naruto : masashi kishimoto

highschool dxd : ichie ishibumi

WARNING : typo, ooc, bahasa tidak baku, amburadul, gaje, alur gak jelas,. strong!naru, not godlike, crimson naru.

author baru dan masih amatir, jadi mohon bimbingan dari author senior? ゚ルマ

AN : saya buat alurnya sedikit acakan, jadi mohon para readers bisa memakluminya ya!

Chapter 1

entah kenapa malam hari ini, suasana kota kuoh terasa begitu dinging, di buktikan dengan angin yang bertiup kencang ke arah barat serta langit berwarna hitam kelam tak berbintang yang di tutupi awan tebal serta suara petir bergemuruh di langit. mungkin itu adalah pertanda bahwa sebentar lagi hujan akan turun di sana. hal itu tentu saja membuat suasana jalan sedikit sunyi, hanya ada beberapa orang saja yang meramaikan jalan, sedangkan sisanya lebih memilih berdiam diri di rumah, mencari kehangan bersama keluarga, pacar, kawan atau pun sendiri bagi yang jones.

di sebuah gudang kosong yang kondisinya nampak sunyi bahkan terkesan angker, dimana bagian luarnya hanya di terangi lampu remang-remang serta tumbuhan lumut mulai merambat memenuhi sebagian besar dindingnya.

bila masuk ke dalam, dapat kita lihat, seorang pria berumur 20 tahunan dengan postur tinggi tegak, bersurai merah gelap acakan (AN : jelasnya lihat Ittoki dari OtoyaUta no Prince-sama, namun mata seperti di cannon). pemuda itu bediri tegak, iris samudra miliknya memandang tenang ke bawah, dimana sesosok mahluk mengerikan bertanduk tengah berlutut dengan kondisi yang tampak memprihatinkan, tubuh bagian atasnya telah di penuhi luka-luka menganga di sana sini jangan lupakan juga pakaiannya yang sudah compang-camping.

tap tap

pemuda sebut saja naruto itu maju beberapa langkah, menipiskan jarak antara dirinya dan iblis liar tersebut hingga tak kurang dari selangkah, namun tak melepas pandangannya yang terus tertuju pada iblis itu.

"apa, ada kata-kata terakhir?" tanyanya datar kepada iblis liar tersebut. dengan gerakan lemah tak bertenaga, si iblis liar mendongakan kepala, balas menatap si tersangka yang membuat dirinya seperti ini.

"s-sebelum k-kau membunuhku,, bolehkah aku bertanya satu hal padamu?" dia berkata lemah sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya yang terdapat luka.

"katakanlah" katanya masih tetap tenang. setidaknya sebelum ajal menjemput si iblis liar, dia sudah menyanggupi permintaan terakhir darinya, yah, agar si iblis tidak mati penasaran.

"apakah kau iblis dari clan gremory?" balas si iblis. pemuda tersebut tetap tak bergemim, iris saphire indahnya sempat bercahaya karena pantulan dari cahaya petir yang sekilas menyambar. sebelum dirinya menjawab dengan nada bingung, meskipun masih dapat di tutupi dengan nada datar miliknya.

"bagaimana bisa kau berkata demikian?"

"kekuatan yang kau keluarkan tadi, seperti kekuatan milik lucifer-sama dari clan gremory, power of destruction,, kalau tebakanku benar, apakah kau anak dari gremory-sama?,, selain itu wajahmu juga sangat mirip dengan lucifer-sama" itulah, yang ada dipikirannya saat ini,, pasalnya, pertarungan yang terjadi beberapa saat lalu, pertarungan yang bisa di bilang sangat singkat, karena hanya berdurasi tak lebih dari semenit. dia menyaksikan sendiri, kakuatan dari pemuda ini, kekuatan yang diasumsikan tidak ada bedanya dengan powe of derstruction milik sirzech gremory, iblis terkuat mekai, yang menjabat sebagai lucifer.

"perlu kuberi tahu padamu, meskipun aku seorang iblis,,, namun aku bukan sosok yang kau katakan, sebab, aku pun tak mengenal siapa itu gremory-sama atau pun lucifer-sama,, bahkan dunia para iblis tinggal pun tidak pernah aku lihat bagaimana bentuknya" naruto berkata jujur. memang, selama dia hidup,, belum pernah dia datang ke dunianya, bahkan orang tua kandungnya pun tidak diketahui bagaimana rupa mereka. dia hanya punya orang tua angkat, seorang manusia, itupun sudah meninggal beberapa tahun lalu, tentu saja dia sangat sedih akan hal itu.

"t-tapi b-bagaimana bisa iblis sepertimu, tidak pernah berkunjung ke underworld,,?" tanya si iblis dengan mata melebar, kaget, tentu saja,, ketika mendengar tuturan dari naruto,. bagaimana bisa, sosok yang di simpulkannya ini, yang kekuatannya setara atau bahkan lebih hebat dari lucifer saat ini, tidak pernah mengunjungi uderworld, terlebih tidak mengenal pemimpinnya sendiri.

"entahlah!,, aku pun tidak tahu kenapa" jawab naruto yang ingin cepat-cepat pulang karena sudah tidak sabar ingin menyantap makanan para dewanya.

"karena tidak ada lagi yang perlu di bahas,, jadi,..." naruto mengangkat tangan kanannya setinggi dada. dari tangannya pun, muncul domenic power merah, yang kita ketahui, sebagai power of destruction. "...matilah"

si iblis liar, meskipun masih belum puas dengan penyataan naruto, dia tetap memejamkan matanya, berharap dengan itu, rasa sakit yang ditimbulkan tidak terlalu terasa. dalam jarak sedekat ini, sihir yang di lancarkan naruto langsung menghantam si iblis, dan cuma membutuhkab waktu singkat iblis itupun hancur hingga melebur menjadi abu.

naruto mendongakan kepalanya ke atas memandang langit-langit gudang tempatnya berpijak, dimana suara tetesan air hujan menimpa permukaan genteng mulai terdengar oleh indra pendengarannya. entah kenapa, dia mulai merasa aneh dengan dirinya setelah mendengar klan gremory.

"ah, sudahlah, lebih baik aku segera pulang,, siapa tahu dengan seduhan ramen hangat bisa menenangkan pikiranku" dengan itu di bawah kakinya tercipta lingkaran sihir merah khas gremory, tak lama dia pun menghilang.

.

underworld.

di kediaman super megah klan gremory, tepatnya di sebuah kamar mewah milik pemimpin clan gremory beserta istrinya. terlihatlah, seorang wanita paruh baya bersurai coklat, tengah duduk di tepi ranjang sambil memeluk guling dengan tatapan kosong mengarah ke depan. bila di lihat lebih jeli lagi, ada tetesan liquid bening mengalir pelan dari sepasang irisnya itu.

"hiks... hiks.. anakku hiks... dimana kau nak,, tak tahu kah kalau ibu sangat merindukanmu!" dia bergumam dengan nada lirih sambil terisak.

dialah, venelana bael, atau sekarang beganti nama menjadi venelana gremory, ibu kandung dari lucifer dan rias gremory serta istri dari lucius gremory. selama ini tidak ada yang tahu selain suami dan beberapa iblis, kalau di balik wajah ramah yang selalu di tampilkan di depan publik, telah lama tersimpan rapi suatu kesedihan amat sangat akan sosok yang sangat dirindukannya. dan di saat sudah sendiri seperti inilah, semua emosi yang dipendamnya itu akan di keluarkan, setiap malam tidak pernah bolos, dia selalu dan selalu, merindukan sosok itu.

satu rahasia, yang tidak pernah terbongkar, hanya sang suami serta sebagian iblis saja yang tahu, kalau selama ini klan gremory memiliki satu pewaris mereka yang bahkan lebih layak dari shirzech itu sendiri. sosok itu sudah lama menghilang, bahkan sebelum civil war terjadi beberapa tahun lalu, di underworld.

flashback on.

rumah sakit underworld

suasana lorong rumah sakit terlihat ramai disebabkan oleh beberapa iblis serta banyak pelayan yang tengah berlari terburu-buru menyusuri lorong rumah sakit sambil mendorong sebuah troli pasien, dimana terdapat seorang wanita bersurai coklat sedang terbaring di sana, satu di antara mereka dimana yang paling dekat dengan si wanita merupakan suami si iblis pasien, nampak juga raut kekawatiran tersirat pada wajahnya.

"maaf gremory-sama, tapi anda tidak boleh masuk!" dokter tersebut mencegah lucius setelah sampai di depan ruang bersalin. mendengar seruan dari si dokter, membuat pria berambut crimson tersebut ingin sekali menghantamkan domenic powe ke wajahnya. namun ia terpaksa mengurungkan niatnya itu, karena kalau hal itu sampai terjadi, bagaimana nasib istri dan anaknya.

dengan pasrah lucius mengangguk, menatap suster yang kini mulai menutup pintu di hadapannya dengan raut wajah gusar. para iblis dari klan gremory dan bael mendekat ke lucius, satu dari mereka mencoba menepuk bahu lucius pelan.

"tenanglah lucius, semua akan baik-baik saja,,, apa dirimu lupa kalau istrimu itu seorang iblis, yang jelas-jelas fisiknya jauh lebih kuat dibanding manusia,, apalagi di tambah dengan darah bael yang mengalir dalam istrimu" satu iblis dari klan gremory mencoba menenangkan lucius dari rasa panik yang menderanya, itu pun cuma di balas anggukan oleh lucius.

"baiklah,, kurasa kau benar" balas lucius, yang mulai merasa sedikit tenang sambil mendudukan dirinya ke kursi yang paling dekat dengan pintu ruangan.

namun ketenangan itu hanya bertahan sesaat, tak kala rasa panik kembali menyelimuti hatinya, hingga membuat dirinya cuma bisa mondar mandir gaje di depan pintu guna mengurangi rasa kawatir itu, sesekali juga dia menengok ke dalam, sekedar memastikan situasi di dalam ruangan istrinya akan melahirkan buah hatinya itu aman terkendali. peluh keringat di pelipisnya tak di hiraukan, yang ada di pikirannya saat ini hanya keselamatan istri dan anaknya. kendati semua orang tahu bahwa istrinya itu merupakan seorang iblis yang notabennya fisiknya jelas lebih kuat dari manusia, apalagi di kuatkan oleh fakta bahwa darah bael mengalir dalam diri istrinya,. namun sepertinya hal itu tidak menutup kemungkinan bagi lucius untuk tidak panik.

sedangkan para iblis dari klan gremory dan bael, hanya membiarkannya, bagaimanapun juga mereka pernah merasakan momentum paling menegangkan dalam hidup yang saat ini tengah di rasakan lucius.

selang tiga jam, akhirnya kepanikan di hati lucius sedikit mereda, ketika gendang telinganya, menangkap tangisan bayi dari dalam ruang bersalin istrinya. namun itu pun kembali terjadi hanya sesaat, karena pintu itu tak kunjung di buka, sehingga menimbulkan kembali kepanikan dalam diri lucius. bagaimana jika terjadi sesuatu pada istrinya, sungguh dia tidak mau hal itu sampai terjadi, dan saat dia hendak ingin mendobrak pintu tersebut, dia mendadak membeku, ketika dirinya kembali mendengar suara tangisan susulan bayi untuk kedua kalinya, membuat rasa kepanikan di dalam dirinya di gantikan dengan rasa bahagia yang tidak bisa di bendung lagi sampai-sampai air mata bahagia tumpah dari dalam matanya.

cklek

bidan rumah sakit berkelamin perempuan membuka pintu ruangan, tak ayal menjadikan dirinya seperti gula yang langsung di kerubuni semut, tentu saja yang paling dekat dengan si bidan yaitu lucius.

"dokter, bagaimana keadaan istri dan anak saya dok!,, apakah mereka baik-baik saja?,, tidak terjadi apa-apakan dok?, tolong dok, jawab pertanyaan saya, jangan buat saya semakin panik!" tanya lucius beruntun sambil menguncang bahu di dokter membuat sebagian iblis dilanda sweatdrop.

"tenang dulu gremory-sama" si dokter mengangkat sebelah tangannya mengisyaratkan lucius untuk menghentikan kegiatannya, yang membuatnya sedikit merasa risih.

"lucius, aku tahu kau sangat panik, tapi akan lebih baik kalau kau menghentikan tindakanmu itu, coba lihat, dokternya menjadi tidak nyaman" ujar iblis dari klan gremory. sedangkan lucius walaupun rasa panik di dalam dirinya belum hilang, dia tetap mengikuti instruksi dari sepupunya itu.

berdehem sedikit si bidan menjawab tenang. "selamat gremory-sama, istri anda melahirkan sepasang anak kembar laki-laki yang tampan dan sehat,, lalu untuk kondisi venelana-sama, saat ini kondisinya masih sangat lemah paska melahirkan, jadi di mohonkan yang boleh menjenguknya cukup satu orang saja" ujar si dokter,

yah, iblis walaupun fisik mereka jauh lebih kuat dari manusia, namun tetap saja, masih ada kelemahan, yaitu saat proses kelahiran, memang fisik mereka akan melemah paska melahirkan, akan tetapi itu hanya bertahan beberapa jam saja, karena mengingat sejatinya iblis memiliki sihir, jadi waktu pemulihannya hanya butuh beberapa jam saja sebelum bisa pulih sepenuhnya, berbeda dengan manusia lebih membutuhkan waktu beberapa hari karena tidak memiliki energi sihir.

mendengarnya para iblis yang hadir, sontak saling berpelukan. lantas satu dari mereka mendekat sambil menepuk bahu lucius.

"masuklah lucius, di antara kami semua, cuma kaulah yang paling berhak!" katanya seraya tersenyum di respon anggukan setuju oleh yang lain.

setelah menggangguk, lucius segera melangkah masuk kedalam, dengan langkah pelan di iringi jantung yang berdetak kencang, dia menghampiri istrinya, yang saat ini tengah mengendong dua buah hati mereka. lalu sang istri menggerakan kepalanya untuk memandang lucius dengan senyum lembut terpatri di wajah pucat sang istri.

"lihat anak kita anata, mereka sangat manis dan juga tampan,, apa kau mau mencoba menggendongnya?" tanya sang istri tedengar lemah.

lucius tampak diam beberapa saat, sebelum mengusap lelehan air mata haru di pipinya cepat. lalu menipiskan jarak di antara mereka.

"b-bolehkah?" tanyanya sedikit ragu. di respon anggukan oleh sang istri.

"tentu saja!" jawab venelana sedikit terkekeh, melihat raut wajah suaminya yang menurutnya sangat lucu itu.

dengan gerakan terlampau hati-hati, lucius meraih satu anaknya yang senada dengan rambutnya itu tapi rambut si bayi terkesan lebih gelap. dalam gendongannya, dia melihat anaknya sedikit menggeliat, mungkin itu adalah gerakan refleks dari si bayi. dengan senyuman di paras tampannya dia kemudian menggerakan jari telunjuknya untuk menyentuh pipi tembem anaknya yang masih terlihat merah. karena merasakan adanya rangsangan mekanik di bagian pipi otomatis sang bayi membuka kedua kelopak matanya, nampak iris samudra itu balas menatap lucius dengan tatapan polos kemudian menguap, sehingga membuat lucius semakin meperlebar senyumannya.

"dia anak sulung kita anata,, kau ingin memberi dia nama apa?"

venelana bersuara, membuyarkan lucius dari kegiatannya. kemudian dia memandang istrinya, sebelum berujar.

"estevan, estevan gremory!" ujar lucius sebelum pandangannya kembali menatap lembut sang anak "selamat datang di keluarga gremory estevan!" lanjutnya pada bayi bernama estevan itu,

"estevan,, nama yang bagus!" venelana menyunggingkan senyum, dia juga merasakan bahagia yang saat ini tengah di rasakan oleh suaminya itu.

seakan mengerti, sesaat bayi dalam gendongan lucius ikut menyunggingkan senyuman di bibirnya yang mungil, sebelum bayi bernama estevan itu secara perlahan menutup matanya pertanda dia akan segera tertidur di dalam gendongan sang ayah.

"kalau, anak bungsu kita akan aku beri nama shirzech gremory!" venelana berkata masih dengan senyuman, menatap pada bayi yang ada dalam gendongannya itu.

sedangkan lucius hanya bisa menyunggingkan senyuman lembutnya, karena menurutnya kebahagiaan ini sudah terlalu berlebihan kalau hanya di lukiskan menggunakan sebuah kata-kata.

"selamat datang juga dalam keluarga gremory anakku shirzech gremory" ujar lucius memandang lembut bayi yang di beri nama shirzech tersebut.

.

malam harinya, tepat tengah malam, suasana ruangan vip tempat venelana di rawat sudah sunyi, para iblis penjenguk dari klan gremory dan bael juga sudah pulang beberapa jam yang lalu, memberikan waktu bagi keluarga gremory untuk istrahat. nampak venelana tengah tertidur pulas di tanjang tunggal pasien, cukup lelah setelah dirinya habis menyusui kedua buah hati. di temani sang suami yang lebih memilih tidur di sofa indor ruangan. kedua buah hati mereka juga nampak sedang tertidur pulas berdampingan di sebuah box bayi samping ranjang venelana.

akibat kelelahan, mereka tak menyadari, jika jendela ruangan yang semula tertutup mendadak terbuka, angin dari luar pun secara alami merembes masuk, sehingga membuat tirai putih jendela berkibar-kibar. tak lama kemudian nampak sesosok mahluk mengenakan jubah bertudung hitam mendadak muncul hingga merunduk di jendela. sosok tersebut memandang keluarga gremory dalam datar. dia lalu turun dan melangkah mendekat ke ranjang venelana, tidak terdengar bunyi derap kaki, membuktikan jika sosok tersebut sudau cukup profesional dalam hal demikian.

di samping ranjang, dia memandang venelana cukup lama, lalu pandangannya mengedar ke sebrang tepat di sofa tempat lucius terlelap. kemudian dia mengalihkan lagi, kepalanya ke samping tempat box bayi berada, setelah itu dia mendekati box tersebut. dirinya menatap beberapa saat pada kedua bayi yang ada di tertidur pulas dari balik kelambu sebelum kembali mengedarkan kepalanya sekitar, mencoba memastikan kalau suasana aman terkendali, sebelum membuka kelambu itu lalu mengambil satu bayi di dalamnya. dia merasa jika misinya kali ini akan sukses. dan dengan pose menggendong bayi, dia berjalan pelan ke arah jendela. namun sepertinya misinya kali ini mendapatkan satu kendala, gara-gara bayi dalam gendongannya mendadak menangis.

oeeeeeek oeeeeeek.

tangisan melengking dari estevan menggema di seluruh penjuru ruangan, sontak saja venelana yang masih dalam terlelap harus di paksa bangun kemudian bangkit, dia mencari sumber suara itu hingga matanya seketika melebar ketika mendapati sesosok mahluk berjubah, tengah menggendong bayi yang di yakininya sebagai anaknya.

"ANATAAA, BANGUN,, ANAK KITA!" venelana berteriak lantang bercampur rasa panik demi menarik sang suami dari alam mimpi.

tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, si penculik bertudung segera meloncat keluar melewati tempat masuknya tadi.

"ANATAAA,, HIKS.. ANAK KITA,, BANGUNG ANATAAA"

sekali lagi, venelana berteriak lantang, kali ini dia mencoba turun dari ranjangnya, mencoba mengejar si penculik sang buah hati, namum akibat kondisi yang masih belum pulih sepenuhnya, dia justru jatuh ke lantai sebelum kakinya dapat berpijak.

bruuk.

bersamaan dengan itu, lucius pun terbangung dari tidurnya, ketika mendengar suara orang jatuh, dia mendekat ke ranjang tempat istrinya,, namun matanya di buat melebar, ketika melihat sang istri yang kini tengah tergeletak di lantai.

"venelana, kau kenapa, apa yang terjadi?" dalam nada kawatir dia bertanya.

"hiks,,, anata,, hikss,, anak kita!" meskipun dalam kondisi lemah dia berkata dengan nada yang sudah terisak.

"ada apa dengan anak kita, sayang? apa yang terjadi?" balas lucius mulai merasa tidak enak.

"hiks,, anak kita d-di culik,, hiks,,, tolong kejar penculiknya anata... hiks" jawab venelana sambil menunjuk ke arah jendela yang terbuka, sebelum kesadarannya mulai menghilang di akibatkan batin yang tiba-tiba drop.

mata lucius, mengikuti arah telunjuk istrinya, seketika dia melebarkab mata, dan dengan refleks, dia mendekat ke arah ranjang anaknya, mencoba memastikan apakah anaknya memang di culik. matanya semakin membulat, ketika dirinya mendapati kalau di dalam ranjang bayi itu, hanya tinggal tersisa satu anaknya yang kini telah terbangung sambil menangis.

karena tidak ingin membuang waktu lagi dia segera mengangkat tubuh mungil venelana, lalu membaringkan tubuh itu di ranjang dengan gerakan hati-hati,, kemudian tanpa banyak kata dia segera meloncat keluar, dan mengeluarkan sayap iblisnya, dia mulai terbang mengejar si penculik biabad yang berhasil membawa anaknya, meninggalkan istri dan anaknya yang menangis di sana.

flashback off.

bertahun tahun pun berlalu, lucius berusaha mencari keberadaan anak sulungnya itu. menggunakan harta dan kekuatannya, lucius tetap tidak menemukan titik terang akan keberadaan herachel, puncaknya diapun putus asa, hingga dia mulai menaruh harapan pada takdir, berharap suatu saat nanti akan di petemukan kembali dengan estevan.

beda halnya dengan lucius yang pasrah pada takdir, venelana justru malah menyalahkan takdir. bahkan saking tidak terimanya dengan takdir yang menurutnya sangat kejam, dia hampir melakukan tindakan percobaan bunuh diri, dengan cara akan menusuk jantungnya, namun beruntung hal itu masih sempat di cegah oleh lucius.

terlepas dari percobaan bunuh diri itu, dalam beberapa bulan lamanya, venelana tidak pernah keluar kamar, hanya tatapan kosong dan putus asa yang sering di berikan venelana terhadap lucius, kondisinya pun semakin lama semakin drop. dia bahkan sampai melupakan fakta jika mereka masih mempunyai satu anak lagi yang sangat memerlukan limpahan kasih sayangnnya.

sampai suatu hari di mana emosi lucius sudah sampai batasnya, dia membentak keras venelana, mencoba menyadarkan sang istri kalau mereka masih mempunyai satu anak lagi yang sangat memerlukan perhatian sang ibu. mendengar bentakan amarah dari suaminya pun akhirnya vernelana pun mulai sedikit tersadar, dan menyesali kesahaannya yang menelantarkan shirzech di kala itu, sejak saat itu pula dia pun mulai menebus kesalahannya dengan mengurus shirzech sebagaimana seorang ibu pada anaknya, tetapi tidak melupakan anak sulungnya.

.

cklek.

bunyi pintu terbuka tetap tidak berhasil menarik perhatian venelana untuk sekedar melirik karena jiwanya masih di bawa oleh anak sulungnya itu. dari luar lucius masuk sambil melangkah menuju venelana.

di belakang venelana, lucius memandang iba punggung istrinya yang nampak kurus itu, dia mendudukan dirinya tepat di samping istrinya, kemudian membawanya dalam pelukan hangat miliknya.

.

"kau tahu, aku sangat sedih melihatmu terus-terusan seperti ini, venelana!,, terlebih shirzech dan rias, mereka pasti akan lebih sedih lagi kalau mereka sampai tahu jika keadaan ibu mereka nampak sangat memprihatinkan" dari nadanya terdengar sendu. mendengar hal itu, air mata pilu tak lagi dapat di bendung di kedua mata venelana.

"hiks,,, hiks,,, k-kau tahu yang paling hikss,, aku sesalkan, l-lucius-ku., aku tidak tahu hiks,, kalau anakku,,, masih hidup atau tidak hiks,, anata,, kalaupun seandainya d-dia masih hidup,, apakah di luar sana dia b-baik-baik saja atau tidak,, hiks,, hikss,, a-aku takut, jika terjadi sesuatu padanya, aku sangat takut lucius-kun, hiks,,, a-aku s-sangat ingin bertemu dengannya hiks.,," pertahanan terakhir venelana akhirnya jebol, dengan kepala tersandar di dada bidang suami, dia menumpahkan semua air matanya hingga membasahi baju yang di kenakan sang suami.

"ssst, tenanglah, semua akan baik-baik saja,, apa kau lupa kalau estevan itu anak kita,, anak yang memiliki kekuatan power of destruction, kekuatan yang di segani oleh mahluk supranatural bahkan para dewa?" meskipun lucius berkata tegas, namun dalam hatinya dia juga berusaha menahan kesedihan yang di rasakan sama seperti istrinya, dia semakin mendekap erat venelana, tidak memperdulikan pakaian formalnya yang sudah basah di bagian dada.

"jadi saat ini, yang dapat kita lakukan hanyalah menunggu, biarkan waktu melakukan tugasnya,, karena saat ini aku mulai merasa, bahwa di mana estevan berada sekarang, dia tidak lagi berada jauh dari kita,, mungkin itu merupakan pertanda kalau sebentar lagi kita akan segera bertemu dengan anak kita" lucius menambahkan dengan nada lembutnya.

ketika mulut tak dapat lagi merespon, hanya anggukan lemahlah yang di berikan venelana menanggapi ucapan suaminya.

entah mengapa ucapan lucius bisa membuat hatinya sedikit tenang, apa mungkin memang benar, bahwa tak lama lagi dirinya akan bertemu dengan anak sulungnya yang sudah terpisah sekian lama itu, apakah benar, dirinya sudah semakin dekan dengan si buah hati?. membayangkannya saja, tentu membuat dia terlampau senang dan sangat tidak sabar menantikan hari itu tiba. bahkan saking tidak sabarnya, tiba-tiba matanya mulai di rasa berat, tak lama kemudian venelana akhirnya tertidur.

.

masih di jam yang sama, hujan yang mengguyur kota kuoh telah berhenti beberapa saat yang lalu, naruto sendiri pun juga sudah selesai dengan acara makan malamnya. saat ini dia sedang duduk sofa tunggal depan tv, akan tetapi walau pemuda itu nampak sedang menonton dengan serius, namun sesungguhnya perhatiannya bukan ada di sana.

yah, sejak selesai makan tadi, tiba-tiba saja dia langsung terpikirkan oleh hal yang tadi, tentang klan gremory yang di katakan oleh si iblis liar,, yang entah mengapa, saat dia dengan tanpa sengaja mengingat nama klan gremory, dirinya akan merasa sedih, senang, kecewa serta marah,. saat ini, dia sedang berusaha mencari tahu apa penyebabnya sampai dia merasakan perasaan itu. apakah memang benar bahwa dirinya dan klan gremory memiliki suatu hubungan darah, atau lebih tingginya lagi, apakah dia merupakan anak kandung dari gremory-sama sesuai yang di tanyakan oleh si iblis liar... sungguh dia benar-benar di buat pusing oleh dua pertanyaan yang terdengar sederhana itu.

dia menghela nafas berat, baginya masalahnya kali ini, sama seperti memecahkan kasus pembunuhan presiden amerika john f. kennedy yang belum terpecahkan sampai sekarang,,. mungkin mencari angin saat ini adalah solusi paling tepat baginya untuk merileksan pikiran. mengingat dia juga baru beberapa hari datang ke jepang.

naruto berjalan ke arah lemari, dia memutuskan akan memakai pakaian tebal kali ini, mengingat kondisi jalanan di luar sana akan terasa cukup dingin sehabis di landa hujan.

.

meskipun aspal masih nampak basah dan licin, namun suasana kota nampak sudah mulai kembali ramai, angin yang berhembus pun tidak terlalu kencang seperti beberapa jam yang lalu tepat sebelum hujan. begitu juga dengan naruto yang sedang berjalan di sepanjang trotoar, pandangannya bergerak liar ke arah jalan maupun toko-toko yang berjejer rapi memadatkan kota, dirinya mencoba menghafal jalan kota yang akan di tinggalinya beberapa tahun ke depan.

berjalan cukup lama, hingga tanpa di sadari langkah kakinya membawanya ke sebuah sungai, sungai yang tidak telalu dalam menurutnya, namun airnya terlihat sangat jernih tanpa banyak sampah di sana. hmmm,, ternyata benar, kalau masyarak jepang memang sangat menjunjung tinggi kebersihan.

saat semakin dekat dengan sungai itu, dia mendadak berhenti, ketika dirinya merasakan sebuah aura malaikat jatuh cukup kuat di sekitar sini. mengedarkan kepalanya mencari sumber aura itu sebelum pandangannya berhenti, ketika sepasang netranya menangkap sesosok pria paruh baya tengah duduk di tepai sugai sambil melakukan kegiatan memancing.

karena tidak ingin rasa penasarannya semakin menjadi, dia mendekat ke arah pria mengenakan yukata coktlat tersebut. namun demi mengantisipasi bahaya yang tidak di inginkan, dia mememasang pose siaga, meski di sembunyikan oleh gaya tenangnya.

"mau apa malaikat jatuh di sekitar sini?" naruto menyapa tepat di belakang azazel.

mendengar suara sapaan dari arah belakang, azazel sontak menoleh, detik berikutnya matanya di buat sedikit melebar ketika melihat seosok pria yang nampak sangat mirip dengan pemimpin iblis underword. azazel mengerutkan keningnya sebelum berkata.

"shirzech,, apa ini kau?"

naruto mengangkat satu alisnya bingung, shirzech? siapa lagi ini.

"ehh,, shirzech, siapa itu?" naruto bertanya heran, sebelum merubah ekspresinya ke mode semula "kutanya sekali lagi, mau apa malaikat jatuh kemari?"

azazel otomatis tesadar, dari lamunannya "eh, kau bukan shirzech?" bukannya menjawab, azazel malah balas menjawab sambil memandang seksama naruto yang mengingatkannya dengan shirzech, dengan sensor yang sudah di aktifkanpun, dia merasa aura kuat berasal dari dalam diri pemuda yang di sebut shirzech tersebut.

"kau belum menjawab pertanyaanku?" tanya naruto lagi dalam datar yang masih dalam posisi berdiri.

"hah, baiklah, aku di sini hanya sedang mengisi waktu luang,, dan sepertinya kau memang bukan shirzech, karena shirzech pasti tidak akan lupa padaku,, lalu kulihat juga kau bukan manusia, karena aku merasakan aura iblis setingkat maou dalam dirimu!" ujar azazel sambil tersenyum kecil. 'siapa dia sebenarnya, kenapa dia sangat mirip dengan shirzech, auranya pun juga sama,, tidak-tidak aura ini bahkan lebih kuat dari shirzech' azazel nambahkan dalam batin.

sedangkan naruto yang merasa orang ini tidak terlihat mengancam, malahan dalam indra penglihatan naruto, tampang malaikat jatuh ini menurutnya lebih terlihat mesum daripada berbahaya.

dia pun duduk di samping pria yang memiliki surai coklat dengan poni kuning itu, namun tetap berjaga-jaga tentunya.

"sepertinya kau sudah merasakannya kalau aku memang bukan manusia" naruto memandang ke depan,

"begitulah,, perkenalkan, namaku adalah azazel, gubernur malaikat jatuh" azazel memperkenalkan diri.

naruto sedikit terkejut, pantas saja azazel dapat merasakan aura miliknya walapun sudah di tekan ke titik paling rendah, itu gara-gara azazel sendiri merupakan pemimpinnya, tentu saja saja hanya orang seperti azazel lah yang bisa merasakannya.

"namaku naruto, salam kenal" ujar naruto.

sekali lagi azazel menatap intens naruto dari samping, mencoba mengobservasi wajah naruto, barangkali kalau saat ini shirzech sedang mengerjainya, namun saat dia menatap iris saphire naruto dia mulai menyadari jika naruto memang bukan shirzech, mengingat warna mata shirzech berwarna blu-green bukan saphire.

"aku mengerti azazel kalau wajahku memang tampan, tapi bisa kau hentikan tatapanmu itu azazel, kau terlihat seperti homo di mataku tahu" meskipun pandangannya ke arah depan, naruto tetap menyadarinya dan menegur kegiatan azazel yang membuat dia merasa tidak nyaman.

mendengarnya azazel tertawa hambar, "he he he, maaf-maaf,, aku hanya penasaran dengan wajahmu yang entah bagaimana caranya bisa sangat mirip dengan wajah temanku!" ujar azazel gelagapan.

naruto menghela nafas, dia sudah tahu siapa yang di maksud oleh azazel, 'sudah dua orang yang mengira kalau aku ini shirzech,, hmm,, mungkin setelah ini, aku memang harus menyelidikinya!'

"tapi aku masih sedikit ragu naruto, jika kau memang bukan shirzech,,,,, setidaknya kau mengenalnya kan?" balas azazel masih belum yakin, dan itu sukses menyandarkan lamunan naruto.

naruto menoleh, "jujur saja, aku memang tidak mengenal shirzech walau dia merupakan pemimpin bangsaku, karena aku sudah dari kecil tinggal bersama manusia" naruto melirik azazel. ".. lalu satu lagi, aku juga belum pernah menginjakan kaki di underworld, jadi tidak ada alasan lagi buatmu untuk menganggap aku shirzech,, ok" lanjutnya sedikit kesal. sepertinya mereka sudah mulai akbrab

melihat wajah naruto yang tidak menyiratkan kebohongan sama sekali, akhirnya azazel pun menghela nafas pasrah. sebelum kembali melanjutkan kegiatannya.

"bakilah,, sepertinya, kau memang tidak berbohong.." sahur azazel sebelum merubah topik pembicaraan "ngomong-ngomong, apakah kau penduduk baru di kouh naruto?, karena ini kali pertamanya kau melihatmu!" ujar azazel.

naruto mengangkat bahunya sesaat "begitulah,, aku memang baru beberapa hari yang lalu menetap di kota ini,, tetapi walaupun baru beberapa hari, entah mengapa aku mulai merasa nyaman dengan suasana kota ini!,, aku merasa seakan ada sesuatu yang membuat aku sangat betah tinggal di sini" balas naruto jujur, azazel hanya manggut-manggut.

"hahaha,, kau benar, bahkan aku yang sudah puluhan tahun tinggal di sini saja tidak pernah merasa bosan,, karena aku sangat mencintai perdamaian yang sekarang tengah kita rasakan!" tambah azazel sambil memandang langit.

mereka pun akhirnya berbicang-bicang seputar dunia supranarutal, tak lupa juga azazel menceritakan kepada naruto tentang perang sipil yang terjadi di underworld beberapa tahun silang, sedangkan naruto hanya menyimak saja. ya, meskipun dia sesekali menimpalnya dengan sebuah pertanyaan, namun sesungguhnya dia sama sekali tidak perduli dengan konflik para iblis yang di ceritakan azazel, karena walau dirinya seorang iblis, akan tetapi dia lebih memilih memihak manusia di banding rasnya sendiri, karena itu adalah salah satu bentuk rasa terima kasihnya terhadap orang tua angkatnya yang telah menerima dan merawatnya selama ini.

"ehem, sepertinya hari sudah semakin malam azazel" naruto berkata sebelum bangkit. azazel memandang naruto.

"apa kau sudah mau pulang naruto?" tanya azazel di respon anggukan naruto

"senang bertemu denganmu azazel" lanjut naruto dengan nada tenang tapi ramah.

"yah, senang bertemu dengan mu juga naruto,, dan sampai jumpa lagi" balas azazel menyunggingkan senyuman tipis di balas anggukan naruto

naruto melirik sesaat arlojinya yang menunjukan tepat pukul 12 malam di sana, "berhubung kau sudah mengetahui identitasku, maka akan lebih baik kalau aku menggunakan sihir teleportasiku saja"

dengan itu, mendadak di bawah kaki naruto tercipta lingkaran sihir merah khas klan gremory, dan dalam sekejap naruto pun menghilang. sedangkan azazel yang melihat sihir naruto, hanya bisa terpaku dalam keterkejutan.

"oh, shirzech kuharap kau tidak akan terkejut mendengar berita ini!" gumam azazel setelah dia melihat sendiri lingkaran sihir naruto.

skip time.

keesokan harinya, tepatnya sore hari menjelang malam, nampak naruto sedang menyusuri trotoar menuju apartemennya sehabis melakukan jalan-jalan santai. kali ini dia mengenakan kaos oblong tipis abu-abu yang di padukan dengan celana jeans dongker yang menyelimati bagian bawahnya, kedua tangannya di masukan pada saku celana serta sepasang mata yang bergerak liar ke depan.

hampis semua pasang mata berasal dari para kaum hawa tertuju padanya sembari wajah merona, bahkan beberapa di antara mereka ada yang sengaja menyenggol naruto guna untuk menarik perhatian sang empu. sedangkan naruto hanya menarik nafas pasrah, walaupun dia tahu wanita-wanita jepang terkenal akan keimutan dan kecantikan serta kemolekan mereka meski tanpa make up ataupun operasi, naruto tetap tidak merasa tertarik dengan hal itu, entah kenapa!?.

'kami-sama, tak tahu kah kalau wajah tamvpan yang kau berikan ini malah membuat aku tersiksa?,, aarrgg' naruto membatin dengan narsisnya, sebelum menggeram merasa sedikit sakit kepala akibat menyebut kata sakral bagi bangsa iblis.

jarak menuju apartemennya tak kurang dari seratus meter lagi, namun saat dia akan melewati sebuah sekolah, di terpaksa menghentikan langkahnya.

"dari luar sekolah itu nampak baik-baik saja, tapi kenapa aku merasakan ada aura akuma, da-tenshi, dan manusia dari arah dalam?" gumam naruto sambil menatap tajam pada akademy kuoh yang terlihat sunyi dan baik-baik saja dari luar.

"hmm,, lebih baik, aku memastikannya saja!"

TBC...

yo,, berjuma lagi dengan dengan saya,, author abal-abal,,, ini adalah fic kedua saya,, saya harap fic gaje ini, bisa di sukai oleh para readers... mohon kalau ada yang salah dalam penulisan, harap di maklumi yaa,, mengingat saya hanya nulis lewat hp.. apalagi kalau tata bahasanya yang sedikit amburadul, karena saya orang manado yang tidak terlalu pasih dalam bebhasa indonesia.

di mohonkan juga para senpai yang sudah menciptakan karya-karya keren, dapat memimbing saya hingga menjadi seperti para author-author senpai yang karyanya sangat disukai oleh readers.

kalo ada masukan atau ide dari readers sekalian, mohon di sharing ya, barangkali itu bisa jadi referensi bagi chapter" depan..

hanya itu yang bisa saya sampaikan,, dan jangan lupa reviewsnya ya..

see you chapter 2