Balasan review:

Hai, lama tak jumpa. Haha. Hem, mohon maaf lahir batin ya. Dan karena chapter kemarin saya juga ngk sempet bales, dan ternyata banyak banget saya jadi bingung, haha. Malah nanti balesan reviewnya lebih banyak dari pada isi chapter ini. Jadi secara umum saya mengucapkan terima kasih atas review kalian, saran yang membangun dan terima kasih selalu membaca tulisan saya yang abal-abal ini.

Dan tara… ini chapter barunya, semoga kalian pada suka dengan chapter ini… let me know what you think.

Through of time

Harry Potter belong to JK ROWLING

Chapter 3.

Hal pertama hermione lakukan setelah pertemuan terakhirnya dengan Draco adalah berlari. Hermione berlari sekuat tenaga ke bangsal rumah sakit. Pada saat itu dia benci pada dirinya sendiri. Dia benci pada situasi yang menerpanya saat ini. Hermione terbayang sulitnya 20 tahun waktu yang di lalui oleh Draco, tapi dengan dia bicara langsung di depan mukannya, seakan menegaskan bahwa hermione adalah orang yang egois. Dan dia benci dirinya sendiri.

Tapi apa yang dia bisa lakukan sekarang? Dia perlu kembali ke masa dimana dia berasal dan memperbaiki hubungannya dengan Draco. Dia tidak ingin di sini. Hermione merasa sendiri dan asing.

Madam Pomrey melihatnya dengan bingung. 20 puluh tahun tidak membuatnya tampak berbeda, kalaupun mungkin lebih banyaknya keriput yang ada di wajahnya.

"kau berlari?" tanyanya tidak percaya seakan hermione sudah gila. Yang harus hermione yakinin bahwa mungkin sekarang dia sudah gila.

"Kau belum boleh berlari," kata madam Pomfrey dan menarik hermione ke tempat tidur. "Kau belum stabil. Apa yang dipikirkan minerva membolehkan kau keluar bangsal," kata madam Pomfrey mengoceh. Madam Pomfrey memberinya beberapa ramuan. Hermione hampir memuntahkannya, namun menelan dengan sekuat tenaga karena diberi tatapan mengerikan dari mantron rumah sakit itu.

Langsung saja efek dari ramuan itu langsung dirasakan hermione. Dia tiba-tiba merasa mengantuk dan lelah sekali. Pintu bangsal rumah sakit terbuka dan memperlihatkan pria yang membuatnya melarikan diri tadi.

"madam, Professor McGonagall menyuruhku mengantar Ms Granger ke asrama Gryffindor," kata Draco tenang.

Madam Pomfrey memberinya tatapan tidak setuju namun tidak menolak. "Dia tidak boleh kelelahan," kata Madam Pomfrey memperingatkan Draco. Memeriksa Hermione sekali lagi dan mempersilahkan Draco untuk membawa Hermione.

Draco berbalik dan merendahkan tubuhnya.

"Ayo," perintah Draco.

Hermione bingung.

"Naik punggungku," kata Draco.

Hermione ragu, namun rasa kantuk yang menyerangnya membuatnya tak bisa menolak. Perlahan hermione naik ke punggung Draco. Draco segera berpamitan dan mengendong Hermione ke luar bangsal.

"Aku minta maaf," kata Draco ketika mereka menaiki tangga di sebelah aula besar yang berisik karena sekarang waktunya makan malam.

Hermione menggeleng. "Aku yang seharusnya minta maaf. Aku sangat egois," jawab hermione amat pelan, berusaha keras menahan kantuknya.

Draco mengeluarkan suara mendengus. "Pertama kalinya aku mendengar kau mengakui bahwa kau egois. Tapi aku bersikeras meminta maaf, aku terlalu keras padamu," kata Draco mencoba mencairkan suasana, Hermione hanya menggeleng sebagai jawaban.

Draco menghentikan langkanya menunggu tangga berubah arah. Hermione menaikan kepalanya mencari tau kenapa Draco berhenti. Dan kembali menenggelamkan kepalanya ketika menyadari tidak ada yang istimewa.

"Punggungmu sungguh nyaman. Kau tau. Aku kehilangan 20 tahun kehangatan punggungmu," kata Hermione meracau.

Draco menggelengkan kepala geli, karena Hermione meracau.

"Untukmu, Kau hanya kehilangan beberapa hari!" jawab Draco.

Hampir tak bisa menahan kantuknya ketika Draco mulai meniki tangga kembali, Hermione berkata dengan sedih, "Tapi aku kehilangan hal yang lebih besar dari itu, Draco. Aku kehilangan masa kita untuk tumbuh tua bersama," kata Hermione.

Draco kembali mendengus. Tapi hermione tidak lagi benjawab. Gadis itu sudah tertidur dengan lelap.

Melanjutkan perjalannya sampai ke lantai tujuh dimana pintu masuk asrama Griffindor berada. Perasaan binggung, kegembiraan meluap-luap, dan juga janji yang pernah terucap. Draco merasa bersalah karena membuat Hermione hampir pingsan tadi. Dia lupa kalau gadis itu secara emosional hanyalah gadis 19 tahun. Draco merasa takjub dengan perasaan hermione yang begitu kuat padanya. Padahal di masanya hubungan mereka sebagai kekasih masih berjalan tidak kurang dari tiga bulan saja.

Mungkin karena tahun-tahun yang mereka habiskan lebih banyak untuk saling bertukar cacian dan ejekan. Tapi Draco menyadari bahwa kemestri diantara mereka sangat kuat. Tidak ragu, ketika mereka kembali mengulang untuk tahun ke tujuh, dimana semua beban masa lalu, sedikit demi sedikit berkurang. Draco memberanikan diri untuk mengajak Hermione berkencan, yang sangat tidak terduga diterima oleh Hermione dengan sekali anggukan.

Berhenti di depan lukisan Nyonya Gemuk. Draco menarik nafas panjang. Hermione tidaklah berat, bahkan untuk ukurannya amatlah ringgan. Namun tujuh lantai yang harus dia daki bukanlah hal yang mudah dilakukan bahkan tanpa membawa beban sama sekali.

"Naga terbangun," kata Draco memberian password untuk masuk ke asrama Gryffindor.

"Kau, tidak bisa masuk," kata lukisan Nyonya Gemuk memandangnya penuh kebanggaan.

"Aku hanya akan mengantar Ms Granger ke tempat tidurnya," kata Draco tak percaya. Draco merasa lapar dan lelah dan si Nonya gemuk mencoba untuk membuatnya terus kekuarangan kesabaran.

"Kau tidak bisa masuk, Kau bukan Grryffindor," kata Lukisan itu tetap keras kepala.

"Aku guru!" kata Draco hampir membentak.

"Tetap saja, kau bukan Gryffindor," kata Nyonya gemuk memandangnya mencela karena membentaknya.

"Tapi aku bisa masuk ke asrama Ravenclaw," kata Draco mencoba bernegoisasi.

"Karena kau menjawab teka-tekinya. Dan burung itu hanya patung," kata Nyonya gemuk sok mengajarinya.

"Now who's Bloody prejudice?" kata Draco mengejek. "Potter bisa masuk ke asrama Slytherin!" kata Draco masih mencoba.

"Ckckc, asramamu, hanya di jaga oleh dinding batu, mana mungkin mereka bisa mengenali mana yang bukan milik asramanya," jawab Nyonya gemuk juga ikut berteriak.

Menggelengkan kepala karena terasa amat sakit, Draco memberi tatapan tak setuju pada Lukisan Nyonya gemuk dan berbalik mengambil langkah kembali.

.

.

Hermione tidak pernah merasa senyaman ini, tidak dalam beberapa hari terakhir. Perlahan matanya terbuka dan memperlihatkan sinar matahari yang menyapa. Menggeliat mengusir kantuk yang masih menyapanya, Hermione baru menyadari bahwa dirinya berada di atas ranjang dengan orang lain. Tangan orang yang tidur bersamanya melingkari tubuhnya dan berhenti di bagian perutnya. Hermione melihat ke bagian bawah tubuhnya, dan merasa lega karena masih menggunakan pakaian utuh.

Perlahan Hermione mengubah posisi tubuhnya dan berhadapan langsung pada wajah Draco yang tertidur pulas. Rambutnya yang sebahu itu teruai dan terlihat berantantakan. Beberapa menutupi sebagian wajahnya yang amat sangat polos. Perasaan yang hangat membanjirinya. Hermione mengusap wajah Draco. Di bagian bawah terlingannya terdapat goresan bekas luka. Hanya sepanjang satu inci dan tidak tampak kalau dari kejauhan, namun melihatnya dari dekat malah membuat si empunya terlihat lebih seksi.

Hermione merasa sedih karena dia tidak tau bagaimana bekas luka itu bisa ada. Dia amat ingat bahwa Draco 20 tahun yang lalu tidak memiliki bekas luka itu. Jari Hermione menjelajahi alis Draco dan menyampirkan rambut yang menutupi wajahnya. Hermione hanya berharap dan sekuat tenaga dia akan mencari jalan untuk kembali. Walaupun sejauh ini kehidupan yang dia lihat pada masa ini tampak sangat sempurna, dan bahwa dia tidak mendapatkan keterangan ataupun indikasi bahwa dia bisa kembali, Hermione tidak ingin berhenti berharap.

Draco menggeliat dan menariknya lebih dekat kepadanya. Membuat hermione mengeluarkan suara tercekat.

"Pagi," sapa Draco padanya.

"Pagi!" jawab Hermione ragu.

"Kau harus cepat bersiap. Hari ini kau sudah masuk kelas," kata Draco.

Shit. Hermione lupa kalau dia masihlah seorang murid walaupun sudah melompat 20 tahun kemudian. Hermione melirik ke arah jam yang ada di atas nakas tempat tidur 7:12. Double shit. memaksa dirinya untuk bangun. Hermione baru menyadari bahwa Draco bertelanjang dada, triple shit.

"kau harus naik empat lantai, dan segera mandi. Beruntung kalau masih bisa sarapan sebelum pelajaran pertama dimulai," kata Draco menyadarakan Hermione dari lamunannya.

"Oh shit," kata itu akhirnya terucap olehnya, sebelum kemudian dia berdri dari ranjang dan mulai berlari keluar kamar Draco sebelum melihat kembali pada pria itu yang sudah memasang wajah seringainya yang tekenal.

.

.

Hermione merasa asing dengan tempat barunya. dia berlari ke asrama Gryffindor. Namun tidak menemukan teman sekamarnya. Mereka sudah turun untuk sarapan. Lebih lagi, Hermione merasa kesal adalah ketika dia melihat jadwal pelajarannya di tempat tidur dan ternyata pelajaran pertamanya hari ini adalah ramuan.

Hermione hampir berlari untuk sampai ke kelas ramuan. Kelas baru saja di mulai mungkin, Draco menghadap ke papan tulis memunggungi mereka. Semua orang memandangnya ketika Hermione memasuki kelas. Hanya ada 3 meja di kelas itu dan 8 orang murid di dalamnya, Hermione yang ke-sembilan. Tempat yang tersisa untuknya adalah sebelah Scorpius Malfoy yang juga satu meja dengan albus Potter. Mereka berdua sudah seperti minion dari ayah mereka, tanpa rasa rindu jelas, karena keduannya membuat Hermione sebal dengan wajah mereka yang meringis mengejek.

Merasa kesal, Hermione duduk di sebelah pirang menyebalkan itu. Tapi aneh rasanya melihat wajah harry yang jahil dan mengejeknya, karena biasanya wajah itu selalu memperlihatkan wajah peduli padanya.

"Baiklah. Hari ini kita akan mencoba untuk membuat ramuan veritaserum," kata Draco di depan kelas. "Seperti yang secara umum sudah kalian ketahui, ramuan ini digunakan untuk memaksa peminumnya untuk mengatakan kebenaran. Namun ramuan veritaserum tidak digunakan di persidangan kecuali pada kejadian yang sangat khusus. Ada tau kenapa?" tanya Draco pada murid-muridnya.

Tangan Hermione tanpa sadar langsung naik ke atas. Hermione bisa merasakan bahwa Scorpius juga mengangkat tangannya dan Hermione amat yakin bahwa semua mata dalam ruangan itu sedang memandang mereka, tapi kemudian bisik-bisik aneh yang berdengung di telingannya.

"Ms Granger," jawab Draco.

"Hem… Veritaserum tidak digunakan dalam persidangan karena bahan utama dari ramuan ini seperti untuk ramuan tegukan hidup dalam mati adalah kacang sopophorous dimana kacang ini memiliki efek lupa atau tertidur pulas seperti ramuan tegukkan hidup dalam mati. Jadi sesungguhnya ramuan ini bukan membuat peminumnya mengatakan kebeneran namun akan membuat peminumnya menyampaikan apa yang dianggap benar olehnya, sehingga ditakutkan hal itu akan malah membuat rancu terhadap kebenaran yang sebeneranya karena adanya manipulasi. Lagipula, Veritaserum juga dapat tangkal dengan antidotenya dan occlumens yang hebat," kata Hermione menjelaskan.

"10 poin untuk Gryffindor," kata Draco.

Hermione tersenyum padanya, Hermione bisa mendengar bisik-bisik tidak percaya dari sekelilingnya dan pandangan tidak suka dari Scorpius. Hermione dalam hati bertanya-tanya apakah Draco juga sama seperti Snape yang tidak memberikan poin terhadap murid bukan dari Slytherin.

"Ya. Sekuat apapun ramuan veritaserum, ramuan ini memiliki antidote sehingga bisa dipatahkan. Dan kondisi dalam memberikannya juga mempengaruhi. Jika salah, kebenaran malah bisa di manipulasi. Ramuan ini membutuhkan 1 bulan purnama penuh dalam membuatnya. Dan seperti yang sudah di singgung oleh Ms Granger penggunaan kacang sopophorous merupakan bahan utamanya dan perlu hati-hati dalam memasukkannya. Selama satu bulan kalian bisa menggunakan ruang kelas ini dan aku memberi akses untuk keluar masuk untuk membuat ramuan ini. Selama dua jam ke depan kalian akan mulai memasaknya dan aku menginginkan hasil dari langkah pertama dengan sempurna," kata Draco menjelaskan.

Semua murid mulai bekerja. Hermione sudah hafal langkah pertama dalam pembuatan ramuan veritaserum, karena dia hampir membuatnya ketika masih berada di masanya. Satu jam penuh dia membuat ramuan ketika Draco berkeliling melihat hasil kerja mereka. Dia member anggukan setuju pada pada ramuan albus juga dengan ramuan Scorpius.

Hermione merasa takut juga frustasi ketika ramuannya yang harusnya berwarna merah gelap sudah sudah berubah menjadi ungu. Draco melihat ramuananya meneliti, mengaduknya dan menciduk untuk melihat dengan lebih jelas.

"Ms Granger berapa banyak sari kacang sopophorous yang kau masukkan?" Tanya Draco.

"Eh…" pikiran Hermione mulai berjalan cepat. Apa tadi berapa banyak? "Satu biji dari kacang sopophorous," jawab Hermione.

Draco memandangnya tajam. Hermione hampir yakin bahwa dia akan di marahi. Alisnya sudah naik menantang, dan itu membuatnya ciut. Scorpius menyamarkan tawanya dengan batuk aneh. Hermione memandangnya sebal.

"Mr Malfoy, berapa banyak sari kacang sopophorous yang kau masukkan?" Tanya Draco.

"Ehm… sekitar 50 ml," jawab Scorpius agak kaget.

"Tidak mungkin. Kau tidak bisa mendapatkan sebanyak itu dari memotong satu kacang sopophorous," jawab Hermione, memotong tentu dia bisa mendapatkan sari itu lebih banyak dengan menggereknya dengan pisau perak tapi intrusinya tidak seperti itu bukan? Atau sudah diganti? Kenapa dia tak membaca bukunya lebih dulu? Dan sejak kapan ramuan menggunakan takaran ml?

"Apa kau tidak membaca bukumu, Ms Granger?" Tanya Draco.

Hermione bisa merasakan bahwa mukanya sudah merah karena malu dan juga kesal.

"Maaf, professor!" jawab Hermione menunduk, Scorpius dan Albus saling berbisik kemudian tertawa tertahan.

"Potong 5 poin dari Gryffindor. Kau perlu mengikuti instruksi dari bukumu, Ms Granger alih-alih melakukan apa yang sudah kau ingat. Tambahkan sari kacang sopophorous sedikit demi sedikit sambil mengaduknya searah jarum jam selama satu menit sampai dia berubah menjadi pink pucat, dan ulangi dari langkah ke-lima." kata Draco. Kemudian dia kembali berkeliling.

Hermione cepat-cepat membuka bukunya di tas dan menemukan halaman tentang intruksi membuat ramuan veritaserum dan di langkah ke-tujuh dia melihatnya dengan jelas. Tiba-tiba saja dia merasa marah pada dirinya sendiri.

"Not really know-it-all," kata Scorpius mengejek.

Hermione mendesah kesal, apa dia juga harus berurusan dengan remaja yang mencari pengakuan dari ayahnya. Alih-alih terpancing, Hermione malah bertanya, "Sejak kapan instruksi ini menjadi sangat spesifik. Maksudku bahkan per ml? tidakkah ini terlalu muggle?"

Hermione tidak menyukai ekpresi Scorpius, namun kemudian Albus menjawab, "Sejak tahun 2004 dimana Mr Draco malfoy yang menemukannya. Dia juga menemukan beberapa trobosan dalam ilmu ramuan karena mengkombinasikan dengan ilmu kimia, kalau tidak salah."

Hermione manggut-manggut, dia setuju dengan hal itu. Dia memang berniat melakukan penelitian mengenai hal itu, bagaimana menambahkan bahan-bahan secara spesifik. Jadi kalau ini menggunakan teori kimia dengan konsentrasi yang rinci maka walaupun dia memperbaiki ramuannya, ramuannya tidak akan berhasil seperti yang diinginkan. Hermione melihat jadwal pelajarannya, dia tidak memiliki jadwal setelah ini. Jadi lebih baik jika dia membuat ulang. Tapi bagaimana, apa dia berani menantang Draco? Hermione menimbang. Dia Griffindor bukan?

Dengan tekad, Hermione mengosongkan kualinya dan memulai lagi membuat ramuannya dan yakin akan mengikuti instruksi dengan benar. Hermione bisa mendengar Scorpius dan Albus tercekat.

"kau gila," kata Scorpius mengeretak.

"Tidak juga," jawab Hermione.

"Oh, kau pasti memang sinting dan aku tak-" kata Scorpius membanting pisau yang akan di gunakan ke meja karena kesal.

"Oh, shut up!" kata Hermione membentak, kesal karena kacang yang akan dia kerek terjatuh.

Melihat ada keributan Draco mendatangi meja mereka.

"Ada apa ini?" Tanya Draco.

"Alih-alih mengikuti saran anda, Professor. Nona ini malah membuat ramuannya dari awal," kata Scorpius mengadu.

Draco melirik pada Hermione. "Ms Granger, bisa kau jelaskan kenapa kau melakukannya?" Tanya Draco bersedekap.

"Ya professor. Dengan melakukan saran anda aku bisa memperbaikinya, tapi tidak akan sempurna seperti yang aku inginkan. Kecuali sari kacang sopophorous yang aku tambahkan sesuai dengan kekurangan dari 50 ml yang diperlukan. Dan jika aku harus mencari berapa konsentrasinya maka di perlukan waktu lebih lama, itulah kenapa anda menyarankan untuk menambahkan sedikit demi sedikit sambil melakukan langkah mundur.

Berbeda dengan tegukan hidup bagai mati dimana semakin banyak sari kacang sopophorous yang kita masukkan semakin bagus dan juga mungkin 'berbahaya' karena akan sangat kuat dan sulit memberikan penawarnya. Tapi hal itu tidak bisa dilakukan untuk ramuan veritaserum karena penambahan sari kacang sopophorous dilakukan berulang-ulang sehingga kalau terlalu banyak akan berbahaya bagi peminumnya. Jadi aku memutuskan membuatnya ulang sehingga hasilnya akan lebih baik," jawab Hermione.

"Jadi itu kenapa kau tidak mengereknya walaupun tau hasilnya akan lebih banyak dari pada memotongnya?" Tanya Draco.

Hermione mengangguk. "Ya. Aku yakin penemu ramuan ini menggunakan kacang sopophorous yang baru atau segar sehingga dengan memotongnya akan mengeluarkan sari yang banyak, tapi kita di sini, menggunakan bahan-bahan yang disimpan mungkin beberapa bulan atau tahun sehingga kacang sopophorous menjadi mengerut,mengereknya akan lebih efesien dibandingkan memotongnya," kata Hermione melanjutkan.

Draco tertawa lepas. Murid-murid yang lain memandangnya tak percaya, mungkin karena tak pernah melihatnya tertawa seperti itu, tapi Hermione selalu dapat membawa keluar sisi dirinya yang lain.

"Untungnya aku menulis bukuku lebih dulu, kalau tidak itu tidak akan di akui sebagai inovasiku, Ms Granger. 50 poin untuk Gryffindor, tapi kau akan terlambat satu jam, tidak mungkin 40 menit untuk makan siang," kata Draco mengedikkan bahunya dan kembali berkeliling.

Hermione terpaku, Agrippa.. inilah mengapa dia mencintai pria ini.

.

.

Hermione tidak tau kenapa dia di panggil lagi oleh Professor McGonagall. Tapi dia yakin itu adalah hal yang penting tapi kenapa dia tidak mengatakannya semalam.

"Kepala sekolah," sapa Hermione.

"Masuklah Ms Granger," sapa Minerva dengan ramah. Dia mengayunkan tongkat dan secangkir teh hangat muncul di mejanya di depan Hermione duduk. "aku memanggilmu ke sini karena masalah kedatangamu di masa ini ms granger."

"Ada sudah tau, kenapa aku bisa berada di masa ini? Apakah aku bisa kembali?" Tanya Hermione.

Minerva memberinya senyum yang Hermione artikan sebagai kasihan.

"Kami belum tau kenapa kau bisa berakhir di masa ini Ms Granger. Tapi dari sejarah, seperti yang kau ketahui tidak ada tanda-tanda bahwa kau kembali ke masamu. Tapi tentunya kami tidak ingin hal itu terjadi pada orang lain. Maka dari itu kementrian akan melakukan beberapa riset, tentunya kau juga akan ikut di dalamnya," kata Minerva.

"Tentu," jawab Hermione. Dia memang akan melakukan penelitian dan berusaha kembali ke masanya, walaupun kembalinya dia akan mempengaruhi 20 tahun terakhir ini. Tapi melakukannya dengan kementerian seakan-akan itu dia adalah objek, dia sungguh tak suka.

"Kementerian menugaskan salah satu unspeakable-nya dan secara berkala dia akan mengunjungi Hogwarts untuk berkorespondensi denganmu," kata Minerva, terpotong oleh cahaya hijau dari perapian.

Keluarlah wanita anggun dengan rambut panjang coklat bergelombang. Dia menggunakan kaca mata segi empat yang membingkai wajahnya dengan cantik sekali, tidak membuatnya terlihat seperti kutu buku. Jubah kementrian yang di gunakan juga tidak membuatnya tampak kuno.

Minerva memberikan menyambutnya dan memelukknya singkat.

"Ms Granger, perkenalkan dia unspeakable yang kita bicarakan. Juga keponakanku, Ms Charlotte Martins," kata Minerva.

Hermione yakin mungkin matanya sekarang akan keluar karena melotot.