DON'T FORGET LEAVE REVIEW, for support next chapter!

.

Typo always be my style

.

Enjoy to read nyaaah~

OC ; chanyeol's friend & teacher

.


Classmate

ChanBaek

Chapter 1 ; The Theory Of You


.

Summer 1

.

.

.

Musim panas,

Dimana banyak hal baru dan banyak hal menarik yang terjadi. Mulai dari tugas tugas sekolah yang kian menumpuk dalam kurun waktu satu minggu, sampai waktu liburan musim panas yang dinantikan banyak orang untuk sekedar beristirahat, melupakan sejenak problematika dan hiruk pikuk kehidupan atau momen untuk meluangkan waktu bersama keluarga dan kerabat.

Disiang hari yang terik itu, dari sebuah bangunan berasitektur apik bertingkat, terdengar kericuhan dari salah satu ruangan yang dihuni beberapa pemuda berseragam khas musim panas. Sebagian dari mereka ada yang terlihat tertidur dengan nyenyaknya di meja mereka sendiri, tak menghiraukan sedikitpun kegabutan yang terjadi di kelas tersebut, sang guru yang berdiri di depan papan tulis itu hanya tertawa geli mendengar jutaan keluhan yang disuarakan murid muridnya. Entahlah, ini terlihat lucu baginya, beberapa siswa menggerutu dan mencoba mengutuknya karena telah berbaik hati membuat pekerjaan rumah musim panas semakin menumpuk.

Ayolah, bukankah itu adalah kewajiban seorang pelajar? Belajar, dan mengerjakan tugas agar mendapat nilai tinggi dari masing masing mata pelajaran. Semakin besar nilai yang mereka dapat maka semakin besar pula peluang yang akan didapatkan untuk memasuki universitas universitas favorit baik dalam maupun luar negeri, tapi lihatlah mereka yang malah menggerutu serta bersumpah serapah kepada tugas dan guru yang memberikan tugas tugas merepotkan itu.

Clap!

Clap!

"Hey anak anak, kalian bukan anak kecil lagi, jangan menggerutu dan mengeluh seperti ini, ini adalah musim panas! Waktu dimana kalian bisa mendapatkan waktu libur yang panjang" ucap sang guru sambil bersedekap tangan.

Astaga bocah sekali anak anak ini, pikirnya. Ternyata murid murid sekolah khusus putra dikorea, tak ada bedanya dengan siswa siswa dijepang tempat ia mengajar dulu. Terlalu awal bagi mereka untuk bisa mengerti betapa ketatnya persaingan pendidikan dan pekerjaan di negeri ini. Atau mungkin saja mereka tidak sadar bahwa negara korea adalah negara yang selalu melakukan persaingan dalam hal apapun, tak terkecuali untuk mereka yang masih terlalu kekanakan.

"Pak! Kau berbicara seakan akan kau peduli pada kami, tapi apa yang kau lakukan itu sungguh jahat"

Sang guru kembali tertawa mendengar omelan yang dilontarkan salah satu siswanya dengan ekspresi yang menggelikan.

"Aku sangat peduli pada kalian, kalian adalah anak didikku, kalian akan menjadi tanggung jawabku sampai kelulusan nanti, aku harus memberi kalian tugas agar kalian tidak berleha leha saat musim panas seperti ini, selain itu kalian harus mulai memikirkan rencana masa depan kalian setelah lulus dari sini"

"Bisakah aku tidak memikirkan masa depanku dulu sekarang?"

Sang guru terdiam dengan ekspresi terkejut nya yang sedikit dibuat buat, menanggapi pertanyaan bodoh dari siswa bertubuh tinggi yang duduk paling belakang. Dengan santainya ia mengangkat tangan sambil menguap lebar lalu memberikan sebuah pertanyaan yang luar biasa 'jenius' sekali.

"Tidak chanyeol, kau harus punya rencana masa depanmu karena kau masih muda, dan punya banyak kesempatan hhh~ Astaga sebenarnya apa yang kalian pikirkan, aku tidak habis pikir"

Siswa bernama Park Chanyeol itu hanya tersenyum 3 jari.

"Baiklah! Baiklah! Sebentar lagi bel pulang, sebelum itu aku mau mengumumkan anggota anggota kelompoknya, ada 5 kelompok di kelas ini dan aku akan mengambil 5 orang untuk masing masing kelompok"

"Astaga bisakah kita memilih anggota kelompok kami sendiri?"

"Merepotkan!"

"Nowaki sensei, kau sangat menyebalkan"

"Bagaimana kalau kita tidak satu kelompok?"

"Entahlah"

"Memilih kelompok sendiri akan lebih seru pak!"

"Manusia macam apa wali kelas kita ini?"

"Mau pulang sensei!"

Duk! Duk!

"Aaiihh hormatilah sedikit wali kelas kalian yang tampan ini, hhfftt~ kalian ini, ekhem! baiklah, aku akan mengumumkan anggota kelompok pertama! Yang pertama kim dongwoo, jang kyujung, kim bumsil, han siwan, dan oh sina, aku melilih oh sina sebagai ketua kelompok"

"Baik!"

.

.

"Kelompok 5, Park chanyeol, bam yeongsu, do jungsuk, nam giwoo, dan byun baekhyun! Untuk ketua kelompok aku memilih baekhyun, hhh~ semoga ia bisa mengatasi para kecoak kecoak nakal ini"

"Apa!? Apa apaan ini? Kombinasi kelompok macam apa ini saengnim!?"

"Hey giwoo! Dengar yah, rankingmu adalah yang paling rendah disekolah ini, dan kau jungsuk kau yang terendah kedua, yeongsu kau yang ketiga dan chanyeol kau yang keempat, apa kalian tidak sadar dengan hal itu? Aku memilih baekhyun karena ia ada dalam peringkat pertama dalam semua semester, aku rasa kalian berempat sangat cocok bila dikombinasikan dengan baekhyun yang IQ nya berada jauh diatas kalian, sebagai wali kelas kalian aku merasa sangat malu karena siswa dengan nilai terendah ada di kelasku, Ya tuhan kalian ini, kepalaku hampir saja botak karena ulah kalian berempat, padahal aku masih sangat muda hhh~"

"Ta..ta..tapi pak!..."

"Heehh! Tidak ada tapi tapian, baiklah! tugas sejarah ini harus selesai akhir musim panas ini, aku memberi kalian waktu yang panjang untuk mengumpulkan tugas ini. Jadi aku tidak mau ada satupun kekurangan dalam tugas ini, selama masa liburan nanti kalian bisa pergi mengunjungi tempat tempat bersejarah untuk menggali banyak informasi, kelompok yang berhasil mengumpulkan tugas dengan hasil terbaik akan mendapatkan nilai diatas rata-rata"

"Diatas rata-rata! Wwwwwuuahhhh!" ucap mereka serentak, maklum saja, persis seperti sekolah umum lainnya, disekolah ini juga memiliki budaya persaingan antar siswa yang sangat ketat, hanya ada 20% siswa yang bisa melampaui nilai rata-rata. Sisanya selalu dapat nilai dibawah rata-rata, jadi mereka cukup terkejut saat ada guru yang berbaik hati memberikan nilai diatas rata-rata untuk satu mata pelajaran. (Sebenarnya bukan siswanya yang bodoh tapi karena nilai rata-rata di korea cukup tinggi)

Sang guru tersenyum menanggapi antusiasme murid muridnya, "Itu cukup untuk tabungan kalian bukan? Kalian butuh banyak nilai diatas rata rata untuk bisa masuk ke universitas favorit, jadi jangan lewatkan kesempatan ini, mengerti?"

"MENGERTI!"

.

.

.

"Baekhyun, aku memberikan tugas untuk mata pelajaran sejarah, meniliti masa masa pemerintahan kerajaan di korea, aku sudah membagi kelompok, kau ada di kelompok 5 bersama jungsuk, yeongsu, chanyeol dan giwoo, aku tahu ini rumit tapi bukankah kita sudah membicarakan ini sebelumnya? Aku butuh bantuanmu untuk menaikan rata-rata nilai mereka di semester akhir, apa ini tidak masalah bagimu?"

Baekhyun menghela nafasnya panjang lalu berguling ke ranjangnya dengan gelisah, sebenarnya ini bukan kali pertama sang wali kelas mencoba mengkombinasikan mereka dalam satu kelompok, namun pada rencana sebelumnya baekhyun selalu menolak. Bukan baekhyun tidak mau, bukan juga karena baekhyun sombong hingga tidak mau mengajari ke4 berandalan itu.

Hanya saja baekhyun tidak terbiasa dengan mereka, chanyeol dan ke 3 temannya itu sungguh sangat jauh berbanding terbalik dengannya, baekhyun adalah siswa yang terkenal karena kepintarannya di sekolah sedangkan chanyeol dan temannya adalah siswa yang terkenal karena kenakalan serta ranking yang paling rendah diantara semua siswa di sekolah nya. Itu sangat kontras bukan? Bagaimana baekhyun bisa mengatasi mereka sedangkan baekhyun sendiri tak pernah sekalipun berkomunikasi bahkan sekedar mengucap 'say hi' pada mereka.

Bagi baekhyun mereka terasa asing, terlebih lagi chanyeol.

Jari jemari baekhyun bergerak diatas layar datar itu, lalu dengan ragu ragu ia menekan tombol 'send' lalu kembali berguling guling di ranjangnya, bergumul dengan boneka rillakuma besar kesayangannya.

"Baiklah, tidak masalah"

.

Chanyeol dan teman temannya sedang berkumpul dirumahnya, menghabiskan waktu sore di musim panas yang terik ini. Ibunya sibuk mengurusi urusan cafenya, kakak perempuannya juga bekerja dan hanya pulang 2 minggu sekali kerumah, ayahnya bekerja dan pulang pukul 9 malam nanti, ia sangat kesepian, kalau sudah merasa sangat bosan dan kesepian, chanyeol akan sengaja mengajak teman akrabnya kerumah.

Banyak hal yang selalu mereka bicarakan serta mereka bahas bersamaan, namun kadang chanyeol tak begitu tertarik untuk ikut-ikutan membicaran dan membahas hal yang sedang ketiga sahabatnya ini bicarakan. Contohnya seperti sekarang ini, mereka sedang membicarakan baekhyun, mengenai baekhyun serta membangun teori teori aneh tentang baekhyun.

"Aku rasa dia menderita semacam phobia ketika dekat dengan orang lain" ucap giwoo berspekulasi diikuti tawa kecil dari jungsuk

"Aku pikir juga begitu, selama ini aku belum pernah melihatnya berbicara dengan siapapun kecuali wali kelas kita yang merangkap guru BK jadi jadian" celetuk yeongsu disambut gelak tawa dari kedua temannya.

"Hm, bagaimana denganmu chanyeol? Apa teorimu tentang baekhyun? Kau kan selalu satu kelas dengannya? Kau juga pernah satu tempat bimbel dengannya kan?" tanya jungsuk penasaran.

Chanyeol merubah posisi nyamannya, lalu duduk sambil bersandar ketembok dingin. Pembahasan ini... Sebenarnya chanyeol enggan ikut ikutan membahasnya, namun tak bisa ia pungkiri bahwa rasa penasaran nya sempat muncul saat ketiga sahabatnya ini membahas tentang baekhyun.

"Entahlah, aku tidak dekat dengannya, meskipun kami pernah satu tempat bimbel. Yah kau bisa mengerti sendiri kan? Mungkin bagi baekhyun bergaul dengan orang bodoh sepertiku bukanlah hal yang menguntungkan, waktu kelas 1 dia pernah berteman dekat dengan siswa pertukaran pelajar dari jepang, namanya nagisa, nagisa tidak seperti baekhyun, dia berteman dengan siapa saja" ucap chanyeol sambil menerawang.

Ia tidak terlalu tahu siapa itu baekhyun, ia memang selalu satu kelas dengannya, juga pernah satu tempat bimbel. Tapi ia belum pernah sekalipun berbicara dengan baekhyun, chanyeol berpikir baekhyun anti sosial, socialphobia, introvert atau semacamnya. Yang ia tahu teman baiknya adalah nagisa, namun nagisa yang seorang siswa pertukaran pelajar harus kembali ke jepang, hingga sampai sekarang ia belum pernah melihat baekhyun berinteraksi lagi bersama orang lain selain wali kelasnya.

Bahkan chanyeol sempat berpikir kalau baekhyun tidak punya satupun teman baik dalam hidupnya, mengingat sifat baekhyun yang terlalu tertutup pada orang lain.

"Hhh! Akan sangat sulit berada satu kelompok dengan orang sepertinya, dia juga tidak masuk sekolah karena sakit, apa wali kelas memberitahu padanya kalau ia satu kelompok dengan kita? Apa ia akan menyukai kita?" sahut giwoo, dibalas gedikan bahu dan gelengan kepala dari jungsuk

"Yah, ini pertama kalinya kami bertiga satu kelas dengannya, kami tidak tahu apa apa tentangnya, tipe seperti baekhyun aku rasa sama saja dengan tipe orang orang pintar pada umumnya, mereka lebih senang mengerjakan tugas sendirian, apa dia akan mengadu pada wali kelas kalau kita tidak membantunya mengerjakan tugas itu?" tanya yeongsu sambil menatap ketiga sahabatnya itu bergantian.

"Aku rasa juga begitu, jika salah satu dari kita tidak bisa mengajaknya bicara untuk sekedar berdiskusi atau semacamnya, bisa bisa ia mengerjakan tugas sendirian lalu mengadu pada nowaki saengnim bahwa kita sama sekali tidak ikut mengerjakan tugas, aduh! Aku jadi pusing"

"Aku rasa baekhyun bukan orang seperti itu, maksudku meskipun ia mengerjakan tugas itu sendirian, ia masih akan menulis nama kita nanti, aku yakin itu" ucap chanyeol.

"Oh? Chanyeol bicaralah padanya, kapan kita akan mulai mengerjakan tugas itu? Kau kan sudah familiar dengannya, tidak sulit kan kalau bertanya sedikit padanya?" giwoo menatap chanyeol penuh harap, giwoo hanya berpikir bawa salah satu dari mereka harus bisa mendekati baekhyun terlebih dulu.

"Kau saja sana! Aku tidak mau!" hardik chanyeol seraya mengibaskan tangannya.

"Ahh! Kalian ini, begini saja! Kita main lempar dadu saja untuk menentukan siapa yang akan bicara pada baekhyun, barang siapa yang melempar dadu dengan nomor paling besar ia yang kalah!" jungsuk menengahi.

"Kalian bertingkah seakan baekhyun adalah predator yang akan memakan kalian, kalau kalian mencoba bicara padanya" ucap chanyeol tertawa kemudian disambut tawa yang lainnya.

Pletak!

"Jangan bodoh, kau sendiri juga memperlakukannya seperti itu" yeongsu mendelik.

.

.

Chanyeol shock menatap dadu kecil yang baru saja dilemparnya, ia kemudian beralih menatap ketiga sahabatnya yang siap menertawakannya.

"Bwahahahahahahhahahahahaha!"

"Apa yang kalian tertawakan dasar tikus tikus parit!"

Wajah chanyeol memerah melihat ketiga sahabatnya yang tertawa terbahak bahak seperti orang kesurupan, giwoo bahkan sambil menangis dan guling guling dilantai. Puas sekali mereka menertawakan chanyeol yang sedang sial, dadu yang ia lempar jatuh diangka 6, angka paling besar dari ketiga temannya yang lain. Dan itu artinya chanyeol adalah orang yang harus memulai pendekatan pertama dengan baekhyun.

Bugh!

"Setan kalian semua!"

"Gitu aja ngambek!"

"Chanyeol! Kenapa kau melempar ponselku!?"

"A-aduh mau boker!"

Dan terjadilah ke-chaos-an di sore hari yang cerah itu.

.

.

Suasana kelas tampak sedikit hening, sebagian banyak dari mereka hanya tiduran di meja mereka masing masing, sebagian lagi asyik mengobrol dan bergosip sana sini tidak jelas arahnya, dan sebagiannya lagi sibuk dengan aktifitas mereka sendiri sendiri. Seperti giwoo yang sibuk membalas satu per satu omelan ibunya lewat pesan singkat, Jungsuk yang entah berantah keberadaannya dimana, yeongsu yang sibuk mendengarkan musik dan chanyeol yang sibuk tidur, juga baekhyun yang sibuk membaca bukunya dengan damai.

"Hey, yeongsu, kapan chanyeol akan mulai bicara pada baekhyun?"

Yeongsu menoleh kebelakang menatap giwoo saat earphonenya dilepas begitu saja dari telinganya lalu menggelengkan kepalanya. Mereka saling bersitatap beberapa detik lalu secara bersamaan berbalik ke belakang, tepatnya ke meja chanyeol.

Plak!

"Bangun dasar tukang tidur!"

"Ng! Kenapa kau memukul kepalaku? Tidak bisakah kau membangunkanku dengan cara yang sopan sedikit?" omel chanyeol seraya mengusap sayang kepalanya yang baru saja ditimpuk kamus tebal milik giwoo.

"Sekarang waktu yang tepat untuk bicara dengan baekhyun, jadi ayo! Sebelum bel pelajaran selanjutnya berbunyi" intruksi yeongsu membuat chanyeol mendengus mendengarnya.

Dengan langkah gontainya chanyeol beranjak dari tahta ternyamannya lalu berjalan perlahan menghampiri baekhyun yang sedang asyik membaca buku, baekhyun bahkan tak bergerak sedikitpun saat sedang fokus membaca.

"Ehm? Dia serius sekali"

Tap

Baekhyun terdiam, menghentikan pergerakan tangannya membuka satu halaman terakhir dari buku yang ia baca ketika melihat bayangan tubuh seseorang disampingnya. Baekhyun menghela nafasnya lalu mendongkak, dan pada saat itu jantungnya hampir saja melompat dari tempatnya kala melihat wajah chanyeol yang begitu dekat dengan wajahnya, posisi chanyeol membungkuk sambil mencondongkan wajahnya kearah baekhyun, tentu saja hal itu membuat posisi wajah mereka saling berdekatan.

Baekhyun mengerjap, melihat tatapan mata bulat itu begitu tajam menatapnya, tak berpaling barang se-inci pun dari wajahnya. Sadar dengan posisi yang kurang nyaman baekhyun berniat bergeser dari posisinya, namun naas(?) baru saja baekhyun hendak bergeser tiba tiba..

Duk!

Seseorang yang lewat dibelakang chanyeol tiba tiba tak sengaja menyenggol pantat chanyeol hingga mau tak mau insiden itu terjadi.

Baekhyun membulatkan matanya, tak kalah bulatnya dengan chanyeol saat kedua belah bibir itu saling dipertemukan. Mereka berciuman.. Mereka ber - ciuman

MEREKA BERCIUMAN!

Suasana kelas berubah hening seketika, insiden ciuman mendadak antara chanyeol dan baekhyun tak ayal menjadi sebuah kejadian mengejutkan pada siang hari yang membosankan itu.

"A-aa! Maaf! Ak-aku.."

Baekhyun menunduk, matanya mulai berkaca kaca, lalu tanpa kata baekhyun mendorong tubuh chanyeol dan berlari keluar kelas dengan terburu buru. Suasana kelas yang hening kembali riuh setelah kejadian itu.

"B-baekhyun!"

Tanpa pikir panjang chanyeolpun ikut berlari keluar dari kelas tanpa memperdulikan panggilan dari ketiga sahabatnya. Sedangkan beberapa dari mereka hanya diam tanpa kata setelah kejadian itu.

.

.

.

Disinilah baekhyun sekarang, menyendiri di atap sekolah. Inilah satu satunya tempat baginya untuk merenung dari sekian banyaknya tempat nyaman di sekolah itu. Ia sungguh merasa kesal dan ingin marah saat ini, namun ia tak tahu harus meluapkannya dengan cara seperti apa. Rasanya ingin sekali memukul wajah chanyeol sampai ia tersungkur kelantai, tapi ia sadar ia tidak mungkin melakukan hal itu maksudnya baekhyun cukup sadar diri. Ia pasti tak akan mampu memukul chanyeol yang badannya lebih besar darinya.

"Menyebalkan" ucap baekhyun

"Apanya yang menyebalkan hm?"

Baekhyun tersentak lalu menoleh ke arah pilar besar yang berdiri kokoh disana setelah mendengar sebuah suara mengiterupsinya. Baekhyun langsung cemberut saat menatap seorang anak laki laki dengan seragam yang serupa, anak laki laki itu hanya tersenyum kecil sambil merentangkan tangannya tinggi-tinggi.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya baekhyun kepada anak laki laki itu, dan dengan santai nya ia menguap sambil mengusak rambutnya. Jangan bilang orang itu bolos pelajaran lagi hanya untuk tidur siang diatap sekolah.

"Hal rutin yang aku lakukan saat musim panas" ucapnya tersenyum, baekhyun tertawa kecil sambil mendelik, sudah ia duga.

"Kapan kau akan melakukan suatu hal yang berguna? Jika ayahmu tahu kau sering bolos pelajaran hanya untuk tidur siang, dia akan mendepakmu dari sekolah ini tak peduli bahwa kau anaknya sekalipun"

"Haha"

Pemuda itu tertawa lalu berjalan mendekat menghampiri baekhyun yang berdiri di pembatas halaman itu, angin musim panas berhembus menghempas surai hitam milik baekhyun. Dan entah mengapa baginya itu menjadi pemandangan indah disiang hari yang terik ini. Melihat baekhyun seperti sebuah penawar rasa bosannya.

"Jangan menangis"

Baekhyun mendongkak tiba tiba lalu menoleh cepat pada pemuda disampingnya.

"Ak-aku tidak menangis, apa apaan kau ini, menyebalkan sekali"

Pemuda itu terkikik lalu mengalihkan pandangannya kepada baekhyun.

"Terlihat dari raut wajahmu, kau hampir menangis, andai suaraku tak menginterupsimu, air matamu pasti sudah menetes"

"Jangan sok tahu!"

"Aku tahu"

Baekhyun terdengar menghela nafas lalu menundukkan kepalanya dalam dalam, betapa bodohnya ia. Apa ia secengeng itu sampai orang lain bisa melihat betapa lemahnya dirinya, ia tidak harus menangis hanya karena kejadian itu. Ia tidak harus membuang satu tetes air mata berharganya hanya untuk hal hal tak berguna seperti itu.

"Kita sudah berteman sejak kecil, jadi jangan bilang aku sok tahu, aku tahu segalanya tentangmu. Kau tidak harus menyembunyikannya di depanku"

Pemuda itu tersenyum lalu berjalan perlahan mendekati baekhyun, mengusak lembut rambut baekhyun sambil tertawa kecil.

.

Chanyeol berjalan tergesa menyusuri satu per satu koridor sekolahnya dengan wajah panik, usai kejadian itu ia memutuskan untuk mengejar baekhyun. Sungguh ia sangat merasa bersalah atas kejadian memalukan itu, lihatlah akibatnya? Baekhyun jadi marah dan pergi dari kelas begitu saja, padahal sebentar lagi bel pelajaran selanjutnya akan berbunyi.

"Baekhyun! Kau dimana?" Ucapnya sambil mengusak kesal rambutnya, sungguh ini diluar dugaan.

Baekhyun tak ada dimanapun, ia sudah mencari di semua tempat namun baekhyun tak ada dimanapun. Chanyeol diam beberapa detik untuk berpikir, dan tiba tiba ia menjentikan jarinya lalu berlari kearah sebuah koridor ujung sekolah; menuju atap sekolah.

Chanyeol menaiki satu per satu anak tangga menuju atap sekolah, tak diragukan lagi! Baekhyun pasti ada disana. Ia yakin itu.

Brak!

"Baek?"

Dengan nafas terenggah yang terdengar berat, chanyeol diam membatu di tempatnya saat melihat baekhyun tengah berdiri berhadapan dengan seorang pemuda berseragam sama. Chanyeol tak tahu siapa dia, ia tak begitu mengenal teman teman satu angkatannya. Nafas chanyeol masih terdengar berat dan terenggah enggah dengan keringat yang merangkak turun dari pelipis ke lehernya.

Chanyeol menarik nafasnya dalam dalam lalu menghembuskannya cepat, kakinya baru saja akan memantapkan langkah pertamanya namun ia menghentikan niatnya secara tiba tiba saat...

Saat melihat pemuda yang tak ia kenal itu mencium baekhyun, pupil mata chanyeol melebar saat itu. Ciuman itu memang tidak mendarat di bibir baekhyun seperti apa yang ia lakukan beberapa menit yang lalu, pemuda itu hanya mencium baekhyun tepat di pipi kanannya dan baekhyun tampak tak melawan atau merasa risih sedikitpun.

.

.

Puukk!

Puukk!

Puukk!

"Hey, ayolah! Kenapa kau menjadi seperti ini, bukankah kau tidak terlalu memikirkannya sejak awal?"

Giwoo menghela kasar, chanyeol tampak murung saat kembali ke kelas beberapa menit yang lalu. Ia juga tak bicara barang sepatah katapun padanya, pada yeongsu, atau pada Jungsuk. Chanyeol bahkan tak bergeming saat giwoo memukuli kepala chanyeol berkali kali, biasanya chanyeol akan langsung marah kalau giwoo melakukan itu.

"Apa karena insiden itu kau menjadi melankolis seperti ini, hhh~ baekhyun juga belum kembali ke kelas, apa dia kabur karena malu? Sebenarnya apa yang kau lakukan chanyeol? Kau itu bodoh atau apa, che!" ucap yeongsu penasaran, pasalnya ini kali pertama bagi mereka melihat chanyeol murung seperti ini, ia juga tidak paham apa maksud chanyeol melakukan hal mengejutkan seperti itu.

Chanyeol mendelik lalu menghela nafas sambil duduk lemas di bangkunya.

"Dia marah, dia pasti akan membenciku" ucap chanyeol lemas, ketiga temannya lalu saling bertatapan tak mengerti.

"Apa kau sudah bicara dengannya? Apa dia bilang kalau dia membencimu?" tanya yeonsu dibalas gelengan kecil dari chanyeol.

"Kalau begitu belum tentu juga ia akan membencimu, siapa peduli? Sekalipun dia membencimu, bukankah itu tak masalah bagimu" ucap jungsuk sambil menepuk nepuk bahu chanyeol.

Chanyeol tak menanggapi celotehan teman temannya, ia hanya kembali menghela nafas lalu menelungkupkan kepalanya di meja.

"Ah, begitu yah" ucapnya lirih

.

Bel pergantian jam pelajaran sudah berbunyi, semua siswa kembali duduk di tempat mereka masing masing. Begitupun dengan baekhyun...

Chanyeol melihat baekhyun kembali ke kelas beberapa menit sebelum guru mata pelajaran selanjutnya masuk ke kelas. Wajahnya tampak muram, mungkin ia masih merasa kesal karena kejadian mendadak tadi.

Sang guru sudah menjelaskan isi materinya, dan chanyeol tak peduli dengan hal itu, matanya tak berpaling sedikitpun dari baekhyun yang duduk cukup jauh dari mejanya.

Kejadian yang ia lihat di atap sekolah, dan apa yang mereka berdua bicarakan tiba tiba saja terlintas begitu saja dalam ingatannya. Entah kenapa chanyeol merasa tak suka pada lelaki itu, cemburu?

Chanyeol mendengus pelan, benarkah ia cemburu? Tapi kenapa harus cemburu? Toh baekhyun bukan siapa siapanya, sekalipun baekhyun akan berciuman tepat hadapannya bersama orang lainpun ia tak punya hak untuk cemburu..

Tapi hatinya...

Hatinya terasa perih saat melihat baekhyun begitu dekat dengan lelaki itu.

.

.

"Jangan menangis lagi, aku tidak punya ice cream untuk menghiburmu" ucapnya setelah mencium pipi kanan baekhyun. Ini adalah caranya untuk meredakan kesedihan baekhyun, ia selalu melakukannya saat baekhyun hendak menangis atau bahkan sedang menangis.

Kebiasaan ini sudah ia lakukan saat mereka masih kecil, dan ia tak bisa menghapus kebiasaan itu. Meskipun berulang kali baekhyun selalu mengatakan padanya bahwa sekarang tidak lagi seperti dulu, mereka sudah tumbuh menjadi 2 laki laki dewasa. Orang akan berpikiran yang tidak tidak kalau ia terus melakukan kebiasaan itu, dan ia tak pernah mau tahu dengan hal itu hingga akhirnya baekhyun lelah untuk menceramahinya.

Baekhyun tertawa meledek, "jangan perlakukan aku seperti anak kecil lagi, kita seumuran dan nyatanya aku lebih tua beberapa bulan darimu"

"Tapi kau lebih imut dariku"

"Chee!"

"Kita sudah lama berteman, dan aku bahkan belum bisa melupakan betapa menggemaskannya dirimu sewaktu kecil"

Baekhyun tertawa dengan menggemaskan, temanya yang satu ini kenapa senang sekali menggodanya dengan ingatan masa kecilnya.

Dan chanyeol yang masih berdiri di pintu masuk, hanya tersenyum kecut mendengar percakapan mereka. Ternyata baekhyun bisa tertawa bersama orang lain, ternyata teori teori bodohnya meleset. Baekhyun bisa menjadi orang yang terlihat menyenangkan bersama laki laki itu, tentu saja! Tentu saja baekhyun bisa melakukan itu karena mereka sudah berteman lama.

Tatapan yang baekhyun berikan pada laki laki itupun sangat hangat, tak seperti saat baekhyun menatapnya. Begitu dingin...

"Oh jadi begitu yah" ucap chanyeol lemas lalu memilih beranjak meninggalkan tempat itu.

.

Sebuah teori tentangmu, hal yang belum pernah aku lihat dari dirimu, meskipun itu hanya sebatas suara tawa kecilmu.

Hm! Sungguh manis,

.

.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, dan hal ini disambut kicauan semangat dari para siswa. Musim panas adalah musim yang paling menyenangkan, mereka bisa pulang 1 atau 2 jam lebih awal dari biasanya (hanya berlaku dibeberapa sekolah swasta), dengan begitu para siswa bisa menghabiskan sisa hari dengan berjalan jalan disekitar kota bersama teman temanya. (Bahkan kadang mereka bisa masuk sekolah lebih awal dan pulang sore hari, itu juga hanya berlaku 3 kali dalam 1 bulan saja)

"Ayo, kita jalan jalan dulu sebelum pulang" ucap Jungsuk sambil menepuk bahu tegap chanyeol.

"Tidak, kalian pergilah duluan, aku punya satu urusan yang belum selesai" Jungsuk menoleh, mengikuti arah pandangan chanyeol setelah itu ia mengangguk mantap.

"Baiklah, tapi lain kali kau harus ikut"

"Yah"

"Kalau begitu aku duluan yah! Yeongsu dan giwoo sudah menunggu diluar, sampai jumpa!"

"Hm! Sampai jumpa!"

Hening, semua siswa dikelas itu sudah pergi terbirit birit keluar. Sedangkan itu chanyeol masih duduk di mejanya, menyaksikan baekhyun yang sedang merapihkan buku bukunya. Tak mau canggung akhirnya chanyeol memilih menunggu baekhyun diluar kelas, tepatnya di samping pintu kelas.

Tap

"Eh?"

Baekhyun ber eh ria saat tiba tiba saja ia di hadang oleh chanyeol di pintu kelasnya.

"Baekhyun, ada hal yang harus aku bicarakan"

"Tidak, aku harus pergi ketempat les sekarang, aku sudah terlambat, lain kali saja"

Grap!

Baekhyun tersentak bukan main ketika chanyeol menarik lengannya lalu membawanya berlari menyusuri koridor sekolah yang sepi menuju keluar gedung sekolah. Entah kemana chanyeol akan membawanya, namun sekarang mereka sudah berlari cukup jauh dari sekolah, selain itu jalan yang chanyeol ambil berlawanan arah dengan arah tujuannya.

"Lepaskan aku!" baekhyun menipis kasar lengan chanyeol hingga genggaman tangan chanyeol terlepas dari pergelangan tangannya.

"Apa maumu? Apa kau masih belum puas membuatku malu?"

Deg!

Tatapan itu, tatapan yang menghantarkan perasaan benci ketika menatap chanyeol, chanyeol paham itu, ia tidak sebodoh itu untuk memahami makna tatapan yang baekhyun layangkan padanya. Apa chanyeol begitu terlihat menjijikan dari sudut pandang baekhyun?

"Baekhyun, aku hanya ingin meminta maaf padamu, sungguh itu semua tidak direncanakan, a-awalnya aku..." chanyeol menggaruk tengkuknya tiba tiba.

"Aggghhhh! Aku tidak bisa mengatakannya! Mengapa sulit sekali untuk mengatakannya padamu, aduh aduh! Bodohnya aku, bodoh bodoh bodoh bodoh!"

Baekhyun menatap chanyeol dengan tatapan shock saat chanyeol dengan sengaja melukai dahinya dengan membenturkan nya ke tembok bangunan di belakangnya sambil menggerutu.

"Bodoh bodoh bodoh bod.."

"Chanyeol"

"Emm?" chanyeol menoleh cepat.

"Ja-jangan melukai dahimu seperti itu, dan jangan me-mengatai dirimu sendiri bodoh" ucap baekhyun sambil menunduk malu.

Chanyeol diam terpaku, keduanya saling diam, hanya terdengar riuh riuh dari orang orang yang berlalu lalang di depan mereka. Hingga angin berhembus lembut menyapu kecanggungan diantara mereka.

"Tapi kau menatapku seperti itu... kau membenciku kan?"

"Ah?" baekhyun mendongkak cepat, menatap wajah chanyeol lekat.

Pemuda berperawakan tinggi itu tersenyum kecut sambil memegangi dahinya yang memerah akibat benturan. Baekhyun tahu ia dan chanyeol bukanlah teman akrab, mereka hanya kebetulan sering satu kelas, dan mereka juga pernah satu tempat kursus bersama, tapi entah mengapa baekhyun begitu tidak suka saat chanyeol berteori bahwa dirinya membenci chanyeol hanya karena kejadian tak disengaja siang tadi.

"Aku tidak membencimu"

"Haa?"

"Hm" baekhyun tersenyum.

"Lupakan saja"

'Baekhyun tersenyum, baekhyun tersenyum, baekhyun tersenyum, padaku? Untuk pertama kalinya'

Chanyeol tersenyum, ia senang, sungguh sangat senang. Jujur saja ia tak pernah merasa sesenang ini sebelumnya ketika seseorang memberikan sebuah senyuman manis padanya. Nyaman, ada rasa nyaman yang hinggap kala senyuman baekhyun terpatri untuknya. Senyuman itu, hangat dan menenangkan.

"Aku harus pergi sekarang, jika tak ada lagi yang ingin kau sampaikan, chanyeol"

"Ehm!" chanyeol mengangguk.

"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa!" baekhyun melambaikan tangannya lalu berlari kecil menuju jalan yang lain. Tatapan chanyeol sama sekali tak teralihkan dari wajah baekhyun sejak baekhyun tersenyum padanya, bahkan sampai tubuh baekhyun menghilang di tengah kerumunan orang banyak.

Chanyeol terpaku, "Senyuman itu..."

Plak!

"Hoooii tiang jembatan! Apa yang sedang kau lakukan disini?"

Chanyeol meringis mengusap kepalanya, suara itu! Astaga lagi lagi mereka

"Apa yang sedang kalian lakukan disini tikus tikus parit! Bukankah kalian pergi jalan jalan?" tanya chanyeol pada ketiga temannya yang saling bersitatap lalu secara bersamaan mereka melempar tatapan curiga pada chanyeol.

"Kami tadi makan di cafe dekat sini, tidak ada kau rasanya tidak seru jadi kami putuskan untuk makan di cafe dekat sini saja, haa? Ngomong ngomong tadi kami melihatmu sedang bicara dengan baekhyun. Apa kau berhasil bicara dengannya?" tanya jungsuk sambil menatap chanyeol dengan memicingkan mata.

"Hm! Jadi kapan kita akan mengerjakan tugasnya? Setidaknya kita membicarakannya dulu sebelum mulai observasi kan?" ucap giwoo dibalas anggukan setuju dari yeonsu.

"Itu, ahh! Astaga aku lupa menanyakannya!"

"Apa!?" ucap ketiganya serentak.

Plak!

"A! Aduh!"

"Huooii! Menyebalkan sekali kau! Lalu apa saja yang kau bicarakan dengannya, pasti kau membicarakan hal yang tidak tidak dengannya, aduh kenapa kau ini bodoh sekali, sebenarnya otakmu itu ditaruh dimana sih"

"Tentu saja disini"

Pletak!

Chanyeol tersenyum 3 jari setelah puas memukul kepala jungsuk lalu kabur begitu saja.

"Ooii! Apa apaan ini!?"

"Nah! Kita pulang, aku tidak mau telat pulang lagi, ibuku akan memarahiku"

Ucap giwoo sambil menepuk bahu jungsuk lalu berjalan santai mendahului jungsuk bersama yeonsu.

.

.

Hari itu aku merasakan sesuatu yang berbeda, yah 'sesuatu' ...

Sesuatu yang terasa sangat berbeda... Walaupun berbeda rasanya sangat familiar..

Hm.. Entahlah, apa mungkin ini efek dari musim panas yang membakar akal sehatku

Tapi meskipun begitu,

Senyumannya telah meluruhkan ribuan teori bodoh yang aku ciptakan sendiri tentangnya.. Ahah! Aku bahkan tidak bisa berpaling darinya saat ia tersenyum, itu terlihat bodoh kan?

.

.

.

Horaaaaa! Omaera!

Mind to gimme review hee?

Aaaa~ hai hai bawa ff baru lagi nih dgn cerita dan judul yang gk nyambung wkwk :'v berhubung ff A Silent Soul bentar lg bakal end (makanya updatenya sengaja dilamain whaks! :v) jd aku putuskan untuk post ff chanbaek yg baru, mwahaha! :v

Baydewey, ff ini terinspirasi dari salah satu anime & manga oneshoot dgn judul yg sama ahaha! :v temanya anak sekolahan, mainstream bgt kan? :v tp walaupun terinspirasi ff ini alurnya jauh bgt dari animenya HAHA! Ada sedikit persamaan waktu, dan pemeran utamanya sih (sifat koplaknya terutama :v )

Untuk chapter 2 gk janji ya bisa fast update :'v but i hope you like this one :') last word, mohon maaf kalau ada beberapa 'penjelasan' yg salah, and! jgn lupa reviewnya yah! Wherever you are, i love you!~ :*

Mata neeeeee!