Disclaimer

Prince of Fire

By

Erza Scarlet Belserion

Masashi Kishimoto dan Michael Dante Di Martino & Bryan Konietzo

Genre: Family dan Romance

Pairing: Naruto x Azula, Naruto x Toph, Naruto x Ty Lee

DON'T LIKE, DON'T READ

Enjoy This Story

Chapter 1: Prolog

Suatu hari di negara Api lebih tepatnya di sebuah rumah megah yang dikelilingi banyak taman dan pohon. Terlihat di salah satu sudut ruangan, ada dua orang anak, laki-laki dan perempuan yang didampingi seorang pria yang kini mereka sedang menatap pintu.

"Uncle, kenapa mommy berteriak didalam ?"ucap anak laki-laki tersebut.

"Mommy kalian sedang berjuang mengeluarkan adik kalian, kalian ingin melihat adik kalian kan"ucap pria itu yang meletakan kedua tangan nya di kepala anak laki-laki tersebut dan anak tersebut hanya menganggukan kepala nya.

"Kalian berdo'a, semoga tidak terjadi apa-apa"ucapnya dan kedua anak tersebut hanya bisa tersenyum. Ketika anak laki-laki tersebut berdo'a, anak perempuan hanya acuh dan tak melakukan apa yang dikatakan paman mereka.

"Azula, apa kamu tidak mau mendo'akan ibu kamu dan adikmu"ucap pria yang dikenal bernama Iroh dan lagi-lagi anak yang bernama Azula hanya bisa diam dan hanya mengangkat pundaknya saja.

"Ternyata anda disini, Princess Azula"mereka melihat kedua wanita dua tua yang mendekati mereka.

"Ini sudah jam anda latihan firebender anda dan Akademik anda, Princess Azula"ucap mereka. Azula seolah berat meninggalkan tempat, dia ingin melihat adik baru nya itu walaupun terdapat gengsi yang besar takutnya sang adik baru membuat perhatian ayahnya teralihkan tapi walau bagaimanapun dia tetaplah anak berumur 7 tahun yang ingin menjadi seorang kakak, ingin menjadi sosok kakak yang selalu bersama adik barunya tapi apa boleh buat ketakutan dan perintah mutlak sang ayah tak bisa bantah.

"Aku akan bicara dengan Ozai, Azula ingin melihat adik barunya"ucap Iroh yang melihat tingkah keponakan nya itu dengan sikap gelisah.

"Tapi Jendral Iroh, perintah Lord Fire adalah mutlak"ucap kedua wanita yang dikenal dengan Lo dan Li.

"Aku yang akan bicara dengan Ozai, Azula ing-"ucapan nya terpotong ketika Azula berbicara.

"Tak apa paman, aku akan latihan saja. Lo dan Li ayo kita pergi"ucap Azula yang telah berjalan meuju tempat latihan.

"Baiklah Princess Azula"balas kedua nya dan mereka bertiga meninggalkan tempat.

"Ayo prince Zuko, kita berdo'a untuk keselamatan adik dan ibumu"ucap Iroh dengan menuntun sang keponakan kembali ke dekat ruangan persalinan.

Setelah beberapa menit, akhirnya terdengar suara tangisan bayi dalam ruangan, tentu saja ini membuat Zuko segera memasuki ruangan. Sempat terdiam, itulah ekspresinya ketika melihat sang ibu menggendong bundelan kecil di dalam bekapan nya.

"Zuko kesini nak"sang ibu memanggil sang anak untuk mendekat.

"Apa kau tidak ingin melihat adik kecilmu ?"ucapnya. Suara tepukan pelan dibahunya membuat Zuko terhenyak dan mendekati sang ibu.

"Perkenalkan Zuko, namanya Naruto"ucapnya.

"Hai, aku adalah kakakmu, namaku Zuko"Zuko menyentuh pipi kecil sang adik dan terlihat jelas sekali ekspresi senang di raut wajah anak 8 tahun itu.

"Jika aku boleh tahu kenapa anda memberinya nama Naruto, Lady Ursa"bisik Iroh.

"Aku pernah mendapatkan mimpi, aku bertemu kakekku Avatar Roku. Dia berpesan, ketika anakmu lahir, kau harus memberi nama dia Naruto dan dialah yang akan menghentikan perang ini bersama Avatar baru"ucapan Ursa membuat Iroh terkejut dan dia sedikit menyunggingkan senyuman.

"Well, semoga saja apa yang diinginkan Avatar Roku bisa terpenuhi"ucapnya.

"Selamat atas kelahiran anak anda Lady Ursa"sebuah suara mengintrupsi mereka, terlihat Azula yang datang bersama Lo dan Li.

"Terimakasih Lo dan Li"ucap sang Lady. Azula melihat sesosok bundelan kecil di gendongan ibunya. Ibunya yang merasa Azula melihat kearah mereka segera berucap.

"Kesinilah Azula. Apa kau tidak melihat adikmu ?"ucapnya. Azula pun memutuskan mendekat dan dia seolah terpesona dengan dua manik biru mata adiknya dan tanpa sadar menggerakan jari telunjuk di pipi adiknya.

"Pipi ini begitu lembut"ucap Azula. Dia sedikit kaget ketika adiknya menatap kearah nya dan menggengam jari Azula yang bertengger di pipinya. Ketika Azula hendak melepaskan genggaman itu tapi sang adik malah mencengkram nya erat.

"Sepertinya Naruto menyukaimu Azula"ucap sang ibu.

"Kau telah menjadi kakak, Azula"ucap sang paman sdikit menepuk pelan pundak sang keponakan.

"Kita menjadi seorang kakak, Azula"ucap Zuko kepada sang adik.

"Bolehkah aku menggendongnya bu"ucapan Azula membuat semua orang kaget karena yang mereka tahu Azula sang cuek ke orang lain kecuali ke ayahnya.

"Kau mau menggendong Naruto, Azula"tanya sang ibu.

"Bolehkah aku menggendong Naruto, bu"tanya Azula lagi.

"Kau boleh menggendong nya Azula dan sepertinya Naruto ingin digendong olehmu"ucap sang ibu.

Azula pun menerima uluran dari sang ibu, dia mengangkat adiknya dengan pelan dan meletakan Naruto kecil dalam gendongan nya.

"Hey Naru. Aku Azula, kakak perempuanmu"ucapnya sambil menekan pelan pipi chuby adiknya dan menciumnya.

"Aku punya hadiah untukmu. Tadi aku dikasih gelang oleh Mai, aku ingin kamu memakainya dan kebetulan gelangnya ada dua jadi ini sebagai tanda ya Naru"ucap Azula yang telah memasangkan gelang dengan bandul berbentuk matahari di gelang tangan kanan nya.

"Mulai sekarang, aku akan selalu menjagamu. Aku sangat menyayangimu"ucapan Azula di respon oleh Naruto dengan menggengam tangan sang kakak dan kepalanya menunduk kepala nya kearah badan Azula. Sementara Ursa, Iroh, Lo dan Li seolah tak percaya dengan apa yang dilihat dan didengar mereka. Mereka hanya bisa menyunggingkan senyumnya melihat pemandangan di depan mereka.

"Sepertinya Naruto akan merubah sifat Azula yang cuek menjadi lebih penyayang dan lebih perduli, bukan begitu Ursa"ucap Iroh yang masih setia melihat kearah Azula.

"Sepertinya Naruto akan menjadi matahari untuk Azula dan untuk keluarga ini"ucap Ursa.

"Anda benar jendral Iroh, Lady Ursa. Princess Azula jarang menampakan ekspresi seperti itu kecuali ke kedua sang sahabat yang di Akademi dan di ruang pelatihan"ucap Lo dan Li yang ditunjuk Lord Fire untuk menjadi asisten pribadi sang putri kerajaan.

"Azula terlihat berbeda bu, paman"mereka hanya mengangukan kepala untuk menjawab ucapan sang pangeran kerajaan. Sekarang keadaan dan suasana di keluarga sedikit berubah sejak kehadiran Naruto tapi tanpa mereka sadari sang raja api sedang memperhatikan mereka.

'Senyuman itu tidak akan bertahan lama. Kau hanya akan membawa kehancuran bagi kedikdayaan-ku'batin dan membakar gulungan yang ada ditangan nya.

Flashback On

Raja Api Ozai sedang berada di singgasana nya, sedang berdiskusi dengan para jenderal nya tapi kegiatan mereka terganggu dengan kedatangan para pelayan.

"Maaf tuanku, anda kedatangan tamu dari penjaga pulau Avatar Roku"ucapnya lalu masuklah dua orang yang menjadi penjaga pulau Avatar Roku.

"Kita mendapatkan berita buruk yang mulia"ucap mereka yang telah menyerahkan sebuah gulungan kepada sang raja.

"Ini tidak mungkin"ucap Ozai yang membanting gulungan itu.

"Tapi inilah kenyataan nya yang mulia, bahwa akan ada anak dari negara api atau lebih tepatnya dalam keluarga kerajaan yang akan menghancurkan tahta anda yang telah dibentuk sejak masa Raja Api Sozin terdahulu"ucap mereka.

"Ciri utamanya yaitu dia tidak bisa Fire Bending"sambung nya.

"Bukan nya hari ini Lady Ursa hari ini akan melahirkan Lord Fire"ucap salah satu jenderal. Belum mereka mendengar jawaban dari sang raja, mereka disajikan api yang membara dihadapan mereka.

"Tidak akan kubiarkan siapapun yang ingin menghancurkan nya, bahkan jika dia anakku sendiri"ucap Ozai dengan kobaran api yang mengelilingi nya.

Flashback Off

Ketika sibuk dengan dunia nya, dia seperti mendapatkan bisikan.

'Kau harus memusnahkan dia Ozai atau tahtamu akan hancur'

'Lakukan lah Ozai atau kau akan menyesal seumur hidupmu'

"Aku akan memastikan tidak ada yang bisa menghentikan tahtaku baik itu anak itu maupun Avatar baru"ucapnya dengan nada sangat yakin.

'Semakin cepat kau memusnahkan anakmu maka semakin amanlah dirimu. Anakmu yang bernama Naruto yang akan memutus rantai yang sudah dibuat oleh kakek buyutmu. Hanya negara Api yang menguasai dunia'

Ozai pun memutuskan kembali ke singgasana nya, meninggalkan ruangan itu.

10 bulan kemudian

Terlihat di sebuah taman dibelakang rumah, terdapat 3 orang anak yang sedang bermain. 3 anak itu bernama Zuko yang sedang memberi makan bebek peliharaan mereka, Azula yang sedang memberi makan sang adik, Naruto yang berada dipangkuan nya.

"Ayo Naru-chan buka mulutnya"ucap Azula yang menyodorkan saru sendok kecil ke sang adik.

"Anak pintar"ucapnya lagi ketika Naruto memakan makanan nya.

"Ta ta ta ta bum bum ta ta ta"mereka berdua tak mengerti dengan apa yang diucapkan sang adik, tapi mereka melihat sang adik menunjuk-nunjuk kearah belakang. Tepat saja, teman-teman Azula datang menghampiri mereka.

"Wah wah wah Naru-chan, sini onee-san gendong"ucap Ty Lee yang mengulurkan tangan nya. Naruto yang melihat itu mengangkat tangan nya seolah minta digendong dan hupp, Naruto pun berpindah tangan dari Azula ke Ty Lee.

"Betapa menggemaskan nya dirimu, Naru-chan"ucap Ty Lee yang telah menciumi pipi gembul Naruto dan seolah mengerti dari ucapan nya Naruto hanya bisa terkekeh pelan dan sedikit menarik-narik rambut Ty Lee.

"WAHHHHHHHH lucunya"teriak Ty Lee kencang tanpa sadar memeluk Naruto.

"Ty Lee kau terlalu kuat memeluk Naruto"akhirnya Mai berucap, ketika melihat temannya memeluk adik Azula.

"Kau membuatnya susah bernafas Ty Lee"Azula yang telah sadar dengan sigap mengambil Naruto pelukan maut sang teman. Ketika Naruto sudah berada di pelukan nya, dia melihat Naruto yang terus menatap kearah belakang nya.

"Ada apa Naru ?"ucap Azula yang melihat kebelakang dan tidak menemukan apapun yang mencurigakan.

"Ada apa Azula ?"akhirnya Zuko berucap dia juga menatap kearah belakang.

"Ada apa Azula ?"Mai dan Ty Lee juga demikian.

"Entahlah dari tadi Naru terus menatap kearah pohon tersebut"ucap Azula. Zuko yang takut ada penyusup di sekitar tempat ini, dia pun memutuskan melihatnya. Azula yang masih menggendong adiknya beserta teman-temannya juga mengikuti Zuko.

"Tidak ada apa-apa siapa-siapa"Zuko berujar.

"Itu Apa Zuko, Azula"Ty Lee berucap dan mengambil bel yang bersimbol aneh.

"Ada penyusup disini, sebaiknya kalian segera kedalam"mereka hanya menganggukan kepala dan memasuki rumah Azula.

Sementara di dekat salah satu pohon, tampak dua orang yang berpakaian tertutup dan tak lupa memakai topi yang menutupi tubuhnya.

"Sepertinya anak itu bukan anak sembarangan"ucapnya.

"Dia bisa merasakan kehadiran kita, padahal saudaranya dan yang lain tidak bisa merasakan keberadaan kita"ucap yang lain.

"Sebaiknya kita pergi, sebelum ada yang datang"lalu mereka tenggelam dalam tanah.

Dengan Azula dll

"Apa yang kau lakukan disini Azula, bukan nya kau latihan pengendalian apimu ?"mereka semua terkaget karena sekarang ayah Azula atau Fire Lord Ozai berdiri di depan mereka.

"Ayah, Tuan Ozai"ucap Zuko, Azula, Mai dan Ty Lee.

"Kebetulan ayah disini, aku merasakan ada yang menyusup ke istana ini ayah"ucap Zuko.

"Kau harus terus berlatih pengendalian apimu"ucap Ozai tanpa menjawab ucapan Zuko.

"Aku akan latihan sebentar lagi ayah. Yang dikatakan Zuzu benar, Ayah. Ada yang menyusup ke istana ini. Naru yang menunjukan nya pada kami"ucap Azula menyerahkan sebuah bel kecil pada ayahnya.

"Sebaiknya kau segera ke ruang latihan, jangan lupa ajak sekalian temanmu itu"ucap Ozai yang hendak meninggalkan mereka.

"Bagaimana dengan Naru ?"ucap Azula yang membuat Ozai berhenti.

"Serahkan ke para pelayan, pelatihanmu lebih penting daripada anak itu"ucapan Ozai tentu saja mengejutkan mereka terutama Azula.

"Kenapa ayah menyebut Naruto dengan "Anak itu", dia anakmu, dia adikku dan Azula"ucap Zuko sedikit marah dan sedikit nada tinggi.

"Kau berani membentak ku Zuko, terserah aku ingin menyebut "dia" ini apa"Ozai mengarahkan tangan penuh api nya kearah sang anak tetapi seseorang segera menahan nya.

"Kau berani memukul anakmu sendiri, Ozai"ternyata Iroh lah yang menahan tangan tersebut.

"Dia harus diajarkan sopan santun ketika berbicara dengan orang tua nya. Kau tak usah ikut campur"ucap Ozai yang menghentakkan tangannya.

"Aku tidak ingin anak-anak manis ini melihat apa yang belum pantas dia lihat"ucap Iroh.

"Dan juga ucapanmu juga keterlaluan, sejak Naruto lahir, kau belum melihat ataupun menggendongnya. Kau ini ayahnya Ozai"tambahnya.

"Aku tidak mau menggendong anak itu dan kutekankan sekali lagi padamu Iroh, jangan sekali-kali kau mengurusi urusan keluargaku. Azula kau cepatlah keruang pelatihan, karena gurumu sudah ada disana"ucap Ozai meninggalkan mereka.

"Pergilah Azula, aku yang akan membawa Naruto"ucapan paman nya membuat Azula menatap kearah sang paman.

"Pergilah Azula sebelum ayahmu kembali lagi kesini, biar aku dan Zuko yang membawa Naruto. Kau pergilah bersama temanmu"ucapnya lagi yang telah mengambil Naruto dari Azula.

"Ayo kita pergi Zuko"ucap sang paman yang menepuk pundak keponakan nya yang dari tadi terus menatap kearah ayahnya pergi.

"Apa salah jika Naruto lahir di dunia paman. Sejak kelahiran naruto hingga sekarang, ayah tak pernah menggendong maupun melihatnya"ucap Zuko yang terus melihat kearah ayahnya pergi.

"Naruto tidak salah apapun Zuko, ayahmu yang bermasalah. Biar paman yang akan berbicara dengan ayahmu. Aku akan mengantarmu dan Naruto ke ibu kalian lalu akan bicara dengan ayahmu"ucap Iroh sambil mengelus rambut ponakan nya.

"Owh ya paman, tadi naruto terus menunjuk kearah pohon dekat kolom karena takut ada penyusup, kami memutuskan melihat. Tidak ada orang disana tapi kami menemukan sebuah bel tapi sekarang bel tersebut dipegang ayah"ujarnya.

"Kau tak perlu takut Zuko, aku akan meminta penjaga lebih memperketat penjagaan"ucapnya tersenyum kearah sang ponakan.

"Ayo kita bawa Naruto ke ibu, paman"ucap Zuko dan hanya dibalas anggukan oleh sang paman.

Di tempat Azula

"Jadi kunci dalam pengendalian api adalah bagaimana cara kita bisa mengkontrol emosi kita, mengkontrol yang kita keluarkan dan harus di ingat anak-anak sebagai fire bender kita harus bisa mengkontrol emosi dan energi batin kita"sang guru terus menjelaskan dan tak sengaja melihat salah satu muridnya tidak melihat kearahnya.

"Princess Azula apa yang kau pikirkan, kau sudah 3x kali tak memperhatikan pelajaran ini"ucapnya.

"Tak ada masalah sensei"ucap Azula tanpa melihat ke lawan bicara.

"Sebaiknya kita akhir saja pelajaran hari ini"sang guru pun meninggalkan kelas. Mei dan Ty Lee pun segera menghampiri Azula yang tak beranjak dari duduknya.

"Hey Azula, ayo kita kembali"ucap Ty Lee.

"Apa kau memikirkan apa yang dikatakan ayahmu itu ?"ucapan Mai membuat dia pun melihat.

"Aku sangat kepikiran, kenapa ayah tak pernah menggendong Naruto ataupun sekedar melihat Naruto ?"ucapnya.

"Mungkin Fire Lord sedang sibuk Azula. Positif thingking Azula"ucap Ty Lee yang mencoba menghibur teman nya.

"Apa yang dikatakan oleh Ty Lee benar, Azula. Kudengar dari ayah, kita sedang mengmbil alih banyak wilayah untuk memperluas daerah Negara Api"ucap Mai juga.

"Sebaiknya kita ke tempat Naruto"ucapan Ty Lee hanya dibalas anggukan kepala oleh Azula dan Mei. Lalu mereka pergi dari ruangan.

Di tempat Naruto

Zuko yang duduk disamping ibunya yang sedang menyuapi naruto. Ursa yang sangat tahu sikap anaknya ketika ada yang sedang menganggu pikiran nya segera berucap.

"Zuko apa yang sedang kau pikirkan, nak"ucap Ursa sambil mengelus rambut anaknya.

"Ibu sudah dengar dari pamankan"Ursa hanya bisa menatap kearah kolam tanpa menjawab pertanyaan anaknya.

"Kenapa sikap ayah begitu terhadap Naruto ?"ucap Zuko.

"Apa ayah tidak suka kehadiran Naruto ?"ucapnya.

"Apa ayah tak menganggap kehadiran naruto itu ada ?"ucapnya lagi dan mencengkram rumpu di kedua tangan nya.

"Kenapa naruto harus mengalami ini, bu. Aku tak mau apa yang kurasakan dirasakan juga oleh Naruto. Ayah hanya menyayangi Azula, dia anak kebanggaan nya"ucap Zuko yang telah menitikan air mata. Ursa dengan sigap memeluk Naruto dsn Zuko dalam pelukan nya.

"Walaupun ayahmu tak pernah menampakan perhatian nya padamu tapi harus kau ingat dia sangat menyayangi kalian"ucap Ursa yangmengelus punggung anaknya.

"Aku bisa melihat sorot wajahnya krtika melihat Naruto, dia tak menyukai naruto. Apa ada yang salah dengan naruto bu"yang sudah terisak dan melihat kearah sang adik yang terus mengangkat tangan nya seolah meminta digendong.

"Jika ayahmu tak menyanyangi Naruto, masih ada aku, ibu dan paman Iroh yang akan menyanyangi naruto"ucap Zuko yang telah menggendong adiknya dan kepala Naruto tidur di pelukan Zuko.

"Walaupun ayahmu tak menganggap Naruto ada, kita akan selalu menyayangi Naruto dan akan selalu melindungi nya apapun yang terjadi nanti"ucap Ursa yang telah memeluk kedua anaknya. Tanpa disadari oleh mereka, Azula dari tadi berdiri tak jauh dari sana. Dia melihat, mendengar semuanya dan berlari meninggalkan tempat dan disusul oleh teman-teman nya.

6 tahun kemudian

6 tahun setelah kejadian sejak ozai yang tak menganggap naruto anaknya terjadi. Banyak yang telah terjadi salah satunya sikap Ozai yang mulai kasar dan sering mengurung Naruto karena dianggap menganggu sang kakak, Azula. Lalu Azula yang digadang-gadang akan menajdi putri terkuat karena mempunyai api biru, ini sangat langkah karena di dunia ini hanya Azula lah yang mempunyai nya. Kemudian Zuko yang telah bisa mengeluarkan apinya dan ada berita duka, sepupu mereka Lu Ten meninggal dalam perang memperebutkan Ba-Sing-Se dan membuat Iroh yang memimpin pasukan membawa kembali pasukan ke negara api. Ini tentu saja membuat Ozai geram, pemakaman telah dilakukan dan Iroh memutuskan berhenti menjadi jenderal dan memilih melatih sang keponakan yaitu Zuko. Beberapa tahun terakhir lebih tepat nya 3 tahun Azula tak pernah lagi bermain dengan Naruto, ini adalah ulah ayahnya karena dia tak ingin Naruto menganggu latihan dan pendidikan Azula.

Naruto anak ajaib, dia tahu bahwa sang kakak mulai menjauhinya bahkan Naruto beranggapan dirinya hanya penghalang. Ketika umur ulang tahun Naruto ke 4 tahun Azula tak hadir seperti ulang tahun sebelumnya. Ketika Naruto ulang tahun, Azula dan dua teman nya membuat pesta sederhana yang dihadiri Zuko, ibunya dan sang paman dan tiap tahun pula Naruto selalu menerima hadiah dari sang kakak. Sekarang itu semua angan yang tak akan bisa Naruto terima lagi karena seperti yang sudah dijelaskan Azula perlahan mulai menjauhinya. Dulu ketika Naruto diganggu oleh anak lain, Azula selalu berdiri di depan Naruto melindungi sang adik tapi sekarang semua itu sudah sirna terbakar api.

Hari ini hari dimana Naruto pertama kali nya akan mengeluarkan api dan saat ini dia telah berdiri di depan banyak orang yang ingin melihat sang pangeran mengeluarkan apinya.

"Anda sudah siap prince Naruto"ucap sang pengatur stadion naruto hanya menganggukan kepala nya.

"Tunjukan lah apimu jika kau memang seorang fire bending seperti kedua kakakmu apalagi Azula. Mungkin saja kau memilki api yang lain seperti Azula"ucap Ozai. Naruto dapat melihat ibunya duduk disebelah ayahnya dan kedua kakaknya duduk di sebelah ayah dan ibunya dan melihat semua warga negara api yang datang.

"Tarik nafas naruto dan hembuskan perlahan"ucap Iroh yang menghibur ponakan nya.

"Aku mengerti paman"lalu Naruto menjulurkan tangan nya yang terkepal kedepan. Semua orang bingung karena tidak ada api yang keluar dari tangan Naruto. Dia mencoba lagi tapi tetap tak ada api yang keluar dan terus mencobanya. Masyarakat yang melihat hanya bisa tertawa dan mencelanya, mereka tak takut kena murka sang raja karena berita Fire Lord yang tak mengakui Naruto anaknya sudah beredar luas bahkan sampai ke suku air.

"Sepertinya anak anda bukan pengendali api Fire Lord"ucap Laksamana Zhao yang memancing rusuh warga yang melihat dan Ozai bisa mendengar bisikan-bisikan mengenai Naruto. Ozai yang dari awal memang membenci Naruto, menembakan petirnya dan tepat mengenai dada naruto. Kejadian tentu saja membuat warga yang menonton kaget, mereka baru tahu bahwa raja mereka sekejam itu bahkan ke anak sendiri.

"NARUTO"teriak Iroh, Ursa, Zuko segera berlari menuju Naruto yang terkapar.

"Cepat panggil dokter"teriak Iroh dan tak lama kemudian dokter dibantu Iroh membawa Naruto untuk segera diobati. Azula sangat terkejut karena sang ayah dengan tak bersalahnya menembak petir ke Naruto.

"Kita pergi Azula"ucap Ozai yang pergi bersama laksamana nya.

"Tapi ayah, aku ingin melihatNnaruto. Aku takut Naruto terluka"ucap Azula.

"Kau akan ikut denganku kan"ucapan sang ayah yang skeptis berhasil membuatnya terdiam dan berjalan dibelakang ayahnya.

Di ruang perawatan

"Bagaimana keadaan Naruto, dokter ?"ucap Ursa yang melihat kondisi anaknya yang sungguh miris.

"Kondisi prince Naruto baik-baik saja tapi menimbulkan bekas luka yang mendalam ditambah lagi kondisi psikis nya sedikit terguncang"ucap dokter.

"Sebaiknya kita membiarkan pangeran beristirahat"ucapnya sambil membalut dada naruto. Iroh yang masih tersulut emosi karena kelakuan adiknya segera menuju ruangan Ozai. Ursa dan Zuko dengan segera menyusul dan menitipkan Naruto ke dokter.

Di ruangan istirahat, Ozai dikagetkan dengan hancurnya pintu dikarenakan petir.

"Apa yang kau lakukan Ozai ?"ucap Iroh menggeram.

"APA KAU MENCOBA MEMBUNUH ANAKMU SENDIRI HAHHHHH"teriaknya.

"Aku hanya memberinya sedikit pelajaran dan kukira itu pantas karena membuat malu keluarga ini karena tidak bisa mengeluarkan api"ucap Ozai dengan santai dari singgasana nya.

"INI SUDAH KETERLALUAN OZAI, KAU MENCOBA MEMBUNUH NARUTO, ANAK KANDUNGMU SENDIRI"teriak Iroh.

"Sudah sejak awal kukatakan, dia yang akan menghancurkan tahtaku yang berarti dia musuhku"ucap Ozai.

"Siapaun yang mencoba menghancurkan kekuasaanku akan kubinasakan termasuk anakku sendiri"ucap Ozai yang telah berdiri dan pergi dari singgasana.

Ursa, Zuko dan Iroh memutuskan melihat kondisi naruto, ketika ingin keluar sebuah suara membuat mereka berhenti.

"Bagaimana keadaan Naru, bu paman"ucap Azula yang telah berjalan mendekati mereka.

"Ikutlah dengan kami"ucap Iroh yang telah melihat Ursa terburu-buru pergi dan mereka pergi dari ruangan.

Beberapa menit kemudian

"Dimana Naruto, dok ?"ucap Ursa yang kaget melihat Naruto tak ada.

"Dia berada di kolam disana "dokter menunjuk dimana naruto sedang duduk di kursi roda yang sedang memberi makan bebek disana.

"Kau seharusnya istirahat saja Naruto"Naruto terkaget dan melihat ibu, kedua kakaknya dan sang paman dibelakangnya lalu Naruto menundukan kepala nya.

"Aku memalukan ya bu, aku adalah anak dari raja api tapi aku sama sekali tak bisa mengeluarkan api"ucapnya tertawa miris.

"Zuko-nii bisa mengeluarkan apinya di umur 5 tahun, Azula-nee lebih hebat lagi dia mengeluarkan apinya diumur 4 tahun dan bukan sembarang api, api biru yang sangat langkah sedangkan aku, aku tidak bisa mengeluarkan api. Aku hanya membuat malu ayah saja. Aku memang pantas mendapatkan ini, mungkin aku seharusnya tak dilahirkan di keluarga ini. Zuko-nii dan Azula-nee sudah cukup, mereka bisa membuat ibu dan ayah bangga tidak sepertiku yang hanya bisa membuat kalian semua malu"ucap Naruto sambil melihat kearah luka bakarnya. Ursa hanya bisa memeluk sang anak tanpa bisa membalas semua ucapan Naruto. Zuko, Azula dan Iroh hanya bisa melihat.

Sementar itu di ruangan Fire Lord Ozai

"Sepertinya anda sudah mantap untuk menyingkirkan anak anda sendiri Lord Ozai"ucap 10 orang yang sedang bersujud dihadapan nya.

"Apa kau sudah menyiapkan nya, Dai Li Agent ?"ucap Ozai tersenyum kearah suruhannya.

"Sesuai rencana, kami akan melaksanakannya tengah malam nanti fire lord"ucap mereka.

"Aku tidak mau menerima kegagalan"ucap Ozai yang telah beridiri dari singgasana nya dan berjalan kelaur.

"Kami tidak akkan gagal"ucap mereka dan mereka tenggelam kedslam tanah.

Time Skip

Tepat pada tengah malam, semua prajurit berjaga hilir mudik tapi tanpa mereka sadari ada beberapa orang yang memasuki ruangan.

"Kita harus memulai operasi ini, kalian bertiga berjaga di ruangan, kalian berempat jaga di sekitar"ucap sang pemimpin.

"Operasi dimulai"lalu mereka mulai menjalankan rencana, ketika sampai diruangan dimana Naruto berada. Ketika ingin mengarahkan pisau kearah dada naruto, mereka dikagetkan dengan teriakan Ursa.

"TOLONGGGGGGG"tentu saja ini membuat kedua anaknya, iroh terbangun dan kaget milhat ada penyusup.

"Siapa kalian dan mau apa kalian kesini"ucap Iroh.

"Kami disini atas nama keadilan, kami ingin menuntut balas atas perbuatan negara api pada keluarga kami di Omashu dan Ba-Sing-Se"ucap mereka yang telah mengurung Iroh dalam penjara tanah yang membuat dirinya tak bisa bergerak.

"Senang bisa melihat naga dari barat tapi sepertinya kali kau tidak bisa menyelamatkan keponakanmu. Sang penyusup telah mengarahkan sebuah pisau itu keleher Naruto tapi sebuah api membuat mereka melepaskan sandera dan membuat dinding batu untuk bertahan dan ada beberapa yang tepat mengenai para penyusup.

"Kau tak apa Naruto"ucap Zuko yang khawatir.

"Terimakasih telah menyelamatkanku nii-san"tak sengaja Naruto melihat Azula yang diam memandangi mereka.

"Kenapa kamu tak mau menolong Azula-nee, kau tak perlu menolongku setidaknya tolonglah ibu dan paman. Aku tahu kau juga membenci kehadiranku yang hanya bisa membuatmu dan ayahmu malu"ucapan Naruto telak mengenai Azula. Dalam hatinya dia tak mau seperti ini. Mereka pun melepaskan Iroh yang terkurung batu.

"URSA"teriakan Iroh membuat Naruto dan Zuko melihat kearah sang ibu yang terdiam di tempat ketika sebuah batu besar mendekati nya dan mereka lebih kaget lagi ketika sebuah batu besar menabrak batu tersebut dan yang sangat membuat mereka kaget karena Naruto lah yang mengarahkan batu tersebut. Para penyusup itu menggempur nya tapi dia tak sendiri karena Iroh dan Zuko telah bergabung. Mereka terlalu fokus di salah satu penyusup karena yang lain telah berdiri tak jauh dari Azula yang telah mengarahkan sebuah pedang kearah nya.

"AZULA AWAS"teriak mereka. Azula yang mendengar kaget tapi dia seperti tenggelam dalam tanah dan berpindah tempat.

"NARUTOOOOOOO"teriakan mereka mambuat Azula kembali kedunianya dan betapa kagetnya ketika melihat sang adik yang pedang tepat diluka nya. Azula melihat Naruto mengeluarkan darah dari mulutnya dan tumbang.

"TIDAKKK"teriak Azula segera bergegas menuju naruto, dia mengangkat kepala sang adik ke pangkuannya.

"Tidak ini tidak mungkin"Azula dapat melihat darah ditangan nya dan tatapan tak lepas dari mata sang adik yang mulai meredup, Azula memeluk Naruto dengan erat dan berharap ini hanya mimpi buruk. Perlahan para pasukan mulai berdatangan.

"Kalian tidak akan bisa berbuat banyak karena pedang itu sudah dilumuri racun. Dendam kami akhirnya terbalaskan"teriak mereka lalu melarikan diri dan mereka tak bisa berbuat banyak karena para penyusup telah menghilang dalam tanah.

"Naruto kau harus bertahan'ucap Azula sambil menangis.

"Ji-ka ak-u ter-lah-ir kem-bali aku ingin mel-indungimu dan aku san-gat men-yayangi-mu nee-san"ucap Naruto terbata-bata dengan darah yang keluar dari mulutnya.

"Aku-ju-ga menyayangi ka-lian i-bu, nii-san, pa-man dan ju-ga ay-ah. Ak-u be-syu-kur bi-sa dilahi-rkan di kel-uarga ini. Selam-at tin-ggal sem-uanya, ini bu-kan per-pisa-han"ucap Naruto yang telah menundukan kepalanya.

"Tidak Naruto sayang, kau harus bertahan. Ibu akan panggil dokter segera"Ursa segera berlari mencari dokter keluarga. Beberapa menit kemudian kembalilah Ursa dengan dokter. Ketika dokter memeriksakeadaan Naruto. Diam sempat terdiam dan menggeleng pasrah.

"Maafkan aku Lady Ursa aku tak bisa menyelamatkan Naruto karena luka nya sudah terlalu parah ditambah racun yang berada di jantungnya membuatnya tak bertahan lama.

"Tidak ini tidak mungkin, tidak mungkin Naruto meninggal. Naruto tidak akan pernah meninggalkanku"ucap Azula yang menggeleng-gelengkan kepalanya dan memeluk mayat Naruto yang sudah tak berdaya di pelukan eratnya.

Brukkkkkk

"Ibu/Ursa"teriak Zuko dan Iroh yang melihat Ursa pingsan karena tak sanggup melihat kepergian Naruto. Iroh mengangkatnya dan meletakan nya di kasur tapi sebuah teriakan membuat mereka melihat kearah sumber suara.

"TIDAK NARUTO, JANGAN TINGGALKAN NEE-SAN"teriak Azula dengan sangat kencang dan berurai air mata, dia tetap memeluk jenazah Naruto yang sudah kaku dan bibirnya yang sudah membiru akibat racun tersebut.

Malam ini menjadi tragedi yang tak akan pernah dilupakan oleh mereka terutam Azula, karena dimalam inilah mereka kehilangan keluarga yang dicintainya dan semua prajurit tertunduk karena mereka tahu bahwa putra ketiga raja mereka adalah orang yang sangat baik kepada mereka. Dia tak memandang semua orang sama tanpa ada perbedaan kelas dan kasta dan sejak malam inilah semuanya akan berubah termasuk takdir yang akan mereka jalani kedepan.

To Be Continue

Ini merupakan cerita baru dariku. Setelah nonton Avatar The Legend of Aang: The Last Air Bender aku tertarik buat fanfic crossover Naruto dan Avatar dan jadilah cerita baru dari saya yang berjudul Prince of Fire. Aku sangat tertarik dengan karakter Azula dan mulai mencari ceritanya baik bahasa inggris maupun indonesia. Awalnya pengen buat fanfic Avatar Oc x Azula tapi untuk fanfic indonesia tak pernah ada fanfic Avatar bahasa indonesia dengan Oc sebagai pemaren utama makanya kubuat fic ini sebagai penyalur ide yang terkumpul. Jika ada yang ingin tanya sesuatu, bisa tuliskan dikolom review atau bisa pm saya.

Semoga suka dengan ceritanya, jangan lupa follow dan favoritekan cerita ini, ditunggu komentar kalian. Yang menunggu God Mouth and God Tongue, lagi proses pembuatan dan untuk cerita-cerita yang lain lagi proses menunggu kapan di update.

Arigatou Gozaimasu