Chapter 1 : Kulit Pisang (Part a.)

Hari Selasa, jam istirahat kedua. Kulit pisang.

"Woy, yakin nih.. kulit pisang?" tanya Haechan agak was-was ke Chenle.

"Gapapa lah, iseng-iseng dikit. Lagian juga dianya gaakan tau kalo yang taruh kulit pisang disepatunya itu kita" ujar Chenle memasang tampang gua-polos-asal-lu-tau.

"Iya Haechan-ah, kejadian seperti ini ga mungkin akan terulang dua kali seumur hidupmu, nak" ujar Renjun kalem, saking kalemnya bikin curiga.

"Ah gua gamau cari masalah, mendingan lu aja yang taruh disana, Chenle" Haechan memandang kedua temannya was-was, tapi dia ingin melakukannya juga. Demi kenangan tak terduga, katanya.

"Yaudah, Renjun lu jaga-jaga keadaan, Haechan lu diem aja disana, dan gua melakukan tugas" dan yang diperintahkan Chenle pun langsung memencar melakukan tugasnya masing-masing. Sebenarnya Haechan bisa dibilang tidak melakukan tugas apa-apa sih, cuma disuruh diem doang sama Chenle.

Hari Kamis, jam istirahat awal. Surat 'ngehe'.

Haechan yang sedang gabut dikelasnya mulai memikirkan sesuatu, yang mainstream sebenarnya. Tapi butuh keberanian besar untuk menyampaikannya.

"Guys, kasihin ini ke Mark sunbae dong" Haechan memberikan secarik kertas binder miliknya yang sudah dirobek.

"Ini apaan..?" tanya Chenle.

Renjun dan Chenle pun mulai membuka gulungan kertas tersebut. Mereka shock kemudian tertawa lepas.

"Kasihin ya, gamau tau pokoknya" perintah Haechan malu-malu.

[Sunbae, read terus bales Line aku dong]

{flashback}

Disebuah perpustakaan di sekolah, Haechan duduk manis membaca buku novel kesayangannya. Melihat sekelilingnya aman, dia langsung mencari buku tahunan sekolahnya Mark sunbae yang dulu. Oh, dia baca novel cuma buat alibi kok. Dicarinya halaman yang menampakkan profil Mark di sekolahnya yang dulu.

"Gils, nemu nemu nemu, gua nemu...eh?" setelah melihat sesuatu, Haechan pun langsung tersenyum, menyeringai kecil lebih tepatnya.

"Weh, ada nomor telfonnya juga.. sekalian save ah, eh Chenle! Sini deh, gua nemu sesuatu penting" Chenle yang merasa namanya dipanggil pun menghampiri Haechan.

"Bantuin gua diktein ini dong, gua catet nanti gua contact dianya" yang dibalas tatapan 'seriusan lo?' sama Chenle.

"Udah buruan" dan setelahnya, Haechan buru-buru meletakkan buku tahunan itu ditempatnya yang semula.

"Eh, seriusan lo? Nanti lu mau contact dia gitu?" tanya Chenle sekali lagi, masih tidak percaya.

"Dengan save nomornya dia, nanti kan secara nggak langsung gua juga bisa tau akun Line-nya dia" balas Haechan sambil ketawa aneh.

"Serah lu, dah"

-0-

Haechan pun langsung menambahkan nomor Mark kekontak Handphonenya. Dan langsung membuka aplikasi percakapan.

"Heol... tuhkan bener, pasti nomornya masih terpakai. Buktinya ada akun Line-nya pake nomor ini." Dan setelahnya, Haechan memekik kesenangan.

"Chat apa ya, mungkin 'Hai' kali ya? Ah jangan deh, gasuka.. em bagaimana kalo 'Halo Mark sunbae?' duh kok gua kayak jadi sasaeng fans gini ya? Gapeduli lah.." setelahnya Haechan pun mengetik percakapan untuk Mark.

"Bales dong, bales.."

Karena tak kunjung dibalas, Haechan pun membuka aplikasi permainan yang pernah booming, dulu.

"Mungkin kalo aku kasih notifikasi ini, dia bakal read kali ya?" dengan bodohnya, Haechan mengirim notifikasi undangan bermain kepada Mark sunbae.

Kalian pasti pernah merasakan hal tersebut, yang terkadang bikin kita kesel karena dikira notifikasi penting, Let's Get Rich.

Selang beberapa waktu, Haechan bosan dan kembali membuka Line.

"HEOL... DIA READ OMA OMA OMA" Haechan kegirangan sendiri, tanpa sadar sebenarnya Mark tidak membalas, hanya read.

"Lah dia ga bales... sama aja" akhirnya Haechan sadar juga, guys.

"Yaudah besok gua bilang aja suruh read"

{off}

"Sunbae, Mark sunbae?" panggil Chenle kepada Mark dari tangga bagian atas.

Mark yang ada ditangga bagian bawah pun mendongakkan kepalanya keatas.

"Ini ada surat kecil dari Hae- dari temen, ya dari temen, hehe.." hampir saja Chenle bilang itu dari Haechan.

Mark menjulurkan tangannya keatas guna mengambil secarik kertas yang diberikan Chenle kepadanya.

"Ngehe.." Mark Cuma cengengesan baca suratnya, dan setelahnya, kertas tersebut diletakkannya disaku kemeja seragamnya dan meninggalkan Chenle sendirian ditangga.

"Hoi, gimana suratnya?" tanya Renjun yang seketika muncul dari tangga paling atas.

"Disimpen dikantong, ketawa 'ngehe', kasih tau Haechan gih.. seneng nanti dia" setelah berkata demikian, Chenle dan Renjun lari menemui Haechan dikelasnya.

-0-

"CHAN, HAECHAN...!"

"Anjir, gausah teriak-teriak Chenle, ada apa? Gak lu telen kan kertasnya?"

"Jahat amat sih Haechan ini, engga. Justru gua malah membawa kabar gembira sekarang."

Setelah mendengar rentetan kata yang dikatakan Chenle kepada Haechan, Haechan langsung menghampiri Chenle untuk menanyakan apa saja kabar yang Chenle bawa.

"Pertama, dia ambil kertasnya dari gua, terus dia baca, habis itu dia ketawa 'ngehe' gitu, terus kertasnya dikantongin, terus pergi, udah" Haechan berbunga, guys, setelah dikasih tau Chenle kronologisnya.

"Ecie dinotice. Iya kok nanti dibales" Renjun menggoda Haechan.

Hari Jum'at, jam 20.02, habis mandi sore.

TING

Haechan yang baru selesai mandi langsung terkejut mendengar ada notifikasi masuk dismartphonenya.

"Siapa nge-Line gua jam segini?" gumam Haechan yang langsung terkejut setelahnya.

[Mark Lee]

.

Sorry, lagi sibuk sama musik.

20.01

Haechan langsung kegirangan, meluk-meluk dan cium-cium gulingnya, sampe gasadar kalo daritadi mamanya udah neriakin dia suruh makan malam kebawah. Yang penasaran liat chattan mereka, ini dia.

.

[Lee Haechan]

.

Wow orang sibuk? Sampai lama banget balasnya...

Read. 20.02

.

.

[Mark Lee]

Ada apa nge-Line? Tau kontak dari mana?

20.08

.

Ups, Haechan harus gimana? Udah di-read, tapi gamau bales apa. Kalo ga dibales, nanti Haechan dicap orang ga sopan dong, ga bales chat dari sunbaenya?

"Eomma, help me.. oh, Line Chenle aja ah, siapa tau dia bisa membantu" keluar dari percakapannya dengan Mark, Haechan buru-buru mencari kontak Chenle dan mengetik pesan untuk Chenle.

.

[Lee Haechan]

.

WOI, URGENT! TOLONG GUA PLS, BINGUNG MAU BALES APA GUAAA

{sticker menangis}

Read. 20.11

.

.

[Chenle leZhong]

.

WAH?! MARK SUNBAE SUDAH BALAS? SELAMAT YA, HAECHANIE KESAYANGAN {emoji kiss}

20.12

.

"Ah, Chenle gaakan bantu.. apa gua biarin aja ya? Tapi gasopan.. bohong? Dosa.. kasih tau aja deh"

[Lee Haechan]

.

Dari buku tahunan sunbae yang dulu, duh aku gak sopan banget ya? Maaf ya sunbae..

{sticker maaf}

20.18

.

"Ah bodo amat ah gadibales ga di read gapapa, pengen tenggelem rasanya" Haechan gagal seneng, guys.

Yang ga Haechan tau, disebrang sana sebenarnya Mark senyum-senyum membayangkan tingkah Haechan yang salah tingkah ditanyakan seperti itu. Sebenarnya Mark sudah tau kenapa Haechan bisa tau kontaknya.

{flashback}

Mark yang lagi belajar bersama tim olimpiadenya ditugaskan untuk mengambil beberapa buku materi di perpustakaan. Disaat yang sama, Mark melihat Haechan yang sedang membaca buku tahunan angkatannya dulu. Mark yang penasaran namun tidak bisa menghampiri Haechan pun hanya asal menyuruh orang yang lewat disekitarnya.

"Eh kebetulan kamu disini, kamu temen dekatnya Haechan kan?" yang Mark hampiri itu adalah Chenle, sahabat Haechan.

"Iya sunbae. Ada apa ya?"

"Aku mau minta tolong dong sama kamu, liatin Haechan ngapain buka-buka buku itu" setelahnya dia menuliskan ID Linenya ditelapak tangan Chenle. Mengerti tatapan memohon dari Mark membuat Chenle langsung mengerti apa yang ditugaskan oleh Mark.

"Siap, sunbae. Nanti aku cek dia ngapain terus aku Line sunbae" Mark tersenyum senang lalu pergi menemui teman olimpiadenya lagi setelah mengucapkan terima kasih kepada Chenle.

-0-

"eh Chenle! Sini deh, gua nemu sesuatu penting" Chenle yang merasa namanya dipanggil pun menghampiri Haechan.

"Bantuin gua diktein ini dong, gua catet nanti gua contact dianya" yang dibalas tatapan 'seriusan lo?' sama Chenle. Chenle membatin, jadi ini yang bikin Mark sunbae penasaran tadi. Namun Chenle tetap melaksanakannya.

"Udah buruan" dan setelahnya, Haechan buru-buru meletakkan buku tahunan itu ditempatnya yang semula.

"Eh, seriusan lo? Nanti lu mau contact dia gitu?" tanya Chenle sekali lagi, masih tidak percaya.

"Dengan save nomornya dia, nanti kan secara nggak langsung gua juga bisa tau akun Line-nya dia" balas Haechan sambil ketawa aneh.

"Serah lu, dah" Chenle yang dapat penerangan langsung mengambil hpnya dan meng-add Idnya Mark. Tak lupa dia menghilangkan diri dari hadapan Haechan.

.

[Chenle leZhong]

.

Sunbae, siap2 nanti pulang sekolah ada yang Line sunbae {emoji Har Har}{emoji Thumbs Up}

Read. 17.43

.

.

[Mark Lee]

.

Dia Save nomorku ya?

Yaudah deh, jangan kasih tau Haechan kalo aku tau hal ini ya?

{sticker Peace}

17.45

.

.

[Chenle leZhong]

.

Siap {emoji hormat}

Read. 17.45

Hari Senin, 15.30. Klub.

"Jadi kita akan ada projek untuk kelompok pertama. Ada yang setuju rumahnya dipakai untuk mengerjakan projek?" tanya Park ssaem kepada kami, kelompok satu.

"Dirumah Chenle saja ssaem!" tawar Renjun dengan senang hati, Chenle nya enggak.

"Bagaimana kalau dirumah Haechan saja ssaem?" usul Chenle yang dihadiahi lirikan tajam oleh Haechan.

"Rumah saya jauh ssaem, diluar kota." Haechan tidak mengada-ada loh, rumahnya beneran diluar kota.

"Dirumah saya saja ssaem!" tawar Jeno.

Semuanya setuju, termasuk Haechan. Namun tiba-tiba Chenle mempunyai ide cemerlang yang menurutnya sangat jenius. Setelah memberitahukan idenya tersebut kepada Renjun, mereka pun tos bersama dan langsung mengutarakan idenya.

"Dirumah Mark sunbae saja bagaimana, ssaem? Gaada yang keberatan kan? Gasopan tau nyuruh kakak kelas kerumah orang yang lain, mending kita kesana saja. Mark sunbaenya ga capek juga. Mark sunbae dan Park ssaem setuju kan?" ujar Chenle dan langsung melirik Haechan yang memelototinya.

"Setuju, ssaem. Dirumah Mark saja, deket dari rumah saya" ujar Jeno sambil menepuk-nepuk pundah Mark yang disebelahnya.

"Gimana? Semua setuju, kelompok satu? Hari Rabu dan Kamis besok ya semuanya." semua menanggukan kepalanya, termasuk Mark kecuali Haechan. Dia masih shock, deg-degan, keringetan.

"Haechan, kamu tidak setuju?" tanya Park ssaem yang membuyarkan lamunan Haechan.

"o-ooh ssaem, saya setuju kok, hehe.." ujar Haechan dan ketawa canggung setelanya, memberikan death glare kepada Chenle dan Renjun yang tertawa seperti merayakan kemenangan.

"Duh, gabisa totalitas deh..." –hati Haechan.

Hari Rabu, pulang sekolah. Rumah Mark.

Semua orang stand-by, termasuk Haechan yang baru balik dari minimarket, beli air mineral dingin.

"Chenle, Renjun, nih air dingin buat kalian." Lempar Haechan kepada Chenle dan Renjun, yang langsung ditangkap oleh mereka dan mengucapkan terima kasih setelahnya.

"Jeno, Park ssaem, em Mark Sunbae, ini air dingin buat kalian. Kalian sudah bekerja keras" Haechan membagikan kepada semua anggota kelompoknya. Dan langsung pergi menemui Chenle dan Renjun.

"Eh, ada kucing. Kejar ah" dan Haechan langsung mengejar kucing tersebut. Dihadiahi tatapan 'ni-anak-kenapa' oleh semua orang, kecuali Mark dan Jeno yang lagi ada diluar rumah.

Seriusan, Haechan kayak gitu tuh lagi salah tingkah. Dia tuh ga bener-bener ngejar kucingnya. Dia Cuma mau menghindar dari Mark yang nyatanya mustahil karena posisi dia itu dirumah Mark. Kasihan banget ya, Haechan.

Hari Kamis, pulang sekolah. Masih dirumah Mark.

Kalau kalian mau bilang ini kegiatan gabut berjamaah, silahkan saja. Haechan dan Renjun yang sedang duduk dipinggiran rumah sambil melantunkan lagu Titanic, Chenle yang lagi main handphone, Mark yang lagi mengganggu kegiatan bersepeda Jeno, Jeno yang berhenti main sepeda gara-gara jok sepedanya diganggu sama Mark.

"Ih, Mark sunbae sama Jeno aneh banget deh, jok sepeda dinaik turunin" ujar Haechan pelan –pelan menurut Haechan dan Renjun- kepada Renjun sambil melihat kegiatan menaik-turunkan jok sepedanya Mark dan Jeno.

"Ya terserah kita lah, orang ini sepeda gua. Bebas gua mainin" jawab Jeno yang ternyata mendengar percakapan Haechan dan Renjun.

Haechan dan Renjun terkejut, lalu berujar pelan lagi "perasaan kita ngobrolnya pelan-pelan deh"

"Engga, suara kamu kencang, dek" kali ini yang shock Haechan doang. Renjunnya udah cie-cie gajelas ke Haechan.

"Iya apa, sunbae? Perasaan kita ngobrolnya pelan banget tadi ya? Ahahah..." Haehan salah tingkah guys. Renjun yang lihatnya hanya tertawa ngakak dan ternyata tawa tersebut mengundang Chenle untuk menghampiri mereka.

"Ada apa sih? Kok Renjun ketawanya gitu banget? Kok muka Haechan merah banget?" Chenle kudet, kawan-kawanku semua.

Renjun pun menghentikan tawanya dan menjelaskan kronologisnya mengapa dia bisa tertawa sampai mengeluarkan air mata dan kenapa Haechan mukanya merah malu kepada Chenle.

Chenle juga ikutan ngakak barengan sama Renjun yang ngakak lagi. Haechannya kabur ke mobil dia, mau ambil minum katanya. Padahal yang dia lakuin di mobil adalah menggigit-gigiti plushie babi milik Taeyong hyung-nya yang diberikan oleh Jaehyun, temannya Taeyong hyung.

"Malu gua, aduh. Harusnya gua mah seneng ya. Ini rasanya gua mau masuk ke Korea Utara aja biar di eksekusi disana. Tambah canggung deh nanti kalo ketemu sama Mark sunbae.."

-0-

a/n. Hei gais, jadi chapter ini dibagi menjadi dua part nantinya (atau mungkin bisa tiga tergantung tingkat kemageran/? saya) wkw. Lanjutannya Sepuluh, kalian tunggu aja ya nanti di publishnya abis lebaran soalnya WKWKWK. Makasih banyak buat reviewers :

wingwing/Wiji/Guest/Dindch22/Rimm/dracomarklee

Terimakasih sudah membaca, meninggalkan review, favorite dan follow story saya, ^^ semoga ga bosen ya /tebar hati/