Main Cast : Chanyeol X Baekhyun

Other Cast : Temukan di dalamnya :)

Disclaimer : ChanBaek vers. (Remake)Fic ini milik Gloomy Rosemary aka Cupid'kyumin

.


Chapter 1

(Love Sick)

.

.

"I—ini mengerikan" Jemari lentiknya makin meremas kuat seragam baru itu, kala jendela mobil secara perlahan terbuka menampilkan raut pasinya secara keseluruhan. Tak pelak...riuh lalu lalang siswa di sekitar mulai bersahutan mengitari bangunan yang menjulang di hadapannya. Sesekali bocah manis itu menggumam lirih dan menggeleng frustasi begitu membayangkan dirinya tak lama lagi akan berbaur dengan ribuan makhluk itu.

"ini mengerikan!" Pekiknya lagi seraya membanting tubuh dan meringkuk memeluk kedua lututnya erat-erat.

"Sayang... cepat turun".

Namja mungil itu kembali menggeleng kasar begitu suara Ibunya menyapa rasa ciutnya, ia makin menguatkan dekapannya di lutut, sama sekali tak tertarik untuk sekedar menatap wanita cantik di depannya. "Tidak mau!"

Sementara Wanita cantik itu, Jaejong tampak menghela nafas panjang melihat sikap manja putra tunggalnya makin menjadi-jadi, dan sungguh Jaejong tak kan mampu berbuat apapun jika sudah demikian, terlebih membuat buah hatinya itu menangis, tidak! ia tak kan Sanggup. Merasa menyerah, Jaejong beralih menatap suaminya dan menggeleng pelan. Mengisyaratkan untuk tidak memaksakan rencana awal keduanya pada buah hatinya. Namun pria itu hanya tersenyum hangat seraya mengenggam jemarinya, demi menguatkannya.

"Kau terlalu memanjakannya Boo, tak apa ini demi kebaikannya"

"Tapi bagaimana jika Baekhyun kita menangis? tempat ini masih asing untuk—

"Sssh..tempat ini yang terbaik" Tenang Yunho sembari mengecup tangan istrinya, tanpa peduli Putranya masih meringkuk bulat di belakang kemudinya. "Sekolah ini akan membuatnya dewasa ,lagi pula Suho akan menjaganya Sayang". Lanjutnya lagi, ya...ia begitu mempercayakan Baekhyun pada sahabatnya sendiri, Suho... Pemegang jabatan tertinggi di sekolah elite itu.

"Tapi tak ada anak gadis di sekolah ini Yunnie"Rajuk Jaejong sedikit mengguncang lengan kekar suaminya, ia paham betul...keputusan pindah rumah karena Pekerjaan keduanya telah membuat Putra kecilnya kecewa, tentu saja karena anak itu terpisah dengan teman bermainnya, dan semuanya 'Yeojja'.

"Wae? Ini memang sekolah Namja...sangat sesuai untuk Baekhyun ". Jawab Yunho mantap.

"Andwaee! Mereka semua mengerikan!" Jerit Baekhyun menyela perbincangan kedua orang tuanya.

"Yya! Yya! Yya! Kau tak mungkin selamanya berteman dengan Yeojja bukan?! Berbaurlah dengan namja sebayamu" Yunho sedikit membentak bocah mungil itu, masih lekat dalam ingatannya Baekhyun berkeliaran di kantornya dengan baju minim dan pernak-pernik mencoloknya layaknya remaja putri, hanya untuk merengek sebuah boneka bunny raksasa...dan itu benar-benar membuatnya gila. Ia tau semua teman Yeojja Baekhyun membawa dampak buruk pada kepribadian Putranya, dan sungguh...Yunho sangatlah mencemaskan Baekhyun kecilnya itu.

Beruntung sekali...memegang perusahaan baru, memaksanya untuk segera pindah, tentu saja ada alasan untuk membuat perubahan besar pada diri Baekhyun dengan memaksukkannya di Sekolah Namja ini.

"E—Eommaaaa" Rengek Baekhyun seraya menarik-narik lengan baju ibunya, bermaksud mencari simpati dan pembelaan dari wanita cantik itu.

Jaejong kembali menatap iba buah hatinya, kedua foxy eyes yang berkaca-kaca itu semakin meremukkan hatinya. "Yunnie ...jangan sekolah ini, Baekhyun tak akan bisa membuka diri jika itu dengan namja, kita bisa menyekolahkannya di—

"Keputusanku sudah bulat Boo...ini demi kebaikannya, cha Baekhyun ...cepat turun dari mobil"

Kedua ibu dan anak itu seketika terdiam, tak ada satupun yang berani melawan jika Yunho sudah demikian. Jaejong menunduk dalam, sementara Baekhyun tampak lemas melepas cengkeramannya dari lengan baju ibunya.

"A—appa, aku pusing..aku—

"Tidak ada alasan apapun! Cepat turun ...Suho sudah menunggumu di ruang kerjanya!" Sentak Yunho tanpa bisa di sela, tatapannya kian menajam...ia tau Putranya tengah mencari celah untuk melarikan diri.

Baekhyun berdengus kesal, ia benar-benar merugi dengan situasi seperti ini, ah! Baekhyun sangat mengharapkan anemianya kambuh detik ini. Karena jika begitu, ia tak perlu memenuhi keputusan sepihak dari Appanya itu bukan,tapi keberuntungan berkehdak lain, tubuhnya dalam kondisi prima hari ini.

"Byun Baekhyun , kau tak mendengar kata-kata Ayahmu?"

"Baiklah aku turun!"Baekhyun beringsut gusar membuka pintunya.

BRAAKKK!

"Kau tak menyayangi Baekhyun , Appa!"Jerit Baekhyun setelah membanting keras pintu mobil itu, nafasnya begitu memburu...Baekhyun benar-benar tak terima dengan keputusan ini.

Sementara pria kekar itu hanya terkekeh pelan mendengar jeritan kesal Baekhyun , dan hanya dibalas tatapan tajam dari istrinya.

"Kemarilah Sayang"Panggil Jaejong seraya melambaikan tangan meminta namja mungil itu mendekati jendelanya.

Baekhyun mempoutkan bibir kesal, seharusnya wanita cantik itu bisa menjadi dewi penyelamatnya di saat-saat seperti ini. Namun rasanya...kuasa Ayahnya terlalu tinggi untuk di telak. Dengan malas Baekhyun berjalan menghampiri...dan berdiri dengan tangan berkacak di pinggangnya.

Jaejong tersenyum geli melihat wajah menggemaskan Putranya itu, ia menarik lengan Baekhyun hingga sedikit menunduk di hadapanya. Menyenangkan sekali selalu memanjakan Baekhyun di setiap detiknya. Dan Jaejong tak pernah menyesalinya. "Eomma yakin kau bisa melalui hari ini Sayang...kau Putra Eomma yang hebat"Bisik Jaejong seraya mengelus pipi halus Baekhyun .

"Eomma temani Baekhyun ke dalam nee?" Pinta Baekhyun dengan mata membulat penuh harap.

"Aniya kita hampir terlambat bekerja...lagipula kau terlalu besar untuk didampingi Eomma kemanapun, cukup masuk ke dalam kelas dan perkenalkan diri pada semua teman barumu" Sergah Yunho tiba-tiba.

Jaejong menghela nafas berat, ia menangkup pipi Baekhyun sedikit menariknya hingga membuat namja mungil itu menunduk kedalam mobil.

'Chup'

"Maafkan Eomma Sayang" Ucap Jaejong lembut setelah mengecup kening Baekhyun .

Baekhyun makin menghentak kaki kasar, "Tapi Aku—

BRUUUMMMMM

"YAH! APPPAAAAAA!"

Belum sempat Baekhyun mengusaikan kalimatnya, Mobil hitam itu telah lebih dahulu melesat pergi...menyisakan perasaan kesal berbaur gugup dalam dadanya. Namja berusia 17 tahun itu mengedarkan pandangan kesekeliling, suasana tampak begitu asing, dingin dan ada pilihan lain selain berjalan lurus ke depan memasuki gedung megah itu.

.

.

.

.

Skip Time

Baekhyun berjalan kikuk meyusuri koridor di sepanjang garis langkahnya, berkali-kali ia meremas kuat jemarinya kala menyadari beberapa pasang mata yang dilaluinya tampak menatapnya lekat. Aneh sekali...bukankah seharusnya siswa-siswa itu masuk kelas? Tapi bagaimana mungkin berkeliaran di tempat ini.

"Hhh...namja" Desahnya pelan, Baekhyun kembali menatap lurus dan mengukuhnya langkahnya demi menemukan ruangan Suho.

"Hei kau!"

Baekhyun menghentikan langkahnya demi menoleh ke belakang tepat pada panggilan itu berasal, alisnya bertaut heran melihat sosok tinggi dengan beberapa namja dibelakangnya tampak berjalan angkuh mendekatinya.

"Apa siswa baru? Aku tak pernah melihatmu sebelumnya?"

"..." Tak ada jawaban.

Kedua matanya makin menyipit begitu namja asing itu memegang dagunya, memiringkannya ke kanan dan ke kiri. Hey! Apa-apaan ini?! orang itu tak punya santun sedikitpun terhadapnya. Baekhyun memang takut, nyalinya terlalu ciut menghadapi beberapa namja tinggi besar di hadapannya...tapi jika ia menyerah sebelum memulai...tentu saja dirinya akan diinjak-injak di sekolah ini. Ini salah satu yang membuatnya enggan berbaur dengan namja, bagi Baekhyun mereka identik dengan kekerasan...tak ada sisi sensitif sedikitpun.

Meski gemetar... Baekhyun tetap menarik nafas dalam-dalam, berusaha mengusir rasa takutnya pada sosok namja di depannya.

"Yack! Lepaskan!" Sentak Baekhyun seraya melepas kasar tangan namja asing itu dari dagunya. Berhasil! Ia bisa melawan rasa takutnya! Tak henti-hentinya Baekhyun bersorai dalam hatinya begitu menyadari dirinya tak selemah yang ia pikirkan selama ini. Pasti banyak peluang membela diri setelah ini.

"Ou...mengerikan sekali, aku takuut" Kekeh namja asing itu, berniat menggoda.

Baekhyun sedikit mundur kebelakang, masih dengan tatapan menghunus tajam. "Parfum apa yang kau pakai?! Ughh maldo andwaee!" Dengus Baekhyun seraya menutup hidung, aroma yang dihirupnya benar-benar asing baginya...inikah aroma namja? tak ada satupun kesan manis dari aroma tersebut,sangat jauh berbeda dari aroma vanila milik tubuhnya dan teman-teman bermainnya dulu.

"Mwo? parfum?...tsk! apa kau tertarik dengan tubuhku...manis?" Ujar sosok tinggi itu sembari menjilat bibir seduktif, ia makin berjalan mendekat. Namun tiba-tiba...

BUAGHH

"AARRGHHHHTTT!"

Tanpa terduga, Baekhyun melayangkan kakinya ke atas...menendang tepat pusat vital namja tinggi itu...tak ayal teriakkan ngilu pun terdengar menggelegar di sudut koridor tersebut. Dan Baekhyun terkekeh menang, tak ada satupun yang bisa membullynya di sini!

"K-ketua gwaenchana?" Sementara beberapa pengikut namja tinggi itu tampak membelalak tak percaya melihatnya, beberapa dari mereka membantu Kai berdiri sementara yang lainnya terlihat hendak mencekal Baekhyun .

"Apa?! Apa?! Kalian berani padaku? Kemarilah...kuhabisi kalian satu persatu!" Ancam Baekhyun seraya memasang kuda-kuda dengan tatapan angkuh. Hey! Jangan meremehkan tubuh mungil dan sifat feminimnya...Baekhyun menguasai martial art...tentu saja ia memiliki mental tinggi untuk melawan brandalan di hadapannya.

"YAAACK! BERANI-BERANINYA KAU—

"Berhenti Kai"

Kai gagal menerjang Baekhyun , begitu mendengar suara bass di belakangnya, mau tak mau ia tetap harus mematuhi titah sosok itu. Ya sosok yang mereka anggap sebagai Tuan muda di tempatnya berpijak saat ini... Park Chanyeol.

Sementara Baekhyun tampak mengerjap polos mengetahui, seorang perusuh sepertinya datang menyela sekumpulan anak brandal itu. Siapa dia? Tubuh tinggi, kekar...ah! dan wajahnya...

Baekhyun meneguk ludah payah, tak dipungkiri...ia sedikit gugup menatap wajah tampan dengan aksen stoic yang membingkainya, terlebih beberapa namja di depannya tampak menunduk patuh tanpa suara...'seperti pangeran saja' pikirnya.

Namja cantik itu menggeleng kasar dan kembali memfokuskan pandangannya pada sosok dingin bak Pangeran negri salju itu.

"Sepertinya kau menemukan hal yang menarik hn?" Chanyeol berjalan santai begitu beberapa namja di hadapannya menggeser tubuh , memberinya sekat untuk bergerak leluasa ke depan.

"Yya! Yeol jangan terlalu dekat dengannya, anak ini seperti kelinci buas" Kai begitu tertatih memegang bahu Chanyeol, tak menginginkan kawannya itu luput dari serangan Baekhyun .

Chanyeol menyeringai sesaat, benarkah buas? Menarik sekali jika memang seperti itu, ia sedang jenuh...dan ia butuh hiburan detik ini. Chanyeol kembali menatap lekat Baekhyun ...memberi kesan pertama pada namja cantik itu, dengan siapa ia berhadapan saat ini.

"Mau apa kau!" Ketus Baekhyun , kedua tangannya masih terkepal kuat, memasang tatapan penuh waspada...kalau-kalau namja tinggi di hadapannya menyerangnya tiba-tiba.

"Sayang sekali jika keringat menetes di wajah semanis ini" Jemari panjangnya terulur ke depan, menyeka tetes peluh yang mengalir di pipi Baekhyun , dan menjilatnya seduktif di hadapan namja cantik itu. Baekhyun membulatkan mata...tak bisa dicegah lagi, jantungnya benar-benar berdetak 2 kali lebih cepat melihatnya.

"Bahkan keringatmu saja bisa senikmat ini, siapa nama—PPLAAAK

Wajah Chanyeol memaling ke kanan, begitu namja mungil itu melayangkan tamparan keras di pipinya. Ia menggerakkan bibirnya yang terasa ngilu, sepertinya bagian sudutnya sedikit pecah.

"Aisshh...sudah kubilang bukan, jangan terlalu lengah jika dengannya" Gusar Kai dari belakang, ia hendak melangkah mendekat...namun isyarat tangan Chanyeol menahannya agar tetap berdiri di posisinya. Chanyeol menyeringai, dan menatap Baekhyun tajam.

"Kau tau? Tenagamu tak sesuai dengan wajah manismu" Bisik Chanyeol seraya berjalan lebih dekat, membuat Baekhyun berjalan mundur karena gugup, tapi naas dinding koridor membatasi gerakannya.

"A—aku lebih kuat darimu! Y-yang tadi itu bukan apa-apa!" Gertak Baekhyun , mencoba menghibur dan menguatkan diri, jika Chanyeol memang bukan apa-apa baginya.

"Oh ya? Hn...aku ingin melihatnya, tunjukkan padaku"

Baekhyun makin mengeras mendengarnya, ia tau...namja tampan di hadapannya tengah menatapnya geli. Merasa tak terima, Baekhyun mengangkat tinggi-tinggi kedua tangan terkepalnya siap memukul kepala Chanyeol sekuat mungkin.

"Ka~mppfthh! Mmmh!"

Namun Chanyeol lebih cepat melumpuhkan serangannya, tangan kanan Chanyeol begitu kuat memasung kedua pergelangan tangan Baekhyun di atas kepalanya. Sementara tangan yang lain merengkuh erat pinggang Baekhyun , demi memperdalam ciuman penuh paksaan itu.

.

.

"Apa yang terjadi?" Seorang namja bermata sipit ...Oh Sehun, datang menghampiri Kai, begitu mendengar suara ricuh di ujung koridor sekolah itu.

Kai menyeringai sembari mengendikkan dagu, mengisyaratkan pada kawannya untuk melihat lurus kedepan. "Anak itu sedang menikmati mangsanya...membuat iri saja" Ujar Kai sambil terkekeh pelan, meski merasa puas melihat Chanyeol menaklukkan namja manis itu...tapi tetap saja, ia begitu ingin mengambil bagian jika mencumbu Baekhyun seperti itu.

Sementara Oh Sehun, atau kerap di penggil Sehun itu hanya menggeleng pelan melihatnya ...muncul rasa iba untuk sosok yang masih dikerjai Chanyeol hingga meronta sepayah itu, dan ia tau namja mungil itu sepertinya telah mencari masalah dengan sahabatnya tersebut...karena mustahil Chanyeol terpancing hingga berbuat demikian.

"Apa yang dilakukan anak baru itu?" Tanya Sehun kemudian.

"Hhh...kau tentunya tau, apa yang membuat Chanyeol semarah itu bukan"

Ya, ia memang tau, Chanyeol tengah murka saat ini, karna memang tak ada satupun yang bisa menyentuh keagungan Park Chanyeol dimanapun ia berpijak, ah...malang sekali sosok mungil berwajah manis itu.

"Seharusnya kau lebih berhati-hati" Gumam Sehun lirih, lebih untuk namja mungil jauh di depannya.

.

.

"Mmm! Mhmph~" Baekhyun makin memejamkan mata erat begitu pagutan itu makin kasar dan dalam, tampak jelas saliva yang telah bercampur meleleh dari sela-sela bibirnya. Berulang kali ia berontak, namun rengkuhan kuat di pinggangnya dan cengkeraman Chanyeol yang memasung tangannya membuatnya pasrah dipermalukan seperti ini.

Ia semakin panik kala pasokan udara dalam parunya kian menipis, oh shit! Banyak orang di sekitarnya...tapi bagaimana mungkin mereka hanya berdiri saja seperti patung bodoh...tanpa sedikitpun berniat untuk membantunya melepaskan diri. Berulang kali Baekhyun mengutuk diri, bukankah ia menguasai bela dirinya? tapi mengapa tak cukup kuat menepis tenaga namja asing itu. Ia benar-benar terinjak sebelum memulai harinya di sekolah ini.

"Mmmm! MPHH!...hhah...hhah" Engah Baekhyun , begitu ciuman itu terlepas...ia memalingkan wajah kekanan, sama sekali tak berniat melihat wajah menjijikkan di hadapannya, kendati demikian...tangannya tetap tertahan kuat di atas kepalanya dan dada berhimpitan erat dengan perut namja tinggi itu.

Sementara Chanyeol hanya menyeringai puas, mudah sekali melumpuhkan mangsanya dengan hanya cumbuan bibirnya. Ia kembali mengikis jarak dengan Baekhyun dan menjilat lelehan saliva di dagu namja cantik itu.

"Sebaiknya kau berpikir lebih panjang jika ingin melawanku, aku Park Chanyeol, rekam itu baik-baik di dalam sini" Bisik Chanyeol seraya mengetukkan jemari panjangnya di kepala Baekhyun .

"Dengar, aku tak akan melepaskanmu begitu saja, dan tunggu kejutan lainnya, jika kita bertemu lagi...manis"Desis Chanyeol lagi seraya melepas rengkuhannya di pinggang Baekhyun , membuat namja cantik itu merosot seketika dan terduduk di atas lantai.

Chanyeol menatap sesaat, namja mungil yang masih terengah-engah di atas lantai itu. Sedikit mengibas kusut di jas seragamnya, dan berlalu begitu saja meninggalkan Baekhyun ...dengan seringai tersungging di bibir merahnya, dua sahabatnya pun tampak setia mengekor langkah di belakangnya.

Namja mungil itu mengusap kasar bibirnya dengan lengan jas seragamnya, matanya begitu sembab menahan tangis dan juga kesal yang mengendap. Ia benci namja memuakkan itu. Namun matanya sedikit mengerjap begitu salah seorang namja di belakang Chanyeol tampak berbalik menatapnya,dan samar-samar seperti mengucapkan kata 'maaf'. Siapa namja itu?

"Gwaenchana?"

Baekhyun tersentak saat tiba-tiba dua orang namja semungil tubuhnya datang menghampiri dan membantunya berdiri.

"N—ne" Lirih Baekhyun .

"Aisshh seharusnya kau tak mencari masalah dengan mereka" Ujar namja berpipi tirus, sembari mengibas debu dan seresah yang melekat di celana Baekhyun .

"Uhnn—" Baekhyun tampak memiringkan kepala, sama sekali tak mengerti dengan kehadiran dua namja berwajah manis di depannya.

"Ah! perkenalkan aku Kyungsoo dan dia Luhan ...siapa namamu?"Namja cantik berpipi tirus di sisinya tiba-tiba menyergah cepat, seolah memang mengetahui kecamuk pertanyaan dalam kepala Baekhyun .

"B—Baekhyun " Jawab Baekhyun gugup, ia benar-benar takut jika dua namja di depannya bagian dari brandalan itu.

"Yya...tidak perlu setakut itu, kami tak seperti mereka" Ujar Luhan menenangkan.

Baekhyun menganggukkan kepala dan tersenyum manis pada Luhan, yang masih membantunya membersihkan seragamnya. Jika dilihat dari wajahnyapun dua namja manis itu sangat mustahil bagian dari berandalan itu. Ah...ini melegakan, Setidaknya ada yang berbaik hati dengannya di sekolah mengerikan ini.

"Apa kalian melihat mm—yang tadi?" Ujar Baekhyun ragu-ragu, besar harapannya dua namja manis itu tak melihat petaka memalukan yang menimpanya beberapa saat lalu.

"A—kami memang melihatnya Baekkie" Tukas Kyungsoo seraya menggaruk belakang kepalanya.

"Tapi mengapa kalian tidak datang menolongku?" Baekhyun mengerucutkan bibir kesal.

"Yya...bukankah sudah kukatakan, jangan mencari masalah dengan mereka...tentu saja kami tak memiliki nyali untuk menolongmu, bahkan tak satupun siswa di sekolah ini berani menatap mata mereka" Luhan berujar santai sembari menyesap banana milk di tangannya.

Ini gila, bagaimana mungkin 3 namja seperti mereka, memegang kendali penuh di sekolah seelite ini. Apa mereka dewa? Menggelikan sekali.

"T-tiga namja itu...siapa mereka?"

Kyungsoo menghela nafas, mendengarnya, "Orang tua mereka memegang andil besar dalam mendirikan sekolah ini, tentu saja itu memberinya akses leluasa untuk menindas siapapun. Terlebih untuk Chanyeol, namja yang menciummu itu...memiliki kuasa tertinggi di sini."

"A-apa? bagaimana bisa? Namja itu?"

"Namja berkacamata itu Sehun, sementara yang berambut merah Kim Jongin atau biasa di panngil Kai. Hanya Sehun yang paling baik dari ketiganya. Dan Chanyeol, namja itu Putra Tunggal dari pemilik Sekolah ini yang sesungguhnya... Park Minho. Ku harap kau tak mencari masalah lagi dengannya, selain yang paling kaya di sini, Chanyeol sangat...sangat...berbahaya" Imbuh Luhan setengah berbisik.

Baekhyun makin menciut mendengarnya, sepertinya Ayahnya kali ini salah total, dengan memasukkannya di sekolah menyerupai kandang macan seperti ini. Belum apa-apa saja...ia sudah berurusan dengan penguasanya. Apa yang akan terjadi padanya kelak, jika ia tetap bertahan di sini.

'Aku tak akan melepaskanmu begitu saja...dan tunggu kejutan lainnya, jika kita bertemu lagi...Manis' Ucapan pria itu kembali terngiang. Tidak! Tidak...Baekhyun tak sanggup membayangkan dirinya akan di mangsa hidup-hidup oleh namja bernama Chanyeol itu. ini benar-benar mengerikan!

"Aissshh! Bagaimana ini?" Racau Baekhyun tiba-tiba, seraya mengguncang lengan Luhan dan Kyungsoo.

"Bagaimana? Yya! Apa maksudmu huh?" Luhan mengernyit heran melihat Baekhyun meracau panik.

"Aku tak ingin mati di—

"Hhhh...Di sini kau rupanya, mengapa tak menemuiku eum? Cha, biar kuantar masuk ke kelasmu Baekhyun " Tiba-tiba saja Kepala Sekolah datang mengejutkan ketiganya, pria berkharisma itu memegang pundak Baekhyun dan membimbingya untuk mengikuti langkahnya.

"Yya! Kenapa kalian berkeliaran di sini...cepat masuk kelas" Ujar Suho lagi pada dua namja manis di belakangnya. Seketika itu pula Luhan dan Kyungsoo memohon diri dan berlari cepat mematuhi perintahnya.

.

.

"S-Suho Ahjushiii...a—aku sepertinya—

"Ini kelasmu Baekhyun "

Baekhyun membelalakkan mata lebar, begitu melihat tag 2A terpampang jelas di atas pintu itu, Ia tak siap bersekolah di tempat ini. Bagaimana jika nanti bertemu dengan Chanyeol? sungguh...Baekhyun tak ingin menjadi bulan-bulanan namja angkuh itu.

Belum usai rasa gugupnya, Suho telah lebih dahulu mengetuk pintu, dan seorang Yeojja cantik menyambutnya dari dalam.

"Mohon kerja samanya, Sunny Seonsangnim" Ucap Suho sembari mendorong punggung Baekhyun mendekati guru cantik itu.

"Ah baik Tuan"Sunny tampak tersenyum ramah, ia begitu lembut membimbing Baekhyun masuk ke dalam kelasnya.

Sementara Baekhyun tampak menggeleng kasar begitu melihat Suho sepertinya akan pergi meninggalkannya.

"S-Suho ahjushi! Ahjjuss—

"Baekhyunnie tak perlu takut, kau bersama ibu sekarang... cha perkenalkan dirimu pada teman-teman baru di sini, mengerti?" Bisik Sunny menenangkan. Ia memang tau...kehadiran Baekhyun di sekolah ini, tentunya Suho sudah menginformasikan sejak jauh-jauh hari.

Baekhyun menahan nafas dengan mata terpejam erat-erat, begitu menyadari dirinya telah berdiri tegap di depan kelas. Sungguh, ia benar-benar kebas, jika Chanyeol dan dua temannya berada di kelas yang sama dengannya. Itu akan mejadi mimpi terburuknya di dunia ini.

"Baekhyun"Panggil Sunny sedikit mengelus lengan Baekhyun , ia memang tak mengerti apa yang terjadi pada anak didiknya itu, tapi satu yang diyakininya...sepertinya Baekhyun tengah menahan gugup.

Baekhyun membuka matanya pelan, namun tetap menyipit...mengantisipasi kemungkinan terburuk yang dilihatnya kelak. Dari ujung ruang ia menatap lurus, sejauh ini kondisi aman...tak ada Chanyeol di sana. Dan itu meyakinkannya untuk lebih membuka mata dan mengedarkan pandangan ke tengah ruangan.

"Hhhh" Desahnya lega, tak menemukan sosok Chanyeol di area tersebut. Baekhyun kembali mengedarkan pandangan ke sudut lainnya dari ruang kelas itu.

Dan yah! Senyumnya terkembang sempurna, ia benar-benar bernafas lega detik ini...karna tak melihat Chanyeol di manapun. Terlebih menyadari Luhan dan Kyungsoo melambaikan tangan padanya . serasa dirinya benar-benar menemukan oasis di tengah gurun, Beruntung sekali bisa satu kelas dengan dua namja manis itu.

Mungkin Chanyeol dan dua teman lainnya...siswa tingkat tiga...atau bahkan masih tingkat satu. Ah setidaknya pemikiran itu sangat menjernihkan kemelut dalam kepalanya.

Baekhyun menatap lurus kedepan dan tersenyum riang, bersiap menyambut hari dengan teman-teman barunya di kelas itu.

"Annyeong hasseyo...naneun—

"Oh! Anak manis itu"

Baekhyun menghentikan ucapannya, dan melirik tepat di pintu utama...seketika itu pula matanya membulat lebar begitu seorang namja berkacamata melewati kelasnya...itu pasti yang bernama Sehun. Deru nafasnya makin tersendat-sendat kala merasakan firasat buruk yang akan terjadi.

"Na—naneun—

"Whoa ha...kelinci buas itu"

'Maldo Andwae!' nafasnya makin tercekat...kala siluet Kai turut melewati pintu kelasnya mengikuti jejak Sehun. Ini mimpi buruk...jika setelah ini, Chanyeol yang akan lewat. Tidak! Tidak! Ia tak bisa bersikap seperti ini...bukankah brandalan itu hanya lewat saja di depan kelasnya. Seperti keyakinan di awal...kemungkinan besar mereka siswa tingkat tiga. Meskipun Chanyeol melintasi pintunya itu tak akan menjadi kecemasan berarti bukan...toh ia tak akan sekelas dengannya bukan. Baekhyun kembali menatap kedepan, mengukuhkan diri untuk tetap fokus...meyelesaikan semuanya.

"Naneun Byun Baekhyun —

"Mmh...jadi Byun Baekhyun "

Baekhyun kembali membualatkan mata, kali ini lebih lebar dari sebelumnya...ia menoleh ke samiping. Dan detik itu ia benar-benar tercekik melihat Chanyeol berdiri angkuh di sana. rasanya semakin sekarat menyadari Chanyeol memasuki kelas dan berjalan lurus ke arahnya.

Tak ayal...jemari mungil itu semakin rusuh meremas ujung jas seragamnya. Jangan katakan...Chanyeol memang satu kelas dengannya, ini lebih dari sekedar mimpi buruk namanya.

"Kau beruntung sekali Byun Baekhyun ...rupanya kita bertemu lagi. Hnn...bersabarlah untuk kejutan selanjutnya" Bisik Chanyeol tepat di telinganya.

Habis sudah riwayatnya...ia akan mati setelah ini. Bisikan itu seperti ranjau maut yang meleburkan nyalinya kala itu. Baekhyun sama sekali tak sanggup mengangkat kepala, kala namja tampan itu berjalan ke kursinya, dan menatapnya lekat dengan kedua kaki terangkat di atas meja.

"Baekhyun nie...apa kau baik-baik saja?"

"S-seonsaengniiim" Rengek Baekhyun sembari meremas kuat lengan blazer Sunny, ia benar-benar merasa takut lebih dari apapun.

Sementara Sunny tampak menatapanya cemas, Ia mengelus pelan bahu sempit Baekhyun berusaha sedikit meneneangkannya.

"Ah! sepertinya kau terlalu gugup... sebaiknya lekas duduk di—

Sunny menggantungkan kalimatnya begitu mengedarkan pandangan demi menemukan meja yang kosong untuk Baekhyun .

Namun detik itu pula, Chanyeol menendang namja kurus di sampingnya...membuatnya terjungkal hinggga menyisakan kursi kosong di sisinya.

BRAKKK

"Arghtt!"

"Chanyeol...apa yang kau lakukan?!" Bentak Sunny, sedikit mengelus dadanya. sesungguhnya ia tau apa maksud dari namja angkuh itu..bersikap demikian,

"Waeee? Aku tak salah apapun bukan?" Chanyeol menyilangkan lengan di dadanya dan kembali menaikkan kedua kakinya di atas meja. Sama sekali tak menaruh hormat pada Pendidiknya tersebut. Dan tak peduli mantan teman sebangkunya masih merintih sakit.

"Hhh...Baekhyun , kau bisa duduk di sebelah Chanyeol".Ujar Sunny kemudian.

"A-Apa? t-tapi Seonsaengnim a—aku...aku ...ti—dak ingin duduk dengannya"

"Baekhyun , hanya kursi itu yang kosong, cha...lekaslah duduk kita akan melanjutkan pelajaran hari ini"

Baekhyun menunduk pasrah...tak ada pilihan lain selain berjalan mendekati kursi di sisi Chanyeol. Rasa muaknya memang besar tapi tak sebesar rasa takutnya pada namja angkuh itu,

Sementara Chanyeol hanya menyeringai tajam, kala Baekhyun menduduki kursinya dengan gugup...sesekali ia melirik namja cantik itu dari ekor matanya dan terkekeh puas begitu menyadari tubuh mungil Baekhyun tampak beringsut gelisah.

.

.

.

"Byun Baekhyun "

Baekhyun tersentak, panggilan itu memang terdengar biasa...namun tidak jika Chanyeol yang mengucapkannya. seolah-olah suara bass itu memang benar-benar milik malaikat pencabut nyawa baginya.

Tanpa menoleh ke samping, Baekhyun melipat lengan di meja dan menyembunyikan kepalanya di sana, terus seperti itu hingga pelajaran Sunny Seonsaengnim usai...bagaimanapun ketakutannya mengalahkan segalanya.

Sementara Sunny yang melihatnya hanya menghela nafas maklum, ia masih meyakni Baekhyun sepertinya masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi di Sekolah barunya.

Puluhan siswa di kelas itu pun berhamburan keluar kala bel istirahat berbunyi, namun sepertinya Baekhyun tak melakukan hal yang sama. Tatapan tajam yang mengintimidasinya dari sisi kanannya benar-benar telak melumpuhkan pergerakannya, bahkan untuk sekedar bernafas saja ia begitu kepayahan.

Luhan dan Kyungsoo memang iba melihatnya, tapi mereka tak mampu berbuat apapun jika itu dibawah kuasa Chanyeol. mereka mendesah nafas pasah dan keluar dari ruag kelas begitu mendapat titah isyrat dari Chanyeol.

"Sekarang hanya kita berdua di kelas ini" Suara bass Chanyeol kembali memecah rasa gugupnya.

Baekhyun mengedarkan pandangan kesekitar...benar! tak ada siapapun di ruangan ini selain dirinya dan Chanyeol. Tidak! Ini terlalu mengerikan...

Namja cantik itu bergerak gusar ingin bangkit, dan lari sekencang mungkin dari tempat itu...namun sayang, Chanyeol lebih cepat mencengkeram pergelangan tangannya dan membuatnyakembali terduduk.

.

.

.

"Mau apa kau!"Jerit Baekhyun frustasi...perasaan itu tak dapat diulaskan lagi. entah itu marah, takut, jengkel...molla semuanya seperti bercampur menjadi satu.

Tapi Chanyeol hanya terkekeh meremehkan melihatnya, sangat menyenangkan sekali menggoda namja mungil itu hingga sepanik ini.

"Kau takut eum? Hhh...menggelikan sekali"

Baekhyun meneguk ludah payah, ia begitu gugup meraba-raba ponsel pink dalam tasnya...namja cantik itu ingin secepatnya menghubungi Suho dan membawanya keluar dari cengkeraman Chanyeol.

Namun tiba-tiba...

SRETT

"YACK! Kembalikan!" Baekhyun kembali menjerit dengan tatapan menghunus tajam...kala Chanyeol merampas cepat gadget itu dari tangannya. Berulang kali ia mencoba meraihnya, namun tubuhnya jauh kalah tinggi dengan namja itu.

"Kembalikan ku mohon!".Baekhyun nyaris menangis detik ini, namun sama sekali tak menggerakkan hati Chanyeol untuk menghentikan semuanya. Chanyeol itu malah memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya dan kembali menyunggingkan seringai tajam.

"A...A...temui aku di ruang medis jika ingin ponselmu kembali" Ucap Chanyeol seraya menyentuhkan telunjuknya tepat di bibir cherry itu. Lalu berjalan santai keluar meninggalkan Baekhyun yang mulai mengacak surainya coklatnya frustasi

"SHIT! Siapa yang akan memenuhi perkataanmu Huh!" BRAAKKK

Umpat Baekhyun sembari menendang kasar meja di hadapannya.

.

.

.

Skip Time

Langkahnya begitu tersendat-sendat mengiringi sorenya yang naas di hari itu. Ini tak seperti keyakinan hatinya seperti di awal...seharusnya ia tak melangkahkan kaki ke tempat ini. dan menemui namja memuakkan seperti Chanyeol. Tapi bagaimana lagi, hari sudah hampir petang, Baekhyun tak kan bisa menghubungi Ayahnya tanpa ponsel itu...terlebih lingkungan sekolah ini sangatlah asing bagi siswa baru sepertinya. Ah! persetan dengan rasa takutnya...yang penting Ponsel kembali dan ia bisa pulang dengan tenang.

Baekhyun sedikit mengernyit begitu tiba di depan ruangan medis, pintunya sedikit terbuka, benarkah ada orang di dalam? Baekhyun memberanikan diri untuk melangkah masuk...barang kali memang Chanyeol lupa menutup pintunya.

"Aisshh! apa maksud orang itu memintaku datang ke tempat ini huh!" Gerutu Baekhyun dengan bibir terpout kesal.

Namun tiba-tiba...

CKLEK

Seseorang mengunci pintunya, Baekhyun berbalik kebelakang dan berjengit terkejut melihat Chanyeol berdiri bersandar pada pintu dengan memutar kunci di tangannya.

Ya Tuhan! Sejak kapan namja itu berdiri di sana...

"Kau datang Byun Baekhyun " Ujar Chanyeol seraya berjalan pasti mendekati namja cantik di hadapanya, seringainya makin tajam terbentuk begitu melihat Baekhyun tampak panik merambati ranjang kecil di belakangnya.

"Kembalikan ponselku!" Seru Baekhyun masih dengan tatapan tak bersahabatnya, sosok di depannya bukan namja sembarangan...ia bisa saja terjebak seperti pagitadi jika salah bertindak.

"Kau menginginkan benda ini" Chanyeol mengambil ponsel Baekhyun dari sakunya dan menimang-nimangnya sesaat.

"Tidak semudah itu Byun Baekhyun "

"Apa maksudmu! Itu milikku! Kembali—Akhhh!"

Baekhyun memekik terkejut, begitu Chanyeol membalikkan tubuhnya dan menghimpitnya di ranjang hanya dalam sekali gerakan. Bagaimana bisa ia kalah cepat mengimbangi serangan namja itu, Baekhyun berusaha meronta ingin melepaskan diri namun posisi setengah menungging, dengan kedua tangan yang dicengkeram di belakang punggungnya benar-benar membuatnya tak berkutik.

"SHIT! Lepaskan aku! Apa yang kau inginkan dariku Brengsek!"

"Apa kau lupa? Aku ingin memberi kejutan untukmu...satu hal yang perlu kau tau...Park Chanyeol tak pernah mengingkari janjinya, ingat itu"

"Persetan dengan kejutan bodohmu! K—kau berat! Menyingkir dari—Aggh! Andwaee! Hiks Toloong!"Baekhyun menjerit dan meronta tak terima, kala menyadari Chanyeol memaksa melepas belt dan celananya dari belakang. Namun berakalipun ia mencoba berontak...kekuatannya tak cukup kuat melepaskan belenggu namja tampan itu.

"Tak ada satupun yang mendengarmu Baekhyun , kau tak akan mengerti betapa menakjubkan kuasa ku di sekolah ini, jangan mencari sekalipun mencari masalah denganku. Karena sulit bagiku melepas mangsaku". Bisik Chanyeol sembari menarik turun kain terakhir yang membungkus bagian intim Baekhyun , memperlihatkan belahan daging mulus di hadapannya.

"Hiks...ku mohon jangan laku—kan apapun padaku, M—maafkan aku t—telah menam—parmu". Isak Baekhyun terbata-bata.

"Ssshh...tak perlu menangis Sayang, bukankah sudah kukatakan...aku hanya ingin memberimu kejutan"

'Slipp'

"Arghh~ Ah! A—apa yang kau masukkan?"Tubuh mungil itu menegang terkejut, begitu Chanyeol memasukkan sesuatu ke dalam rektumnya...terasa sedikit perih dan mengganjal, itu benar-benar membuatnya tidak nyaman. Benar kata Luhan...Chanyeol sangat berbahaya dan mengerikan.

"C—Chanyeol! Ku mohon keluarkan!"

"Ini kejutan yang kuberi sebagai hadiah awal pertemuan kita Baekhyun " Desis Chanyeol tepat di telinga Baekhyun , dengan sigap ia kembali menarik celana Baekhyun ke atas...dan membuatnya kembali utuh seperti semula.

"Ugh" Baekhyun sedikit mengernyit begitu Chanyeol memutar balik tubuhnya menjadi telentang, ia kembali terisak takut...tampak bulir bening merembas dari sudut matanya.

Sementara Chanyeol hanya terkekeh senang melihat namja mungil itu menggigil takut, ia makin menindih Baekhyun dan menjilat seduktif bibir cherry yang tampak basah itu.

"Hubungi aku...jika kau ingin benda itu terlepas dari tubuhmu"

Baekhyun membelalak tak percaya. Apa-apaan orang ini! tidakkah Chanyeol selalu bertindak seenak jidatnya sendiri...ia tau pasti, namja angkuh itu pasti telah mencuri nomor ponselnya.

"Tidak akan!" Geram Baekhyun .

"Baiklah, bagaimana jika seperti ini eum?"

Klik

DRRRRRRRRR

Tiba-tiba saja benda asing yang bersarang dalam rektumnya bergetar maksimum, begitu Chanyeol menekan tombol dalam genggamannya.

Baekhyun terbelalak dengan tubuh melengkung ke atas, benda itu seperti bergerak memutar...semakin jauh mengorek rektumnya. Berulang kali ia menggeleng kasar...dengan tangan menggapai-gapai ke atas, meminta Chanyeol menghentikan semuanya, namun namja itu hanya menyeringai puas melihatnya.

"A—AHHH! Henti—khann...nnnh~ Anghhh! Hiks...aahh"

Klik

Tubuh mungil itu jatuh menghempas ranjang, begitu Chanyeol mematikan benda nirkabel miliknya, ia mengelus pipi Baekhyun dan kembali berbisik di telinganya.

"Jadi kau tau apa kesimpulan dari semua ini bukan? Telfon aku jika kau menginginkanku mengeluarkan vibrator itu. Ingat...aku bisa kapanpun membuat tubuhmu bereaksi seperti tadi, meski kau di rumah sekalipun" Desis Chanyeol sembari mengelus pinggul Baekhyun .

Ia beralih bangkit dari tubuh mungil itu, dan meletakkan ponsel pink tersebut di dada Baekhyun .

"Nomorku sudah terimpan di dalam ponselmu, bersiaplah benda itu bisa bergetar kapanpun sesuai keinginanku"

"Brengsek!"

Baekhyun bangkit untuk duduk dan berlari secepat mungkin keluar dari tempat terkutuk itu meninggalkan Chanyeol yang masih memandangnya lekat dengan seringai terkembang di bibir merahnya.

"Manis sekali" Gumamnya lirih.

.

.

.

.

Skip Time

.

"Astaga Sayang, apa yang—

TAP...TAP...TAP

Jaejong membulatkan mata tak percaya, melihat buah hatinya berlari begitu saja tanpa mengucapkan sepetah katapun, itu sama sekali bukan Baekhyun kecilnya yang ceria, terlebih wajah anak itu terlihat sembab.

"Yunnie apa yang terjadi pada Baekhyun ?"

Yunho tampak melonggarkan dasinya dengan menghela nafas berat. "Entahlah... semenjak aku menjemputnya tadi, Baekhyun sudah bersikap demikian. Bahkan di dalam mobilpun...anak itu hanya tidur, sama sekali tak banyak bicara seperti biasanya".

Jaejong menatap panik, pasti sesuatu yang buruk terjadi pada Baekhyun hingga membuatnya begitu pendiam seperti itu. Cepat-cepat pasangan suami istri itu menapaki tangga, demi memastikan kondisi Putra tunggalnya itu.

.

.

.

"Sayang...buka pintunya ne...Eom—

"Biarkan Baekhyun sendiri Eomma!"

Baik Yunho maupun Jaejong tampak berjengit terkejut,mereka tak pernah mendapati Putranya mengunci pintu seperti ini sebelumnya.

"Hhh...sepertinya, anak itu masih kesal karena keputusan kita...sebaiknya kita memberinya waktu untuk menenangkan diri Boo". Tenang Yunho sembari mengusap lengan Jaejong yang direngkuhnya.

"Apa Baekhyun baik-baik saja? Aku mencemaskannya Yunnie".

Anggukan dan senyuman hangat suaminya, begitu menegarkannya...ia mencoba mendengarkan ucapan Yunho, dan memberi waktu pada buah hatinya untuk menennagkan diri. Barang kali memang benar...Baekhyun terlalu kesal karena harus beradaptasi dengan lingkungan barunya.

"Panggil Eomma jika kau membutuhkan sesuatu Sayang" ucap Jaejong sembari menyentuh pintu kamar Putranya, sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu.

.

.

.

"Bagaimana cara aku mengeluarkannya?"Baekhyun tampak mengacak surai frustasi begitu mendudukkan dirinya dalam posisi mengangkang di sebuah cermin besarnya. Rektumnya memang telah terekspose sempurna, tapi...bagaimana cara ia menarik keluar benda asing dari dalam sana...sebelum benda itu kembali bergetar dalam tubuhnya.

Baekhyun mengamati jari telunjuknya, barangkali dengan jari itu ia bisa menyelesaikan semuanya. Ia menjilat telunjuknya, melumasi jari mungil itu dengan salivanya...merasa cukup basah, Baekhyun membawanya untuk menusukkannya di rektumnya sendiri.

"A—ahhh~" Desah Baekhyun begitu satu ruas jari itu melesak masuk, ia sedikit mendongakkan kepala...meski perlahan, namun penetrasi telunjukknya benar-benar terasa nikmat. Dan ini pertama kali bagi bocah mungil itu melakukannya.

Namun tiba-tiba saja...

DRRRRRRR

"AAAAARHHHH! Ahh~ arhnnn...mhhmpph!"Baekhyun mencabut paksa jarinya, begitu benda asing dalam rektumnya bergetar keras. Baekhyun mati-matian membekap bibir, dengan tubuh menggelepar liar di atas ranjang, ia tak bisa melakukan apapun selain mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi dan kembali menghempasnya di ranjang, kala vibrator itu semakin kasar menumbuk prostatnya.

"Nggaahhh~ ah! ah! C-CHANYEOOLLL!".

,

.

.

.

.

.

TBC

Aloohaaa Gloomy hadir bawa FF dengan tema yang berbeda, hanya selingan di tengan LOFL dan BOAWR

Remake dri FF saya sebelumnya.

Lanjut atau Delete?

Saranghaaaaaaeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee