkukkan badannya sesaat kepada Michella, "K-Konichiwa, Nee-san," sapa Nei dengan tergagap, Michella yang melihat itu tersenyum tipis. "Konichiwa... Jadi bolehkah aku tahu namamu lagi?" tanya Michella.

"Na-Namaku, Ookawamura Nei... U-Umurku 11 tahun," jawab Nei, Michella yang mendengar itu tersenyum kepada Nei. "Tidak perlu gugup, nama Nee-san, Michella Watch... Panggil saja Michella-nee atau Nee-chan, Nei-chan," balas Michella sambil menunjuk dirinya.

"Selamat bergabung di keluarga kami, Nei-chan." Nei yang mendengar itu tersenyum senang lalu memeluk erat Michella. "Arigato, Nee-chan!" ujar Nei berterima kasih karena akhirnya dia memiliki keluarga baru.

Michella yang di peluk oleh Nei membalas pelukannya, setelah puas berpelukan, Naruto pun mengajak Nei berkenalan dengan Inori, "Nei-chan, dia adalah teman Nii-san, dia juga bernasib sama sepertimu dan dia tinggal bersama kami juga sekarang, karena kamu sudah menjadi bagian dari keluarga maka dia juga Nee-chan mu," ucap Naruto, Inori yang mendengar itu hanya diam, namun di dalam hatinya dia sangat senang karena Naruto menerima keberadaannya.

"Konichiwa, Nee-chan," salam Nei sambil membungkukkan badannya sesaat. "Konichiwa, Nei-chan," balas Inori lalu memeluknya dengan erat.

"Nama Nee-san, Inori Yuzuriha, salam kenal, Nei-chan" lanjut Inori memperkenalkan dirinya. "Um, salam kenal Inori-neechan!" balas Nei membuat Inori senang dan semakin memeluk erat Nei.

"Dia terlihat senang sekali," batin Naruto tersenyum ketika melihat Inori tampak senang dengan bertambahnya satu orang yang menerima keberadaannya. "Baiklah, Nei-chan yang terakhir adalah kepala pelayan di rumah kami, tapi dia juga merupakan anggota keluarga kita, dan dia juga yang akan melayanimu di rumah nanti," ucap Nei sambil mengajaknya untuk berkenalan dengan Grayfia.

"Konichiwa, Nei-sama... Namaku adalah Grayfia kepala maid keluarga ini, selamat bergabung di keluarga kami, mulai sekarang saya juga akan melayani Anda seperti yang lainnya," ujar Grayfia sambil tersenyum dan membungkuk ala maid, Nei yang melihat itu seketika tidak enak. "A-Anda tidak perlu melakukan itu, A-Aku tidak terbiasa di layani oleh seorang maid jadi A-Anda tidak perlu melakukan itu," ujar Nei membuat Grayfia kebingungan.

"Tapi itu sudah menjadi tugas saya melayani setiap keluarga di mana saya bekerja, dan Anda adalah tuan saya sekarang," jawab Grayfia, namun Nei menggelengkan kepalanya. "A-Aku tidak mau itu... Aku tidak terbiasa," balas Nei menggelengkan kepalanya.

"Jika saya tidak boleh melayani Anda, lalu apa yang harus saya lakukan?" tanya Grayfia. "Ma-Maukah Grayfia-san menjadi Nee-chanku juga?" tanya Nei dengan tatapan memohon, Grayfia yang mendengar itu tentu terkejut.

"Eh? Menjadi Nee-san?" tanya Grayfia memastikan. "Ha-Ha'i... A-Aku tidak terbiasa di layani oleh seorang maid, d-dari pada di layani... A-Aku ingin Grayfia-san juga menjadi Nee-chanku... sama seperti yang lainnya," jawab Nei.

"Ja-Jadi, ma-maukah kau juga menjadi Nee-chanku, Grayfia-san?"

"E-Eh... Kalau itu...," gumam Grayfia bingung harus menjawab apa. "Terima saja, Grayfia-san," ucap Michella sambil tersenyum.

"Eh?"

"Itu benar, terima saja permintaannya," jawab Naruto sambil tersenyum, "kami tidak mempermasalahkannya, lagi pula kau tidak memiliki adik bukan? Jika begitu Nei-chan bisa menjadi adikmu."

"Naruto-sama," gumam Grayfia lalu menatap Nei dan tersenyum kepadanya, "baiklah, aku akan menerima permintaanmu, Nei-chan," jawab Grayfia membuat Nei senang dan memeluk erat Grayfia.

"Arigato, Grayfia-nee!" Grayfia yang mendengar itu entah kenapa sangat senang sekali, ini pertama kalinya ada yang memanggilnya begitu. "Lalu, aku adalah ibu angkat Naruto-kun, Michella-chan dan Inori-chan, namaku adalah Senju Tsunade, kau sekarang bisa memanggilku Kaa-chan juga, Nei-chan," ucap Tsunade kembali merendahkan tubuhnya hingga sejajar dengan Nei.

"Ha'i! Kaa-chan!" balas Nei lalu memeluk Tsunade dengan erat, tentu Tsunade juga membalas pelukannya dan mengelus rambut merah jambunya itu.

"Lalu... Bagaimana dengan keluarganya?" tanya Tsunade sambil melihat Naruto. "Ah, soal itu mereka sudah kami masukkan ke dalam peti, dan siap untuk di kuburkan hari ini juga," jawab Naruto sambil melihat ke arah rumah yang di miliki keluarga Ookawamura.

"Setelah mereka di kuburkan, Kaa-chan bisa mengurus bertambahnya anggota keluarga kita serta mengurus nama keluarga Ookawamura, serta aku juga meminta akan meminta Okuto-san dan yang lain untuk menjual rumah ini, tapi sebelum itu Nei-chan kau ambillah barang-barangmu," ucap Naruto dan di balas anggukkan oleh Nei.

"Seperti biasa kau cepat sekali menyiapkan sesuatu, Naruto," gumam Tsunade tidak percaya Naruto benar-benar sudah menyiapkan segalanya. "Anda benar, Tsunade-sama... Bahkan dulu dia tidak pernah seperti ini," timpal Kyouka membuat Naruto tertawa pelan.

Nei pun mengambil barang-barang yang ada di kamarnya dari baju, lemari, kasur, foto keluarga, akta kelahiran, kartu keluarga dan lain-lainnya yang dia butuhkan, sementara baju-baju keluarganya di masukkan ke dalam kardus dan akan di kuburkan bersama mayat keluarganya.

Sementara barang-barang lain seperti lemari ayah dsn ibu Nei, kasurnya, kulkas yang sudah di kosongkan, sofa dan Televisi akan di biarkan di rumah ini dan akan di jual dalam bentuk satu set bersama dengan rumahnya.

Setelah urusan dengan barang-barang Nei dan rumah Ookawamura selesai, mereka pun pergi ke kantor pemerintahan untuk mengatur masuknya Nei ke keluarga mereka, lalu pergi ke kuburan untuk mengubur mayat ayah dan ibu Nei.

Okuto dan teman-temannya pun membantu menguburkan Ayah dan Ibu Nei dengan selayaknya, mereka juga berduka atas kematian mereka berdua, Nei yang melihat ke dua orang tuanya di makamkan kembali menangis sambil memeluk foto dirinya dengan keluarganya, sebuah kenangan terakhir miliknya.

Tsunade pun memeluk Nei dari belakang sambil mengelus rambutnya, mencoba untuk menenangkannya. Setelah di kubur, Okuto dan teman-temannya pun memberikan sebukat bunga kepada makam mereka, lalu di susul Tsunade, Michella yang mendekat menggunakan sayap malaikatnya, lalu Kyouka.

Inori yang ada di samping Naruto menatap kebingungan kenapa mayat keluarga Nei di kuburkan dan juga kenapa dia harus membawa buket bunga di tangannya, jangan salahkan dia yang tidak mengerti karena dia tidak pernah berinteraksi dan melihat kegiatan manusia saat dia ada dalam wujud aslinya, ini baru pertama kalinya dia melihat dan melakukan ini.

Ia pun menarik baju Naruto hingga membuatnya melihat ke arahnya, "Ada apa, Inori-san?" tanya Naruto dengan sebelah alis terangkat. "Naruto-san... Apa yang kita lakukan? Kenapa mereka di kuburkan, lalu... Ini apa? Kenapa aku membawa ini? Apa yang harus aku lakukan dengan ini?" tanya Inori beruntun dengan wajah ingin tahu.

Naruto yang mendengar serta melihat wajah ingin tahu Inori tersenyum tipis, "Benar juga... Kau belum pernah melihat dan melakukan ini sebelumnya," gumam Naruto lalu mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, "dari dulu, kami para manusia yang sudah tidak memiliki jiwa atau nyawa akan selalu di kubur seperti yang kau lihat saat ini, alasan kenapa kami harus di kubur adalah agar tubuh kami bisa menyatu kembali dengan tanah, lalu alasan lainnya kau pasti tahu apa yang terjadi jika terdapat mayat monster dan tidak ada yang mengurusnya bukan?"

"Um... Mereka akan mengeluarkan bau busuk yang menyengat."

"Benar, lalu alasan lainnya kenapa kami di kubur bisa di bilang ini sudah merupakan hal sakral layaknya sebuah penghormatan, jadi kami harus selalu melakukannya, jika aku mati, aku pun akan di beginian juga," ucap Naruto membuat Inori melihat ke arahnya, Jeanne yang ada di alam bawah sadar sambil menyandarkan dirinya di bahu tuannya mendengar itu juga terdiam, "lalu apa yang kau pegang itu adalah bunga, terdapat banyak jenis bunga di dunia ini, mereka biasanya di gunakan untuk menghiasi kamar, di gunakan dalam acara pernikahan, sebagai kado untuk orang tercinta, dan sebagai acara duka untuk orang meninggal seperti sekarang ini."

"Karena bunga ada banyak jenis, tidak semua bunga bisa di gunakan untuk apa yang aku katakan tadi, mereka sudah di bagi sesuai kebutuhan masing-masing dan bunga yang kita bawa ini adalah bunga untuk acara berduka, kita akan memberikan bunga ini kepada mereka dengan meletakkannya di atas makam lalu mengucapkan doa yang terbaik untuk mereka berdua agar mereka tenang di surga," jawab Naruto panjang lebar.

"Begitu...," gumam Inori paham sambil menatap bunga yang dia pegang. "Sekarang giliranmu, berikan bunga ini ke makam mereka dan berikan doamu yang terbaik untuk mereka," ucap Naruto sambil menepuk pelan punggung Inori.

"Um," jawab singkat Inori lalu maju dan memberikan bunganya ke makam keluarga Nei, lalu memanjatkan doa untuk mereka, "semoga kalian tenang di alam sana," ucap Inori lalu bangun dan mundur kembali.

Setelah Inori, Nei pun maju dan meletakkan bunganya lalu memanjatkan doanya, "Sekarang Nei baik-baik saja... Nei sudah memiliki keluarga baru yang mau mengadopsi Nei... jadi kalian tidak perlu khawatir, semoga tenang di alam sana, Tou-chan dan Kaa-chan," ucap Nei sambil menangis.

Naruto yang terakhir pun maju lalu berlutut di samping Nei sambil memberikan buket bunganya ke makam orang tua Nei lalu memanjatkan doanya, "Jii-san... Baa-san... Maaf aku harus menjual rumah kalian dan barang-barang kalian, tapi aku tidak bisa membiarkan Nei tinggal sendirian di rumah itu... Maka dari itu aku akan mengadopsi Nei menjadi anggota keluargaku... Memang aku tidak mendapat izin dari kalian, tapi aku yakin kalian juga tidak ingin putri kalian hidup sendirian di sini, jadi tidak perlu khawatir... kami akan menjaga Nei sebaik mungkin... Semoga kalian berdua tenang di alam sana."

.

"Amin."

.

.

Disclaimer

Naruto Masashi Kisimoto

High School DxD Ichiei Ishibumi

Summary : Uzumaki Naruto, Sosok pemuda yang tidak harus kehilangan ingatannya akibat benturan keras dari keluarga yang ingin membunuhnya, tetapi dia di selamatkan oleh sebuah keluarga dan membawanya ke kehidupan yang baru, walau awalnya terasa pahit namun seiring berjalannya waktu, rasa pahitnya berubah menjadi manis.

Naruto : The Magical Battle

Pair :

Naruto x ...

Genre : Alternative Universe, Adventure, Fantasy, Romance, Humor, Sci-Fi, Echhi, Incest, Harem, Future.

Rate : M

Warning : Typo, OC, OOC, AU, Multichap, Jutsu/Magic Buatan sendiri, Alur berantakan dan Lain-lain, Smart!Naru, LostMemories!Naruto

" Naruto " berbicara

" Naruto " batin

[" Naruto "] Beast/Sacred Beast berbicara

[" Naruto "] Batin Beast/Sacred Beast.

.

AliA - Impluse

.

Chapter 13 : New Family

.

Kediaman Watch

18.00 PM

.

Setelah selesai dengan acara penguburan keluarga Nei, Okuto dan yang lainnya pun berpamitan karena mereka harus kembali bekerja di tempat mereka, Naruto dan yang lainnya juga memutuskan untuk kembali ke rumah begitu juga tentunya Kyouka ikut bersama mereka.

Sesampainya di kediaman Watch, Nei sangat takjub dengan rumah baru yang akan dia tinggal sekarang, rumah barunya benar-benar berbeda dengan rumah lamanya. Kyouka yang baru pertama kali melihat dan mengetahui di mana Naruto dan Michella tinggal juga takjub dengan rumah mereka.

"Jadi kalian tinggal di sini, Naruto-kun?" tanya Kyouka masih terfokus dengan tempat tinggal Naruto dan Michella. "Ha'i, aku dan Michella tinggal di sini, begitu juga Kaa-chan dan Inori-san," jawab Naruto sambil mengangguk.

"Aku tidak menyangka ternyata kalian tinggal di rumah sebesar ini," gumam Kyouka, Naruto yang mendengar itu baru ingat kalau seniornya ini belum pernah melihat dan mengetahui di mana dia tinggal. "Ah, benar juga... Ini pertama kalinya Kyouka-senpai kemari dan tahu di mana kami tinggal ya, wajar saja Senpai terkejut," gumam Naruto sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Sugoii! Besar sekali!" gumam Nei dengan ekspresi kagum, Tsunade yang melihat itu tersenyum lalu mengelus rambut pink tersebut sesaat. "Ayo kita masuk, Nei,-chan," ajak Tsunade dan di balas anggukkan olehnya, Tsunade yang mengingat Kyouka bersama mereka pun mengalihkan pandangannya ke arahnya.

"Apa kau mau mampir ke rumah kami, Uzen-san?" tawar Tsunade membuat Nei, Michella, Inori dan Grayfia melihat ke arah Kyouka, sementara Kyouka menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. "Tidak terima kasih, mungkin lain kali saja Tsunade-sama, saya kemari karena ingin mengatakan Nei ke rumah barunya, sekaligus saya juga ingin tahu di mana Naruto-kun dan Michella-chan tinggal, dan saya juga harus pulang karena hari sudah sore," jawab Kyouka sambil tersenyum.

"Souka...".

Naruto yang mendengar itu terdiam, di dalam hatinya dia tidak tega membiarkan Kyouka pulang sendirian, apa lagi dalam keadaan hari sudah mau malam, dia tahu Kyouka itu kuat tapi dia sudah kelelahan karena kejadian tadi, jadi dia berinisiatif untuk mengantarkannya pulang

"Jika begitu, A-Aku akan mengantarkanmu pulang, Kyouka-senpai," tawar Naruto, Kyouka yang mendengar itu tersentak. "I-Itu tidak perlu Naruto-kun, aku bisa pulang sendiri, kau juga sudah sampai rumah jadi aku tidak ingin merepotkanmu," tolak Kyouka, namun Naruto menggelengkan kepalanya pelan.

"Tidak, itu sama sekali tidak merepotkan... aku akan mengantarkanmu pulang... aku tidak bisa membiarkan Senpai pulang sendirian... aku tahu Senpai itu kuat, tapi Senpai sudah kelelahan karena kejadian tadi dan aku juga tidak tenang jika terjadi apa-apa terhadap Senpai, jadi aku akan mengantar dan menjaga Senpai hingga sampai rumah dalam keadaan selamat," balas Naruto, pipi Kyouka seketika memerah ketika mendengar itu.

Naruto khawatir dan peduli dengan keadaannya, Kyouka tersenyum senang karena orang yang dia cintai perhatian terhadapnya dan itu membuatnya semakin mencintainya, "Kau sangat perhatian sekali ya, aku senang sekali," gumam Kyouka tersenyum manis kepada Naruto membuat pipinya merona ketika melihat senyum itu, "baiklah... Aku akan terima tawaranmu Naruto-kun," lanjut Kyouka menerima tawaran Naruto mengantarkannya pulang ke rumah.

Naruto yang mendengar Kyouka menyetujui tawarannya pun menghadap ke arah Tsunade untuk meminta izin pergi mengantarkan Kyouka pulang ke rumahnya, "Aku pergi dulu, Kaa-chan," ucap Naruto, Tsunade yang mendengar itu mengangguk dan mengizinkan Naruto pergi untuk mengantarkan Kyouka pulang.

"Um, Kau boleh pergi," ucap Tsunade, Naruto yang mendengar itu mengangguk sambil tersenyum, ia lalu merendahkan tubuhnya dan mengelus rambut Nei, "Nii-chan pergi sebentar untuk mengantarkan Kyouka-senpai dulu ya, Nei-chan," ucap Naruto dan di balas anggukkan oleh Nei.

"Hati-hati di jalan, Nii-chan," ucap Nei dan di balas anggukkan oleh Naruto, ia lalu menghadap ke arah Michella yang ada di samping Nei. "Aku pergi sebentar ya, Michella-chan," ucap Naruto dan di balas anggukkan oleh Michella.

"Hati-hati di jalan, Nii-chan," ucap Michella menatap khawatir Naruto karena dia akan pergi lagi, Naruto yang melihat wajah khawatir Michella tersenyum dan mengelus rambutnya dengan lembut. "Ya, kau tidak perlu khawatir, aku pasti akan kembali nanti dalam keadaan baik-baik saja," ucap Naruto sambil tersenyum lima jari.

Michella yang melihat senyuman Naruto merona dan ikut tersenyum, Naruto pun berdiri dari posisi berlututnya dan menatap Inori dan Grayfia bergantian, "Aku pergi dulu, Inori-san, Grayfia-san, dan bisakah kau letakan pedang ini di kamarku? Aku tidak akan membawa," ucap Naruto dan di balas anggukkan oleh mereka.

"Tentu saja, berhati-hati di jalan Naruto-sama," jawab Grayfia sambil menerima Jeanne dalam wujud pedangnya. ["Master... Kau tidak akan membawaku?"] tanya Jeanne masih khawatir dengan keadaan Naruto saat melawan Muscular.

"Tidak, kau beristirahatlah di kamarku Jeanne, jangan khawatir, aku akan baik-baik saja," jawab Naruto dalam batin sambil tersenyum, Jeanne yang mendengar itu hanya menggumam pelan.

Kyouka pun merendahkan tubuhnya hingga sejajar dengan Nei lalu mengelus rambutnya, kali ini dirinya yang berpamitan dengan mereka, "Sampai bertemu lagi, Nei-chan, jaga dirimu baik-baik," ucap Kyouka sambil tersenyum, Nei yang mendengar itu mengangguk lalu memeluk Kyouka dengan erat.

"Sampai jumpa, Kyouka-nee." Setelah puas berpelukan, mereka pun melepaskan pelukan mereka, Kyouka lalu berdiri dan menatap Inori serta Michella bergantian. "aku pamit dulu, Michella-chan, Inori-san, Grayfia-san" ucap Kyouka dan di balas anggukkan oleh mereka.

"Hati-Hati Uzen-senpai," ucap Michella sambil tersenyum tipis. "Sampai bertemu lagi, Uzen-sama," ucap Grayfia sambil membungkukkan badannya.

"Hati-hati," ucap Inori sambil melambaikan tangannya pelan. "Aku pamit dulu, Tsunade-sama," ucap Kyouka sambil membungkukkan badannya sesaat.

"Um, berhati-hatilah di jalan kalian berdua," ucap Tsunade dan di balas anggukkan oleh Naruto dan Kyouka. "Ha'i, Kaa-chan/Tsunade-sama," balas mereka kompak.

Setelah itu mereka pun pergi di mana Naruto mengantarkan Kyouka pulang menuju rumahnya, dan selama perjalanan mereka sama sekali tidak saling berbicara sedikit pun membuat suasana hening di antara mereka.

Naruto yang berjalan di samping Kyouka bingung harus berbicara apa dengannya, apa lagi dia mengingat kejadian tadi siang di mana Kyouka menyatakan perasaan terhadapnya dan menciumnya, mengingat itu wajah Naruto langsung memerah dan ia langsung menggelengkan kepalanya .

Tapi mengingat pernyataan Kyouka, dia juga jadi teringat dengan pernyataan Tenka yang juga mencintainya bahkan dia juga menciumnya, mengingat itu wajahnya kembali memerah, dia kembali menggelengkan kepalanya, dia bingung harus melakukan apa sekarang untuk membalas pernyataan mereka.

"Ne, Naruto-kun," panggil Kyouka membuat Naruto tersentak dengan pipi merona. "A-Ah, a-ada apa, Kyouka-senpai?" tanya Naruto sambil tergagap.

"Bolehkah aku tahu bagaimana bisa Tsunade-sama menjadi ibumu? Dari nama kalian masih belum ada hubungan dan yang aku tahu Tsunade-sama belum menikah dan memiliki anak?" tanya Kyouka sambil melihat Naruto dengan ekspresi penasaran.

Naruto yang mendengar itu menghembuskan nafas lega karena berpikir Kyouka akan membahas hal tadi siang, dan ternyata yang dia tanyakan tentang Tsunade yang menjadi ibu angkatnya, "Ah kalau mengenai itu...," gumam Naruto, mata biru Naruto tak sengaja melihat pakaian Kyouka yang lusuh dan terdapat beberapa bekas robekan, karena banyak orang dia pun membuka kemejanya dan memakaikannya ke Kyouka, "sebelum itu pakai ini Senpai, banyak orang di sini dan pakaianmu sudah seperti itu, tidak enak di lihat banyak orang," ucap Naruto sambil mengalihkan pandangannya, dia tidak mau memperlihatkan wajahnya yang merona kepada Kyouka.

Kyouka yang di berikan kemeja oleh Naruto tersenyum karena Naruto perhatian padanya, "Arigato, Naruto-kun," ucap Kyouka, lalu Naruto pun menceritakan dari awal bagaimana Tsunade menjadi ibu angkatnya.

Dia mulai bercerita dari Tsunade itu awalnya adalah ibu angkat dari Kushina yang merupakan Ibu kandungnya dengan kata lain dia adalah neneknya, lalu dia menceritakan tentang masa lalunya yang di ceritakan Tsunade di mana ia di siksa saat kecil oleh keluarganya tentunya dia bercerita Tsunade tidak ikut dalam penyiksaan tersebut karena di antara keluarganya hanya Tsunade lah yang memperlakukannya dengan baik dan dia bercerita bahwa ia tidak di anggap oleh keluarganya dengan tidak memberikannya marga Namikaze.

Lalu dia bercerita Tetua Namikaze terakhir yang berhubungan dekat dengan Kushina mendengar itu kasihan dengan dirinya dan memberikan marga Uzumaki kepadanya, dan meminta Tsunade untuk membawanya pergi dan merawatnya, tetua Uzumaki tidak bisa merawat Naruto karena usianya yang sudah tua dan mendekati kematian, maka dari itu namanya yang harusnya Namikaze Naruto menjadi Uzumaki Naruto.

Berikutnya Naruto menceritakan tentang keluarganya yang berniat membunuhnya saat Tsunade pergi membelikan kue ulang tahun untuknya, dia bilang dirinya selamat dari pembunuhan tersebut namun dia harus kehilangan ingatannya, dan mengingat namanya saja, dia tidak mengingat kejadian-kejadian dulu dan saat Tsunade menceritakannya dia hanya mendapat beberapa kepingan memori saat bersama Tsunade.

Lalu dia juga bercerita Tsunade yang mengajukan dirinya untuk menjadi ibu angkatnya serta Michella, karena Tsunade adalah neneknya dulu dan dia di adopsi oleh keluarga Watch, artinya dia pasti harus ikut dengan Tsunade dan meninggalkan Michella sendirian, tapi tentu dia akan menolak karena harus menjaga Michella yang dalam keadaan begitu, apa lagi hubungan mereka sudah sangat dekat layaknya kakak dan adik walau beda hubungan darah, maka dari itu lah Tsunade memutuskan merawat mereka berdua dengan menjadi ibu angkat mereka sekaligus berbalas Budi kepada Michella karena telah menyelamatkan nyawa Naruto.

Kyouka yang mendengar itu pun mengerti dan paham kenapa Tsunade menjadi ibu angkat Naruto dan Michella, memang benar jika Naruto ikut bersama Tsunade pergi maka Michella akan sendirian dan dia pasti akan sedih apa lagi keadaan Michella seperti itu, tapi tentu Naruto tidak mau karena ia sudah berjanji dengan ayah, ibu Michella serta dirinya sendiri untuk menjaga Michella, dia juga sudah merupakan bagian dari keluarga Watch dan kakak dari Michella walau tidak sedarah, dan beruntung Tsunade menjadi ibu angkat mereka dengan begitu mereka tidak perlu ada yang berpisah.

Tak terasa mereka pun akhirnya sampai di rumah Kyouka yang berukuran sedang, Naruto yang melihat rumah Kyouka terdiam karena rumahnya cukup besar untuk di tinggal seorang diri, dia pun melihat Kyouka yang melangkah ke depan pintu rumahnya.

"Senpai... Etto... Maaf... Apa rumah ini tidak terlalu besar untuk kau tinggali seorang diri?" tanya Naruto sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal, dia takut kalau pertanyaannya menyinggung hatinya. Kyouka yang mendengar itu membalikkan badannya dan tersenyum kepada Naruto, "Tidak juga, rumah ini cukup untukku, lagi pula terkadang Arthuria-chan dan Tenka-chan menginap di sini menemaniku," jawab Kyouka, Naruto yang mendengar itu menggumam pelan, jika begitu dia bisa tenang.

"Souka..."

"Arigato, Naruto-kun, telah mengantarkanmu pulang, maaf merepotkanmu," ucap Kyouka berterima kasih kepada Naruto. "A-Ah, tenang saja, aku sudah bilang tidak merepotkan kok," jawab Naruto sambil tersenyum.

"Saat mendengar cerita tentang mantan keluargamu yang berniat membunuhmu, rasanya benar-benar mengesalkan... Hatiku memanas mendengar itu, aku ingin sekali memberi mereka pelajaran karena berniat membunuhmu karena hanya alasan sepele," gumam Kyouka sambil mengepalkan tangannya. Naruto yang mendengar itu tersenyum karena Kyouka peduli terhadapnya, "Tidak apa, arigato karena perhatian terhadapku Kyouka-senpai... masalah itu biar aku saja yang mengurusnya, aku akan membuat mereka merasakan akibatnya nanti," jawab Naruto.

"Tentu saja aku perhatian karena aku mencintaimu! Jika terjadi sesuatu padamu aku pasti akan melakukan sesuatu terhadap mereka!" ucap Kyouka sambil mencengkeram baju di dada Naruto.

Naruto yang mendengar itu merona pipinya karena Kyouka kembali mengatakan bahwa dia mencintai dirinya. "A-Ah, A-Arigato, Kyouka-senpai, tapi tenang saja, A-Aku akan baik-baik saja," jawab Naruto tergagap sambil menggenggam tangan Kyouka yang mencengkeram baju di dadanya dengan lembut untuk melepaskannya.

"Aku tahu kau itu kuat, tapi jika terjadi sesuatu jangan salahkan aku ikut campur memberinya pelajaran," ucap Kyouka menatap serius Naruto. Naruto yang melihat itu tetap menjaga senyumannya, "Um," jawab Naruto singkat.

"Benar juga, Apa kau mau mampir sebentar?" tanya Kyouka sambil membuka kunci rumahnya lalu membuka pintunya. "Ah, aku rasa lain kali saja... Aku juga harus kembali agar tidak membuat mereka khawatir, dan juga Senpai harus istirahat bukan," jawab Naruto menolak ajakan Kyouka dengan halus.

"Um, benar juga... jika begitu sebelum pergi, aku akan memberikan sesuatu untukmu," ucap Kyouka lalu menggenggam tangan Naruto lalu menariknya ke dalam dan menutup pintunya. Naruto yang belum membalas ucapannya terkejut ketika di tarik oleh Kyouka ke dalam dan ia semakin terkejut ketika Kyouka memojokkannya ke pintu rumahnya yang tertutup dan menciumnya.

Wajah Naruto seketika memerah karena Kyouka kembali menciumnya, ia mencoba melepaskan ciuman tersebut namun Kyouka mengalungkan lengannya di lehernya dengan erat membuatnya tak bisa melepaskan ciuman tersebut, dan ia semakin mengimpitnya membuatnya tak bisa ke mana-mana. Tak cukup cuma menempelkan bibir, Kyouka menggigit bibir bawah Naruto membuatnya membuka mulutnya memberikan akses kepada Kyouka untuk memasukkan lidahnya dan mengajak lidah Naruto berdansa serta saling bertukar saliva.

Ciuman itu pun semakin panas di mana Kyouka yang mendominasi, rasa manis saliva Naruto semakin membuatnya ketagihan dan selalu ingin merasakannya. Sementara Naruto dia mencoba melawan ciuman Kyouka tapi tentu perlawanan tersebut di sambut dengan suka hati olehnya, karena kebutuhan udara, mereka pun melepaskan ciuman mereka dan terlihat saliva menjembatani ke dua bibir mereka.

Mereka mengatur nafas mereka yang memburu sambil saling menatap satu sama lain dengan wajah memerah, mata merah Kyouka yang melihat bibir menggoda Naruto menjilati bibirnya lalu menjilati bibir bawah Naruto dan kembali berciuman panas dengannya, suara lenguhan pelan keluar dari selah-selah ciuman mereka dan beberapa menit berlalu ciuman panas itu pun terlepas kembali.

"Se-Senpai... Ke-Kenapa kau menciumku lagi?" tanya Naruto tergagap, Kyouka yang mendengar itu tertawa halus.

"Ciuman tadi... adalah tanda terima kasihku kepadamu... Karena sudah melindungiku dari serangan Muscular... Perhatian terhadapku, dan juga... Karena telah mengantarku pulang, arigato... Naruto-kun," ucap Kyouka sambil tersenyum manis. Naruto yang mendengar dan melihat itu semakin memerah wajahnya, "K-Kau kan tidak perlu s-sampai melakukan itu... Senpai," jawab Naruto sambil mengalihkan pandangannya.

"Fufufufu, tidak masalah bukan? Lagi pula aku melakukannya dengan orang yang aku cintai," jawab Kyouka, "aku tahu bahwa kau belum bisa memberikanku jawaban, tapi aku akan menunggu jawabanmu, dan selama menunggu aku akan membuatmu mencintaiku."

Ia lalu menghadapkan wajah Naruto ke arahnya lalu dia kembali menciumnya singkat, "Itu ciuman untuk berhati-hatilah saat pulang nanti, Naruto-kun," lanjut Kyouka kembali tersenyum manis. Naruto yang melihat ekspresi Kyouka dan mendengar itu melenguh pelan dengan wajah memerah, "U-Um... K-Kalau begitu... A-Aku pamit, s-sampai jumpa, Senpai," ucap Naruto tergagap sambil membuka pintu di belakangnya lalu berjalan pulang ke rumahnya.

Kyouka yang melihat Naruto sudah pulang menutup pintu rumahnya kembali lalu menyandarkan dirinya sambil menyentuh bibirnya sendiri dengan wajah memerah, "Naruto-kun," gumam Kyouka dalam batin.

Naruto yang berjalan menuju rumahnya juga menyentuh bibirnya yang masih terasa basah karena ciumannya dengan Kyouka, sensasinya masih terasa dan itu membuat pipi Naruto memanas serta jantungnya berdetak kencang.

"U-Ugh... Kyouka-senpai," batin Naruto menggelengkan kepalanya pelan mencoba menghilangkan kejadian tadi lalu berlari pelan menuju rumahnya agar cepat sampai. Setelah sampai Naruto langsung ke kamarnya dan ia melihat Jeanne duduk di sisi kasurnya, "Ah, Master, Okaeri," ucap Jeanne sambil berdiri dan mendekati Naruto.

"Um, Tadaima, Jeanne," jawab Naruto dan ia cukup terkejut ketika Jeanne tiba-tiba memeluknya, "Je-Jeanne, ada apa?"

"Um, syukurlah Master baik-baik saja, aku khawatir jika terjadi sesuatu karena aku tidak ikut bersama Master, apa lagi Master harus banyak istirahat karena kejadian tadi siang... Tapi aku senang Master kembali dalam keadaan baik-baik saja, jika terjadi sesuatu pada Master, rasanya sangat menyakitkan," jawab Jeanne sambil merapatkan wajahnya ke dada Naruto.

Naruto yang mendengar itu tersenyum lalu melepaskan pelukan Jeanne dengan lembut dan menepuk kepalanya dengan pelan, "Aku baik-baik saja, sudah aku bilang untuk tidak perlu khawatirkan? Luka-lukaku sembuh dan aku selamat dari serangan Muscular berkat kau, aku memang lelah tapi aku masih memiliki tenaga yang cukup untuk bergerak, terima kasih karena kau perhatian dan khawatir padaku, Jeanne-chan," ucap Naruto sambil tersenyum dan mengelus rambut dengan lembut.

"Tentu saja, karena aku adalah pendamping Master, dan aku harus selalu melindungi dan menjaga master," ucap Jeanne sambil menikmati elusan Naruto. "Ya, aku tahu itu...," balas Naruto sambil tetap tersenyum dan mengelus

"Aku akan membersihkan diriku dulu, lalu turun untuk makan malam bersama yang lainnya, mereka sudah menungguku, kau sebaiknya juga beristirahatlah dan ingat jangan sampai ada yang tahu keberadaanmu," ucap Naruto dan di balas anggukkan olehnya.

"Baik, Master."

Setelah itu Naruto pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sementara Jeanne dia mengubah dirinya kembali menjadi pedang yang bersandar di sisi kasur Naruto.

Setelah selesai mandi Naruto pun keluar dengan bertelanjang dada serta menggunakan celana pendek berwarna orange, setelah itu dia mengambil pakaian baru lalu turun untuk makan malam bersama dan merayakan bertambahnya anggota keluarga baru.

.

Kantor kepolisian Uchiha

.

Sementara itu di Kantor kepolisian Uchiha, saat ini Fugaku tengah berkumpul bersama anak buahnya di mana mereka menginterogasi Muscular serta mengecek keberadaan nomor panggilan terakhir yang ada di ponselnya yang di yakini sebagai tersangka mengirim Muscular untuk membunuh Naruto dan membuat kekacauan tadi siang.

Polisi yang menginterogasi menggunakan Doujutsu [Sharingan] untuk mendapatkan informasi lebih karena Muscular serta kepastian jika saat pemilik nomor di temukan ada kecocokan. Kemampuan Doujutsu [Sharingan] dapat melihat masa lalu yang terjadi pada pelaku dengan menatap matanya dan dapat memasukkan musuh ke dalam sebuah ilusi yang bisa dalam bentuk apa pun entah itu penyiksaan atau yang lainnya.

Polisi yang melacak nomor ponsel Muscular pun mendapatkan titik lokasi nomor tersebut dan dia cukup terkejut karena pemilik nomor tersebut adalah seorang pria berjulukan [Kiiroi Senko], yaitu Namikaze Minato.

"Tidak mungkin," gumam polisi tersebut lalu melakukan Double Check untuk memastikan apakah benar atau tidak, tapi hasilnya tetap sama, "sulit di percaya."

"Fugaku-sama, saya berhasil menemukan siapa pemilik nomor tersebut," ucap Polisi tersebut membuat Fugaku melihat ke arahnya dan membaca data yang di temukan polisi tersebut, dan saat ia melihat data tersebut dia cukup terkejut. "Apakah kau sudah melakukan Double Check dengan nomor ini?" tanya Fugaku dan di jawab anggukkan oleh polisi tersebut.

"Kagami-san, bagaimana hasilnya?" tanya Fugaku pada polisi yang berdiri di depan Muscular dengan [Sharingan] yang aktif. "Aku sudah melihat ingatannya menggunakan Sharingan, dan kau mungkin tidak akan percaya bahwa penjahat ini suruhan dari Namikaze Minato, dia meminta orang ini untuk membunuh seseorang bernama Uzumaki Naruto," jawab pria bernama Kagami itu membuat Fugaku mengusap wajahnya sambil menghembuskan nafasnya.

"Hah... Ternyata dugaanku benar," gumam Fugaku. "Uzumaki Naruto... Siapa dia itu? Dari nama keluarganya dia mirip seperti marga istrinya dulu... Apa hubungan mereka? Dan kenapa dia berniat membunuhnya hingga mengirim orang ini?" tanya Kagami ingin tahu.

"Uzumaki Naruto adalah anak dari Minato dan Kushina sendiri, mereka tidak menganggapnya sebagai anaknya dan aku dengar mereka berniat membunuh anak mereka sendiri saat usianya sembilan tahun," jawab Fugaku membuat semua yang ada di sana terkejut. "Kenapa dia tidak menganggap anaknya sendiri dan berniat membunuhnya?" tanya Kagami menatap tajam Fugaku.

"Karena dia tidak memiliki [Mana], karena takut di permalukan dia tidak menganggapnya sebagai anak dan berniat membunuhnya, tapi dia selamat dan saat ini dia di adopsi oleh Keluarga Watch," jawab Fugaku. "Lalu bagaimana dia bisa mendapatkan marga Uzumaki itu?" tanya Kagami.

"Mungkin saja tetua Uzumaki mengetahui apa yang mereka perbuat, dan akhirnya memberikan Naruto marga Uzumaki," jawab Fugaku kembali lalu menatap Muscular yang terduduk sambil menundukkan kepalanya, di kedua tangannya terdapat banyak perban dan gips karena kedua lengannya patah karena melawan Naruto tadi. "Hm... Itu masuk akal, lalu sekarang bagaimana? Apa kita akan menangkap Minato ini?" tanya Kagami dan di balas gelengan oleh Fugaku.

"Tidak... Jangan dulu, kita harus memberitahukan ini kepada Korban yaitu Uzumaki Naruto, biar dia yang memutuskannya, apakah menangkap Minato atau tidak," jawab Fugaku lalu berniat pergi. "Fugaku, bolehkah aku bertanya?" tanya Kagami membuatnya menghentikan langkahnya.

"Menanyakan apa?"

"Kenapa kau menyetujui permintaan pihak berita untuk menyembunyikan kejadian ini? Apakah kau sudah menduga bahwa Minato lah pelakunya maka dari itu kau menyetujuinya untuk memudahkan kita mencari siapa orang yang mengirimnya?" tanya Kagami membuat Fugaku melihat ke arahnya. "Aku memang punya firasat bahwa Minato lah yang orang yang menyuruh Muscular untuk membunuh Uzumaki Naruto, tapi untuk pemalsuan kejadian tadi siang adalah usulan dari Uzumaki Naruto sendiri," jawab Fugaku membuat Kagami terkejut.

"Apa?"

"Dia mengusulkan dan meminta izin untuk menutupi kasus ini agar Minato yang mengirim Muscular tidak panik dan mengganti nomor ponselnya, bisa di bilang sepertinya Uzumaki Naruto sudah menduga dari awal bahwa Minato lah yang menyuruhnya, maka dari itu dia tidak ingin Minato mengetahui bahwa suruhannya tertangkap dan menghapus jejaknya," jawab Fugaku, dia ingat ketika salah satu pembawa berita datang bersama Naruto dan ketika mendengar usulan Naruto dia setuju karena hal itu masuk akal mereka pun langsung mengumpulkan orang-orang sekitar yang melihat dan merekam pertarungan Naruto untuk menghapusnya dan tidak menyebarkannya ke media sosial.

"Walau masih muda, pemikiran anak itu seperti orang dewasa, dia dengan cepat merencanakan sesuatu dan memikirkan segala kemungkinan yang terjadi, dia memiliki sedikit gen dari ayahnya tapi dia lebih cepat bertindak dari padanya," lanjut Fugaku, dia cukup kagum karena Naruto sangat pintar, cepat bertindak dan memikirkan segala kemungkinan yang ada dengan cepat.

Dia yakin selama ini Naruto benar-benar bekerja keras untuk menutupi kekurangannya dan lebih mengandalkan otak serta ototnya, hingga dia bisa menekan kekuatan dari [Sacred Beast : Kyuubi] tanpa bantuan [Mana], dan melawan Muscular yang merupakan penjahat kelas A adalah hal mudah bagi Naruto.

"Besok aku akan memanggil Naruto untuk kemari dan memberitahukannya hal ini, kalian sudah boleh pulang dan beberapa dari kalian tolong awasi dia," ucap Fugaku dan di balas anggukkan oleh beberapa orang yang ada di sana.

"Baik!"

.

.

Senin, 22 Maret 2056

Kediaman Watch

06.30 AM

.

"Enghh," lenguh Naruto bangun dari tidurnya sambil membuka matanya ketika cahaya matahari masuk melalui celah jendela dan menyinarinya, saat setelah makan malam kemarin ia berbincang sesaat dengan yang lain dan dia cukup terkejut karena Nei juga bersekolah di sekolah dasar yang sama sepertinya dan Michella. Ia juga memiliki sebuah kekuatan bernama [Clairvoyance] sebuah kemampuan yang bisa mengetahui segalanya, mulai dari mengetahui siapa yang menelpon, bisa melihat apa saja isi rumah, bisa menemukan benda-benda yang hilang, dengan kata lain kemampuannya seperti radar, dan Nei juga bisa menggunakan [Magic Element] yaitu [Wind Magic] dan [Water Magic].

Setelah itu dia benar-benar lelah jadi dia langsung ke kamar lalu tidur, sekarang ia bisa merasakan tenaganya pulih kembali karena tidurnya sangat nyenyak sekali semalam, ia lalu menguap dan berniat meregangkan badannya, namun ia merasakan tangan kanannya tidak bisa bergerak seperti ada yang menindihnya serta ia merasakan sebuah tangan memeluk tubuhnya.

Karena penasaran dia pun melihat apa yang membuatnya tak bisa menggerakkan tangan kanannya dan ia terkejut karena Jeanne tidur bersamanya dengan tangan kanannya di gunakan bantalan oleh Jeanne yang memeluk tubuhnya.

"Master," gumam Jeanne mengingau dalam tidurnya sambil merapatkan dirinya, Naruto yang melihat Jeanne tidur di sampingnya merona. "Je-Jeanne-chan? Ba-Bagaimana bisa dia di sini tidur bersamaku? s-seingatku dia masih dalam wujud pedangnya semalam," batin Naruto kebingungan.

"Master... Aku akan selalu di sampingmu... Aku akan menjagamu... tak akan aku biarkan siapa pun melukaimu," igau Jeanne dengan ekspresi khawatir, Naruto yang mendengar dan melihat Jeanne tampak gelisah dan khawatir terdiam, dia pasti masih mengkhawatirkan kejadian kemarin hingga ia memutuskan tidur di sampingnya.

"Jeanne-chan," gumam Naruto dan ia harus tersentak ketika mendengar suara ketukan di pintunya. "Permisi Naruto-sama," ucap Grayfia sambil membukakan pintu dan ia melihat Naruto tengah berbaring membelakanginya dengan selimut menutupi sampai seleher dan Naruto melihat ke arahnya.

"Ah, Grayfia-san... Ohayo," sapa Naruto sambil tersenyum. "Ohayo gonzaimasu, Naruto-sama," sapa Grayfia sambil membungkuk ala maid.

"Ada apa kau kemari Grayfia-san?" tanya Naruto tanpa mengubah posisi. "Saya berniat membangunkan Naruto-sama, tapi sepertinya Naruto-sama sudah terbangun terlebih dahulu," jawab Grayfia membuat Naruto tersenyum tipis.

"Souka... arigato, Grayfia-san... maaf merepotkanmu, kau sudah boleh keluar dan melanjutkan tugasmu," ucap Naruto dan di balas anggukkan oleh Grayfia.

"Baiklah, Naruto-sama, kalau begitu saya permisi dulu," jawab Grayfia lalu membungkuk sesaat dan keluar dari kamar Naruto. Melihat Grayfia telah pergi Naruto menghembuskan nafas lega lalu ia pun menurunkan selimutnya dan menggoyangkan bahu Jeanne dengan pelan.

"Jeanne-chan, bangun ini sudah pagi," ucap Naruto membuatnya melenguh pelan dan membuka matanya, pipi Naruto kembali merona ketika melihat ekspresi sayu Jeanne saat bangun dari tidur, tapi ia langsung menggelengkan kepalanya pelan.

"Je-Jeanne-chan, kenapa kau tidur di sini denganku? Bagaimana jika da yang melihat?" tanya Naruto membuat Jeanne semakin memeluk erat dirinya. "Aku tidak bisa tidur karena memikirkan kejadian kemarin, aku takut terjadi sesuatu saat Master tidur, maka dari itu aku tidur di sisi Master... Apakah tidak boleh?" jawab Jeanne lalu melihat Naruto dengan tatapan sedih.

Naruto yang mendengar itu membenarkan dugaannya karena Jeanne khawatir dengan dirinya, maka dari itu dia tidur bersamanya. Dia tidak mempermasalahkan kekhawatiran Jeanne, tapi dia malu karena tidak pernah tidur dengan seorang perempuan, apa lagi perempuan tersebut secantik Jeanne.

"A-Aku tidak mempermasalahkan kekhawatiranmu, t-tapi aku malu karena tidak pernah tidur dengan seorang perempuan bahkan Michella-chan sekalipun," jawab Naruto membuat Jeanne terdiam sesaat lalu tersenyum. "Jadi aku orang pertama yang tidur bersama Master ya... Senangnya," ucap Jeanne sambil menyembunyikan wajahnya di dada Naruto.

"U-Um begitulah," jawab Naruto, "m-maa ayo kita bangun, jika tidak akan ada yang datang nanti, kita harus siap-siap pergi ke Akademi untuk menjalankan misi lagi," ucap Naruto, Jeanne pun menggumam pelan dan tangannya yang memeluk Naruto berpindah menuju kedua pipi Naruto.

"Sebelum itu, izinkan aku memberikan sesuatu kepadamu Master." Naruto yang mendengar itu menaikkan sebelah alisnya kebingungan hingga akhirnya ekspresinya berubah menjadi terkejut karena Jeanne menciumnya, wajahnya langsung memerah sempurna.

"Je-Jeanne, ke-kenapa kau menciumku?" tanya Naruto sambil terduduk dan menyentuh bibirnya. "Tentu saja, karena aku mencintai Master," jawab Jeanne ikut mendudukkan dirinya sambil tersenyum, Naruto yang mendengar itu tentu terkejut.

"T-Tunggu, bu-bukankah hubungan [Sacred Beast] dan tuannya itu di larang?" balas Naruto, Jeanne yang mendengar itu mengangguk pelan. "Tapi kemarin 'Ayah' mengatakan padaku ada sebuah syarat agar hubungan itu terlewati, yaitu ketetapan hatiku sebagai [Sacred Beast]. Saat melihat Master terluka dan hampir menghilang dari alam bawah sadar aku panik, aku sedih dan takut kehilangan Master, aku berusaha mengalirkan [Mana] ku kepada Master tapi tetap tidak bisa, 'Ayah' berkata bahwa aku cemburu... Ya aku cemburu melihat Master dekat dengan Kyouka-san... Bukan cuma dia tapi dengan Tenka-san juga," jawab Jeanne sambil menyentuh dada kirinya, merasakan detak jantungnya.

"karena rasa cemburuku, aku tidak bisa menyembuhkan Master, 'Ayah' pun menyuruhku menetapkan hatiku agar bisa menyelamatkan Master... Aku ingin di samping Master, aku ingin selalu di bersama Master... awalnya aku juga tidak percaya, tetapi aku sadar... bahwa Aku mencintaimu Master," lanjut Jeanne sambil tersenyum manis kepada Naruto.

Naruto yang mendengar itu semakin memerah wajah karena pernyataan cinta Jeanne, "Setelah itu aku mencium Master untuk menyampaikan perasaanku dan saat itulah [Mana] ku mengalir ke tubuh Master dan menyembuhkan seluruh luka Master," ucap Jeanne membuat Naruto menyentuh bibirnya.

"I-Itu artinya k-kau sudah sempat menciumku kemarin?!" tanya Naruto dan di balas anggukkan oleh Jeanne. "Rasa bibir Master manis sekali, ini pertama kalinya untukku dan rasanya membuatku ketagihan sejak kemarin... tapi aku menahannya dan sekarang aku merasakannya lagi," jawab Jeanne sambil mendekatkan dirinya dengan Naruto lalu memeluknya dan menyandarkan kepalanya di dadanya.

"Aku tahu ada orang di luar sana yang juga mencintai Master, tapi aku tidak peduli... asal aku bisa bersama Master, aku sudah senang, aku akan selalu mencintaimu Master," ucap Jeanne membuat Naruto terdiam, dia tidak menyangka bahwa Jeanne juga memiliki perasaannya notabenenya adalah [Sacred Beast]. Yang dia tahu [Sacred Beast] tidak boleh memiliki perasaan terhadap tuannya, tetapi ia tidak menyangka bahwa ada syarat mudah untuk melewati larangan itu dan itu pun dari Kami-sama sendiri.

"A-Arigato atas pernyataan tulusmu, Jeanne-chan... t-tapi untuk saat ini aku belum bisa membalas pernyataanmu... I-Ini terlalu mendadak untukku... ma-maka dari itu beri aku waktu untuk mencari jawaban apakah aku mencintaimu atau tidak," jawab Naruto, dia tentu tidak mungkin menolak pernyataan tulus Jeanne, dia tidak mau menyakiti perasaannya.

Mungkin saja suatu saat dia memang mencintai Jeanne. Selain itu dia sudah melewati larangan yang membuatnya dia bisa mencintai tuannya, di satu sisi ia juga teringat bahwa dia mendapatkan pernyataan cinta dari Kyouka dan Tenka, dengan kata lain dia mendapat tiga pernyataan cinta.

Tapi dia belum bisa membalas perasaan mereka karena dia sendiri belum tahu tentang perasaannya apakah dia mencintai mereka atau tidak, jadi dia meminta waktu untuk menemukan jawabannya entah sampai kapan dia akan menemukan jawabannya.

Jeanne yang mendengar itu tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, dia tidak masalah sampai kapan tuannya akan membalas perasaannya, asalkan dia bisa bersama tuannya, itu sudah cukup untuknya.

"Um, tentu Master... Aku akan menunggunya." Naruto yang mendengar itu pun menggumam pelan. "Ka-Kalau begitu kau bisa melepaskan pelukanmu, Jeanne-chan, a-aku harus membersihkan tubuhku dan kita harus bersiap pergi ke Akademi menjalankan misi," ucap Naruto mencoba melepaskan pelukan Jeanne dengan lembut.

"Ah, maafkan aku Master," ucap Jeanne meminta maaf sambil melepaskan pelukannya. "Ti-Tidak, kau tidak perlu meminta maaf Jeanne-chan," balas Naruto sambil tersenyum agar Jeanne tidak merasa bersalah.

Tok! Tok!

"Nii-chan kau di dalam?" Naruto dan Jeanne yang mendengar suara ketukan pintu langsung tersentak. "Jeanne-chan, cepat ubah dirimu," ucap Naruto dan langsung di lakukan oleh Jeanne yang mengubah wujudnya jadi wujud pedangnya.

Naruto pun langsung bangun dari kasurnya dan berjalan ke arah pintu kamarnya lalu membukanya dan ia melihat Nei yang berdiri di depan kamarnya, "Ah, Nei-chan, Ohayo," sapa Naruto sambil tersenyum.

"Ohayo, Nii-chan," balas Nei sambil tersenyum, "kenapa Nii-chan lama sekali? Semua sudah menunggu di bawah?"

"Ah, gomen. Aku sedang mengurus sesuatu yang penting tadi," jawab Naruto sambil tersenyum canggung, "sebentar lagi aku akan turun, katakan pada yang lainnya untuk menungguku sebentar lagi," lanjut Naruto dan di balas anggukkan oleh Nei.

"Baiklah, Nii-chan!" jawab Nei lalu kembali ke ruang makan, Naruto yang melihat Nei telah pergi kembali menutup pintunya lalu menghembuskan nafas lega karena dia tidak curiga, ia pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sambil membawa celana panjang hitam akademinya.

Setelah selesai mandi Naruto pun keluar dengan bertelanjang dada dengan handuk pundaknya serta menggunakan celana hitamnya. Lalu ia pun mengambil pakaian akademinya dan mengenakannya, tak lupa sebelum itu dia menyelipkan rantai di punggungnya lalu ujungnya dia letakkan di masing-masing lengannya, berikutnya dia pun memasang pemberat di kakinya lalu mengenakan kaos kakinya.

Lalu ia pun mengambil tas akademinya dan menyelipkan Jeanne di pinggang kirinya, "Yosh, kau sudah siap Jeanne-chan?" tanya Naruto. ["Ha'i! Master!"] jawab Jeanne semangat.

Naruto pun keluar dari kamarnya lalu menutupnya dan pergi ke ruang makan untuk sarapan bersama keluarganya yang sudah menunggunya. "Ohayo!" sapa Naruto sambil tersenyum.

"Ohayo, Nii-chan!" balas Michella, dan Nei sambil tersenyum. "Ohayo, Naruto-san," jawab Inori tersenyum tipis.

"Kaa-chan di mana? Apa dia sudah berangkat lebih dulu lagi?" tanya Naruto karena tidak melihat Tsunade lagi. "Um," jawab Michella sambil menganggukkan kepalanya.

"Sepertinya menjadi pemimpin Akademi itu merepotkan sekali karena harus pagi-pagi pergi ke Akademi dan menyiapkan misi untuk kita," gumam Naruto merasa kasihan dengan Tsunade karena harus pagi-pagi berangkat ke sekolah, "tapi kenapa harus selalu Kaa-chan, aku tahu dia pemimpin akademi dan dia merupakan orang penting, tapi bagaimana dengan wakil atau pun sekretarisnya... seharusnya mereka bisa menggantikan Kaa-chan sesaat," lanjut Naruto mengingat bahwa seharusnya Tsunade menyuruh sekretaris atau wakilnya untuk menggantikannya sebelum dia datang.

"Seharusnya seperti itu... tapi sepertinya mereka sedang sibuk," jawab Michella membuat Naruto menghembuskan nafasnya. "Mungkin nanti aku tanyakan saja pada Kaa-chan," gumam Naruto.

"Hah... Sudahlah, sekarang ayo kita mulai sarapannya, setelah itu kita berangkat bersama," lanjut Naruto. "Ah, Aku bisa berangkat sendiri, jadi Nii-chan dan Nee-chan bisa ke Akademi tanpa perlu mengantarku," ucap Nei namun di balas gelengan oleh Naruto.

"Tidak, kami akan mengantarkanmu lebih dulu, baru kami akan pergi ke Akademi kami," jawab Naruto sambil tersenyum, "Kau masih kecil, berbahaya jika kau pergi sendirian, di luar sana banyak penjahat yang mungkin saja menculikmu nanti, dan sebagai kakakmu sudah tugasku untuk mengantar adiknya dengan selamat," lanjut Naruto sambil mengelus rambut Nei yang ada di sampingnya.

Nei yang mendengar itu sangat senang sekali, dan untuk melepaskan rasa senangnya dia langsung memeluk Naruto dengan erat. "Arigato, Nii-chan! Aku senang sekali!" ujar Nei tersenyum senang. Naruto yang di peluk olehnya menjaga senyumnya dan mengelus rambut pink Nei, "Maa, kau bisa melepaskan pelukanmu, sekarang ayo kita sarapan lalu berangkat agar tidak terlambat," ucap Naruto dan di balas anggukkan pelan Nei.

"Ha'i!"

"Ittadakimasu!"

.

Setelah selesai sarapan, Naruto, Michella, Inori dan Nei pun berangkat bersama menuju akademi, tapi pertama mereka mengantarkan Nei terlebih dahulu hingga sampai di akademinya, selama perjalanan mereka sama-sama berbincang ringan untuk menghilangkan kebosanan, sementara Inori hanya diam mendengarkan apa yang mereka bicarakan karena dia sendiri tidak tahu bagaimana harus menanggapi dan topik apa yang mereka bicarakan, hingga beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di akademi Nei.

"Baiklah Nei-chan, kita sudah sampai, dan sekarang kami akan pergi ke Akademi kami," ucap Naruto lalu menepuk kepalanya dengan pelan, "belajarlah yang giat ya," lanjut Naruto sambil tersenyum tipis, Nei yang mendengar itu mengangguk.

"Baik, Nii-chan!" balas Nei sambil tersenyum. "Jangan nakal di pelajaran nanti ya, Nei-chan, saat pulang nanti Grayfia-san akan menjemputmu," ucap Michella dan di balas anggukan kembali oleh Nei.

"Ha'i! Nee-chan!"

"Jaa, kami berangkat sekarang, Nei-chan, Ittekimasu," ucap Naruto lalu berjalan menuju Akademi bersama Michella dan Inori sambil melambaikan tangan mereka.

"Itterasshai!" balas Nei sambil melambaikan tangannya.

.

.

Setelah beberapa menit perjalanan dari sekolah Nei, akhirnya Naruto, Michella dan Inori sampai di Akademi mereka, dan baru saja memasuki gerbang akademi mereka terkejut ketika melihat terdapat banyak kerumunan orang berkumpul di halaman depan sekolah.

"Ada apa ini? Kenapa ramai sekali?" gumam Michella kebingungan ketika melihat banyak orang berkumpul di depan mereka. "Entahlah... Sebaiknya kita mengeceknya," ucap Naruto lalu berjalan lebih dulu untuk membukakan jalan agar Inori yang mendorong kursi roda Michella bisa lewat.

Setelah sampai barisan di depan mereka bisa melihat seorang perempuan berambut merah dengan wajah kesal berbicara dengan pemuda berambut kuning di depannya. Mereka yang baru sampai tentu kebingungan sebenarnya ada apa di antara mereka berdua, "Naruto-kun!" Naruto yang di panggil menoleh dan ia melihat Gabriel datang mendekatinya.

"Gabriel-san, sebenarnya ada apa ini? Kami baru saja sampai jadi kami tidak tahu apa yang terjadi dan menyebabkan keramaian ini?" tanya Naruto to the point. "Pemuda itu... Dia menyatakan perasaannya kepada perempuan itu, tapi di tolak olehnya, tetapi pemuda itu terus memaksanya untuk menjadi pacarnya," jawab Gabriel sambil melihat perempuan berambut merah yang berdebat dengan pemuda di depannya.

"Jadi begitu...," gumam Naruto lalu memberikan tasnya kepada Michella, "ne, Michella-chan, aku titip tasku kepadamu, aku akan ke sana dan menengahi mereka," lanjut Naruto sambil berjalan ke depan membuat semua terkejut karena Naruto dengan berani maju mendekati mereka.

"Aku sudah bilang jika aku tidak mau menjadi kekasihmu! Berapa kali aku harus bilang!" ujar perempuan berambut merah menatap tajam pemuda di depannya. "Oh ayolah Rias-hime, tidak ada perempuan lain yang aku cintai selain dirimu, jadi aku mohon jadilah kekasihku, aku akan melindungimu segenap hatiku dan memberikan kekayaanku kepadamu," balas sang pemuda mencoba merayu perempuan bernama Rias tersebut.

"Dia sudah bilang tidak mau bukan? Kenapa kau memaksanya?" pemuda berambut kuning yang merasa terganggu menoleh dan ia melihat Naruto dengan posisi santai berdiri di belakangnya di sertai tatapan datar kepadanya.

"Siapa kau? Kenapa kau ikut campur urusan kami hah?" tanya pemuda tersebut menatap tajam Naruto. "Siapa aku itu tidak penting, yang terpenting bisakah kau tidak membuat keributan hingga membuat keramaian di sini? dan juga, dia tidak mau menjadi pacarmu jadi jangan paksa dia," balas Naruto santai dan menjaga ekspresi datarnya.

"Kau... Anak kelas satu ya...," gumam pemuda itu berbalik ke arah Naruto, "sepertinya kau tidak punya sopan santun berbicara kepada Seniormu, bahkan sampai ikut campur urusannya."

"Aku tidak peduli dengan hal itu, aku bahkan tidak peduli siapa kau," balas Naruto membuat pemuda itu mendengus lalu menyeringai sombong. "Namaku adalah Riser Phenex! Pemuda tampan di sekolah ini dan terkuat di kelas dua! Jadi sebaiknya kau mundur sebelum menerima akibatnya!" ujar pemuda bernama Riser menatap tajam Naruto.

Rias yang melihat Riser fokus terhadap Naruto menggunakan kesempatan tersebut untuk kabur, namun Riser langsung menangkap tangannya, "Jangan pergi dulu, Rias-hime!" ujar Riser.

Clank!

"Dia sudah bilang tidak mau bukan, jadi lepaskan dia," ucap Naruto sambil menarik rantai yang telah dia ikat di tangan Riser yang menahan tangan Rias hingga ia melepaskannya.

Semua yang melihat itu tentu terkejut dengan keberanian Naruto, Riser yang di ganggu kembali menatap tajam Naruto begitu juga sebaliknya.

.

.

.

.

.

.

TBC

Note : Yo! Konbanwa Minna-san!

Bagaimana menurut kalian? Hmhm, aku harap kalian menikmatinya, ok di sini Ookawamura Nei telah resmi bergabung dengan keluarga Watch, dan juga identitas Minato sebagai tersangka sudah di ketahui namun mereka tidak langsung menangkap Minato karena memang Naruto harus mengetahui hal ini terlebih dahulu.

Lalu sedikit Romance antara Naruto dan Kyouka serta Jeanne, di sini Jeanne sudah memberitahu perasaannya secara tulus dan tentu Naruto tidak percaya bahwa dia memiliki tiga orang yang mencintainya, tetapi dia belum bisa membalas pernyataan mereka.

Berikutnya kenapa Jeanne selalu bersembunyi karena Naruto belum menunjukkan kekuatannya, dan hanya menggunakan kekuatan fisik dan akalnya. Lalu kapan Inori akan jadi Sacred Beast Naruto? Akan terjadi beberapa Chapter lagi.

Berikutnya di sini Rias dan Riser telah muncul dan Naruto ikut di konflik mereka, bagaimana kelanjutannya? Nantikan saja.

Jaa sampai bertemu di Chapter berikutnya, saya 4kagiSetsu undur diri, Jaa na!

4kagiSetsu Out