Pairing : Yunjae (Yunho x Jaejoong)
Rating : M
Genre : Drama, Romance
Warning : BoyxBoy, Adult, OOC, Typos
Summary : Jung Yunho yang memiliki trauma di masa sekolahnya membuat sesuatu di dalam dirinya berubah. Berkali-kali ia menyangkal akan perubahan itu hingga membuat ia memutuskan untuk menikahi wanita cantik bernama Kwon BoA. Namun semuanya berubah saat ia bertemu dengan Kim Jaejoong.
Disclaimer : Cerita ini hanya karanga FIKTIF belaka. Saya hanya meminjam nama dan ide cerita REAL dari pikiran saya. Jika ketahuan ada yang melakukan PENGGANDAAN pada cerita ini, maka saya akan TARIK cerita ini dari peredaran.
CONFESSION
Presented by Myidig
(PROLOG)
Lagi-lagi layanan operator yang mengakhiri panggilannya membuat pria itu menarik simpul dasi yang terasa mencekik lehernya. Alisnya berkerut menyatu menimbulkan guratan di sana. Mata yang sebelumnya terpejam, membuka dan menatap layar ponsel yang menjauh dari telinganya. Melakukan lagi dan lagi panggilan yang tak kunjung di terima dari seseorang yang berada di seberang. Hingga akhirnya pria itu berdecak sembari melempar ponsel ke atas sofa yang tak jauh dari posisinya berada. Matanya kembali terpejam dan meletakkan kepalanya pada sandaran kursi kerjanya yang begitu empuk. Menghela napas dalam, sangat dalam.
"Yunho oppa."
Pria itu sedikit tersentak, kemudian memutar kursinya untuk menghadap wanita yang baru saja memasuki ruangannya. Suara manja nan lembut wanita itu memenuhi ruangan yang membuat pria bernama Yunho tersenyum mendengarnya, seakan wajah muramnya sirna diterpa ombak.
Langkah wanita itu begitu anggun ditambah dengan rok bermotif bunga tulip sepanjang lutut yang melambai-lambai saat ia berjalan dan sweater berwarna merah muda yang ia kenakan menambah kesan ayu. Flat shoes yang ia gunakan tak membuat bunyi bising di dalam ruangan itu.
Kotak yang sedari tadi ia bawa telah ia letakkan di atas meja kerja dan segera menghampiri pria yang berada di balik meja kerja itu untuk memberikan sebuah pelukan hangat. Wanita itu meletakkan kepalanya di dada orang yang tengah di peluknya, terasa nyaman batinnya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya pria pemilik suara bass. Tangan besarnya meraih dan mengusap pelan rambut halus wanita yang berada di dekapannya.
"Mengirim makan malam untuk Oppa," ujar samar-samar suara lembut dari wanita itu yang hampir tak terdengar.
"Oppa kan sudah bilang, tidak perlu mengantarkan makan malam. Oppa khawatir dengan kamu yang keluar malam-malam seperti ini." Pria itu menarik pelan kepala wanita itu untuk menjauh dari dadanya sehingga ia dapat menatap wajahnya. Dengan lembut kedua ibu jarinya membelai pipi yang terlihat putih dan halus, mengundang siapa saja ingin menyentuhnya.
Sembari tersenyum manis dan menangkup tangan pria yang disapanya Oppa tersebut ia mengatakan, "hari ini Mama menyuruhku untuk menginap, karena besok pagi sekali kami akan pergi menemui dokter. Jadi, sekalian saja aku mengantar makan malam untuk Oppa."
Mendengar penjelasan wanita tersebut membuatnya tak sadar kembali menimbulkan guratan di dahinya, "ke dokter?" Tanyanya, "untuk apa?" Lanjutnya kemudian.
Wanita itu tersenyum malu, pipi putihnya kian merona mendengar pertanyaan pria itu, "memeriksakan kesehatan dan konsultasi untuk kehamilan. Mama sudah tidak sabar untuk menunggu kehadiran cucu."
Sejenak pria itu terdiam dan tak lama kemudian senyum terlukis di bibir tebalnya, membuat wanita di depannya tersenyum lebar, raut ceria tergambar jelas di wajah cantiknya.
Saat pria itu hendak mencium kening wanita cantik itu, terdengar ketukan pintu yang terpaksa membuatnya mengurungkan hal yang akan ia lakukan. Sedang sang wanita melepas dekapan tangan lebar yang berada di pipinya, merasa sungkan jika terlihat seperti itu di depan orang lain.
"Masuk," suara begitu lantang terdengar dari pria itu.
"Ah maafkan saya," seorang pria dengan balutan jas hitam terlihat begitu kontras dengan kulit putih pucatnya sedikit tersentak ketika melihat bosnya berada di sana bersama dengan seorang wanita yang ia ketahui tengah memegang status sebagai istri bos saat ia dipersilahkan untuk masuk. "Maaf mengganggu," ujarnya sembari membungkukkan punggungnya sesaat. Sebelah tangannya terlihat membawa tumpukan map yang terlihat berwarna-warni, yang harus ia serahkan kepada bosnya.
Melihat sekertaris suaminya memasuki ruangan membuat wanita itu teringat bahwa ia harus segera beranjak dari sana karena hari semakin malam, sedang tempat yang akan ia tuju cukup jauh, ia harus bergegas. "Oppa, aku pergi dulu. Mama pasti sedang menungguku." Wanita itu mencium pipi suaminya yang ditumbuhi rambut-rambut kecil, menusuk di bibirnya, sembari mengusap sisi pipi yang lain, "jangan lupa untuk memakan makan malamnya, jangan terlalu lelah."
Pria itu tersenyum lembut merasakan hangat perhatian dari istrinya. Menarik pelan kepalanya dan mengecup bibir mungil merah milik istrinya. "Biar Jaejoong yang akan mengantarmu pulang ke rumah Mama," lembut suaranya namun terdengar ada nada perintah di sana. Matanya melirik sekilas seorang pria yang masih berdiri di depan pintu masuk.
"Tidak perlu. Mama sudah mengirimkan sopir untuk menjemputku dari rumah tadi." Ia menggelengkan pelan kepalanya. Kemudian melangkahkan kaki jenjangnya menjauhi meja kerja milik suaminya. Matanya berbinar dan tersenyum ramah saat kedua maniknya bertemu dengan seorang pria yang menjabat sebagai sekertaris suaminya, menyapanya. "Jae Oppa, aku pergi dulu. Aku titipkan Yunho Oppa kepadamu," ujarnya seraya membungkukkan punggungnya.
Pria yang disapa Jaejoong tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Tak lama setelah itu terdengar pintu ruangan itu tertutup kembali. Kini hanya dua orang pria yang menempati ruangan kerja yang cukup besar itu.
Hening, tidak ada percakapan yang terdengar di antara keduanya. Masing-masing memikirkan hal yang membelenggu pikiran mereka membuatnya tak mampu harus dimulai dari mana percakapan ini.
Genggaman pada tumpukan map yang tengah didekapnya semakin erat saat mendengar fantofel milik bosnya berbunyi mendekati di mana dirinya berada. Sedikit gugup, mungkin karena memang ia merasa ada yang salah dengan apa yang telah ia lakukan.
Klek klek.
Terdengar suara kunci pintu yang memutar berulang di belakangnya. Tertangkap jelas oleh telinganya, membuat ia merasa semakin gugup. Jantungnya berdetak cepat, kacau.
"Akh!" Rintihnya saat Sang Bos menarik kasar lengannya. Membuat ia menjatuhkan map-map yang telah ia usung dari perusahaan lain. Kakinya terseret mengikuti langkah besar bosnya. "Akh!" Rintihnya untuk kesikian kali merasakan sakitnya meja kerja yang terbuat dari kayu menatap dada dan perutnya cukup keras.
"Pak, hentikan!" Ujarnya. Berusaha berdiri tegak, namun gagal ketika bosnya itu mendorong kepalanya untuk menempel kembali pada meja kerja. Tak mau kalah, ia tetap berusaha untuk menghentikan hal yang akan dilakukan bosnya, ia tahu betul apa itu.
"Diam!" Teriakan bosnya diiringi dengan dentuman yang berasal dari kepalanya. Pusing dan sakit yang terasa, kepalanya terasa berat setelah membentur meja yang cukup kuat itu. Sakit di ulu hatinya membuat kepalanya semakin berdenyut. Menyerah, mugkin ini memang menjadi akhir dari segala usahanya. Tidak bisa ia menolak kuasa.
Dengan cekatan dan tidak sebelah tangan Yunho membuka kait sabuk yang dikenakan Jaejoong, sedang sebelah tangannya masih bertahan di kepala Jaejoong untuk membuatnya tak berkutik. Dibukanya kait celana Jaejoong dan membuka retsletingnya kasar. Menarik secara brutal celana Jaejoong hingga menampakkan kedua pantat putih yang telah menjadi idamannya. Kemudian ia segera melakukan apa yang telah ia lakukan Jaejoong kepadanya. Tanpa melakukan pemanasan, Yunho mendorong masuk kejantanannya ke dalam lubang Jaejoong.
Jaejoong mendongak, merintih, dan menggigit bibir bawahnya merasakan sesuatu yang masuk dari bawahnya. Tangannya meremat benda apapun yang berada di sekitarnya untuk menyalurkan rasa sakit yang didapatkan. "Akh!"
Mendorong dengan kasar berulang-ulang. Seakan ia ingin mencapai sendiri kenikmatannya, sebagai bentuk hukuman yang ia berikan kepada Jaejoong. Dan ia rasa ini pantas diberikannya.
"Sudah berapa kali kubilang, jangan pernah mengabaikan panggilanku." Tangannya menarik rambut Jaejoong, didekatkan wajahnya pada wajah Jaejoong yang terlihat memerah. Mendaratkan bibirnya pada bibir cherry Jaejoong yang terengah, menghisapnya kasar, tanpa ampun.
Jaejoong mengerang di bawah Yunho, erangannya kian menjadi saat ia dan Yunho keluar bersama, mencapai kenikmatan. Meskipun dengan rasa yang berbeda. Tubuh Jaejoong terasa lemas, tak mampu lagi ia berdiri. Jangankan berdiri bahkan pikirannya saja tak mampu berpikir dengan jernih saat ini.
Begitu telatennya Yunho membersihkan bagian bawah Jaejoong yang dipenuhi dengan miliknya menggunakan tisu yang berada tak jauh darinya. Dibenahinya kembali celana Jaejoong seperti semula kemudian menggendong dan meletakan tubuh lemasnya di atas sofa. Duambil jasnya yang tersampir pada kursi kerjanya dan menggunakannya untuk menyelimuti Jaejoong yang menatapnya sayu, terlihat begitu lelah.
"Tidurlah," ucap Yunho terdengar dingin namun ada kelembutan di sana. Ia mengecup pelan dahi Jaejoong yang telah memasuki alam bawah sadarnya.
...
Note:
Haiii, masih adakah Yunjae shipper di sini? Teriakannya mana? Hehehe
Saya kembali dari sekian lama hiatus, dan akun saya yang dulu lupa pass T.T jadi saya bikin lagi dengan cerita yang baruuu dan semoga kalian suka dengan pembukaan ini...
Yang bikin penasaran nihh, masih ada gak ya reader yang setia sama yunjae sampe sekarang, saya mau survey nih, biar gak sia-sia saya publish cerita di sini, soooo buat kalian yang masih baca cerita dengan pairing yunjae contohnya seperti cerita di atas, kalian bisa meninggalkan jejak... biar saya juga bisa menentukan akan melanjutkan cerita ini atau tidak
Thankyooooooo
Salam hangat, MYIDIG