The cast are not mine. They belong to God.

Girls on Mission

A fic by Choi Seong Yeon

Genre—
Family, Humor, and lil bit romance

Rated—
T

Warn!
Genderswitch, Mistyping, Common story, Absurd

Cast—
Kim Jongin,
Lee Taemin,

Oh Sehun,

Choi Minho,

Kim Heechul,

Choi Siwon,

and others,

Summary—

Menceritakan hubungan antara anak kembar, Taemin dan Jongin, yang berusaha untuk mengambil hati laki-laki yang menyukai saudara kembarnya. Yeah, intinya cinta segi empat yang absurd dengan didominasi pertengkaran mereka sendiri.

.
Present

.

Taemin melongokan kepalanya ke kelas Jongin. Mencari kembarannya. "Permisi, apa kau melihat Jongin?" Tanyanya pada siswa yang akan memasuki kelas. Mencari kembarannya yang menghilang, tidak bisa dihubungi.

Pak Jung yang biasa menjemput dua saudara kembar itu sudah menunggu di parkiran sekolah, dan kembaran beda empat menitnya menghambat dia bertemu masakan ibu yang sedang menunggu untuk disantap.

"Dasar Jongin menyebalkan." Taemin berbicara sendiri dengan bibir mengerucut imut. Siswa-siswa di sekitar yang melihatnya terpesona dengan kelakuan imutnya—entah tanpa sadar atau sengaja melakukannya.

Taemin berhenti berjalan saat netranya menangkap Jongin yang sedang bersembunyi di balik dinding. Menghadap lapangan sekolah. Dia melangkah hati-hati menghampiri Jongin.

"Apa yang sedang kau lihat?" Taemin berbicara dari belakang Jongin, ikut mengintip dari balik punggung saudara kembarnya. Sedangkan Jongin berjengit kaget.

"Kyaaa—" Teriakan cempreng Jongin membuat orang-orang di sekitar mereka menoleh.

Jongin memukul kepala Taemin sadis. "Ya! Kenapa kau memukulku? Sakit, bodoh." Taemin gantian memukul kepala Jongin.

Jongin yang tidak terima kembali membalas pukulan Taemin. Mereka hampir melanjutkan pertengkarang mereka jika saja Sehun tidak datang menghampiri keduanya dengan seragam rugby yang membuatnya tambah keren. Membuat mereka menghentikan perkelahian.

"Dasar menyebalkan." Mereka berdua sama-sama mendecih sebal.

"Apa yang kalian lakukan?" Sehun bertanya heran pada keduanya. Taemin bersidekap, menunjukan kekesalannya, sedangkan saudara serupanya sedang merona merah seperti tomat.

"Dia ini—" Taemin menunjuk Jongin di sebelahnya sebal. "Sedang mengin—hmmp" Jongin buru-buru membungkam mulut Taemin penuh nafsu. Rasakan! Hampir saja Taemin membongkar rahasianya.

Jongin menyeret Taemin masih sambil mendekap Taemin yang meronta minta dilepaskan. "Kami pergi duluan ya, Sehun. Dah." Sehun memandang heran kepergian dua saudara kembar yang harus diakuinya memiliki wajah mempesona.

.

.

Jongin sedang berguling-guling di atas kasur bergambar wajahnya sendiri. Jika kalian ingin tahu dari mana dia mendapatkannya, tentu saja dari ibunya yang sedikit memiliki kelainan ups—. Monggu menemaninya berguling-guling, setiap dia berguling ke kiri, Monggu akan mengikutinya. Like owner, like pet.

"Menurutmu apa yang harus aku lakukan, Monggu—ya?" Jongin menatap langit-langit kamarnya sambil bertanya pada Monggu yang hanya dijawab gonggongan kecil.

Jongin masih merebahkan tubuhnya di kasur saat Taemin memasuki teritorialnya—kata lain dari kamarnya. Tanpa rasa bersalah sedikitpun Taemin menindih tubuh Jongin yang lebih tinggi darinya. "Ya! Apa yang kau lakukan? Menyingkir dariku, dasar autis."

Jongin mendorong tubuh Taemin hingga menggelinding dan membuat Monggu menjadi korban tindih selanjutnya. "Ya ampun, Taem. Menyingkir dari anjingku. Kau mau membunuhnya, hah?!"

Monggu menggonggong pada Taemin, kembaran dan peliharaannya tidak pernah akur dari awal. Taemin akan mendapatkan gigitan dari Monggu setiap dia mendekatinya, jadi terkadang Taemin sedikit mengerjai anjing kecil Jongin dengan meninggalkannya di taman belakang, menaruhnya di atas pohon atau hal-hal lainnya yang bisa memicu pertengkaran.

"Kau aman bersamaku." Jongin menggendong Monggu sambil mengelus kepalanya.

Taemin bangkit dari tidurannya di kasur Jongin. "Hey, lihat ini." Taemin menyodorkan ponselnya.

Bibir Jongin langsung cemberut lucu, melihat gambar yang menampilkan kembarannya yang sedang berfoto berdua dengan Sehun. Sehun mengupload gambarnya dengan Taemin di instagram dengan caption 'Terima kasih untuk dukungannya, Taem J'.

Sehun sedang merangkul Taemin yang mengenakan seragam cheersnya. Keduanya tersenyum lebar sambil menghadap kamera di hadapan mereka.

Padahal Jongin yakin sekali yang mendukungnya saat itu bukan hanya Taemin tapi anggota Cheers yang lain. Tiba-tiba saja Jongin ingin menelan Taemin bulat-bulat. Dan lebih menyebalkannya lagi makhluk autis di depannya ini menyeringai ke arahnya.

"Sehun yang mengajakku foto loh." Kalimat barusan terdengar seperti ajakan perang di telinga Jongin.

Tanpa aba-aba Jongin menerjang Taemin dengan tubuhnya yang tinggi. Taemin yang lebih kecil kelabakan dengan serangan Jongin tiba-tiba. "Ya! Apa maksudmu, hah!? Kau mau membuatku cemburu ya?! Kau mau mati di tanganku, hah?!"

Taemin berusaha menahan tangan panjang Jongin yang akan menjabak rambut indahnya—tentu saja dia tidak akan membiarkan rambut indah berkilaunya jadi sasaran anarkis Jongin. "Kenapa kau marah padaku? Kan bukan aku yang upload fotonya, dasar makhluk barbar?!"

"Ya ampun. Ada apa ini? Berhenti bertengkar!" Kim Heechul, Ibu Taemin dan Jongin, segera menghampiri kamar anaknya saat mendengar suara ribut-ribut. Kedua rambut indah anak-anaknya yang selama ini dia rawat sudah tak berbentuk, sangat berantakan.

"Ibu, tolong aku! Aakh—sakit, Idiot!" Rambut coklat Taemin kembali ditarik kembarannya.

Kim Heechul mencoba melerai dengan menarik kedua tangan Jongin. "Aaaakh—sakit." Keduanya berteriak bersamaan. Heechul menarik saat tangan keduanya yang masih saling menjabak.

"Berhenti! Ibu bilang berhenti. Taemin! Jongin!" Wanita dengan dua anak kembar itu tidak dapat mengatasi pertengkaran kedua anaknya. Jongin dalam pelukannya berusaha kembali menarik rambut Taemin, begitu juga sebaliknya.

Taemin dan Jongin berakhir di halaman belakang rumah, dengan kedua tangan diangkat dan kaki ditekuk menahan berat tubuh. Rambut mereka masih sama berantakannya dengan tadi.

"Ibu, sampai kapan aku dihukum seperti ini? Jongin yang mulai, Bu." Taemin cemberut mengeluarkan protes pada ibunya yang asik duduk santai sambil membaca majalah. Kedua tangannya sudah pegal terus diangkat keatas.

"Apa? Kau yang mulai memanas-manasiku." Mata Jongin memelototi Taemin di sampingnya.

Kim Heechul menurunkan majalah yang sedang dibacanya untuk melihat kedua anaknya dengan berang. Dahinya tertempel plaster luka yang tentu saja mengganggu wajah cantiknya. "Sampai waktunya makan malam." Heechul kembali membaca majalahnya tanpa mempedulikan dua gadis kembar di hadapannya yang meringis kelelahan.

.

.

Choi Siwon, pria tampan walau umurnya tidak bisa dikatakan muda lagi sedang menatap heran kedua putri kembarnya. Taemin dan Jongin makan dalam diam tanpa adanya adu mulut di antara mereka. Istrinya yang sedang menyiapkan makan malam memandang kedua putrinya malas.

"Ada apa sebenarnya ini?" Ayah keduanya yang sudah tidak tahan dengan keadaan sepi, sunyi, senyap bertanya pada siapa saja yang mau menjawab.

Taemin dan Jongin saling berpandangan sengit. Ada beberapa luka cakar di wajah dan tubuh keduanya. "Kalian masih akan meneruskan ini, hah?" Heechul ikut turun tangan pada perang dingin di antara kedua anaknya.

Tak ada yang menjawab, mereka masih saling melemparkan tatapan kesal. Siwon memandang Heechul bertanya. "Habis berkelahi. Berebut laki-laki, Yah."

"Taemin ingin membuatku cemburu dan mau merebut orang yang kusuka." Jongin berkata dengan tampang kesalnya. Alis mengerut dan bibir dimajukan.

"Apa?! Aku tidak—ya ampun, astaga." Taemin memegang lehernya yang tiba-tiba terasa sakit mendengar Jongin. Kepalanya berdenyut dan rasanya dia ingin melempar Jongin ke Kutub Utara.

"Lihat. Dia tidak mengaku." Jongin memasukan wortel ke dalam mulutnya sambil memutar matanya jengah.

Ok, sepertinya mereka tidak akan berbaikan selama beberapa hari ke depan. Dan tentu saja akan membuat kedua orangtua meraka pusing melihatnya.

.

.

Jongin sedang berguling-guling di kamar Taemin. Dia baru saja selesai mengerjakan tugasnya dan Taemin masih belum selesai. Mulutnya tidak berhenti mengeluh betapa menyebalkannya matematika, kenapa dia harus belajar matematika, dan sebagainya.

Katalk.

Suara notifikasi dari handphone Taemin berbunyi. Jongin cemberut ketika melihat nama Sehun yang muncul. Dia tahu sih mereka ini sekelas, jadi tidak heran jika saling bertukar pesan. Tapi tetap saja hatinya mendidih.

"Taem, ada chat dari Sehun. Aku buka ya." Jongin tidak yakin Taemin menggumam mengijinkannya atau terlalu pusing dengan tugasnya.

Tapi yah Jongin tidak peduli dan rasa penasarannya lebih mendominasi jadi dia anggap sebagai ya dan tanpa ragu membuka chat dari Sehun-nya. Iya, SehunNYA. Sehunnya Jongin, kalian tidak salah baca kok. Berharap kan boleh.

Kau sedang apa?

Ada acara tidak hari minggu? – Oh Sehun

Apa-apaan ini?! Apa Sehun berencana mengajak Taemin kencan? Hati Jongin panas. Dia tidak bisa membiarkan hal macam ini terjadi.

Mengerjakan tugas dari Cho Saem.

Kenapa memang? Kau mau mengajakku pergi kencan? – Choi Taemin

Jongin tidak perlu menunggu lama mendapat balasan dari Sehun. Makin saja mukanya ditekuk.

Aku sudah selesai, kau mau lihat tidak?

Yah, niatnya sih begitu jika kau tidak punya acara. – Oh Sehun

Mata Jongin melotot membaca jawaban Sehun. Tiba-tiba saja dia ingin memasukkan kembali Taemin ke dalam kandungan Ibunya.

Tidak perlu, sebentar lagi selesai lagi pula.

Sayang sekali, aku sudah ada janji dengan keluargaku minggu ini.

Lagi pula kenapa kau tiba-tiba ingin mengajakku kencan? – Choi Taemin

Jongin berbohong dengan mengatakan sebentar lagi. Nyatanya setengahpun belum selesai dikerjakan Taemin. Otak saudaranya memang kurang dalam masalah pelajaran berhitung. Dan salahnya dia masuk ke kelas Science.

Wah, seperti bukan Taemin saja.

Kau kan biasanya yang meminta duluan. Giliaran aku tawari kau tidak mau.

Yaah L sayang sekali

Memang tidak boleh? Aku kan hanya ingin menghabiskan waktu denganmu. – Oh Sehun

Jawaban macam apa ini?! Lagi pula aku kan memang bukan Taemin tapi saudara kembarnya. Kalau Taemin sudah pasti akan langsung terima jika ditawari contekan. Aakhh—menyebalkan. Jongin benar-benar kesal dan cemburu. Warna merah mejalar di wajahnya hingga ke telinga.

Ya, tidak boleh. Kau jangan menggaguku mengerjakan tugas. – Choi Taemin

Baiklah, semangat mengerjakan tugasJ - Oh Sehun

Jongin kesal sekali sampai ingin membanting handphone Taemin ke lantai. Jarinya men-scroll ke atas melihat chat Sehun. Kebanyakan berisi Taemin yang minta contekan pada Sehun.

Apa handphone Sehun dibajak?

.

.

Di hari minggu yang biasanya terjadi keributan di rumah keluarga Choi Siwon dan sang istri Kim Heechul, kali ini bukan lagi disebut keributan tetapi perang dunia.

Sehun baru saja mengirim bunga ke rumah mereka tapi masalahnya adalah orang yang ditujunya bukan Jongin melainkan Taemin.

Dan sekarang Taemin sedang berlindung di belakang Ibunya, sedangkan Ayahnya memegangi Jongin yang mencoba membunuh saudaranya dengan sendal beruang kesayangannya.

Taemin tidak tahu jika Sehun benar-benar menyukainya, selama ini yang dia pamerkan pada Jongin hanya untuk menggoda adik 4 menitnya. Tidak sungguh-sungguh ingin merebut Sehun dari Jongin.

Belum lagi bunga yang dikirimkan Sehun itu besar dan sudah pasti mahal. Taemin juga tidak tahu jika Sehun itu orang yang mau menyempatkan waktunya mengirim rangkaian dari 100 bunga mawar untuk orang yang disukainya.

"Ya! Kemari kau, kakak kurang ajar." Jongin masih meronta dalam pelukan Siwon. Mencoba kabur untuk membunuh Taemin.

"Aku benar-benar tidak tahu jika Sehun menyukaiku. Aaakkh—" Selesai kalimat itu dilontarkan, Jongin berhasil lolos dari Ayahnya dan menyerang Taemin. Sendal beruang yang tadi menjadi senjata berhasil mengenai kepala Taemin dengan telak.

Taemin lari kalang kabut menghindari amukan Jongin yang mengerikan seperti ini. Ternyata orang kalem macam Jongin bisa sebringas ini jika marah.

Jelas saja Jongin yang memiliki pembawaan kalem marah besar pada kakak 4 menitnya. Hari minggu paginya yang sedang dia nikmati dengan menonton drama kesayangannya diganggu dengan suara bell. Kim Heechul, Ibunya yang juga sedang menonton drama bersamanya dan Taemin, menyuruhnya membuka pintu depan dengan paksa. Mengancam akan menggoreng Monggu atau sebagainya.

Setelah mendapat paksaan yang menurunkan moodnya di hari minggu, dia malah mendapati seorang kurir yang katanya diminta oleh laki-laki yang ditaksirnya untuk mengirim rangkaian besar bunga mawar pada Taemin, digaris bawahi, saudara serahim, sekandungan yang keluar 4 menit lebih dulu, bukan dia, Choi Jongin.

"Sayang, bagaimana ini? Aku tidak ingin kehilangan anakku." Heechul menatap suaminya yang melongo melihat Jongin yang mengejar Taemin ke segala penjuru rumah. Anak bungsunya tidak pernah seperti ini sebelumnya.

"Aku penasaran dengan Sehun, sehebat apa dia sampai membuat anak bungsuku tercinta menjadi orang gila seperti sekarang." Siwon bukannya menanggapi keluhan istrinya malah sibuk dengan pikirannya sendiri. Yang tanpa sadar cukup menghina anaknya sendiri.

.

.

Taemin berlari ke dalam kamar dan segera menguncinya sebelum Jongin sempat masuk. Jongin benar-benar berubah menjadi suku bar-bar. Sepertinya selama ini anggapannya memang benar jika Jongin masih memiliki keturunan suku barbar. Dia tidak sadar saja bahwa dia dan Jongin itu saudara kembar. Jadi jika dia menganggap Jongin adalah keturunan suku barbar maka dia juga otomatis juga termasuk. Haduh—Taemin.

"Ya! Keluar kau!" Jongin menggedor-gedor pintu kamar Taemin.

"Aku kira kau hanya menggodaku dengan menunjukan kedakatanmu dengan Sehun. Ternyata kau benar-benar merebut orang yang ku suka." Tidak ada lagi gedoran di pintu kamar Taemin. Jongin sudah lelah, menghabiskan tenaganya mengejar Taemin yang terus kabur dari amukannya.

Taemin dari dalam mendengar pernyataan Jongin barusan, merasa bersalah. Dia tidak bermaksud untuk menyakiti Jongin seperti ini. Samar-samar dia mendengar suara Jongin yang terisak di balik pintunya.

"Hiks—Taemin jahaaat.. bagaimana bisa kau merebut Sehun dari saudaramu sendiri. Huaa—" Jongin menangis kencang di depan kamarnya dengan kondisi mengenaskan. Kepalanya mendongak ke atas dengan wajah yang dialiri air mata dan ingus yang keluar dari hidungnya.

Pintu bercat merah muda dengan tulisan Taemin di depannya, perlahan terbuka. Taemin yang tidak tega dengan suara tangisan Jongin segera memeluk saudaranya yang masih sesenggukan.

"Maafkan aku. Aku berjanji tidak akan menggodamu lagi. Aku tidak akan merbut Sehun dari mu kok." Taemin menepuk-nepuk pelan punggung adik 4 menitnya.

"Kau jahat—hiks" Jongin masih juga belum berhenti menangis.

"Tenang saja aku tidak akan menerima Sehun jika dia memintaku menjadi pacarnya." Ucapan menyebalkan Taemin membuat tangis Jongin kembali mengeras.

"Huaa—kau menyebalkan. Ibu.. Ayah.. Huaa—" Taemin bergidik ngeri melihat saudaranya yang semakin menggila. Belum lagi ingus Jongin yang menempel di dekat hidungnya. Dengan perasaan horor dia menengok pada bagian bajunya yang tadi menjadi tempat Jongin menangis.

"Ya! Kenapa kau mengelap ingusmu di bajuku, manusia barbar?" Taemin mengernyit jijik melihat campuran ingus dan air mata di bajunya.

.

.

To be Continued

:. Note

Makasih makasih yang udah review chapter kemaren

Sampe ada yang bacain ff lamaku satu-satu haha :) makasih loooooh

Kalo bisa sih reviewnya mengandung kritik dan saran, itu ngebantu banget buat aku

Rencanya sih ini ff mau diupdate tiap kamis sama minggu

Yaaah semoga menikmati ceritanya yaa waluapun ga jelas haha