.

.

Diriku hanyalah seorang makhluk yang hidup berbaur di tengah-tengah masyarakat vampir. Memiliki darah garis keturunan kerajaan menuntutku menjadi kuat. Namun, apa yang harus aku lakukan ketika mengetahui pertumbuhan sihirku sangat lambat?

.

.

Arc III : Akatsuki

.

.

Siang hari yang begitu cerah tidak merubah kebiasaan ras vampir untuk beraktifitas di siang hari. Bagi vampir, siang merupakan waktunya untuk istirahat. Bukan beraktifitas.

Tapi, ada seorang vampir yang sedang bermenung melihat tangannya yang mengeluarkan percikan listrik. Ia berdiri di teras lantai 2 sebuah gedung.

"Sudah 5 tahun, heh?" Gumam pemuda berambut raven itu yang teringat dengan sahabat pirangnya.

Uchiha Sasuke, nama pemuda itu. Merupakan vampir keturunan klan Uchiha. Klan Uchiha adalah salahsatu klan terkuat di kerajaan vampir Jepang.

Sasuke menghentikan kegiatannya saat mendapati 2 vampir muda melambaikan tangannya di bawah sana. Ternyata mereka adalah Sean dan Ryuuga. Mereka berdua terlihat cocok mengenakan jubah Akatsuki.

"Cepat Sasuke! Kita ada misi dari Minato-sama!" Teriak Ryuuga mengingatkan Sasuke.

Sasuke pun menghela nafas lelah. Ia ambil jubah Akatsuki miliknya yang ia gantung di sudut teras. Setelah mengenakannya, Sasuke terjun ke bawah begitu saja ke tempat 2 sahabatnya.

"Kenapa kau melamun, bakayarou?!" Tanya Sean kesal lalu mereka bertiga mulai melangkahkan kaki.

"Aku tidak melamun," jawab Sasuke.

"Kau melamun," sanggah Ryuuga.

"Sudahlah. Jangan dibahas," kata Sasuke.

Keheningan melanda mereka beberapa saat hingga Ryuuga mulai memecahkan keheningannya.

"Menurutmu, saat Naruto pulang apa dia akan lebih kuat?" Tanya Ryuuga.

"Mungkin," jawab Sasuke.

"Menurutku juga mungkin. Tergantung Naruto sendiri. Apalagi dia dibawah asuhan Jiraiya-sama," jawab Sean.

"Aku tidak sabar melihat kemampuan barunya," ujar Ryuuga penuh antusias.

"Memangnya kau saja?" Tanggap Sean.

"Aku ingin bertanya. Apa misi kita kali ini?" Tanya Sasuke menyadari bahwa mereka malah beraktifitas di siang hari.

"Ekspedisi ke desa Nandeshiho," jawab Ryuuga.

BLARR

Mereka bertiga terdiam dengan mata terbelalak. Tidak jauh dari posisi mereka, terdapat sebuah ledakan dari arah jarum jam 3. Sasuke, Ryuuga, dan Sean menoleh ke samping. Ternyata ledakan tersebut menimpa menara. Menara yang sangat bermanfaat bagi Akatsuki telah dihancurkan.

Tanpa aba-aba, ketiga sahabat itu langsung berlari menuju tempat kejadian. Saat sudah berada di dekat sana, mereka bertiga berhenti. Menatap nanar menara yang fungsinya sebagai tempat yang dapat melihat ibukota kerajaan Vampir bernama kota Ame ini.

"Selamatkan aku!" Teriak salahseorang vampir dengan luka-luka. Ia terjebak di atas menara.

"Gawat!" Kata Sasuke lalu melesat menghampiri vampir yang bertugas sebagai 'pelihat' itu.

Namun, saat baru saja sampai di puncak menara, tiba-tiba saja sebuah batu besar melesat cepat ke arah menara dimana Sasuke dan vampir tadi berada.

Sean yang melihat itu dengan sigap menembakkan anak panah ke kordinat agak di depan batu yang sedang bergerak itu supaya anak panah tepat mengenai sasaran bergerak.

Anak panah dari Sean pun melesat membelah angin lalu menancap di batu besar tersebut hingga hancur berkeping-keping.

Tapi, yang hancur hanyalah batu. Ternyata di dalam batu tersebut ada manusia yang tetap bergerak menuju Sasuke dan vampir tadi.

"Sean!" Seru Ryuuga.

"Hai'!" Sahut Sean lalu tiba-tiba saja menghilang dan muncul di samping manusia itu dengan menggunakan kemampuan teleportasinya.

BUGH!

Sean berhasil menerjang manusia itu dengan kakinya. Sasuke hanya memerhatikan kejadian disampingnya itu.

"Terima kasih, Sean," kata Sasuke lalu membopong korban dan menjauh dari menara.

Sedangkan Sean, pemuda itu kembali menghilang dan muncul di samping Ryuuga. Sasuke juga sudah mengantarkan korban ke tempat yang lebih aman.

"Sepertinya ini ulah Black Guard!" Seru Sasuke yang berlari mendekati Ryuuga dan Sean.

"Pasti saja. Hanya manusia yang selalu konflik dengan vampir," tanggap Ryuuga lalu menggigit tangan kanannya sendiri hingga berdarah. Darah yang mengalir itu membentuk pedang dan berubah menjadi padat. Sedangkan telapak tangan kiri Ryuuga mengeluarkan tulang yang sama panjang dengan pedang darahnya. Ternyata tulang tersebut menjadi tajam dan akan digunakannya sebagai pedang.

"Kita harus melaporkannya kepada Minato-sama!" Kata Ryuuga.

BLARR! BLARR! BLARR!

Kembali terjadi ledakan. Kali ini beruntun di berbagai tempat. Setelah itu Sasuke, Ryuuga, dan Sean dapat mendengar jeritan warga sipil.

"Sepertinya tidak perlu," kata Sean karena telah terjadi banyak ledakan otomatis akan banyak vampir dari berbagai kalangan yang mengetahui bahwa kota Ame dalam bahaya.

"Tidak ada waktu untuk menunggu perintah," ujar Sasuke dengan 2 katana kembar sudah berada dalam genggaman tangan kanan dan tangan kirinya.

.

.

.

OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO

KAZEHIRO TATSUYA

PRESENT

.

Title :

Why Not Both?

The Beginning

.

Disclaimer :

Masashi Kishimoto

.

Created By :

Kazehiro Tatsuya

.

Assisted By :

Ryuga Yamikato

.

Pair :

Naruto X OC

.

Warning :

Segala ide cerita, latar, dialog, narasi, sifat, sikap, dan settingan lainnya murni ide Author sendiri. Jika ada kesamaan dengan fanfic Author lain, maka hanya sebuah kebetulan. Mohon dimengerti.

.

Penulis tidak meraup keuntungan apapun dari fanfic ini. Isi cerita berdasar imajinasi penulis. Kevalidan informasi yang disajikan bukan 100%. Fanfiksi ini sebatas hiburan. Kesalahan kepenulisan berupa TYPO(S) dan EBI yang belum benar bukan sengaja.

.

[Latar Tahun 2022] My First Vampire Fic, OOC, OC, AU.

.

Rated :

M

(Untuk pembunuhan, darah, maupun unsur lainnya)

.

Genre :

Action, Romance, Fantasy, Supernatural, Vampire, Friendship, and Adventure.

OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO

.

.

.

Siang hari adalah waktu dimana ras vampir seharusnya tidur. Tapi bagaimana jika mereka beraktifitas di siang hari? Mereka tidak akan mati. Hanya saja akan kelelahan. Sebagaimana mestinya manusia yang beraktifitas di malam hari.

CRASS

"Hahaha rasakan itu!" Teriak seorang vampir pria dewasa dengan rambut perak yang disisir ke belakang.

Laki-laki itu kembali merobek-robek tubuh targetnya yang berani mendekat dengan menggunakan sabit bermata 3-nya. Sabit tersebut akan semakin menajam bila dilumuri darah target.

"Jika Hidan sudah bertarung, ia akan lupa waktu," gumam seorang laki-laki vampir dewasa dengan kulit yang terbagi menjadi 2 warna, hitam dan putih.

Pria berkulit 'aneh' itu mengangkat kedua tangannya saat 4 musuh yang berasal dari Black Guard mendekatinya. Disaat itu juga, rumput yang mereka pijaki menjadi hidup dan melilit tubuh-tubuh musuhnya.

"Daripada kau. Tidak pernah sama sekali meminum darah manusia. Dasar vampir vegetarian," balas Hidan yang merasa diejek oleh Zetsu.

"Zetsu, Hidan, kalian pergi ke istana sekarang juga. Bantu Madara-sama untuk melindungi Minato-sama!" Perintah Nagato dijawab anggukan mengerti oleh Zetsu dan Hidan.

Zetsu dan Hidan pun melangkahkan kakinya untuk segera menyusul pertahanan paling belakang yang sudah ditembus oleh Black Guard.

"Nagato, pertahanan lini depan sudah hancur. Kita harus mundur ke pertahanan di belakang kita," ujar Itachi saat berdiri di samping Nagato.

"Masih belum," jawab Nagato dengan serius.

Nagato menemukan salahsatu personil Black Guard akan menghunus pedangnya untuk menikam rekan Akatsuki. Nagato pun mengulurkan tangannya ke arah si target sehingga target tersebut bergerak mendekat bagaikan ditarik ke arah Nagato.

Sekarang, leher manusia tersebut sudah berada dalam cengkraman Nagato. Nagato tidak menatap ke manusia itu walaupun sedetik.

"Dimana posisi Hashirama sekarang?" Tanya Nagato dingin membuat manusia yang berada dalam genggaman Nagato mendadak ketakutan.

"Aku tidak tahu," jawabnya sehingga Nagato mengencangkan genggamannya sehingga tulang leher manusia itu berbunyi.

"Arggh!" Rintihnya.

"Aku ulangi. Dimana posisi Hashirama sekarang?" Tanya Nagato untuk kedua kalinya.

"Di...diluar benteng kota...Ame!" Jawabnya dengan susah payah.

"Itachi, kirim dia ke penjara ilusimu," perintah Nagato selaku wakil pimpinan Akatsuki kepada Itachi.

"Ja-jangan lakukan itu padaku!"

"Hai'," balas Itachi lalu Nagato melemparkan manusia itu ke udara.

3 tomoe pada kedua mata merah milik Itachi berputar-putar membentuk pola shuriken. Setelah itu, manusia yang dilempar Nagato tadi langsung terhisap ke dalam dimensi ilusi kepunyaan Itachi.

"Ayo pergi," kata Nagato dibalas anggukan oleh Itachi.

Sebelum semua kekacauan ini terjadi, Ame terlihat begitu damai dan sepi. Kota bersih yang didiami oleh ras vampir ini mendadak berubah 180 derajat karena ulah Black Guard.

Banyak bangunan yang hancur dan runtuh menimpa jalan maupun taman hijau. Ada korban dalam berbagai kalangan. Mau itu tentara dan polisi biasa, Akatsuki, maupun warga sipil.

Blarr! Blarr!

Terjadi 2 ledakan beruntun dikarenakan ulah seorang pria berambut pirang panjang. Dia adalah seniman berbakat dengan motto 'seni adalah ledakan'. Dia adalah Deidara. Penyihir spesialis ledakan.

Dengan melakukan Magical Interest, Deidara menciptakan ribuan semut-semut kecil. Semut-semut tersebut bergerak menuju ke beberapa titik yang telah ditentukan pria tersebut. Salahsatunya memasuki pakaian beberapa Black Guard. Lalu semut-semut itu meledak.

BLARR!

"GHAA!" Teriak mereka berhamburan dikarenakan ledakan di sekujur tubuh.

Deidara menyeringai. Sekarang ia berdiri di atas atap perumahan. Warga sipil sudah diarahkan oleh anggota Akatsuki yang lain ke tempat evakuasi.

"Deidara-senpai!"

Deidara merasakan hawa kehadiran 3 vampir di sampingnya. Mereka adalah Ryuuga, Sean, dan Sasuke. 3 vampir muda itu sudah dibasahi oleh keringat dan bercak darah.

"Apa?" Tanya Deidara tanpa mengalihkan perhatiannya kepada pasukan Black Guard yang merusaki properti kota Ame.

"Ada sebuah mesin pelempar batu di luar benteng," ujar Sasuke dengan nafas yang tidak beraturan.

"Lalu?"

"Ada baiknya segera kau hancurkan dengan sihir peledakmu," jawab Sasuke membuat Deidara menoleh ke arahnya.

"Tunjukkan aku jalannya."

Sasuke mengangguk. Mereka berempat pun pergi menuju mesin pasukan Black Guard yang dimaksud oleh Sasuke.

Mereka berlari melompati atap perumahan hingga menemukan benteng menjulang setinggi 60 meter yang telah hancur sebagian. Mereka melompat melewati celah-celah benteng yang hancur hingga dapat keluar dari wilayah kota Ame.

Mereka berempat berhenti saat menemukan sebuah mesin canggih yang dapat melempar batu besar puluhan ton. Pantas saja sebagian benteng dapat dihancurkan. Mesin yang digerakkan oleh energi sihir diberi nama Magitek. Magitek pelempar batu itu dilindungi oleh 50 petarung Black Guard dan 10 penyihir sebagai penggerak mesinnya.

"Sasuke, Ryuuga, kalian berdua lindungi hewan peledakku. Sean, tugasmu adalah melindungi hewan peledak, Sasuke, dan Ryuuga. Mengerti?" kata Deidara saat musuh tidak menyadari keberadaan mereka.

"Mengerti," jawab Sasuke, Ryuuga, dan Sean bersamaan.

Deidara pun membuat sebuah lingkaran sihir dengan menggunakan Magical Interest. Dari lingkaran sihir berwarna putih itu, seekor kerbau muncul. Kerbau dengan warna putih polos. Langkahnya pelan bagaikan kerbau yang sedang berjalan santai.

"Lindungi kerbau itu. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali jika kerbau itu sudah meledak," ujar Deidara yang hanya bisa berharap kepada 3 juniornya.

"Oke! Bersiap!" Seru Sasuke dengan katana kembar yang sudah siap.

"Siap!" Seru Sean dan Ryuuga yang sudah memegang senjata mereka masing-masing.

"Ryuuga!" Seru Sean yang sudah menarik sebuah anak panah.

Ryuuga mengangguk paham. Ia pun melukai tangannya sendiri dengan pedang tulang. Luka robek yang cukup lebar itu membuat darah Ryuuga keluar bagaikan tumpahan air. Ryuuga membasahi ujung anak panah dengan darahnya dan juga bagian batang anak panah.

"Selesai," kata Ryuuga lalu Sasuke berlari di depan kerbau peledak.

"Baiklah," kata Sean dan melepaskan anak panah.

Anak panah yang sudah dilumuri darah Ryuuga itu melesat cepat ke arah pasukan Black Guard yang terletak di dekat hutan. Anak panah itu melesat melewati Sasuke dan saat sudah berada dalam kerumunan, tiba-tiba saja bercakan darah yang di batang anak panah memunculkan Ryuuga. Ryuuga langsung mengenggam anak panah tersebut dan menggorok leher musuh dengan ujung anak panah yang sudah dilumuri darah.

"Ghok..ghok!"

Musuh yang diperlakukan seperti itu mati seketika setelah darah panas kepunyaan Ryuuga menggerogoti kerongkongan dan tenggorokannya.

"Ada Akatsuki!" Teriak salahsatu penyihir menyadarkan Black Guard lainnya.

Tanpa penyihir itu sadari, Sasuke sudah berada di sampingnya dan memenggal leher penyihir tersebut dengan cepat hanya dalam 1 detik. Kejadian selanjutnya, 9 penyihir selebihnya berhasil dipenggal oleh Sasuke.

49 petarung dari Black Guard hanya bisa terdiam dengan kecepatan yang dimiliki Sasuke. Mampu menghabisi 10 penyihir dalam 10 detik.

"Itulah alasan kenapa aku diklaim sebagai vampir tercepat," kata Sasuke.

Tiba-tiba saja dari atas langit melesat 5 anak panah dan berhasil mengenai 5 target dari 49 petarung yang tersisa. Tentu saja ini adalah ulah Sean.

"Ryuuga!" Teriak Sasuke saat mendapati beberapa musuh sudah berlari mengejar kerbau peledak.

"Cih!" Decih Ryuuga tidak suka lalu berlari. Ia berusaha mengejar Black Guard yang akan menghancurkan kerbau peledak itu.

"Ingat! Hancurkan kerbau peledak tersebut. Jangan sampai ada korban," kata salahsatu musuh kepada rekannya yang lain.

"Sialan!" Umpat Ryuuga lalu melukai tangannya dan mencipratkan darah tersebut dengan tulang pedangnya kepada 3 Black Guard paling belakang.

Darah tersebut mengenai mereka. Tiba-tiba saja 3 tubuh manusia itu terbelah menjadi 2. Belahan terjadi dikarenakan darah Ryuuga.

Saat berlari, Ryuuga menyempatkan diri membawa 1 kepala korban yang sudah dilumuri darah dan melemparnya tepat di depan ke tengah kerumunan.

BLARR!

Terjadi ledakan yang berhasil menghamburkan beberapa Black Guard. Mereka yang awalnya ingin meledakkan kerbau malah meledak terlebih dahulu oleh darahnya Ryuuga.

"Mereka menganggu saja," gumam seseorang di sebuah dahan pohon raksasa di tengah-tengah hutan. Keberadaannya yang bersembunyi diantara pepohonan hutan membuat Sasuke, Ryuuga, Sean, maupun Deidara tidak menyadarinya.

Sosok tersebut tengah membidik kerbau peledak dengan menggunakan sniper bolt-action. Sudut bibirnya terangkat.

"Selesai sudah permainan kalian, Akatsuki," kata pria berambut perak tersebut lalu menarik pelatuknya.

Di saat itu juga, sebuah peluru keluar dari moncong sniper. Peluru tersebut melesat dalam adegan slow motion. Melayang melewati celah-celah dahan dengan mulusnya.

"Sial," gumam Sasuke yang dapat melihat peluru cepat tersebut dengan matanya setelah menyelesaikan aksi membunuhan puluhan musuh.

BLARR!

Sasuke, Ryuuga, Sean, dan Deidara terdiam. Kerbau peledak yang sudah berjarak 20 meter dengan Magitek pelempar batu akhirnya meledak. Meledak tanpa menghancurkan Magitek.

"WHOAAA!" Sorak para Black Guard.

CRASS!

Salahsatu dari mereka berhasil menikam perut Sasuke hingga tembus. Setelah itu, ia lanjutkan tebasannya ke samping membuat Sasuke terjatuh ke tanah dengan bersimbah darah. Pedang perak berhasil melukainya. Benda perak adalah kelemahan bagi ras vampir. Benda tersebut mampu membuat vampir gagal dalam regenerasi.

"Heh, jangan remehkan manusia, vampir laknat."

Pria tersebut menyeringai. Ryuuga, Deidara, dan Sean mengenali pria itu. Dia adalah Hashirama Senju. Pimpinan Black Guard yang sudah berwajah sedikit keriput setelah 5 tahun berlalu.

"Ga-gawat," gagap Ryuuga.

Sean dari kejauhan juga memperlihatkan raut muka gelisah. Terlihat dari keringat dingin yang mengucur di pelipisnya.

"Sen-," ucapan Sean berhenti saat mendapati Deidara ternyata juga dalam kondisi gelisah.

Bagaimana tidak gelisah? Seorang manusia yang kekuatannya setara dengan Uchiha Madara sudah berada dalam jarak pandang mereka.

Tiba-tiba saja Magitek setinggi 10 meter itu berjatuhan menghantam tanah. Hashirama yang berada di samping Magitek berhasil dibuat terkejut.

BRAK!

Sebuah pukulan berhasil mengancurkan Magitek yang berada dalam posisi menyentuh tanah itu. Sosok pemukul itulah yang membuat Ryuuga dan Sean membelalakkan matanya.

"Ittai. Rasanya tanganku akan hancur," kata sosok pirang itu dengan santainya.

Tap

Sosok tersebut mendarat ke permukaan tanah dengan mulus. Sesekali ia mengibaskan tangannya dikarenakan rasa ngilu yang menjalar.

Di lain sisi, seorang pria berambut perak pemegang sniper yang diketahui bernama Tobirama Senju ini ikut terkejut. Bagaimana tidak? Dengan mudahnya mesin setinggi 10 meter dengan berat puluhan ton telah berhasil dijatuhkan dan dihancurkan menggunakan pukulan.

"Jangan terlalu terkejut, Tobirama," kata seseorang menginterupsi Tobirama. Adik kandung Hashirama ini pun memutar badannya ke belakang dan mendapati Jiraiya.

"Jiraiya," desis Tobirama.

Kembali ke lokasi awal. Sasuke, Ryuuga, Sean, Deidara, dan Hashirama sama-sama terdiam melihat sosok yang telah menghancurkan Magitek pelempar batu.

"Sudah lama tidak bertemu, Naruto," sapa Ryuuga menginterupsi Naruto.

Pemuda pirang ini pun menoleh ke asal suara dan mendapati sang sahabat. Tidak lama setelah itu, Naruto juga menemukan Sasuke dalam keadaan terbujur kaku dengan darah yang mengotori tanah.

Tiba-tiba saja Naruto menghilang meninggalkan percikan kembang api biru yang berjatuhan ke tanah. Sosok Naruto muncul di samping Sasuke. Dengan wajah yang ditutupi poni rambutnya, Naruto mengangkat tubuh Sasuke lalu kembali menghilang dan muncul di samping Sean dan Deidara.

"Tolong bawa Sasuke ke para medis. Biar aku dan Ryuuga yang mengurusi dia. Kau dan Deidara-san silahkan bantu lini pertahanan," kata Naruto datar.

"Tapi Naruto. Hashirama Senju itu manusia terkuat!" Ujar Sean mencoba membuat Naruto ragu untuk menghadapi Hashirama.

"Siapa tahu aku bisa mengalahkannya. Minimal aku akan membuatnya mengakui kehebatanku dan menarik mundur pasukannya," kata Naruto lalu menghilang tanpa mendengar ucapan Sean lebih lanjut.

"Ayo, Sean," kata Deidara yang sudah berjalan menjauh.

"Hai'," balas Sean dan mengikuti Deidara.

Kembali ke tempat Ryuuga dan Hashirama. Naruto kembali muncul dan berdiri di samping sahabatnya. Tatapannya tajam. Jaket hitam yang dikenakannya ia buka resletingnya sehingga memperlihatkan kaos putih polos.

"Kenapa?" Tanya Naruto ambigu namun tetap harus dimengerti oleh Hashirama.

"Aku hanya menjalankan misi setelah mengumpulkan bukti yang cukup," jawab Hashirama dengan seringainya.

Naruto menaikkan sebelah alisnya. Ia tidak mengerti mengenai bukti apa yang dimaksud Hashirama. Sepertinya tidak hanya dia yang tidak mengerti. Ryuuga pun juga begitu.

"Bukti seperti apa, Hashirama-san?" Tanya Ryuuga mewakili Naruto.

"Bukti karena kau dan Jiraiya pernah menyusup ke desa Uzushio," jawab Hashirama membuat Naruto kaget.

Menyusup? Daripada menyusup, lebih tepatnya itu disebut bertamu secara diam-diam. Mereka datang ke desa Uzushio dengan cara damai dan tidak mengundang kekacauan. Bahkan mereka membebaskan tawanan cilik yang diculik oleh sekelompok bandit.

"Aku tidak pernah menyusup. Kami hanya datang dengan damai," kata Naruto lalu menyisingkan lengan jaketnya hingga siku.

"Walaupun begitu, kau tetap-."

"Sssst...diam. Aku juga punya cukup bukti untuk menghajarmu, Hashirama-san," kata Naruto lalu tiba-tiba saja muncul di depan Hashirama.

Hashirama yang memiliki reflek bagus pun berhasil menghindar ke belakang. Namun sayang. Kakinya berhasil dililit oleh rantai sihir yang keluar dari dalam tanah.

Hashirama pun menemukan Ryuuga menebaskan pedang darahnya yang penuh resiko jika terkena itu. Saat Hashirama melompat menghindari tebasan Ryuuga, rantai sihir Naruto menariknya hingga Hashirama kembali ke permukaan tanah dengan keras.

Terlihatlah sosok Naruto melompat ke udara dan mendarat dengan keras di atas tubuh Hashirama. Naruto menarik tangannya bersiap untuk meninju Hashirama.

Namun 2x melakukannya, Hashirama berhasil menghindar dengan cara gerakkan kepala. Karena muak, Naruto pun mencengkram kerah jubah hitam Black Guard dan melempar Hashirama ke arah barat.

"Ugh..." Lenguh Naruto sambil mengusap kedua kepalan tangannya secara bergantian.

Naruto, dia memang mempunyai kemampuan fisik yang luar biasa. Dengan pukulan dan tendangannya, ia mampu menghancurkan apapun tergantung cara penghancurannya. Hanya saja, setiap memukul sesuatu dengan keras, jari tangan dan sendi pada tangan Naruto terasa bagaikan retak sehingga ngilu.

Benar memang. Semakin hebat kemampuanmu, maka tanggung jawabnya semakin besar. Semakin kuat pukulan Naruto, maka semakin besar pula konsekuensinya.

Ryuuga mendapati Hashirama mendarat tepat 5 meter di depannya. Pemuda ini pun mengambil kuda-kuda. 2 pedang uniknya ia genggam dengan erat.

Hashirama mulai berdiri. Ia menyeringai tipis. Tangannya terangkat dan tiba-tiba sebuah tombak muncul di tangannya.

Ryuuga mengambil inisiatif. Ia pun mencongkel mata kirinya hingga terlepas. Apa yang pemuda berambut cokelat itu lakukan lantas membuat darah mengucur membasahi wajahnya. Bola mata tersebut ia genggam. Sekarang mata kirinya tertutup. Ia hanya melihat dengan 1 mata.

"Apa yang dia lakukan?" Batin Hashirama yang merasa jijik memandanginya.

Ryuuga melempar bola matanya kepada Hashirama. Hashirama dengan sigap menangkisnya sehingga bola mata itu terlempar entah kemana.

"Serangan apa itu, hm?" Tanya Hashirama meremehkan.

"Jangan lupakan aku!" Teriak Naruto menginterupsi di belakang.

Naruto sudah bersiap dengan tendangan memutar. Saat kakinya melesat, Hashirama sempat menengok namun telat. Dia sudah terpental terlebih dahulu.

Bruk!

Hashirama terhenti karena menabrak bongkahan Magitek. Naruto menghela nafas. Kali ini kakinyalah yang merasakan nyeri.

"Aku tidak sanggup melakukan serangan mematikan lagi," batin Naruto lalu berdiri tegap.

"Apa itu cukup?" Tanya Ryuuga saat sudah berada di samping pemuda pirang itu.

"Sepertinya tidak. Ingatlah bahwa ia adalah manusia terkuat," jawab Naruto tanpa menurunkan kewaspadaan.

"Mari kubantu melawannya."

"Baiklah. Sesuaikan dengan rencanamu tadi."

"Oh ternyata kau mengerti juga ya. Syukurlah," kata Ryuuga lalu tertawa membuat Naruto jengkel.

Hashirama kembali bangkit. Baru kali ini ia merasakan sensasi pertarungan selain melawan Madara dan Minato. Sensasi ini, sangat disayangkan untuk dilewatkan.

"Rencana apa yang kalian maksud? Sebelum kalian menyusunnya, aku akan membunuh kalian," kata Hashirama lalu memutar-mutarkan tombaknya secara bergantian dengan tangan kanan dan kiri. Setelah itu ia acungkan tombaknya ke Naruto dan Ryuuga. Pria bermarga Senju ini pun melesat.

"Ryuuga!"

"Hai'!"

Naruto pun melompat ke belakang sedangkan Ryuuga bersiap menangkis serangan acak dari Hashirama.

"Cepat sekali," batin Ryuuga tidak suka saat Hashirama melesatkan serangan jarak dekat.

Ryuuga pun mendecih. Ia melompat 1 meter ke belakang. Saat berada di atas permukaan tanah, ia menyempatkan diri untuk merobek bisepnya. Darah yang keluar ia tampung.

Tap

Ryuuga kembali memijaki tanah dan langsung menyirami tanah dengan darahnya. Darah tersebut memancarkan cahaya dan membentuk dinding.

Ctas!

Serangan mematikan Hashirama berhasil di tangkis. Hashirama pun menyeringai. Ia memikirkan sebuah kesimpulan.

"Semakin banyak darah yang kau gunakan maka semakin lemah pula ketahanan tubuhmu. Bukankah begitu?" Tanya Hashirama yang menatap mata Ryuuga melalui dinding transparan itu.

"Memang seperti itulah hukum alam," jawab Ryuuga dengan nafas tak beraturan. Ditambah ia hanya melihat dengan 1 mata sehingga sangat susah untuk memaksimalkan usaha pertarungan.

"Dengan pengelihatan seperti itu, apa kau yakin bisa membunuhku?" Tanya Hashirama sambil memegangi tombaknya.

"..."

"..."

"Sejak awal, kami tidak ada niatan untuk membunuhmu. Tujuan kami hanya melumpuhkan dan menyandramu untuk memukul mundur pasukan Black Guard dari tanah vampir."

"Kheh. Sombong sekali kau," kata Hashirama meremehkan.

"Dan 2 hal yang perlu kau ketahui, Hashirama-san."

"..."

"..."

Ryuuga menutup matanya. Lalu kembali ia buka. Mata sebelah kirinya masih tertutup rapat.

"Tugasku hanya pengecoh. Lawanmu yang sebenarnya bukanlah aku. Ketahuilah bahwa sedaritadi kau telah masuk ke dalam perangkap kami," kata Ryuuga.

Mata Hashirama pun terbelalak. Kejadian selanjutnya, Naruto keluar dari dalam tanah dengan cara melompat dan langsung mencengkram tangan kanan Hashirama. Kepala yang ditutupi rambut panjang milik Hashirama pun ia apit dengan kedua kaki. Sehingga terjadilah kuncian tangan. Hashirama berdiri dengan badan sedikit menunduk karena tangan kanannya telah dikunci oleh Naruto.

"Menyerahlah!" Teriak Naruto di saat punggungnya menyentuh tanah.

"Tidak akan!" Jawab Hashirama.

Krek...

"ARGH!" Rintih Hashirama karena tulang tangan pada sikunya berhasil dipatahkan oleh Naruto.

Menyadari tangan Hashirama telah patah hanya dalam sekali sentakan pelan (menurut Naruto), Naruto pun melepaskan lilitannya dan melompat menjauh.

"Sialan..." Umpat Hashirama sambil memegangi tangan kanannya.

Sangat tepat pilihan Naruto untuk melumpuhkan tangan kanan Hashirama. Karena tangan kanan adalah tangan dominannya manusia terkuat itu.

"Ada 1 hal lagi yang belum kuberitahukan, Hashirama-san."

Hashirama menoleh ke Ryuuga dengan tajam. Pria itu sibuk menahan rasa sakit dengan tangan kiri yang menggendongi tangan kanan.

"..."

"..."

Ryuuga pun menunjuk kelopak mata kirinya yang tertutup. Dimana bola mata kirinya masih belum beregenerasi. Kesimpulan yang didapat, bola matanya masih diketahui keberadannya dan masih belum hancur.

"Letaknya tepat disampingmu," ujar Ryuuga membuat Hashirama langsung melihat ke kanan bawah.

Hashirama menemukan sebuah bola mata yang ia ketahui milik Ryuuga. Awalnya Hashirama hanya bersikap biasa-biasa saja.

"Apa yang perlu aku takuti?" Tanya Hashirama lalu menatap Ryuuga.

"Entahlah," jawab Ryuuga dengan senyum palsunya.

Blarr!

Terjadi ledakan yang berasal dari bola mata Ryuuga. Bola mata itu meledakkan semburan darah yang mampu menyelimuti seluruh tubuh Hashirama. Hasilnya, cairan darah itu membeku dan membuat Hashirama tidak mampu bergerak.

Tiba-tiba saja Naruto muncul di samping Ryuuga. Pemuda itu menepuk-nepuk punggung Ryuuga. Ia tersenyum. Ternyata strategi cerdik dari Ryuuga berhasil menumbangkan Hashirama.

"Lalu apa tujuanmu mematahkan tangan kanannya?" Tanya Ryuuga yang tidak tahu alasan kenapa Naruto melakukannya. Apakah itu hanya sebuah usaha pecuma?

"..."

"..."

Pertanyaan Ryuuga berhasil membuat Naruto terdiam. Sejujurnya, Naruto juga tidak tahu. Kenapa ia mematahkannya.

"Agar dia tidak memberontak saat diinterogasi," jawab Naruto enteng membuat Ryuuga tertawa.

Naruto mendapati seorang pria yang ia ketahui sebagai gurunya. Terlihat Jiraiya tengah berjalan sambil menyeret seorang pria dengan warna rambut yang sama dengan Jiraiya.

"Kau tidak membunuhnya kan, sensei?" Tanya Naruto. Ryuuga menatap takjub melihat Jiraiya yang berhasil menumbangkan sosok Tobirama seorang diri.

"Jangan anggap aku bodoh," jawab Jiraiya lalu melempar Tobirama ke hadapan Naruto.

"Bawa dia ke Minato," kata Jiraiya lalu pergi begitu saja entah kemana meninggalkan Ryuuga dan Naruto.

"Dan jangan lupa periksa kesehatanmu," pesan Jiraiya tanpa menghentikan langkahnya.

Naruto hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia pun mengangkat tubuh tak berdaya Tobirama. Adiknya Hashirama ini ternyata sudah pingsan. Naruto menggendong Tobirama di bahu kanannya.

Naruto berjalan mendekati Hashirama dan menggendongnya di bahu kiri. Apa yang dilakukan Naruto membuat Ryuuga terkejut heran.

"Ayo!"

Naruto melangkahkan kakinya terlebih dahulu. Ryuuga pun mengejar Naruto dan berjalan di samping pemuda itu. Banyak sekali yang belum dia ketahui mengenai Naruto sekarang. Ryuuga pun memutuskan bertanya-tanya selama perjalanan mereka.

.

.

.

.

.

TO BE CONTINUED

.

.

.

.

.

AUTHOR NOTE :

Q : Jadi mulai sekarang kushina gak bisa rantai magic?

A : Udah enggak. Bahkan Kushina gak bisa pake sihir lagi.

Q : Hope it's finish soon...

A : Sabar...Ini bakalan finish kok. Walaupun sering telat up sih hehehehe

.

Terima kasih atas Reviews, Favorites, dan Follows.

Chap depan mungkin updatenya akan lama karena krisis paket internet.

Silahkan tinggalkan jejak :v

.

.

.

.

.

.

.

KAZEHIRO TATSUYA