Sebenarnya hubungan Wonwoo dan Mingyu itu seperti apa sih? Mereka memang terlihat seperti musuh bebuyutan yang saling menghina dan membenci satu sama lain… tapi kok... Hmmm… [MEANIE]

.

.

Couple: Wonwoo x Mingyu [Meanie]

Warning: Typo, kalimat ngga sesuai EYD, dll dll

.

.

Inspired by "Fight for My Way"

.

.

.

Enjoy~

.

.

Kim Mingyu dan Jeon Wonwoo.

Dua remaja ini memang bisa dibilang memiliki sifat yang sangat bertolak belakang. Mingyu yang sangat aktif dan mudah bergaul dipertemukan dengan Wonwoo yang lebih suka duduk di pojok ruangan sambil membaca bukunya. Semuanya berawal ketika mereka masih berumur 4 tahun. Mereka pertama kali bertemu di tempat penitipan anak karena kedua orang tua mereka sibuk bekerja.

Hari itu langit begitu cerah, udara musim semi yang hangat membuat semua bunga-bunga mulai bermekaran. Anak-anak di tempat penitipan itu sedang asik bermain di luar, namun, satu orang anak dengan kulit putih dan rambut hitam itu memilih untuk berada di dalam ruangan sendirian. Ia memang selalu seperti itu, tidak pernah mau bergaul dengan anak-anak lain dan juga tidak suka bermain di luar.

"Kenapa tidak main diluar?"

Wonwoo melihat kearah anak yang baru saja menanyakan hal itu kepadanya. Seorang anak dengan kulit tan dan mata besar yang bersinar itu memang selalu menganggu kenyamanan Wonwoo. Anak seumuran dengannya yang bernama Kim Mingyu itu memang agak sedikit menyebalkan.

"Aku tidak suka matahari"

"Memangnya kenapa?"

"Aku tidak suka saja"

"Kalau begitu mau main lipat kertas denganku?"

"Tidak"

"Kenapa?"

"Tidak mau saja"

Seakan tidak mendengarkan perkataan temannya itu, Mingyu tetap mengambil sebuah kertas lipat yang ada di atas meja guru. Ia kemudian memperlihatkan Wonwoo bagaimana cara melipat kertas hingga membentuk sebuah kapal.

"Kemarin papaku baru mengajariku cara melipat kapal-kapalan" Kata Mingyu sambil memperlihatkan kapal kertas yang terlihat begitu berantakan, "Coba kau buat juga!"

Dengan sedikit penasaran, Wonwoo akhirnya setuju untuk belajar membuat kapal kertas dari Mingyu. Dengan perlahan dan cekatan, Wonwoo berhasil membuat kapal kertas pertamanya dengan sangat rapi. Ketika dijejerkan, kapal milik mereka berdua terlihat begitu berbeda.

"Kapal milikmu jelek" Kata Mingyu sambil melihat kearah kapal kertas milik Wonwoo. Pada saat itu, Mingyu tidak senang karena kapalnya terlihat begitu jelek jika dibandingkan dengan milik Wonwoo.

Tidak terima dengan hinaan Mingyu, Wonwoo menghina balik.

"Kapalmu yang jelek"

"Tidak! Kapalmu yang jelek" Mingyu kemudian mengambil kapal kertas milik Wonwoo dan melemparnya ke lantai. Melihat hal itu, Wonwoo merasa cukup kesal lalu mendorong Mingyu.

Mingyu yang baru pertama kali merasakan didorong oleh temannya sendiri hingga terjatuh seperti itu merasa sangat terkejut. Ia pun tidak bisa menahan air matanya.

"Huuaaaaaaaaa"

Melihat Mingyu yang menangis seperti itu, entah kenapa membuat mata Wonwoo ikutan berair.

"Huuaaaaaaaaa"

Dan Jeon Wonwoo pun ikut menangis.

Begitulah bagaimana hubungan antara Wonwoo dan Mingyu dimulai.

.

.

.

"Minggir kau tiang listrik"

Mingyu mendengus ketika ia mendengar suara itu. Jeon Wonwoo yang ingin pergi ke ruang ganti itu terhalangi jalannya oleh tubuh Mingyu yang besar dan tinggi. 5 menit lagi pelajaran olah raga akan segera dimulai dan biasanya Wonwoo selalu mengganti pakaiannya di kamar mandi atau ruang ganti. Berbeda dengan kebanyakan murid-murid lelaki di sekolah itu yang biasanya mengganti pakaian mereka di mana pun tanpa rasa malu.

"Oh, princess mau kemana? Kenapa tidak ganti baju disini saja?" Tanya Mingyu dengan nada yang terdengar begitu menyebalkan di telinga Wonwoo.

"Bukan urusanmu" Kata Wonwoo sambil melangkah maju, berniat untuk mendorong tubuh Mingyu dengan tubuhnya sendiri. Namun Kim Mingyu tiba-tiba membuka bajunya tepat di depan Wonwoo sebelum ia menyeringai ke arah teman sejak kecilnya itu.

"Apa kau malu karena tubuhmu itu hanya tulang dan kulit?"

"Ya, aku bukan orang sepertimu yang punya banyak waktu untuk pergi ke gym untuk menggodai para wanita" Wonwoo memutar bola matanya malas.

"Karena aku bukan tipe orang membosankan yang menghabiskan waktunya di kamar untuk membaca novel cengeng"

Wonwoo menyipitkan matanya yang sudah cukup sipit itu setelah mendengar hinaan dari Mingyu. Matanya kemudian melihat kearah tubuh teman kecilnya yang tidak sedang mengenakan baju itu.

PLAKK

Dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya, telapak tangan Wonwoo sudah mendarat di dada Mingyu, meninggalkan rasa panas dan pedas di kulit tan lelaki itu.

"YAH! SAKIT!" Kedua tangan Mingyu dengan reflek mengelus-elus kulitnya yang baru saja ditampar begitu keras oleh Wonwoo.

"Ada nyamuk tadi" Kata Wonwoo sebelum ia pergi meninggalkan Mingyu yang masih sangat merasa kesal.

"Yang benar saja" Mingyu tidak percaya tamparan Wonwoo Mingyu tadi meninggalkan sebuah cap tangan di dadanya.

"Lihat saja nanti Jeon Wonwoo"

Kim Mingyu sudah bertekad bulat kalau ia akan membalas Wonwoo dan sepertinya hari ini nasibnya sedang bagus karena pada pelajaran olah raga kali ini mereka akan bermain dodge ball. Jeon Wonwoo merupakan murid yang sangat rajin dan pintar, namun, ia cukup lemah di dalam pelajaran olah raga.

Dengan sebuah bola di tangannya, Mingyu menyeringai sambil melihat Jeon Wonwoo yang berdiri di bagian belakang. Strategi Mingyu adalah untuk megeluarkan seluruh anggota tim lawannya namun ia akan meninggalkan Wonwoo sendirian. Ia ingin mengalahkan Wonwoo dengan tangannya sendiri.

Tak lama kemudian, Mingyu berhasil membuat Wonwoo menjadi satu-satunya orang yang masih hidup di timnya. Tim Mingyu sendiri tinggal tersisa 3 orang, tapi tentu saja, yang bisa mengalahkan Wonwoo hanya Kim Mingyu sendiri.

Kim Mingyu melempar bola itu ke arah Wonwoo dengan tenaga yang cukup kuat, namun, Wonwoo berhasil menangkapnya. Lelaki dengan mata seperti seekor rubah itu kemudian langsung melempar bolanya ke arah Mingyu dengan tenaga yang cukup kuat juga. Tapi Kim Mingyu juga berhasil menangkap bola itu.

"Aku akan mengalahkanmu Jeon Wonwoo" Kata Mingyu sambil melempar bolanya.

"Gunakan ototmu, bukan mulutmu" Kata Wonwoo sebelum ia kemudian melempar kembali bola itu ke arah Mingyu.

"Hati-hati, kepalamu yang kau gunakan untuk belajar itu bisa terluka"

"Kau yang harus berhati-hati jangan sampai nanti jadi tambah bodoh"

"Bisakah kau menghitung kecepatan bola yang kulempar dengan rumus-rumus yang kau pelajari selama ini?"

"Apa hanya sejauh ini kemampuan olah ragamu yang kau bangga-banggakan itu?"

Entah ini adalah permainan dodge ball atau permainan saling mengatai tapi hal yang mereka lakukan di depan seluruh murid kelas B ini justru menjadi sebuah hiburan. Semua orang di angkatan mereka tahu hubungan Mingyu dan Wonwoo yang seperti anjing dan kucing itu. Mereka selalu menghina satu sama lain, mengerjai satu sama lain, mereka seakan bisa saling membunuh jika ditinggalkan di satu ruangan. Tapi, tidak banyak juga dari mereka yang mengaggap kalau sebenarnya Wonwoo dan Mingyu itu diam-diam pacaran. Kenapa mereka bisa berpikiran seperti itu? Kau akan mengetahuinya dalam beberapa saat.

"Aku akan membunuhmu Jeon Wonwoo" Kata Mingyu sambil melempar bola.

"Aku yang akan membunuhmu duluan Kim Mingyu"

Kali ini, lemparan bola Wonwoo meleset. Melihat hal itu, Mingyu kemudian tersenyum sebelum tiba-tiba ia melihat sebuah bola yang dilemparkan ke arah Wonwoo berhasil membuatnya terjatuh dan bahkan sedikit terseret kebelakang.

Mata Mingyu melebar karena terkejut. Ia kemudian memutar tubuhnya dan melihat kearah teman satu timnya yang baru saja memukul Wonwoo dengan bola.

"YA KWON HOSHI! KENAPA KAU MEMUKULNYA SEKERAS ITU?!" Bentak Mingyu sebelum ia berlari kearah Wonwoo.

Mingyu terlihat begitu khawatir, apalagi setelah ia melihat sebuah goresan di telapak tangan Wonwoo. Ia kemudian menggendong Wonwoo dan membawanya ke UKS. Padahal jelas-jelas yang terluka itu hanya telapak tangannya Wonwoo.

"Sudah kubilang lebih baik kita diam saja" Kata Seokmin kepada Hoshi yang sekarang agak merasa takut untuk menghadapi Mingyu nantinya.

"Tapi tadi aku pikir Mingyu benar-benar ingin mengalahkan Wonwoo"

"Kau seperti tidak tahu Wonwoo dan Mingyu saja"

"Aku benar-benar tidak paham"

"Tidak ada seorang pun yang paham dengan hubungan aneh mereka berdua"

.

.

.

-Hey princess. Apa tanganmu benar-benar tidak apa-apa?-

Wonwoo memutar bola matanya sebelum ia membuang kertas kecil dari Mingyu.

"Ya!" Bisik Mingyu yang duduk tepat di samping Wonwoo. Lelaki dengan tinggi 186 cm itu sedang berusahan untuk mendapatkan perhatian si juara 1 di kelas.

"Ya!" Panggil Mingyu lagi namun kali ini dengan nada yang agak sedikit keras.

"Kim Mingyu"

Mingyu mengerang ketika ia mendengar namanya dipanggil oleh guru yang cukup menyebalkan itu. Han Seonsaengnim.

"Sebutkan satu filsuf terkenal dari Yunani"

Mingyu menggigit bibir bawahnya. Ia tidak tahu jawaban dari pertanyaan itu sama sekali. Kim Mingyu itu paling bodoh soal hafal menghafal nama orang luar.

Kim Mingyu berpikir apakah ia harus menjawab asal-asalan saja atau ia harus jujur dan bilang kalau ia tidak tahu. Namun tiba-tiba, ia melihat Wonwoo menggeser bukunya ke arah Mingyu sebelum jarinya yang putih dan letik itu menunjuk ke sebuah kata yang ia barusan saja tulis. Sebuah nama yang tak begitu asing bagi Mingyu tertulis disana, sepertinya Wonwoo sedang ingin membantu.

"Mozart" Jawaban Mingyu itu kemudian menyebabkan seluruh murid di kelas tertawa.

Pak Han hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya, "Perbanyak baca buku, Kim Mingyu"

Mingyu hanya dapat menganggukkan kepalanya. Ia benar-benar merasa malu dan semua ini karena Jeon Wonwoo.

"Aku benar-benar membencimu" Bisik Mingyu.

"Aku juga membencimu" Jawab Wonwoo dengan senyuman kemenangan. Ia sangat puas karena bisa megerjai Mingyu seperti itu.

Sekitar 20 menit kemudian, bel yang menandakan kalau sekolah telah berakhir akhirnya berbunyi. Semua murid dengan cepat meninggalkan kelas yang begitu membosankan.

Wonwoo sedang berjalan di koridor ketika ia mendengar nama Mingyu dilontarkan oleh dua orang murid perempuan yang sedang berjalan beberapa langkah di depannya.

"Apa kau ingat tadi Mingyu menjawab Mozart?"

"Dia itu padahal tampan, tapi sangat bodoh"

"Dia juga mendapat nilai 23 di pelajaran fisika kemarin"

"Yang benar?"

"Makany-"

"Hey"

Percakapan dua murid itu terpotong ketika mereka mendengar suara lelaki yang begitu rendah berada tepat di belakang mereka. Kedua murid yang bernama Nayeon dan Jihyo itu kemudian berbalik dan melihat si juara 1 dengan mata tajam dan wajah datarnya yang seperti biasa. Namun kali ini, aura yang Wonwoo keluarkan agak sedikit menyeramkan. Ups… gawat.

"Aku dengar kau mendapat nilai 20 di pelajaran matematika, padahal kita diperbolehkan untuk melihat rumus-rumusnya di buku catatan..Wow" Kata Wonwoo sambil berjalan melewati mereka dengan santai.

Nayeon dan Jihyo hanya dapat berdiri disana, merasa kesal namun juga malu karena perkataan Wonwoo tadi.

Tapi, mereka seharusnya berhati-hati karena hal semacam ini bukanlah yang pertama atau kedua kalinya terjadi.

Hubungan Mingyu dan Wonwoo memang benar-benar aneh.

.

.

Ting Tong

Ting Tong

"Iya tunggu sebenta-" Mingyu menaikkan alisnya ketika melihat Wonwoo di depan rumahnya.

"Apa? Kau lapar?" Tanya Mingyu karena ia benar-benar tidak punya ide lain selain itu. Wonwoo tidak menjawab dan menerobos masuk ke rumah Mingyu begitu saja.

Mingyu dan Wonwoo tinggal berseberangan. Kampung halaman mereka berdua sebenarnya di Anyang, tapi karena mereka ingin bersekolah di Seoul maka mereka harus tinggal sendiri. Tadinya, orang tua mereka menyarankan agar Wonwoo dan Mingyu tinggal serumah agar segala biaya menjadi lebih ringan juga agar mereka dapat menjaga satu sama lain. Tapi mereka menolak dengan sangat keras.

Alasannya? Ya karena mereka membenci satu sama lain.

Pada awalnya orang tua mereka berpikir kalau Mingyu dan Wonwoo akan tingggal berjauhan, tapi mereka cukup kaget ketika tahu kalau Wonwoo dan Mingyu yang katanya saling benci itu malah menyewa kamar kecil yang posisinya tepat berseberangan satu sama lain.

Alasannya? Entahlah. Itu masih menjadi sebuah misteri.

"Hei, apa yang kau lakukan?" Tanya Mingyu sambil mengikuti Wonwoo dari belakang.

"Besok ada ujian dan kau malah menonton drama?" Tanya Wonwoo ketika ia melihat TV Mingyu yang menyala dan tidak ada satu buku pun yang ada disana.

"Sebenarnya apa maumu, Jeon Wonwoo?"

"Kau harus belajar" Jawab Wonwoo singkat.

"Kau ke sini hanya untuk menyuruhku belajar? Yang benar saja?!" Mingyu bertolak pinggang, menunjukkan kalau ia tidak senang dengan ide Wonwoo.

Wonwoo kemudian mengeluarkan beberapa buku Mingyu dari dalam tasnya sambil berkata, "Kau harus belajar. Setidaknya dapatkan nilai 60, bodoh!"

"Kenapa kau malah menyuruhku belajar seperti ini? Bukankah kau seharusnya senang kalau aku bodoh?"

"Tentu saja aku sangat senang kalau kau bodoh"

"Lalu?"

"Pokoknya kau harus belajar"

"Aku tidak mau! Pergi kau dari sini! Tidak ada yang menerimamu disini"

"Harus!"

"Aish!"

.

.

.

.

LOL. Lanjut ngga?

Aku niatnya bikin short story, sekitar 3-5 chapter hehe

Kalau kalian tertarik, kasi reviewnya yah! :)