Disclaimer:

Naruto: Masashi Kishimoto

High School DxD: Ichiei Ishibumi

.

.

.

Lagu yang mengiringi chapter ini:

Memories by Koyuki Hinashi

.

.

.

Kasih Tak Memilih

By Kenjo Mika

.

.

.

Chapter 17. Perasaan Rossweisse tersampaikan

.

.

.

Konser tetap berlanjut. Sudah tiga jam berlalu.

Naruto dan Five Tales tetap tampil memukau meskipun rasa letih telah menyerang mereka. Mereka tetap bekerja sama dengan kompak. Melupakan rasa capek dan tetap bersemangat untuk memberikan yang terbaik buat penonton.

Naruto bernyanyi dengan memakai microphone yang dipasang di tiang. Ia berdiri di tengah panggung.

Yuuto berdiri di sebelah kiri Naruto. Ia memainkan gitarnya dengan aksi yang keren.

Sasuke berdiri di sebelah kanan Naruto. Ia memainkan bass-nya dengan aksi yang keren juga.

Kanade berdiri di belakang Yuuto. Ia berdiri memainkan piano dengan santai.

Terakhir, Ravel berada di belakang Sasuke. Ia duduk di kursi yang terletak di belakang drum. Ia memainkan drum-nya dengan penuh energik.

Mereka bersama menyatukan kekuatan untuk membentuk irama musik yang indah dalam lagu yang berjudul "We Are."

Inilah lagu terakhir yang dinyanyikan Naruto.

Semua penonton berdiri sambil menikmati lagu ini. Bahkan mereka ikut menyanyi bersama Naruto.

Naruto menunjukkan ekspresi yang serius. Ia mempersembahkan lagu ini untuk semua orang terdekatnya.

Lampu-lampu bercahaya kelap-kelip dengan warna kuning dan merah. Bergerak dengan lambat. Dengan latar belakang, monitor raksasa yang menampilkan garis tidak beraturan yang berwarna-warni sebagai pengiring lagu ini.

Selama empat menit, Naruto menyanyikan lagu ini. Selama empat menit, ia menghibur semua orang. Mengeluarkan segala kemampuannya tanpa terbatas.

Tak lama kemudian, lagu terakhir ini selesai dinyanyikan Naruto. Tepuk tangan yang meriah bergemuruh ke seluruh penjuru. Naruto tersenyum lalu membungkukkan badan pada semua orang.

"Terima kasih! Terima kasih!" ucap Naruto yang menegakkan badan kembali."Kami akhiri konser ini sampai di sini. Kami undur diri dulu! Sampai jumpa lagi, semuanya!"

Naruto mengangkat tangan kanannya. Bersamaan semua anggota band lain muncul dan berkumpul bersama Five Tales. Mereka semua melambaikan tangan pada penonton.

Satu persatu penonton meninggalkan tempat itu. Musik terakhir mengalun dari arah ruang tim penata musik.

Acara ini secara "LIVE" ditayangkan di channel Suna One. Orang-orang yang ada di rumah, bisa menonton konser itu dari tv. Mereka merasa senang karena telah terhibur oleh para band yang mengisi acara konser tunggal Five Tales.

Dengan demikian, acara konser Five Tales berjalan sukses. Naruto dan teman-temannya merasa bahagia karena acara ini.

.

.

.

Tepat pada pukul 12 siang, acara konser tunggal Five Tales selesai. Beberapa anggota band langsung pergi beristirahat sejenak di ruang tunggu kecuali Naruto dan Koneko tidak ikut bersama mereka.

Pasangan kekasih itu memilih beristirahat di mobil bermerek Mitsubishi. Mereka duduk di bangku yang ada di kabin depan, sedang melakukan sesuatu yang penting yaitu ingin mengetahui hadiah apa yang diberikan Rossweisse pada mereka.

Naruto membuka bungkusan kotak kecil yang diberikan Rossweisse. Koneko memperhatikannya dengan teliti.

"Apa ya yang diberikan Ross-san untuk kita?" tanya Koneko yang penasaran.

"Sebentar lagi," jawab Naruto yang melihat isi yang ada di dalam kotak kecil itu."Ah... Kalung."

Naruto mengambil dua kalung liontin berbentuk setengah hati. Koneko bengong.

"Kalung setengah hati," Koneko menunjuk kalung kembar itu.

"Maksudnya apa ya?" Naruto menemukan secarik kertas di dalam kotak tersebut."Ada suratnya juga."

"Coba kau baca, Naruto-kun."

"Iya."

Lantas Naruto mengambil secarik kertas putih yang dilipat dua itu. Ia membukanya dan membaca isi yang tertulis di kertas itu.

Tertera seperti ini:

[Buat dua sahabatku, Naruto-kun dan Koneko-chan.

Melalui surat ini, aku memberikan kalian sebuah hadiah persahabatan berupa kalung kembar. Dua kalung yang berbentuk setengah hati, jika disatukan akan menjadi satu kalung yang berbentuk hati yang sempurna.

Sama halnya dengan cinta kalian. Hati kalian telah menyatu. Lalu sebentar lagi, kalian akan menikah. Karena itu, aku memberikan kalung kembar ini untuk kalian. Anggap saja itu sebagai hadiah pernikahan kalian dariku. Tolong dipakai ya dan jaga hadiahku dengan baik. Jangan kecewakan aku, oke?

Satu lagi. Aku juga mau kasih tahu bahwa ayah angkatku akan membawaku pergi ke Paris. Aku disuruh melanjutkan kuliahku di sana. Setelah menghadiri konser Five Tales, aku harus pergi ke bandara secepatnya. Pesawat ke Paris akan berangkat sekitar jam 3 sore. Padahal aku mau kalian berdua-lah yang mengantarkanku ke bandara. Tapi, aku tahu kalian sibuk. Ya sudahlah... Biar aku pergi sendiri ke bandara.

Ups... Aku sudah banyak ngomong nih. Jadi, aku akhiri sampai di sini.

Terima kasih atas semuanya.

Dari

Rossweisse.]

Naruto dan Koneko tertegun setelah membacanya. Mereka terdiam lalu kaget bersamaan.

"A-Apa!? Ross-san akan pergi ke Paris sekarang?" seru Naruto yang sangat panik.

"Ka-Kalau begitu, kita susul saja ke bandara, Naruto-kun!" usul Koneko cepat.

"Kau benar!"

"Ayo, cepat pergi! Jarak bandara dari sini, kan, cukup jauh!"

"Aku tahu itu!"

Naruto dengan cepat menaruh kembali kalung kembar itu ke kotaknya. Kotak itu dimasukkan ke kantong jaketnya. Ia langsung memakai sabuk pengaman di tubuhnya.

"Sudah pakai sabuk pengamannya, Koneko-chan?" Naruto melirik Koneko.

"Sudah, Naruto-kun!" Koneko mengangguk setelah selesai memasang sabuk pengaman di tubuhnya.

"Baiklah! Ayo, kita pergi sekarang!"

Dengan cepat, Naruto menghidupkan mesin mobilnya. Mitsubishi itu berjalan kencang meninggalkan tempat parkiran. Kemudian bergabung bersama kendaraan-kendaraan yang lewat di jalanan.

.

.

.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Naruto dan Koneko tiba juga di bandara Suna tepat pada pukul 14.45 siang. Mereka berdua langsung masuk ke bandara dengan tergesa-gesa.

Untung saja di jalanan, tidak ada kendala yang menghalangi jalan mereka. Hingga mereka leluasa pergi menuju bandara dengan menggunakan Mitsubishi.

Di antara pengunjung yang membludak di bandara, siang itu, dua anak manusia berlainan jenis, berlari seperti dikejar setan. Mereka terpisah dan berusaha mencari Rossweisse di keramaian tersebut.

"Ross-san... Kau dimana?" tanya Naruto yang sempat menelepon Rossweisse."Kau menunggu di lobi ya? Oke, tunggu aku di sana!"

Di antara banyak orang, Naruto menggunakan ponselnya lalu bergegas menuju ke tempat Rossweisse menunggu. Ponselnya dimasukkan kembali ke kantong jaket jingganya.

Naruto terus berlari menyusuri keramaian yang ada di lorong itu. Ia menghindari orang-orang yang berjalan dari arah berlawanan. Waktu terus dikejarnya demi bertemu lagi dengan sahabatnya.

Beberapa menit kemudian, Naruto berhasil menemui Rossweisse. Rossweisse menunggunya di ujung lorong tersebut.

Orang-orang memperhatikan mereka dengan aneh. Mereka bertanya-tanya. Mengapa vocalis Five Tales ada di sini? Bukankah Uzumaki Naruto sedang konser di studio tv Suna One?

Tidak akan ada yang bisa menjawab pertanyaan mereka. Biarlah waktu yang akan menjelaskan pada mereka.

Naruto sudah berhadapan dengan Rossweisse. Napasnya tersengal-sengal saking capeknya berlari.

Rossweisse menggenggam koper besar berwarna hitam di dua tangan. Tas tangan berwarna hitam tergantung di bahu kanannya. Ia tersenyum melihat Naruto.

"Naruto... Akhirnya kau datang juga ke sini," kata Rossweisse yang begitu senang.

"Kenapa? Kau tidak memberitahukan pada kami soal keberangkatanmu hari ini," jawab Naruto yang sedikit marah.

"Ma-Maaf... Jika aku membuat kalian khawatir. Tapi, aku harus pergi ke Paris sekarang."

"Huh... Seharusnya kau tidak terburu-buru pergi, kan?"

"Apa boleh buat. Ayah angkatku membeli tiket pesawat yang menjadwalkan keberangkatan penerbangan hari ini. Beliau memintaku untuk melanjutkan kuliahku di sana. Tentu... Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan langka ini."

"Begitu ya..."

"Sekali lagi, maafkan aku ya."

"Ya... Tidak apa-apa sih..."

Naruto menunjukkan cengirannya yang lebar. Rossweisse tersenyum dengan kemerahan di dua pipinya.

"Oh iya... Terima kasih buat hadiahnya, Ross-san," Naruto mengeluarkan kotak kecil berisi kalung kembar itu."Aku dan Koneko suka sekali dengan hadiahmu ini."

"Syukurlah... Kalau kalian suka. Aku harap kalian selalu memakainya ya," Rossweisse tersenyum lagi.

"Tentu. Aku dan Koneko akan menjaga hadiah persahabatan ini dengan baik."

Naruto menatap kalung kembar itu dengan kedua mata yang lembut. Senyuman tulus terpatri di wajahnya yang terlihat letih.

Kedua mata Rossweisse berkaca-kaca. Ia tetap tersenyum dan melepaskan kopernya. Koper diletakkan sementara di lantai.

GREP!

Dengan cepat, Rossweisse memeluk leher Naruto. Naruto kaget saat Rossweisse mengatakan sesuatu padanya.

"Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu...," bisik Rossweisse ke telinga Naruto."A-Aku... Aku mencintaimu, Naruto-kun."

DEG!

Jantung Naruto seakan-akan berhenti berdetak setelah mendengar pengakuan Rossweisse yang jujur. Ditambah Rossweisse mencium pipi kanannya dengan lama. Hingga semua orang yang ada di sana, ternganga melihat pemandangan itu.

Juga membuat seorang gadis berambut putih membeku di tempat karena syok menyaksikan pemandangan itu dari kejauhan. Naruto juga syok tingkat tinggi setelah mendapatkan dua kejutan yang mengejutkannya.

"...," Naruto terdiam dan membeku. Kedua pipinya memerah.

"A-Aku pergi. Sa-Sampai jumpa lagi, Naruto-kun," Rossweisse langsung berbalik. Ia bergegas mengambil kopernya lagi dan buru-buru berjalan meninggalkan Naruto. Ia merasa senang karena sudah mengungkapkan perasaannya itu pada Naruto.

Naruto yang ditinggalkan, masih terpaku di sana. Ia terdiam menyaksikan kepergian Rossweisse. Semua orang yang lewat, memperhatikannya dengan aneh.

Perkataan Rossweisse tadi tergiang-ngiang di telinganya.

("Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu...," bisik Rossweisse ke telinga Naruto."A-Aku... Aku mencintaimu, Naruto-kun.")

Juga teringat Rossweisse yang mencium pipi kanannya.

Otomatis sinyal koneksi di otaknya baru terhubung dengan alam nyata. Memberinya kontak yang mengejutkan pikirannya.

'Ross-san bilang... Dia mencintaiku. Lalu ia mencium pipiku di depan banyak orang begini,' batin Naruto yang baru menyadarinya setelah terpaku beberapa menit.'Ross-san... Dia mencintaiku. Tapi, Koneko juga mencintaiku.'

Ia tersentak dari keterpakuannya. Kemudian ia berteriak keras berharap suaranya sampai ke tempat Rossweisse sekarang.

"ROSS-SAN!"

Rossweisse mendengar suara Naruto. Ia berjarak tak jauh dari Naruto. Berbalik dan melihat Naruto melambaikan tangan.

Sekali lagi, Naruto berteriak.

"JIKA KAU BUTUH TEMAN, KAU BOLEH MEMANGGILKU SAYANG! INGAT ITU, ROSS-SAN!"

Mendengar itu, membuat Rossweisse sweatdrop. Bahkan membuat semua orang juga ikut-ikutan sweatdrop. Naruto dengan riangnya terus melambai-lambaikan tangannya.

Rossweisse tersenyum. Ia mengangguk, dan juga melambaikan tangan.

"Ya. Terima kasih, Naruto-kun."

Begitulah yang dikatakan Rossweisse. Ia pun pergi dengan perasaan yang sangat senang.

Naruto menurunkan tangan kanannya. Ia tetap tersenyum tapi kedua matanya berkaca-kaca. Hatinya merasa sedih karena harus berpisah dengan sahabat terbaik.

Tapi, gadis berambut putih yang di sana, sudah mendengar apa yang dikatakan Naruto. Dia melangkah cepat untuk menghampiri Naruto.

Naruto tetap terpaku. Memandang lepas ke ujung lorong itu, dimana Rossweisse sudah menghilang.

Begitu dekat, gadis berambut putih itu memanggil Naruto.

"Naruto-kun."

"Hm?" Naruto tersentak. Ia menoleh ke belakang. Sambungnya, "Ah, Koneko-chan rupanya."

Koneko menunjukkan ekspresi kesal. Kedua matanya melotot.

"Apa maksudnya kau menyuruh Ross-san memanggilmu sayang?"

"Eh? I-Itu... Bukan ada maksud apa-apa kok."

"Ayolah, jujur saja. Apa Ross-san mengatakan sesuatu yang penting padamu?"

"Hmmm... Soal itu," Naruto menggaruk-garuk kepalanya sambil melihat ke arah lain."A-Ano... Ross-san..."

"Apa sih? Bilang saja."

"Aku takut nanti kau marah setelah mendengarnya."

"Aku tidak akan marah."

"Benar?"

"Benar."

"Baiklah, aku akan jujur. Ehem!"

Naruto berdehem. Koneko menatapnya dengan datar. Naruto menghelakan napasnya sejenak.

"Aaah... Begini... Ross-san bilang dia mencintaiku."

"..."

Koneko terdiam. Tatapannya tetap datar. Ia pun menjawab.

"Terus... Apa jawabanmu?"

Naruto menggaruk-garuk kepalanya lagi. Wajahnya sedikit memerah.

"Ya. Aku tidak sempat menjawabnya. Ross-san langsung pergi. Tapi, aku berpikir aku tidak ingin mengecewakannya. Makanya aku minta Ross-san memanggilku sayang, hanya sebatas teman kok. Tidak lebih dari itu."

"Oh begitu... Tapi, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Ross-san mencium pipimu. Huh..."

Koneko melototi Naruto. Naruto tersentak.

"Eh? Hah? Ka-Kau melihat semuanya?!"

"Hn."

"Ja-jadi, kau marah padaku?"

"Tidak," Koneko tersenyum simpul."Aku minta kau kejar Ross-san... Lalu nikahi dia!"

"A-Apa!?"

Naruto kaget mendengarkan perkataan Koneko. Koneko langsung menyelonong pergi meninggalkannya.

Segera saja Naruto mengejar Koneko.

"Koneko-chan! Tunggu dulu!"

Orang-orang melihat mereka dengan ekspresi yang berbeda-beda. Bahkan ternyata ada penggemar Naruto, mereka langsung menyerbu Naruto hingga Naruto tidak bisa mengejar Koneko.

"KYAAA! ITU UZUMAKI NARUTO!"

"VOCALIS FIVE TALES!"

"AKU INGIN MINTA TANDA TANGANNYA!"

"AKU INGIN MEMELUKNYA!"

"AKU INGIN MENCIUMNYA!"

"AKU INGIN MEMEGANG TANGANNYA!"

WAA! WAA! WAA!

Kerumunan gadis muda dan wanita tua membludak di lorong itu. Mengepung Naruto dari segala arah. Naruto kewalahan menghadapi mereka.

Sementara Koneko yang sudah pergi jauh di ujung lorong sana, sempat menoleh ke belakang. Ia tersenyum melihat Naruto yang kewalahan menghadapi fansgirl itu.

"KONEKO-CHAN! TOLONG AKU! KUMOHON!" teriak Naruto yang melambaikan tangan tanda meminta pertolongan pada Koneko. Suaranya menggema keras di lorong itu.

Koneko menghelakan napas. Ia pun berbalik dan berjalan cepat menghampiri Naruto. Untung saja, tidak ada fans yang mengenalnya.

Begitu dekat di kerumunan itu, ia berkata dengan nada yang datar.

"Maaf semuanya... Aku kekasihnya Uzumaki Naruto. Bisakah kalian membiarkan aku lewat? Aku ingin berbicara pada Naruto. Ini sangat penting!"

Spontan, semua fans berhenti bertingkah. Secara serentak, mereka menoleh ke arah Koneko. Mereka mundur dan memberi ruang supaya Koneko bisa mendekati Naruto.

Naruto tertawa senang lalu memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur.

BETS!

Ia berhasil menerobos kerumunan itu. Dengan cepat, ia menarik tangan Koneko. Ia tersenyum.

"Terima kasih," ucap Naruto dengan nada yang lembut."Aku janji akan menikahimu secepatnya, sayang!"

"Ah! Tu-Tunggu, Naruto-kun!"

Koneko pun terseret oleh arahan Naruto. Mereka berdua berlari cepat menuju ke luar bandara.

Para fans geram dan langsung mengejar mereka.

"TUNGGU! NARUTO-KUN! JANGAN PERGI!"

Terjadilah aksi kejar-kejaran yang seru di bandara itu. Membuat siapa saja tertawa melihatnya.

.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

.

A/N:

Terima kasih buat saran lagunya ya. Sangat sesuai dengan chapter kali ini.