AUTHOR - NONA BYUN

WARNING ! GS

CAST :

KIM TAEHYUNG

JEON JUNGKOOK (GS)

PARK JIMIN

MIN YOONGI (GS)

KIM NAMJOON

KIM SEOK JIN (GS)

JUNG HOSEOK

Semua cast di atas milik Tuhan, author hanya pinjam nama.

Sekali lagi ff ini adalah GS karena digunakan untuk kepentingan cerita

Jika ada yang gak suka GS bisa klik tombol close !

CHAPTER 1

ESCAPE

.

.

.

Langit Kota Seoul begitu gelap malam ini, seolah sang kegelapan sedang datang berkunjung. Hujan deras tak dapat dihindari saat suara guruh mulai terdengar dan petir pun saling bersahutan satu dengan yang lainnya. Langkah kaki SeokJin sedari tadi tak bisa berhenti melintasi kamarnya yang temaram. Sesekali perempuan itu melirik sang suami yang berdiri menghadap jendela, menikmati hujan yang mulai menetes membasahi Seoul. Laki-laki itu tak bergeming sedikitpun. Dari balik punggungnya, SeokJin dapat melihat tangan sang suami terangkat untuk menyesap segelas minuman yang ada di tangannya.

"Apakah kau perlu melakukan ini NamJoon-ah?"

SeokJin yang tak tahan pun akhirnya bersuara. Dengan sedikit ragu, kakinya berlahan mendekat pada laki-laki bernama NamJoon tersebut. Suaminya baru berbalik setelah SeokJin menepuk pundaknya pelan, menampilkan raut khawatirnya pada sang suami. Bukannya menampilkan ekspresi yang sama, NamJoon justru tersenyum lembut pada sang istri.

"Jika saja kau bisa memberiku seorang putra, maka aku tak akan melakukan ini sayang"

NamJoon berlalu setelah mengucapkan kalimatnya. Diletakkannya gelas yang ia pegang tadi di atas nakas yang terletak di sebelah tempat tidur mereka. Ia membuka lemari yang berada tak jauh dari tempat tidurnya dan mengambil sebuah mantel berwarna hitam. Hari ini adalah hari yang ia tunggu sejak tujuh bulan yang lalu. Sepuluh menit yang lalu, Jung Hoseok, sekretaris kepercayaan NamJoon memberitahu jika adiknya akan melahirkan di Seoul Hospital mala mini, maka dari itu NamJoon akan menjeputnya. Tangannya yang tergantung bebas meraih ponsel yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri dan mulai menekan beberapa digit angka dari sana. Terdengar nada sambung selama sepuluh detik hingga seseorang menyahut panggilan dari sebrang telefon.

"Lakukan sesuai rencana"

Tanpa menunggu jawaban dari orang yang ditelfon, NamJoon mengakhiri panggilannya. Laki-laki itu mulai berjalan menjauh dari tempatnya untuk menuju pintu. Diraihnya gagang pintu dengan mudah, namun sebelum kakinya melangkah NamJoon menyempatkan diri berbalik dan memberi pesan pada sang istri.

"Aku butuh kerjasama darimu Kim SeokJin. Kuharap mulutmu itu akan terus tertutup rapat"

SeokJin hanya dapat menatap nanar suaminya. Laki-laki itu pergi sejurus kemudian setelah mengatakan kalimatnya. NamJoon yang dulu ia kenal tidaklah seperti ini. Dulu ia adalah laki-laki yang hangat dan akan selalu menebar senyum. Perempuan itu hanya tersenyum getir saat semuanya berubah seperti sekarang. Ini semua adalah salahnya. Seandainya ia bisa memberikan seorang anak laki-laki pada NamJoon, pasti suamninya itu tak akan berubah.

"Bukankah ini semua salah eomma sayang? Appamu berubah karena kesalahan eomma. Tapi tenang saja, eomma akan melindungimu hingga kau lahir di dunia ini"

Diusapnya perutnya yang masih rata itu dengan sayang. Ya, SeokJin sedang mengandung saat ini. Usianya masih sangat muda, baru memasuki minggu ke-empat, namun ia belum memberitau NamJoon perihal kehamilannya ini. Ia takut jika suaminya itu akan memberikan penolakan pada anak yang ia kandung layaknya yang diterima adik kandung NamJoon sendiri. Bagaimanapun juga, ia akan mempertahankan anaknya, tak perduli jika ia akan melahirkan seorang putri yang sangat ditolak oleh NamJoon.

.

.

~BLIND~

.

.

Saat ini, seorang perempuan berumur delapan belas tahun tengah mengejan di dalam salah satu kamar bersalin yang ada di Seoul Hospital. Perempuan itu berkali-kali menarik nafas dan menghembuskannya secara berlahan, mengikuti instruksi dokter yang memandu persalinannya. Ia tengah berusaha untuk melahirkan seorang bayi yang telah dikandungnya selama Sembilan bulan ini dengan penuh perjuangan. Rasanya sangat melelahkan, ingin sekali rasanya ia menyerah. Namun, mengingat ada nyawa yang harus diselamatkan, maka dengan sekuat tenaga perempuan itu tak hentinya mengerang kesakitan demi sang bayi.

"Ini sakit Daehyun-ah" ucap perempuan itu mulai lemas.

"Ayo Baekhyun, kau pasti bisa" bisik seorang laki-laki yang bernama Daehyun itu

Baekhyun menggenggam erat tangan laki-laki bernama Daehyun itu dengan erat untuk menyalurkan rasa sakitnya. Sesekali, Daehyun mengusap peluh istrinya yang mengucur deras dengan sapu tangan biru miliknya yang slalu ia bawa. Erangan demi erangan terus terlontar dari bibir Baekhyun saat sang jabang bayi yang ia keluarkan tak kunjung terlahir di dunia. Sang dokter tak hentinya memberi instriksi dan dorongan semangat agar si calon ibu tak menyerah di tengah perjuangannya. Hampir dua jam lamanya Baekhyun berjuang melahirkan sang anak, akhirnya terdengar juga suara tangis seorang bayi.

Kedua pasangan muda mudi yang melihat sang buah hati berhasil terlahir ke dunia dengan semangat itu pun tersenyum dengan bahagia. Sang buah hati terlahir dengan tanpa kurang suatu apapun, membuat Daehyun maupun Baekhyun mengucap penuh syukur pada Sang Pencipta.

"Selamat nona, anak anda seorang laki-laki. Sesuai dengan hasil USG"

Mendengar perkataan sang dokter, Baekhyun hanya tersenyum tipis untuk menanggapi. Ia menggenggam tangan Daehyun dengan erat dan menoleh pada laki-laki itu. Melihat kekhawatiran sang istri, Daehyun mengusap lembut tangan Baekhyun guna memberi ketenangan.

Tak lama berselang, Daehyun menangkap raut kesakitan dari wajah sang istri. Perempuan itu mengerang sesekali dengan pilu karena merasa perutnya seperti dipelintir dengan erat. Saat Daehyun hendak memanggil dokter yang masih membersihkan anaknya, gerakannya sudah lebih dulu ditahan oleh Baekhyun.

"Bisa panggilkan Yoongi kesini?" ucap Baekhyun lemah

Daehyun mengangguk mengiyakan permintaan sang istri karena tak tega menolak. Dengan berat hati, laki-laki itu beranjak meninggalkan sang istri sebentar dan berjalan keluar dari ruang bersalin. Saat pandangannya mengedar mencari orang yang dimaksud, ia berhasil menangkap sesosok gadis dengan pakaian santai sedang duduk di ruang tunggu sendirian.

"Yoongi-ya, Baekhyun ingin menemui mu"

Gadis yang di panggil itupun menoleh mendengar suaranya disebutka. Mengerti dengan maksud perkataan sang laki-laki, gadis itu beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju ke tempat Daehyun berdiri. Mereka berdua memasuki ruang bersalin itu secara bersamaan. Di dalam sana, Yoongi melihat Baekhyun yang masih lemah di ranjangnya ditemani seorang suster dengan bayi digendongannya.

"Selamat Baek, kau menjadi seorang ibu sekarang"

Yoongi berujar dengan tulus saat mengucapkan kalimat selamat itu kepada Baekhyun. Tak lupa ia juga memberikan sebuah pelukan kepada perempuan yang telah menjadi ibu itu sebagai bentuk dukungannya. Tak berapa lama, Yoongi merasakan Baekhyun melepaskan pelukannya. Mengerti dengan maksud tersebut, Yoongi pun akhirnya juga melepas pelukannya pada Baekhyun.

"Suster, bisa kau berikan anakku pada Yoongi?"

Sang suster hanya menurut saja ketika diberi perintah tersebut oleh ibu si bayi. Berlahan tapi pasti, bayi berjenis kelamin laki-laki itu berpindah ke tangan Yoongi. Yoongi tak dapat menutupi senyum bahagianya tatkala bayi digendongannya menggeliat mencari kenyamanan. Anak Baekhyun dan juga Daehyun sangat tampan, kelak jika anak ini dewasa pasti akan menjadi laki-laki yang dipuja banyak perempuan.

"Anak itu sekarang menjadi milikmu. Dia anakmu Min Yoongi?" Baekhyun berujar dengan memalingkan muka

"Apa maksudmu Baek? Dia anakmu" Yoongi terkejut bukan main dengan apa yang diucapkan sahabatnya itu

"Kami sudah sepakat sebelumnya Yoon. Setelah anak itu lahir kami akan memberikannya padamu" Daehyun menimpali dengan nada suara tak kalah pahit

"Apa kalian sudah gila hah? Aku tidak mau"

Gadis itu mencoba memberikan bayi itu pada sang ibu namun ditolak mentah-mentah oleh Baekhyun. Yoongi mendesah berat melihat perlakuan Baekhyun pada anaknya sendiri. Ibu mana yang tega menolak anaknya sendiri.

"Jangan membuatku semakin berat melepasnya Yoon"

Baekhyun mulai terisak di tempatnya dengan memandangi buah hatinya yang berada di gendongan Yoongi. Daehyun yang melihat istrinya mulai menangis segera duduk di tepi ranjang dan merengkuhnya dalam pelukan. Diusapnya pelan punggung Baekhyun, berharap tangisan perempuan itu tak akan semakin menjadi dan memperkeruh suasana.

"Aku tahu anak ini ada sebelum kalian menikah. Tapi kenapa kalian tega sekali menolak anak yang tak berdosa ini?"

Yoongi berbicara guna menuntut penjelasan dari sepasang suami istri yang ada di hadapannya saat ini.

"Kau tau oppa-ku sangat tak meninginkan anak ku lahir. Ia akan melakukan segala cara untuk melenyapkan anak lelaki ku untuk mendapatkan harta warisan. Statusnya sebagai anak tiri membuatnya tak mendapat harta warisan sedikitpun, terlebih lagi SeokJin eonni tak kunjung memberikan calon pewaris keluarga Kim" Baekhyun menjelaskan dengan panjang lebar.

"Tapi Baek-"

"Kakak ipar pasti akan melakukan segala cara untuk mendapatkan harta warisan itu walapun harus melenyapkan kami. Terlebih lagi, aku hanya seorang anak laki-laki yang berasal dari panti asuhan. Kau sendiri tau bagaimana Keluarga Kim menentang hubungan kami walaupun anak itu hadir"

"Daehyun-ah, apa yang kau katakan? Tak ada yang salah walaupun kita berasal dari panti asuhan. Kita sudah melewati semua itu selama delapan belas tahun lebih. Kau tau betul tentang itu"

Tak hanya Baekhyun, saat ini Yoongi juga mulai ikut menangis. Mata kecilnya mulai berkaca-kaca menatap kedua sahabatnya mengalami takdir serumit ini. Ia tau Daehyun adalah anak baik-baik selama Yoongi bersamanya di panti asuhan. Baekhyun juga seorang gadis baik yang tak pernah memandang status sosial Daehyun maupun Baekhyun selama mereka berteman. Orang-orang di sekitar merekalah yang salah, keluarga Baekhyun lah yang terlalu congak, dan kakak tiri Baekhyun lah yang terlalu serakah. Kenapa harus orang sebaik Daehyun dan Baekhyun yang menanggung akibatnya.

"Bahkan anak ini sangat mirip dengan kalian" puji Yoongi di tengah isakannya

"Aku mohon Yoongi, selamatkan anak itu. Jangan biarkan ia terlibat dengan keluarga Kim" Baekhyun kembali memohon untuk kesekian kalinya.

Melihat tak ada respon dari Yoongi, dengan berani Daehyun pun berlutut di hadapan gadis itu. Yoongi memekik tertahan mendapati sahabat seumur hidupnya melakukan hal tersebut hanya untuk memohon bantuannya. Berkali-kali Yoongi membujuk Daehyun untuk bangkit, namun laki-laki itu tetap tak bergeming. Tangis Yoongi semakin pecah saat bujukannya tak kunjung berhasil. Ia merasa sangat dilemma saat ini. Di satu sisi, ia tak tega membiarkan bayi tak berdosa dalam gendongannya terpisah dari orang tuanya. Namun, di satu sisi Yoongi juga tak tega jika bayi tak berdosa ini juga ikut menanggung masalah kedua orang tuanya.

"Baiklah" Yoongi berujar dengan berat hati menyetujui

Daehyun bangkit dari bersimpuhnya dan menghambur ke pelukan Yoongi setelah gadis itu menyetujui permintaannya. Baekhyun yang terbaring semakin lemah di ranjang nya juga tak berhenti mengucap terimakasih dengan lelehan air mata yang semakin deras mengucur.

"Tapi, bolehkah aku minta satu permintaan dari kalian"Yoongi berucap lirih disela pelukan Daehyun

"Apa itu?" tanya Daehyun

"Berikan nama untuk anak ini"

Baekhyun dan Daehyun saling berpandangan satu sama lain setelah mendengar permintaan Yoongi. Mereka bahkan tak menyiapkan sebuah nama untuk anak mereka walaupun tau akan melahirkan seorang anak laki-laki. Sebagai ayah, Daehyun beranjak untuk melihat wajah sang putra. Dibelainya pipi bayi itu dengan lembut seolah-olah takut jika tangannya bisa saja menggores kulit sang anak yang masih sensitive itu. Mata dan juga bibir tipis anaknya sungguh mirip dengan milik Baekhyun, sementara hidung bangirnya menuruni milik sang ayah. 'Kelak ketika kau dewasa kau pasti akan menjadi anak yang sangat tampan' puji Daehyun dalam hati.

"Anak ini… Kuberi nama Taehyung" putus ayah dari si bayi.

"Taehyung… Bolehkah aku memeluknya sekali saja?" cicit Baekhyun

"Tentu saja. Kau harus memeluknya"

Yoongi mendekat ke tempat Baekhyun dan menyerahkan bayi itu kepada sang ibu. Perempuan di hadapan Yoongi nampak bahagia sekaligus sedih saat memandangi wajah anak yang baru saja ia lahirkan. Sebagai sesame perempuan, ia tau betul bagaimana perasaan seorang ibu yang harus melepas anak nya sendiri demi keselamatannya. Yoongi memang belum pernah merasakan apa yang Baekhyun rasakan, namun pasti sakit rasanya jika harus berpisah dari anakmu sendiri.

Tak berapa lama setelah menggendong sang anak, tiba-tiba Baekhyun mengeluhkan sakit yang luar biasa pada perutnya. Perempuan itu segera menyerahkan kembali si bayi kepada Yoongi yang disambut dengan sigap oleh si gadis. Daehyun berteriak panik saat menyadari banyak darah yang mengalir dari sela-sela kaki Baekhyun. Istrinya mengalami pendarahan. Yoongi berteriak memanggil dokter maupun suster yang berada di sekitar ruangannya saat menyadari hal yang sama.

"Kalian pergilah. Oppa pasti akan datang sebentar lagi" ucap Baekhyun diantara kesakitannya

"Tidak Baek, kami tidak akan meninggalkanmu" Yoongi menolah dengan keras

"Benar sayang. Kami akan disini sampai kau ditangani"

"Tidak ada waktu lagi. Kalian harus pergi sekarang juga. Jangan khawatirkan aku" lagi-lagi Baekhyun memohon

"Tapi-"

"PERGILAH…!"

Baekhyun menyela perkataan Yoongi dengan sebuah bentakannya, membuat sang lawan bicara terdiam seketika. Pegangannya bada bayi yang ia gendong pun semakin mengerat. Beruntung bayi itu masih tertidur lelap di tengah keributan yang sedang terjadi. Dengan ragu, Yoongi menoleh pada Daehyun yang masih mematung di tempatnya berdiri. Laki-laki itu menatap kosong istrinya yang tengah menahan sakit di tempat tidur sana dengan pandangan sedihnya. Sejurus kemudian, pundak Yoongi sudah disambar oleh tangan Daehyun dan membawanya keluar dari ruangan itu.

"Ayo pergi"

.

.

~BLIND~

.

.

Kota Seoul sedang diguyur hujan deras saat ini. Petir-petir menggelegar saling menyahut di luar sana, dan Yoongi dapat menyaksikan itu semua dari lorong rumah sakit yang ia lalui bersama Daehyun. Mereka berdua berjalan dengan sedikit cepat di tengah lorong rumah sakit yang sepi pada tengah malam ini. Sesekali, laki-laki yang bersama Yoongi melirik keadaan sekitar guna memastikan tak ada yang mengikuti mereka berdua saat ini.

"BERHENTI!"

Sebuah bentakan terdengar jelas di telingan kedua orang yang melarikan diri itu. Mereka berdua menoleh pada sumber suara yang ada di belakang mereka, alangkah terkejutnya Daehyun saat menyadari orang yang berbicara itu adalah kakak iparnya, NamJoon. Disertai dengan sepuluh anak buah di belakangnya, laki-laki itu berdiri dengan angkuh menahan langkah Daehyun. Daehyun mengeratkan pegangannya pada lengan Yoongi yang menggendong bayinya itu, selangkah demi selangkah mereka berdua melangkah mundur guna menghindari NamJoon dan anak buahnya yang semakin mendekat.

"Serahkan anak itu selagi aku memintanya dengan baik" ucap NamJoon tegas namun sarat akan ancaman

"Tidak akan. Tanganmu yang kotor itu tak pantas menyentuh anakku yang masih suci"

"Kau berani melawanku rupanya"

NamJoon menyeringai dengan angkuhnya di ujung sana, membuat Yoongi yang melihatnya bergetar ketakutan. Kakak Baekhyun terlihat sangat berkuasa dan bertangan dingin dimatanya. Ia mengeratkan pelukannya pada bayi yang sedang digendongnya saat ini. 'Bagaimana pun caranya. Akan ku selamatkan kau Taehyung' tekad Yoongi

"Larilah. Aku akan menghadang mereka"

Mendengar bisikan dari Daehyun, Yoongi mengangguk paham. Berlahan tapi pasti, kaki Yoongi melangkah mundur untuk mengambil ancang-ancang. Saat dirasa perhatian NamJoon sedikit teralihkan, Yoongi segera berbalik dan berlari sekuat tenaga untuk kabur menyelamatkan Taehyung.

DOR

Langkah Yoongi seketika itu juga terhenti saat mendengar suara peluru yang meletus akibat dari pelatuk yang ditarik. Kepalanya dengan reflek menoleh kembali ke belakang. Dari asal tempatnya mulai berlari tadi, Daehyung tergeletak dengan sekarat akibat melindungi dirinya dari tembakan NamJoon.

"LARI YOONGI…!" Daehyun berteriak di tengah kesakitannya

"TANGKAP PEREMPUAN ITU"

Yoongi segera melanjutkan larinya saat NamJoon mememerintahkan anak buahnya. Ia berlari sekuat tenaga menyusuri lorong rumah sakit yang sangat sepi untuk menghindari anak buah NamJoon yang sedang mengejarnya saat ini. 'Sial, kenapa rumah sakit sangat sepi' umpat Yoongi dalam hati. Taehyung yang berada di gendongannya sedari tadi perlahan mulai terbangun dan menangis karena merasakan guncangan pada tubuhnya.

"Kumohon tenanglah sayang. Kita harus selamat terlebih dahulu" mohon Yoongi

Gadis itu segera berbelok memasuki pintu darurat saat melihatnya dari kejauhan. Sekuat tenaga, Yoongi menuruni anak tangga tak berujung yang dilewatinya. Jujur saja, ia sudah mulai kelelahan. Tapi mendengar hentakan langkah kaki yang mengikutinya sejak tadi, membuat kakinya tak bisa berhenti secara alami. Yoongi berhasil sampai di basement tempat parker setelah menuruni ratusan anak tangga. Kepalanya dengan panik menoleh kesana kemari untuk melihat keberadaan orang-orang yang mengikutinya tadi. Kakinya melangkah tak tentu arah. Tak ada tempat yang bisa digunakan untuk sembunyi di basement ini, hanya ada puluhan mobil yang berjajar yang tentunya tak akan aman jika digunakan untuk bersembunyi. Yoongi segera menyelinap bersembunyi di balik tiang penyangga saat mendengar sebuah langkah kaki mendekat kearahnya. Ia mengayun Taehyung dengan pelan, berharap bayi itu sedikit tenang agar mereka tidak ketahuan.

Mata Yoongi tertutup rapat saat langkah kaki itu semakin mendekat. Tangan sebelah kanannya membekap mulutnya dengan rapat agar isakan gugupnya tak sampai terdengar ke telinga sang pemburu. Jantung Yoongi berdetak kencang saat merasakan langkah kaki itu berada di belakangnya, semakin mendekat. Dalam hati, gadis itu tak hentinya membucap do'a berharap sang pencipta berbaik hati mau menyelamatkan mereka, setidaknya demi bayi yang ada digendongannya. Yoongi melirik takut dari ekor matanya. Sebuah ujung sepatu terlihat dari tempatnya bersembunyi. 'Kumohon, selamatkan kami' pasrahnya dalam hati. Matanya membulat dengan sempurna saat seorang laki-laki berjas hitam sudah berdiri menghadap dirinya. Dengan lesung pipit nya yang manis, senyum laki-laki itu tampak semakin menakutkan dalam penglihatan Yoongi.

"Akhirnya aku menemukanmu"

.

.

.

TBC

A/N :

Annyeong readers-deul

Ini ff yang aku bicarain kemarin. ff kedua yang aku buat

BLIND ini masih pakek TaeKook untuk main cast-nya karena menurut aku mereka yang paling cocok buat meranin karakter yang aku pengen :v #eaaa #modus

Genre-nya masih romance dan mungkin akan sedikit lebih ribet jika dibanding LIMITLESS. Oh ya, ff ini mungkin gak akan se-update LIMITLESS karena aku mau prioritasin itu ff sampek selesai

Hope you like readers-deul :)

Don't forget to review ^_^