Kelopak mata Wonwoo terbuka akibat mendengar suara tawa. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya dan menguap dengan tangan diregangkan. Ah, dimana dia sekarang? Oh ya, di apartemen Mingyu. Min—gyu... Mata Wonwoo membelalak ketika tidak melihat Mingyu berada di tempat tidurnya. Kemana Mingyu?

Dengan panik Wonwoo meninggalkan kamar itu dan nyaris berteriak menyerukan nama pemuda itu kalau saja ia tidak menangkap sosok Mingyu sedang tertawa di dapur dengan seseorang.

Napas Wonwoo tercekat.

Itu laki-laki yang mencium Mingyu di konsernya. Wonwoo ingat betul wajahnya. Dan Mingyu sedang tertawa dengan laki-laki itu.

Mendadak Mingyu menoleh, menyadari kehadirannya.

"Ah, apa suara kami membuatmu bangun?" tanya Mingyu. Wonwoo berjalan mendekat dan menggeleng.

"Tidak. Aku hanya terjaga saja."

"Ah, jadi kau yang bernama Jeon Wonwoo itu?" Kini lelaki manis di seberang Mingyu yang bersuara. Wonwoo menoleh padanya. Laki-laki itu sungguh manis.

"Aku Xu Minghao," Lelaki itu mengulurkan tangan dengan ramah. "terima kasih karena telah merawat kekasihku semalam. Aku sungguh tidak tahu jika ia sakit. Ia baru meneleponku tadi pagi."

Wonwoo membalas uluran tangan itu dan mengangguk. Ia tidak tahu harus berkata apa. Yang ia inginkan hanya pergi dari sini karena sungguh—ia tidak nyaman melihat Minghao.

"Kalau begitu aku pergi." Wonwoo berkata. Ia melirik Mingyu berharap lelaki itu mencegatnya atau berkata sesuatu yang mampu menahannya, tetapi Mingyu tidak melakukannya. Ia hanya mengangguk dan bergumam terima kasih kepada Wonwoo.

Wonwoo menarik napas dan pergi ke kamar Mingyu untuk mengambil tasnya. Tanpa berkata apa-apa, ia pergi meninggalkan apartemen itu dengan dada yang terasa sakit.

Apa yang terjadi padanya?

Kenapa rasanya begini sakit?

Bukankah ini yang diinginkan Wonwoo? Mingyu menjaga jarak darinya? Tidak peduli padanya?

Tapi kenapa rasanya Wonwoo tidak ingin Mingyu melakukan hal itu?