LORD OF APOCALYPSE ; remake
Rate: M
Disclaimer: Naruto [Masashi Kishimoto], High School DxD [
Ditulis tanpa mengharapkan keuntungan materil sedikit pun
Genre: Fantasy, Adventure, Action, Martial Art
Warning: Typo, gaje mungkin, masih jauh dari kata sempurna, OOC
Pairing: ?
Summary: Dia adalah saksi hidup dari kejamnya Great War dan seseorang yang tumbuh sebagai manusia. Hidup tanpa keluarga dan tak memiliki sebuah nama, Dia ada hanya untuk menyeimbangkan kekuatan tiga fraksi, berbagai mitologi dan menghukum apa yang salah di dunia. Tak mendapat cinta di masa hidupnya tapi tahu apa arti cinta. Dia bisa memaafkan tapi juga tak segan menghukum sesuatu yang salah. Dia adalah…, Lord of Apocalypse.
Jangan lupa review, favorite follow!
.
.
.
.
.
Chapter 1: Namikaze Naruto
Tahun 2018 di sebuah dimensi dengan langit merah dan tebing tebing besar di dalamnya. Dimensi buatan ini terbentuk ketika terjadi sebuah bentrok antara fraksi Iblis dengan fraksi Malaikat di pusat kota Tokyo. Dengan niat tak ingin mengacaukan kota, seseorang telah mengirim seluruh pasukan dari kedua belah pihak ke dalam dimensi tersebut.
Orang tersebut tak memihak satupun dari fraksi fraksi itu. Dia hanya menjalankan tugasnya sebagai orang yang harus menyeimbangkan kekuatan, menghukum sesuatu yang tidak semestinya dan mengatur nya kembali seperti sedia kala. Lalu pada saat itu tiba, dia ditugaskan untuk menghancurkan segalanya.
Namikaze Naruto namanya. Nama itu adalah nama yang diberikan oleh pelayan yang ditakdirkan melatihnya sejak kecil. Dan Naruto kini terbang dengan santai di tengah medan pertempuran di antara pasukan fraksi Iblis dengan fraksi Malaikat. Di masing masing pihak terlihat seseorang yang berdiri di baris terdepan pasukan. Mereka tentunya adalah pemimpin dari masing masing pasukan.
Pasukan dari fraksi Iblis…, dipimpin oleh salah satu dari empat Maou. Dia adalah Iblis yang memegang gelar Maou Asmodeus…, Falbium Asmodeus.
Lalu di pihak seberang, salah seorang malaikat wanita dari Four Archangel. Wajahnya mampu membuatnya menjadi salah satu keberadaan tercantik di dunia ini ditambah dengan tubuh indah yang diidamkan setiap pria. Dia adalah Gabriel.
Lalu dengan ditutupi sebuah topeng dan jubah, Naruto sebagai orang yang menengahi pertikaian itu, menaruh kedua tangannya di saku celana…
"Ehem… Tak usah repot repot menggunakan penglihatan kalian untuk melihat wajahku! Kuharap kalian mundur dan tarik pasukan kalian masing masing. Aku tidak ingin ada kekacauan hari ini yang diakibatkan oleh kalian…, apa kalian tidak tahu bahwa perang yang kalian timbulkan di dunia ini bisa menjadi sebuah bentuk bencana alam di dunia nyata? Kalian bisa mengakibatkan jutaan manusia mati,"
Kata Naruto menghentikan pertempuran antara Iblis dengan Malaikat itu. Dari awal, Falbium dan Gabriel sudah mencoba berkali kali menggunakan penglihatan super mereka untuk melihat wajah di balik topeng tersebut namun yang menariknya…, penglihatan mereka seakan terhalangi oleh sesuatu, mereka tidak bisa menembus topeng itu.
"Menyingkir dari pertarungan ini, manusia terkutuk! Tidak bisakah kali ini kau tidak campuri urusan tiga fraksi Injil?"
Balas Falbuim menyuruh Naruto untuk pergi dari hadapannya.
'Ini kesempatanku…'
Lalu ketika dia sibuk menatap Falbium dengan wajah malas…, di pihak lain Gabriel bersiap melemparkan sebuah tombak cahaya ke arah Naruto.
"Tidak, tidak… Serangan semacam itu tidak akan berhasil, nona Malaikat,"
Naruto membalikkan tubuhnya menghadap Gabriel dan seluruh pasukannya yang sekurang kurangnya berjumlah 2000 Malaikat. Lalu dengan sebuah jentikkan jari sederhana, tombak cahaya yang diciptakan Gabriel hancur.
'Dia mengacaukan rangkaian kekuatan cahayaku hanya dengan sebuah jentikkan jari. Jadi rumor itu memang benar…?' batin Gabriel yang sedikit terkejut.
Setelah cukup lama bersabar pada akhirnya pun, Gabriel juga meluapkan rasa kesalnya. "Urghh! Bisakah kau tidak mengganggu urusan tiga fraksi? Kau sudah muncul 4 kali untuk mengacaukan perang dan kami masih tak tahu siapa dirimu!? Siapa kau sebenarnya? Kau selalu datang dengan berpakaian aneh memakai jubah dan mengenakan topeng! Kau ini… bukan manusia kan?"
"Sudah kubilang aku adalah orang yang bertugas menghentikan perang ini. Maaf ya! Ini adalah tugasku…," jawab Naruto mengalihkan pandangannya dengan ekspresi bosan.
"Lalu kenapa kau tidak membunuh kami semua atau memusnahkan kami sekarang!?" teriak Falbium yang benar benar kesal saat ini.
Naruto kembali menghela nafas ketika Falbium menanyakan hal itu.
"Itu dia! Akhirnya kau mengerti! Aku tidak diperbolehkan membunuh atau memusnahkan kaum kalian! Ini adalah tugasku! Tidakkah kalian tahu betapa sulitnya menghentikan kekacauan yang kalian buat tanpa diperbolehkan membunuh pemimpin pemimpin atau orang orang penting dari masing masing fraksi? Aku memang telah diijinkan untuk membunuh Iblis, Malaikat, Malaikat Jatuh bahkan Dewa tapi kenapa aku masih dilarang membunuh orang orang penting seperti kalian? Bahkan aku sudah ditegur hanya karena aku melenyapkan tangan kanan dan kaki kiri Maou bernama Sirzech itu. Pria berambut crimson itu benar benar menyusahkanku, kalian tau? Bahkan aku terluka berat karena serangannya. Wajar saja kan kalau aku serius dan memberinya luka parah?"
Naruto benar benar merasa kesal saat ini. Dia teringat kejadian minggu lalu saat dirinya mendapatkan sebuah teguran dari pelayannya yang sekaligus pelatihnya. Dia dihukum dengan sebuah latihan berat selama 5 jam hanya karena berusaha menghentikan pertikaian antara Iblis dengan Malaikat Jatuh minggu lalu. Ya secara tidak sengaja dia memang melenyapkan tangan kanan dan kaki kiri milik Maou Lucifer saat ini.
'Jadi benar bahwa dirinya adalah manusia yang berhasil membuat Sirzech Lucifer sekarat?' tanya Gabriel dalam hati.
"Ditegur!? Apa maksudmu?" tanya Falbium.
"Ah sudah.. lupakan saja. Aku malas harus menceritakannya…, lagipula kalian tidak akan mengerti,"
"B-Bocah ini!"
Mendengar jawaban Naruto yang terasa tidak enak di telinganya, Falbium langsung melemparkan sebuah meriam sihir berwarna ungu kehitam hitaman kepada Naruto. Namun seolah tak mempedulikan hal itu, Naruto menguap dan menghindarinya dengan mudah.
'Dia bisa menghindarinya semudah itu..?'
Tak lama kemudian, Naruto terbang turun secara perlahan lalu ketika dirinya menyentuh permukaan tanah…, dia berjalan pelan ke arah Falbium hingga dirinya dan Falbium hanya terpisah jarak sejauh 5 meter. Terlihat di belakang Falbium, pasukannya sudah bersiaga untuk menyerang Naruto namun Falbium justru menghentikannya.
"Tak usah melakukan hal sia sia, Falbium-san… Aku masih bisa memaafkan perbuatanmu barusan. Kurasa kau sudah tahu hasilnya nanti kalau sampai kita bertempur. Kau ini hanya berada dalam level seorang Raja Iblis atau Maou biasa sedangkan Sirzech Lucifer yang dikatakan seorang Iblis Super bahkan tak sanggup melawanku. Jadi kau pasti paham kan pilihan yang sebaiknya kau ambil…?"
Tanya Naruto dengan ekspresi dan suara yang begitu serius kali ini. Dengan langkah berani, Naruto mengancam Falbium dan 2000 pasukan Iblis yang berada di belakangnya.
Pada awalnya Falbium masih tak berniat mundur namun begitu Naruto mengerahkan sedikit pancaran kekuatannya, tanah bergetar dan para pasukan menjadi gentar. Cahaya putih dan aura hitam…, dua warna yang berlawanan namun entah kenapa bisa bersatu saat ini menyelimuti seluruh tubuh Naruto. Kedua matanya yang tertutup perlahan terbuka memancarkan cahaya putih mengerikan.
"Kukatakan padamu untuk menarik pasukanmu sekarang, Maou Asmodeus…!"
Tekanannya yang luar biasa bahkan mampu membuat seorang Iblis sekelas Maou merasakan yang namanya ketakutan dalam hatinya. Falbium menelan ludahnya sendiri lalu menatap Naruto dengan serius.
"Kalau aku menolak…?"
Mendengar jawaban itu, tak butuh waktu lama Naruto untuk menunjukkan akibat nya jika sang Maou Asmodeus menolak. Naruto mengangkat tangannya ke samping dan menembakkan sebuah meriam sihir dengan satu jari telunjuknya. Akibatnya sebuah tebing raksasa hancur tak bersisa…
'Seperti yang kuduga… Pantas saja orang ini mampu bertarung seimbang dari awal melawan Sirzech bahkan sampai membuat Sirzech kehilangan tangan kanan dan kaki kirinya,'
"Baiklah…, aku akan menarik pasukanku sekarang! Tapi pastikan juga bahwa wanita malaikat itu menarik pasukannya!"
"Hmm, akan kupastikan hal itu,"
Jawab Naruto sambil menoleh ke belakang. Gabriel yang menyadari tatapan Naruto dan isyaratnya hanya terdiam berdiri memahaminya. Lalu dengan sebuah gerakan tangan, dia memerintahkan pasukannya untuk mundur sesuai dengan aba aba. Tak lama kemudian, Gabriel mengangkat tangan kanannya ke langit lalu terbukalah sebuah portal sihir yang bergerak dari atas lalu turun ke bawah.
Portal itu turun ke bawah perlahan memindahkan para pasukan Gabriel kembali ke surga. Pada detik detik terakhir saat tubuh Gabriel akan kembali ke surga…, dia menatap Naruto dengan intens.
'Laki laki yang sangat menarik…'
Dan setelah para Malaikat menghilang, Naruto menatap Falbium kembali. Dengan aba abanya, Falbium turut menciptakan sebuah portal yang akan menteleportasi dirinya dan seluruh pasukannya kembali ke [Underworld]. Sekarang dimensi itu hanya diisi oleh Naruto yang sekarang sudah melepaskan jubah dan topengnya. Terlihat sekarang seorang pemuda berwajah cukup tampan dengan rambut pirang berantakan dan seragam sekolahnya.
"Hmm…, semoga Sebastian tidak akan memarahiku saat aku pulang,"
.
.
.
.
.
xxx0xxx
NARUTO POV
Hai, Namaku Namikaze Naruto. Nama itu bukanlah nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku. Nama itu adalah nama yang diberikan oleh pemimpin dari 5 pelayan utama ku yang mengurusku sejak kecil. Hmm, kalau dipikir pikir lagi aku bahkan tidak yakin kalau aku memiliki orang tua. Darimana aku lahir dan bagaimana aku terbentuk? Huft, itu pasti sebuah misteri… hmm, hmm..
Tapi setidaknya aku tahu alasan keberadaanku di dunia ini. Aku ada dan hadir di dunia ini hanya untuk menyeimbangkan kekuatan berbagai pihak mitologi, menjaga kehidupan dan menghukum segala sesuatu yang salah. Merepotkan bukan? Terlebih aku masih ingin menjalani hidup sebagai seorang manusia.
Keberadaan serta tujuanku di dunia ini dibantu oleh pelayan sekaligus pelatih dan orang yang membesarkanku. Dia bukan ayahku… yang jelas dia hanya pelayanku. Sebastian Michaelis. Seorang laki laki dewasa bertampang keren, tampan dan menyeramkan yang selalu menyiksaku dengan latihan.
Ya! Demi posisi sebesar itu, tentunya aku harus memiliki kekuatan dan kualitas yang sesuai untuk mengembannya.
Lalu dimana 4 pelayanku yang lain? Entahlah…, aku juga tidak tahu siapa saja mereka. Yang jelas, jika semuanya berjalan sesuai takdir kehidupan yang dikatakan oleh Sebastian…, aku pasti akan menemukan keempat pelayanku itu. Satu lagi… Sebastian tak pernah menjelaskan asal usulku secara pasti..
Sebastian mengatakan padaku…, bahwa aku bisa berada di dunia adalah karena sebuah takdir meski kurasa tak satupun mitologi di dunia ini yang tahu takdir tersebut. Karena…, mungkin aku tak berasal dari dunia ini…
Sebastian juga mengatakan sebuah ramalan…, ramalan yang menyangkut tentang diriku. Sebuah perang, kekacauan serta bencana di masa depan.
Dan aku serta pelayanku, akan hadir sebagai pihak yang menyelesaikannya. Apakah aku adalah keberadaan terkuat di dunia ini? Tidak tidak! Aku bukanlah keberadaan terkuat di dunia ini…, aku yang sekarang bahkan tidak sekuat Dewa Dewa terkenal masing masing mitologi seperti Odin, Zeus, Sakra, Ra atau Amaterasu.
Tapi kita tidak tahu potensi masing masing dari kita sejauh mana kan? Mungkin saja suatu saat…, setelah kekuatanku berada dalam tahap sempurna…, aku mampu melewati keberadaan Dewa Dewa itu dan menyentuh level dimana aku bisa berdiri sejajar dengan Naga Penjaga Celah Dimensi.
Karena aku adalah…
Lord of Apocalypse…
END OF NARUTO POV
.
.
.
.
.
xxx0xxx
Waktu di jam tangan Naruto sudah menunjukkan pukul 17:45 dan dia sudah berdiri di depan rumah besarnya yang letaknya cukup jauh dari perkotaan. Jalan masuk untuk bisa sampai kesini saja dipasangi banyak sekali kekkai dan sihir. Namun semua itu sepadan dengan pemandangan yang bisa mereka lihat dari sana. Indahnya Tokyo pada hari itu dapat mereka lihat dari sana. Di sekitar rumah yang Naruto tinggali hanya terdapat pepohonan. Dia menoleh ke arah pintu masuk rumah yang ia tinggali bersama pelayan satu satunya.
Lalu terdengar sebuah bunyi yang menakutkan di telinga Naruto. Bunyi itu hanyalah bunyi pintu terbuka namun bagi Naruto…, bunyi tersebut bagaikan sebuah melodi kematian untuknya. Dia melihat baik baik siapa sosok yang akan keluar dari rumah itu sambil menelan ludahnya ketakutan.
"T-Tadaima…"
"Oh… Okaeri, Naruto-sama…"
"Y-Yo, Sebastian…"
Naruto berjalan dengan rasa takut melewati Sebastian.
"Naruto-sama…, apakah tugas yang saya berikan kemarin tentang latihan anda sudah anda selesaikan?"
Seketika Naruto menghentikan langkahnya dan tak bisa berkata kata. Tubuhnya merinding dari bawah hingga ke atas. Lalu dengan sedikit keberanian yang tersisa darinya, dia membalikkan tubuhnya menghadap Sebastian yang kini memasang sebuah senyuman.
Sejujurnya Naruto sendiri tak senang melihat senyuman itu di wajah Sebastian. Dia tahu akan ada hal buruk yang terjadi setelah ini. Masalahnya hanya satu…, dia lupa mengerjakan tugas yang diberikan Sebastian kepadanya. Pelayannya ini…, adalah laki laki yang membesarkannya, melatihnya dan mendidiknya selama 16 tahun.
Sebastian jelas tahu asal usul Naruto dan mungkin dia juga tahu siapa kedua orang tua Naruto karena dirinya telah hidup selama ribuan tahun. Di dunia namanya tidak dikenal dan asal usulnya tak diketahui. Namun dia memiliki kekuatan yang setara dengan pemimpin para Dewa di tiap tiap mitologi.
"S-Sebastian…, bagaimana bisa aku mengerjakan tugas itu sedangkan tadi aku harus berurusan dengan para Iblis dan Malaikat itu? Kau sendiri yang bilang aku tidak boleh membunuh orang orang penting dari masing masing fraksi kan?"
"Hmm… Itu bisa dijadikan alasan. Tapi tetap saja Naruto-sama. Saya memberikan tugas itu sebagai ganti hukuman yang tak sanggup anda selesaikan…"
"Karena hukuman itu sendiri memang aneh!? Bagaimana bisa seseorang diminta untuk menghabiskan spaghetti menggunakan hidung!? Kau kira aku orang aneh? Lagipula aku tidak membunuh Maou Lucifer kan? Aku hanya membuatnya kehilangan tangan kanan dan kaki kirinya! Bagaimana denganku sendiri saat itu? Aku bahkan terluka parah…" jawab Naruto yang dalam kondisi sweatdrop setelah mengatakannya.
"Memang benar Maou Lucifer saat ini benar benar patut di banggakan oleh fraksi Iblis. Dijuluki dengan Iblis Super…, mungkin dia sudah berada dalam tingkatan Dewa Eksekutif,"
"Nah, kan?"
"Hmm, tapi tetap saja… Anda harus saya hukum,"
Dan akhirnya hanya karena satu kalimat itu, Naruto sampai duduk di pojokan dengan ekspresi kosong.
"…Kenapa nasib dari seorang yang mengemban posisi besar malah seperti ini..?"
.
.
.
.
.
xxx0xxx
Naruto, pemuda berambut pirang yang ditakdirkan untuk menyelesaikan masalah yang akan terjadi di masa depan. Saat ini dia baru saja membuka mata nya setelah terakhir kali yang dia ingat adalah dia menjalani sebuah latihan berat yang diberikan pelayannya sepanjang malam. Mungkin saja dia tertidur pada saat latihan dan pelayannya membawanya kemari…, tepat di dalam kamarnya sendiri.
Dia mengusap matanya lalu menguap pertanda bahwa kesadarannya belum pulih sepenuhnya. Dia berjalan ke arah jendela besar yang tertutupi gorden lalu dengan sedikit usaha dia membuka jendela tersebut dan melihat pemandangan pagi hari kota Tokyo yang jaraknya cukup jauh dari tempatnya berada saat ini.
Lalu sebuah suara terdengar tak lama kemudian. Suara itu adalah suara perutnya yang protes meminta asupan makanan. Dia berniat turun ke ruang makan dan segera sarapan namun tampaknya dia lebih memilih mandi terlebih dahulu dan menyiapkan diri.
Hanya butuh waktu sekitar 20-30 menit baginya untuk mandi kemudian bercermin dan merapikan diri. Lalu saat ia rasa cukup…, dia membuka pintu kamarnya dan turun menuju ruang makan yang ada di lantai satu.
"Ohayou, Sebastian…" sapa Naruto dengan wajah datar.
"Ohayou, Naruto-sama…, silahkan duduk. Saya sedang menyiapkan sarapan hari ini," balas Sebastian ketika dia sedang menyiapkan makanan.
Mata Naruto seketika langsung tertuju kepada makanan yang ada di meja makan. Bahkan hanya dengan aroma nya saja mampu membuat Naruto sedikit meneteskan air liur nya.
"Sebastian…"
"Ya, Naruto-sama?"
"…Kau memang yang terbaik,"
.
.
.
.
.
xxx0xxx
Kuou Gakuen…, sebuah sekolah menengah atas yang begitu terkenal di Jepang. Dengan perbandingan laki laki dan perempuan yang sedikit jauh karena awalnya sekolah ini merupakan sekolah khusus perempuan. Tentu tidak mengagetkan jika dilihat dari histori yang ada. Sepanjang jalan menuju ke Kuou Gakuen hanya diisi oleh murid murid perempuan. Bagaimana dengan murid laki laki? Tentu saja ada namun jarang dijumpai.
Naruto…, mungkin kalimat 'tidak memiliki teman' sangat cocok untuk dirinya. Bukannya dia tidak ingin berteman dengan orang lain…, hanya saja dia jarang menjumpai murid laki laki di sekolahnya. Kalau pun ada, murid laki laki yang dijumpainya adalah tipe murid laki laki yang tidak ia sukai. Mesum, menjijikkan dan bodoh.
Kata kata itulah yang tepat untuk menggambarkan sosok mereka. Sosok sosok itu muncul tepat setelah Naruto baru saja memikirkannya…
Tiga orang yang selalu bersama…, dan yang paling mencolok di antara ketiganya… Hyoudou Issei.
"Hmm… si mesum Issei,"
Naruto menghentikan langkahnya ketika merasakan keanehan dari hawa keberadaan Issei. Lalu dia melihat ke yang arah berlawanan dengan Issei. Disana seorang gadis berambut pirang tengah berlari ke arah Issei dan nampaknya gadis itu berniat menggandeng tangan si mesum Issei.
Yang anehnya, Naruto tak hanya merasakan hawa keanehan dari Issei namun juga dari gadis itu. Perasaan itu…
"Iblis…? Sejak kapan…?"
Naruto bahkan sama sekali tidak menyadarinya karena memang dia jarang sekali bertemu dengan Issei dan gadis itu. Lalu tiba tiba sebuah suara membisikkannya sesuatu…
"Sejak kemarin malam, Naruto-sama…,"
"Uwaaaaa!"
Naruto terkejut melihat Sebastian sudah berdiri di sampingnya saat itu. Dalam sekejap perhatian beberapa gadis yang ada disana tertuju kepada Sebastian dan Naruto. Wajah gadis gadis itu memerah begitu melihat Sebastian seakan pandangan mereka tak bisa lepas dari wajah tampan itu.
"Kau mengagetkanku, Sebastian! Apa yang kau lakukan disini!? Kau sudah menyamarkan kekuatanmu kan?"
"Tenang saja, Naruto-sama… Tidak akan ada yang sadar kalau ada aku disini,"
"J-Jadi mau apa kau kemari? Kau mencariku?"
"Saya datang untuk mengantarkan bekal Naruto-sama yang tertinggal," jawab Sebastian sambil memberikan sebuah wadah bekal berwarna putih dengan gambar bunga bunga sakura kepada Naruto.
Naruto yang melihat wadah bekal itu hanya bisa terdiam dengan ekspresi aneh. Dia menoleh ke samping kanan dan kiri menemukan gadis gadis tertawa kecil saat melintasi dirinya dan Sebastian.
"Terima kasih karena kau sudah mempermalukanku, Sebastian,"
Kata Naruto mengambil wadah bekal yang disodorkan Sebastian kepadanya. Mau bagaimana lagi… dirinya hanya bisa pasrah menerima bekal tersebut.
"Sama sama, Naruto-sama… kalau begitu saya izin pulang, Naruto-sama." balasnya dengan senyuman khas milik Sebastian.
Naruto menganggukkan kepalanya pelan, setelah itu Sebastian pergi meninggalkan tempat itu. Dengan tampang bosan, Naruto kembali melanjutkan perjalanannya ke sekolah yang hanya tinggal 300 meter. Begitu dirinya memasuki gerbang, Naruto melihat pemandangan yang membosankan untuk dilihatnya. Jauh di depannya…, tepat di pintu masuk gedung sekolah bagian depan berdiri Rias Gremory.
Adik dari Sirzech Gremory, Maou yang telah dikalahkannya dengan susah payah minggu lalu. Gadis itu tak mengenal siapa orang yang membuat kakaknya sekarat dan pastinya Naruto tidak ingin gadis itu tahu. Mungkin wajahnya sedikit memerah ketika matanya tak sengaja melihat bagian dada gadis itu. Itu wajar saja bukan bagi seorang laki laki normal? Tapi tenang…, Naruto bukanlah tipe pria yang mudah jatuh di tangan perempuan.
Dia bahkan tak pernah berpikir untuk memiliki seorang kekasih sepanjang hidupnya. Betapa menyedihkannya nasib dari seorang [Lord of Apocalypse]. Nasibnya tak seindah yang dibayangkan oleh orang kebanyakan meski tak bisa dipungkiri…, bahwa banyak gadis dari kelasnya yang memendam rasa kepadanya.
"Jadi [Red Dragon Emperor] sudah jatuh ke tangan Iblis ya? Cukup menarik. Tapi karena hal ini…, mungkin keseimbangan di antara ketiga fraksi akan sedikit bergoyang,"
Gumamnya saat dia sudah melewati para Gremory dan berjalan di sepanjang lorong gedung sekolah. Tak lama kemudian bunyi bel tanda masuk terdengar. Teman sekelasnya berbondong bonding masuk ke dalam kelas sedangkan dirinya sudah duduk santai di kursinya yang letaknya berada di pojok kanan belakang di dekat jendela.
Pagi harinya serasa berlalu cukup cepat. Bahkan pelajaran yang diajarkan para sensei juga terasa cepat dan begitu mudah baginya. Entah kenapa rasa bosan mulai melanda pikirannya dan memaksa dirinya untuk mengalihkan perhatiannya kepada dunia luar dibalik jendela kelasnya. Suasana yang begitu tenang… damai… dan menyenangkan.
.
.
.
.
.
xxx0xxx
Pukul 12:00 saatnya istirahat makan siang. Dengan wadah bekal nya saat ini, Naruto rasa… mustahil baginya untuk tidak menjadi perhatian murid murid lain di kelasnya. Oleh karena itu, dia memilih pergi ke atap untuk menikmati bekalnya. Dia berjalan di sepanjang lorong menuju ke tangga menuju atap. Tak seorang pun gadis yang melintas tanpa melirik kepadanya. Pesona nya mungkin memang cukup ampuh untuk menaklukkan beberapa gadis di sekolah meski dia masih belum sebanding dengan pangeran sekolah ini, Yuuto Kiba.
Yap, saat ini Naruto berjalan melewati kelas dari pria bernama Yuuto Kiba itu. Laki laki berambut pirang rapi dengan wajah tampan itu adalah Knight milik Rias Gremory. Pengguna pedang suci serta memiliki Sacred Gear yang dinamakan [Sword Birth]. Kekuatannya memang tidak sebanding dengan Hyoudou Issei karena dia merupakan petarung yang mengandalkan teknik bukan kekuatan.
Harus Naruto akui bahwa Kiba memiliki insting dan kecepatan yang bagus sebagai seorang pendekar pedang. Baru baru ini Naruto sedang berlatih dengan Sebastian bagaimana caranya menggunakan katana. Dan jujur awalnya Naruto sedikit menganggapnya mudah namun pada kenyataannya… cukup sulit baginya.
Yah dia tidak mau terlalu memikirkan hal itu. Saat ini dia sudah berada di depan pintu menuju atap. Dengan sedikit usaha, dia membuka pintu atap sekolah dan terlihat lah pemandangan langit biru dari atas atap.
Angin berhembus membuat rambutnya berantakan. Baru akan melangkah, dirinya terkejut. Perhatiannya langsung beralih kepada seorang wanita yang ada disana. Wanita itu berpakaian ala seragam Kuou. Kulit putih serta rambut indah nya membuat Naruto terdiam ketika menatapnya.
Gadis itu menoleh ke belakang melihat Naruto yang sudah tiba. Naruto berpikir bahwa gadis itu sengaja menunggunya disini… dan ternyata benar. Dia mengenali gadis itu…
"Akhirnya kau datang juga…, Namikaze Naruto…"
Naruto mengerutkan keningnya ketika mendengar gadis itu menyebutkan namanya.
"…Atau bisa kusebut laki laki misterius yang sudah mengalahkan Maou Lucifer..!?"
"…Apa yang anda bicarakan, nona?" tanya Naruto dengan nada dan ekspresi yang terasa ingin mengeles.
"Tidak usah berpura pura tidak mengenalku… kita baru bertemu kemarin kan?"
"…Bagaimana kau bisa tahu itu adalah aku…, nona Gabriel?" tanya Naruto yang seketika merubah ekspresi nya menjadi serius.
Gabriel hanya tertawa kecil ketika memikirkannya dan hal itu membuat Naruto terheran. Gabriel kembali menatap Naruto dengan sebuah senyum manis yang terukir di wajahnya. "Aku hanya penasaran dengan laki laki yang bisa menarik perhatianku. Ternyata dia hanya seorang pemuda berumur 16 tahun yang masih bersekolah…"
Mendengar hal itu, Naruto menghembuskan nafasnya lalu mengalihkan pandangannya dari tatapan Gabriel. Dia berpikir gadis ini pasti lolos dari sensor deteksi nya. Naruto kali ini sedikit lengah hingga Gabriel bisa tahu identitasnya.
"Jadi mau apa kau kemari…? Bisakah kau pergi? Aku tidak ingin diganggu…"
"Fufu… Nampaknya kau benar benar tidak mau seorang pun dari 3 Fraksi tahu identitasmu ya?"
"…Cepat katakan, apa maumu!"
Gabriel berjalan pelan ke arah Naruto dengan posisi kedua tangan berada di belakang dan berhenti tepat satu meter di depan Naruto. Naruto tidak merasa terancam sama sekali karena dia juga tahu bahwa gadis ini tidak berdaya untuk melawannya. Akan tetapi Naruto juga tak bisa membungkam gadis ini.
"Katakan padaku apa alasan kau menyembunyikan identitasmu…?"
"Hah~… Pada akhirnya aku tetap ketahuan. Jangan coba coba ikuti aku lagi. Jika kau berani mengawasiku lagi… Aku jamin surga akan kukacaukan!"
"Tapi kau tidak bisa membunuh kami, kan?" tanya Gabriel dengan nada menggoda.
Naruto kemudian teringat perkataannya tempo hari saat dia bilang kalau dirinya tidak diperbolehkan membunuh orang orang penting dari masing masing fraksi. Nampaknya dia salah telah mengatakan itu kepada Gabriel.
"Tapi aku masih bisa membunuh anak buahmu,"
"Hmm, eh~… Kurasa kau tidak akan melakukannya… karena bila kau lakukan…, akan kukatakan kepada dunia… siapa identitas pria misterius yang sudah mengacaukan pertempuran antara 3 Fraksi sebanyak empat kali."
Ya dengan ancaman barusan, Naruto dibuat diam. Naruto tidak ingin kehidupannya diganggu oleh aktivitas 3 Fraksi lebih jauh. Sudah cukup baginya untuk mengemban tugas sebagai penengah dan penyelesai masalah di medan tempur di antara ketiga Fraksi. Dia tidak ingin bebannya bertambah jika masing masing Fraksi sampai tahu identitasnya.
"Grrr… Baiklah! Apa yang kau inginkan?"
"Bisa kau kabulkan permintaanku?"
"Tergantung… apa permintaanmu.."
"Permintaanku sederhana… Hmm, mungkin setelah melakukan permintaanku. Aku akan jadi seorang Malaikat Jatuh kalau kupikir pikir,"
Naruto menaikkan satu alisnya ketika mendengar pernyataan Gabriel barusan. Dia berpikir apa yang membuat Gabriel jadi seorang Malaikat Jatuh? Apa dengan terpenuhinya permintaan Gabriel…, dia akan jadi Malaikat Jatuh? Hal apa itu..?
"Permintaan macam apa itu?"
"…Ayo kita buat anak!"
Seketika ekspresi Naruto berubah menjadi kosong secara perlahan. Sedangkan Gabriel hanya menutup matanya sambil tersenyum manis.
"Hentikan bercandamu itu… Bisa kau serius sedikit?" kata Naruto dengan tatapan kosong.
"Fufufu… Sungguh menyenangkan saat menggodamu!"
Gabriel tertawa kecil menanggapi kata kata Naruto. Kemudian wajahnya perlahan berubah menjadi lesu dan matanya teralihkan dari tatapan Naruto.
"Permintaanku ini bisa kau kabulkan dengan mudah…"
"Jadi apa permintaanmu sebenarnya…?"
Gabriel mengalihkan pandangannya perlahan menatap Naruto dengan ekspresi benar benar serius dan kedua mata yang berkaca kaca. Saat melihat itu…, Naruto tiba tiba saja terpana dan diam tanpa kata. Kedua matanya melebar saat itu juga… kemudian Gabriel mulai mengucapkan permintaannya…
"Tolong sembunyikan aku dari surga dan para malaikat!"
TBC
.
.
.
Author Note:
Ehem… ehem.. Shiba disini. Tes tes? Oke.. Apa kabar?
Fic ini adalah fic lama saya yang terlantarkan dan saya putuskan untuk me remake nya menjadi seperti ini. Lagipula saya rasa alurnya sudah hancur sedari awal dan saya berniat memperbaikinya. Kebetulan juga fic ini belum mempublish belasan atau puluhan chap jadi saya merasa ya… ga apa apalah di remake.
Disini Naruto asal usulnya masih saya sembunyikan dan yang jelas jika ada yang bertanya apakah Naruto OverPower atau tidak…, saya katakan mungkin iya. Buat saat ini kekuatannya cuma sedikit diatas Iblis Super tapi perlahan dengan latihannya dan kekuatannya yang sempurna nantinya. Dia akan sekuat… ya Ophis mungkin atau bahkan Great Red.
Lalu disini saya mengambil karakter dari Black Butler atau Kuroshitsuji yaitu Sebastian Michaelis. Sebelum di remake saya sudah memakai karakter yang satu ini. Sebastian akan hadir sebagai ras vampire yang sengaja belum kuceritakan tadi di atas dan kukatakan disini. Hidup sebagai vampire selama ribuan tahun dan punya kekuatan setara Dewa Pemimpin tapi gak ada satupun mitologi yang mengenal dirinya. Perlahan akan dijelaskan…
Disini saya membuat karakter Naruto yang tidak mau direpotkan namun bertanggung jawab mengemban tugasnya.
Saya berusaha membuat karakter Naruto di tiap fic saya berbeda beda.
-Symbol of Revenge.. Naruto sifatnya Dark gitu dan ingin balas dendam.
-Warrior From The Heaven.. sangat friendly orangnya, baik, bersemangat dan terkadang bingung dengan yang namanya cinta.
-Fate of My Adolescence.. dengan karakter anak sekolah yang anti sosial, tak populer, tak punya teman, latar belakang perpisahan orang tua tapi dibalik itu punya kemampuan akademik yang hebat.
(Sedikit promosi)
Lalu mengenai fic saya yang lain. Kemungkinan besok saya akan update fic saya yang Fate of My Adolescence. Saya pikir pikir ternyata saya cukup produktif untuk mengupdate fic. Total bulan ini saya sudah 7 kali update dengan 4 fic saya yang berbeda.
Semoga saja saya bisa terus terusan seperti ini ke depannya karena saya belum ingin pensiun. Lalu satu lagi sebuah Special Thanks to Tandrato. Salah satu author dan rekan yang menginspirasi saya dan kemungkinan sebentar lagi dia akan jadi author di genre Fantasy wkwkwk… Dia punya kualitas. Kalau kalian baca fic nya pasti tahu.
Itu sekedar ocehan dan ucapan terima kasih. Selanjutnya silahkan dinantikan saja.
See you in next chapter