Prince's Control
A screenplay fanfic by Guanbae's
.
.
.
Warning! Typo, OOC
Don't like don't read
Lai Guanlin X Yoo Seonho
Bae Jinyoung X Park Jihoon
Park Woojin X Ahn Hyungseob
and others (P'101)
Disclaimer : All cast belong to themself, the story is mine :3
~Flashback On~
"Tuan muda ini sudah pagi, anda harus pergi ke sekolah !"
Seorang namja yang masih berusia 10 tahunan nampak mengguncang sebuah gundukan yang tertutup selimut. Namja kecil ini nampak lucu dengan menggunakan pakaian khas buttler di tubuh mungilnya.
"Belisik ! Aku masih ngantuk!"
Dari gundukan tersebut menyembul sebuah kepala. Terlihat seusia namja kecil tadi. Tangannya dikepalkan dan menggosok perlahan matanya yang masih setengah terpejam, bibir mungilnya mengerucut tanda tak suka dengan kegiatan namja tadi yang mengusik mimpi indahnya.
"Tapi tuan harus sekolah ! Kalau telat nanti dihukum Songsaenim lohh~"
"Nanti aku minta appa kasih uang ke songsaenim jadi aku tidak akan dihukum! Pelgi sana aku mau tidul lagi ! Jangan ganggu aku !"
Hahhhh arogan sekali kan. Namja kecil yang bekerja sebagai buttler itu tumbuh bersama sang tuan muda yang tanpa sopan itu. Ayahnya bekerja sebagai kepala pelayan di mansion ini. Tapi tuan mudanya itu sangat arogan, ia menolak mengakui eksistensinya sebagai satu-satunya 'teman'. Keluarganya kaya dan teman palsunya di sekolah tak terhitung jumlahnya. Mereka selalu meminta imbalas atas pertemanan mereka tapi ia terima-terima saja cihh.
Contoh sifat menyebalkan sang tuan muda yang paling amat dia benci adalah ia yang dijadikan bahan bully oelh tuan muda dan teman-temannya itu.
'Mau kita kerjai bagaimanapun dia akan tetap disamping majikannya.. UKHHH benar-benar anjing setiaa Hahahhhahaha"
Itu adalah olokan paling populer untuk dirinya. Tidak sepenuhnya ucapan itu salah sii jadi dia diam saja. Lohh biasa kan, kalo bahan bully-an melawan makan akan ditindas semakiin parah. Tapi ia tidak bisa mendampik tuan mudanya yang berdecih seolah mengejek temannya bahwa kata-kata itu ditunjukan untuk orang yang mengucapkannya. Cuma karena gengsinya tinggi jadi ya dia sok ikut senang dengan teman-temannya.
Tuan muda arogan itu benar-benar memiliki sifat menjengkelkan. Ia suka menyuruh-nyuruh seenaknya, seperti mengerjainya untuk membawakan berulang kali gulali yang sama.
"Aku mau gulali yang bulat! Ambilkan"
Sabar yahh, dasar bos kecil seenaknya, batinnya frustasi. Ia ambilkan dan ketika menyerahkannya kepada tuan mudanya
"Gulali yang panjang saja deh. Yang ini telalu besal nanti aku sakit gigi"
Lalu ketika dia sudah menukar gulali itu
"Yang tadi tidak buluk juga. Siapa peduli aku sakit gigi. Pati appa akan membawaku ke lumah sakit khusus gigi jika aku sakit gigi. Ganti dengan yang tadi"
Dan sekembalinya ia kembali dihadapkan dengan tingkat labil dan bossy tuan mudanya. Begitu sekiranya sekitar 7 kali bolak-balik hingga keputusannya berakhir denggan ice cream vanilla. Sial kan.
Menolak juga seenaknya, kasar pula.
"Baju ini jelek ! Kenapa sih kau nolak sekali"
"Saya kan cuma ambilkan yang diperintah tuan besar"
"Pokoknya aku tidak mau !"
Bagaimanapun dia ini lebih tua setahun meskipun Cuma butler ! Lagian ini juga kenapa dia yang notabaenya masih bocah dijadikan pekerja sebagai buttler pribadi bocah lainnya. Aaahh bikin kepala pusing sajaa.
Parahnya lagi di sini keluarganya diperlakukan buruk. Ayahnya sering sekali kena damprat hanya karena masalah yang sialnya kecil. Ia sering melihat juga tindakan semena-mena tuan besarnya pada seluruh karyawan di rumah ini. Istrinya itu kabur, saat sudah tidak sanggup menerima perlakuan kasar sang kepala keluarga. Meninggalkan anak semata wayangnya yang akhirnya meniru kekelaman sang ayah. Di mansion ini banyak sekali maid yang dijadikan pelampiasan amarah karena trauma ditinggal sang istri. Dipukuli, dicaci, dimaki, dan dibentak-bentak itu adalah makanan sehari-hari para pembantu di mension ini.
Namanya juga anak kecil kan ? Mencontoh segala sesuatu yang sering dilihatnya, itu menjadi cikal bakal sang tuan muda menjadi sangaaaatt menyebalkan. Tapi jangan berfikir bahwa ia kekurangan kasih sayang. Nyatanya sang ayah yangg sebegitu kejinya menyayangi putranya ini. Semuanya ia curahkan untuk putranya. Bahkan waktunya yang amat penting akan dia relakan untuk sang anak.
Sampai suatu hari, api melahap mansion besar itu. Ia adalah saksi mata atas kejadian besar tersebut. Ia melihat tuan besarnya terikat di ranjang dengan dasinya sendiri terlilit pada leher, nampak kehabisan nafasnya. Seorang wanita berpakaian maid menuangkan minyak tanah disekeliling kamar, kemudian menjatuhkan sebuah pematik api. Ia menatap puas, disekelilingnya seperti ada aura-aura hitam yang mengerikan memancar.
"AHAHAHA AKHIRNYA MATI JUGA KAU BAJINGAN ! SELAMA INI KAU MENYIKSA PARA PEKERJA DI SINI JADI NIKMATI API NERAKAMU !"
Kejadian itu sangat menakutkan, ia ingin berlari sebelum sebuah suara menginterupsi.
"Tidak ! Apa yang kau lakukan pada appaku !? AAAAAAA"
Mata kecilnya membelalak. Tuan muda kecilnya itu berlari dari pintu masuk dan menggigit tangan wanita tadi.
"HEhh kau juga mau merasakan ? Iyaa! Betulll ! Daripada kau akan menjadi seperti dia ketika dewasaaaa ! Benarr buah jatuh tak jauh dari pohonya ! Benarkann hahahahah"
Sang wanita berseragam maid nampak bak kesetanan. Ia menjambak rambut tuan mudanya kemudian menoleh ke arahnya. Menyeringai.
Dan ia gemetarr.. kakinya berasa seperti Jelly. Ia takut tolong. Tolong ia takut! Wanita itu melepaskan jambakannya pada sang tuan muda. Api berkobar semakin besar.. Alarm tanda kebakaran sudah berbunyi, orang berbondong-bondong menyelamatkan diri. Wanita tadi menyeringai sambil berjalan ke arahnya, dengan sebongkah kayu dan sabuk.
Buttler kecil itu memejamkan matanya erat ketika sebuah sabuk berayun padanya. Keras, cepat, dan sakit. Ia tak tau apa salahnya hingga ini semua terjadi padanya. Dia dengan bodohnya tidak menyadari, bahwa dirinya lah saksi kunci dalam peristiwa mengerikan ini.
Hingga beberapa kali dirasanya tubuhnya sudah tak bisa berjalan. Ini akibat cambukan sabuk itu. Ketika sebuah kayu mengayun kencang kekepalanya. Wanita itu bergumam
"Maaf, tapi kamu harus dikorbankan"
Dan seketika balok tersebut berayun keras menuju kepalanya. Ia malah tidak merasakan sakit. Aneh. Dan ketika kelopak matanya yang sudah terpejam tadi terbuka kembali, ia melihat sang tuan muda di depannya. Melindunginya namun menggantikannya juga dengan kepalanya sebagai imbalan sentuhan balok kayu, darah menetes dari sana. Ia mendongakkan matanya nampak tatapan sayu dari tuan mudanya. Ia mendengar bisik pelan
"Maaf sikapku selama ini Hyung, kau adalah satu-satunya temanku kan.. hehehe aku sayangg hyung"
Wajah itu tersenyum hangat, sebelum ambruk menimpanya. Sirine polisi dan ambulan juga mulai tedengar. Ia mendekap erat tubuh sang tuan muda dan semuanya berubah gelap. Soalnya mati lampu -PLAKKK gadeng abaikan aja pyong yang ganggu suasana
~Flashback Off~
Seonho mengampiri Guanlin, duduk di samping kasur dan melakukan hal tidak terduga. Haknyeon dan Jihoon yang menyaksikan kejadian barusan hanya membelalakan matanya memandang tak percaya.
Yaa Seonho sedang mencium Guanlin. Ini sesuai mata Haknyeon. Sebenarnya Seonho sedang memberikan nafas buatan. Tapi kan si Haknyeon keburu salfok. Jihoon menatapnya tak percaya. Pupil matanya melebar.
"Ho.. kamu ngapainnn ?"
"Guan hyunggg bangunn"
Seonho mengabaikan pertanyaan Jihoon. Ia masih membantu nafas Guanlin yang tersendat-sendat dan peluh sudah membasahi dahinya. Kemudian Guan tersentak bangun. Nafasnya belum stabil dan jantungnya masih seperti selesai marathon.
Seonho langsung meminumkannya obat . Haknyeon udah heboh litanya. Maklum aja dia tidak begitu dekat dengan Guanlin meskipun sama-sama prince. Guanlin juga akan menghabiskan 'bermain' atau yaa menyiksa Seonho di kamar pribadinya. Jadi ia dan yang lain jarang tau seperti apa Guanlin dan Seonho bersikap satu sama lain, Guanlin suka nyambuk, jambak, atau ngiket leher si anak pitik dan itu membuat Seonho terlihat takut dengan Guanlin dan sikap arogansinya serta kasarnya.. Yaaa siapa sih yang tidakā¦
Balik ke Guanlin yang nafasnya masih berantakan, bibirnya pucat. Keringat tidak berhenti mengalir. Dan kejadian berikutnya makin-makin membuat Jihoon dan Haknyeon terkejut. Guanlin mendongakkan kepalanya kepada Seonho yang berdiri di depannya. Menariknya dan memeluknya seerat mungkin-
"Ka..hh.. Taakhann.."
"Maaf sikapku selama ini Hyung, kau adalah satu-satunya temanku kan.. hehehe aku sayangg hyung"
Tersenyum lembut sambil mengelus rambut Guanlin. Membuat Guanlin berangsur tenang dalam dekapannya.
.
.
.
Annyeong readernim~ *bow*
Maafkeun pyong yang lupa update ini heheheh.. Pyong banyak banget tugas jadi hhhhhh baru ada waktu sekarang. Maaf yaa readernim pyong merasa bersalah, thanks untuk yang sudah sabar menunggu pyong~ Pyong nungguin wifi rumah kelar juga, dan ada beberapa problem kemarin jadi baru kelar :(( .. Jadi sekali lagi mianhae :'' Jangan lupa review dan likenya yaaa Saranghaeyo all kamsahamnidaa :3