Pemuda berambut hitam itu mengencangkan cholar yang berada di leher wanita dibawahnya. Wanita berambut pirang itu berlutut dibawahnya. Wajah cantik perempuan pirang itu tepat dipinggulnya.
Sasuke mendengus kesal. Perempuan ini bukanlah yang dicarinya. Sedari tadi perempuan pirang ini menangis, menangis, dan menangis. Sialan! Itachi berengsek! Beraninya dia. Berani sekali pria keriputan itu memberikannya wanita vanilla.
"Angkat wajahmu!" Perintahnya tegas.
Si wanita pirang yang Sasuke tahu bernama Candice ini masih sesunggukan karna takut, membuat Sasuke tak berselera lagi. Mata biru wanita ini menatapnya takut sambil sesekali menggerakkan tangannya yang terborgol.
"Tu-tuan Sasuke.." rengeknya.
Sasuke mencengkram dagu wanita itu kasar. "Apa kau bukan tipe submissive?"
Candice menggelengkan kepalanya pelan; sepelan mungkin. Sasuke semakin mendecih kesal. Tangannya mengambil kunci dari saku celananya dan membuka borgol wanita itu.
"Pergilah." Titahnya.
Si Candice yang lumayan cantik itu memakai kembali pakaiannya sambil gemetar ketakutan, Sasuke melihatnya iba; ingin meminta maaf, tapi tentu saja. Egonya memenangkan dirinya.
Tangan wanita itu mengambil segepok uang seratus dolar dari clutch murahannya dan menyodorkannya ke samping Sasuke sambil gemetaran.
"A-anda boleh mengambil uangnya lagi, Tuan", kata Candice gemetaran.
Sasuke meliriknya sekilas dan mendenguskan nafasnya lemah. Apa dia terlalu keterlaluan? Itachi memang sialan!
"Maafkan aku, nona. Tak apa, ambil saja uangnya" sahutnya datar.
Candice tak mengambil kesempatan kedua untuk bertanya lalu menganggukkan kepalanya sekilas dan pergi dari kamar hotel kelas mewah tersebut. Sasuke menghela nafasnya pelan lalu memijat pangkal hidungnya pelan.
Tangannya mencari kontak seseorang lalu menekan tombol panggil.
Tuut.. tuut.. tuut..
"Halo?" Sahut seseorang dari seberang panggilan.
"Apa maksudmu, tolol?!" Kata Sasuke murka.
Itachi terkekeh dipanggilan teleponnya dan Sasuke mendengar suara ciuman dan kecupan dari seberang Itachi. Sasuke menghela nafas lagi. Kepalanya dipijatnya perlahan sambil memperingatkan dirinya sendiri untuk tak mencampak handphone nya sembarangan.
"Aku pikir jalang itu berguna." Kata Itachi selang beberapa menit.
Sasuke menggertakkan giginya kesal. "Kau tahu? Tipe seperti itu tak nyambung denganku. Aku tak ingin menyakiti wanita. Bisa saja dia kusakiti kan?"
"Hei, lubang pantat. Jangan bilang kau tak meniduri gadis itu? Aku memberi banyak dolar untuknya" sahut Itachi lagi.
"Seharusnya kau ngaca, kotoran. Wanita tipe seperti itu hanya berguna untukmu. Bukan untukku." Sahut Sasuke tegas.
Itachi mendesah lagi untuk kesekian kalinya. "Terserah."
Dan sambungan telepon itu diputus sepihak oleh Itachi. Sasuke menatap horror handphonenya sebelum mencampakkan benda kotak berwarna hitam itu ke dinding belakangnya.
Monyet, Itachi! Awas kau ya!
BDSM
Desclaimer : Masashi Kishimoto
Warn : AU, OOC, Typo, Lemon, Update 'gak tentu.
Multi Chapter, maybe?
If u don't like this story, just leave this page alone.
Sakura menggerakkan pinggulnya seduktif. Kelopak matanya menutup dan bibir penuh berpoles lipstick merah itu digigitnya sensual. Mengundang semua pria yang berada dilantai dansa mencoba menyentuhnya. Tapi tetap saja, sekali mereka menyentuhnya, Sakura akan membuat hidup mereka seperti di neraka.
Dia seperti kupu-kupu sekarang.
Boleh dilihat, tak boleh diraba.
Sialan keren dia sekarang!
Pikirannya kembali ketadi siang, saat dia melihat pria itu pertama kali keluar dari dalam hotel mewah bintang lima dikawasan distrik mewah Konoha. Pemuda berambut hitam dan mempunya tatapan tajam bak elang itu memikat hatinya.
Bukan, deh. Bukan memikat hatinya; tapi membuatnya bergairah.
'Siapa namanya ya?' Pikirnya nakal.
Otak kecil Sakura kembali mengingat-ingat bentuk wajah adonis Sasuke. Manik obsidiannya yang tajam, rahangnya yang keras, bahunya yang kokoh, pinggulnya yang tampak liat, dan tonjolan di pangkal pahanya yang besar.
Ugh!
Sakura sangat yakin pemuda itu tak mendapat pelepasannya saat keluar dari hotel. Tonjolan keras pangkal paha pemuda itu masih sangat baru, dan tak tersentuh.
Membuat Sakura bertanya-tanya sebagaimana besar isinya?
Sakura membuka matanya dan melangkahkan kakinya keluar dari lantai dansa. Bokong montoknya dihempaskannya ke sofa besr tempat teman-teman wanitanya berkumpul tadi.
Ino, Hinata, dan Temari sudah tampak mabum dengan pipi memerah tomat mereka. Sedangkan TenTen dan Shion entah kemana; mungkin mendapat buruan mereka. Sedangkan Hana? Sialan memang wanita itu.
Hana tak datang keacara reuni mereka. Perempuan itu tak mengangkat teleponnya. Menurut kabar burung, temannya yang memiliki rambut coklat panjang mempesona itu sedang menjalin hubungan gelap dengan seorang pengusaha muda yang baru saja bercerai; Itachi Uchiha.
Teman-temannya memang tak ada yang beres.
"Hinata-chan?"
Sakura menolehkan kepalanya kebelakang dan menatap seseorang berambut jabrik sedang melihat Hinata. Namikaze Naruto; pacarnya Hinata itu melangkahkan kakinya yang berbalut sepatu mahal kearah hinata.
Yang Sakura tahu Naruto termasuk pria jajaran kelas atas di dunia modelling yang wajib dipacari. Pemuda ini sukses menggeluti karirnya sebagai pilot seksi.
Naruto merangkul Hinata kedalam pelukannya dan membungkus dada Hinata yang hampir mencuat keluar dikarnakan gaun seksinya malam ini.
"Sayaang~" rengek Hinata tak sabar.
Naruto hanya menggendongnya a la bridal style dan membawa Hinata pergi sambil sebelumnya menganggukkan kepalanya pada Sakura.
Setelah Hinata dibawa oleh pacarnya, kutolehkan kepalaku ke Ino yang sudah mengangkangi pria berambut hitam cepak di sofa. Pria itu sedang menjilati kemaluan Ino seperti anjing.
Tak beda dengan Ino, Temari juga sedang mendesah tak karuan. Dadanya diremas oleh seorang pria yang tak Sakura kenal dari belakang. Pria itu meremas kuat dada Temari dan mencium leher perempuan itu ganas.
Sialan! Sakura merasa paling jomblo disini.
Apa tak ada penis yang bisa Sakura tunggangi kali ini?
Sial sial sial.
Dan saat sakura sibuk mengumpat, dia melihat pemuda itu! Pemuda tadi siang yang keluar dari dalam hotel!
Astaga ini hari keberuntungan Sakura.
Dengan langkah pelan, Sakura berjalan kearah pria yang sedang meminum bir nya santai.
"Hai?" Sahut sakura.
Sasuke meliriknya sinis. "Kau bukan tipeku".
Hati Sakura berdenyut sakit. Egonya terancam kali ini. Ini tak bisa dibiarkan. Sakura tak akan direndahkan oleh pria manapun.
"Kau yakin?" Tanya Sakura sambil mengelus bahu pria itu yang tertutupi kemeja panjang yang tangannya dinaikkan kesiku.
Sakura memutar pria itu kehadapannya, posisi mereka yang berhadapan dengan Sakura yang berdiri sedangkan Sasuke yang duduk membuat payudara Sakura terpampang jelas didepan wajah adonis pemuda itu.
Sasuke yang tampaknya mulai sedikit mabuk meremas kuat payudara wanita itu tiba-tiba membuat Sakura mendesah keras lalu mencengkram bahu Sasuke.
Tangan Sasuke meneguk habis birnya dan mendekatkan tubub Sakura padanya. "Aku itu bukan pria baik-baik, nona" kata Sasuke datar tapi terselip nada menggoda.
Cengkraman Sasuke perlahan mengendur, tapi pemuda itu tampak tak berniat melepaskan tangannya dari payudara gadis pink itu. Sasuke hanya mengelus pelan dan seduktif puncak payudara kanan Sakura yang menegang akibat ulahnya. Sesekali dia mencubit gemas puncak payudara Sakura lalu mengelusnya lagi; membuat Sakura mendesah berkali-kali.
"Si.. emh.. apa. Namamu~~ tuanhh" desah Sakura tak karuan.
"Sasuke. Panggil saja aku Sasuke. Dengar?" Perintah Sasuke.
Sakura menganggukkan kepalanya pelan. "Yes, sir."
Sasuke menyeringai tipis lalu mendekap Sakura dipangkuannya. Sasuke mendekatkan bibirnya keleher Sakura dan menghisapnya pelan. "Emmh~~" desah Sakura.
Tangan Sakura menjambak rambut Sasuke gemas saat pemuda itu menenggelamkan wajahnya kecelah rendah gaun Sakura; menjilat kulit sehalus pualam gadis itu.
"A-aah, Sasukeeh~"
"Hn"
Sasuke menggendong Sakura yang dibalas dengan tanggal oleh wanita itu. Wanita digendongan Sasuke ini menggerakkan pinggulnya; mencoba menggesekkan klitorisnya ketonjolan keras pangkal paha Sasuke.
"Oumhh~~"
"Tenanglah, nona manis."
Sasuke menggendong Sakura keparkiran mobilnya lalu membuka pintu belakang mobil Porche berwarna hitam miliknya. Dia menidurkan Sakura di kursi bagian belakang mobil itu lalu ikut masuk dan menutup pintunya.
Sasuke tak bisa bercinta di kamar kotor dan bau seperti kamar murahan di bar itu. Mendingan dia bercinta saja disini; dimobilnya. Walaupun agak sempit, mobilnya tidak kotor apalagi bau.
Terlebih lagi disini dia menyimpan... mainannya.
Netra hitam Sasuke menatap Sakura gemas. Ada sesuatu didiri wanita itu yang membuat Sasuke gemas ingin memakannya, mengigitnya, dan menyetubuhi wanita itu dengan brutal.
Sasuke tak sering mengambil wanita satu malam dibar. Tapi wanita ini sepertinya spesial. Seperti satu bungkus pack komplit. Cantik, dan menggoda. Sasuke banyak menemukan wanita cantik diluar sana. Tapi tak ada yang menggoda. Hanya cantik dan... itu saja.
Tangan Sasuke menelusuri bagian-bagian tubuh Sakura yang masih tertutupi gaun merah tipis. Dari mulai dada, pinggul, perut rata gadis ini lalu sampai ke kewanitaannya yang tampaknya sudah lembab.
Sakura tergeletak pasrah dibawahnya sambil berkali-kali menggerakkan liar tubuh seksinya saat tangan Sasuke berhenti. Lucu sekali.
"Nona manis. Aku akan membuka pakaianmu, mengerti?" Ujar Sasuke.
Sakura mengigit bibirnya lagi dan menatap Sasuke sayu. "Yeah.. Sasuke~"
Sasuke terkekeh mendengar jawaban gadis itu dan mulai menurunkan resleting Sakura dan melepaskan gaun tipis sialan itu.
Woah. Haruskah Sasuke takjub sekarang?
Wanita ini tak memakai bra didalam bajunya. Mungkin itu sebabnya digaunnya tadi Sasuje manemukan semacam pad. Payudara gadis itu... indah.
Hell no. Apa Sasuke pernah bilang dia tak pernah memuji perempuan sesering ini dihatinya sendiri?
Tangan kekar Sasuke menangkup kedua payudara bulat dan besar gadis itu bergantian. Sementara tangan kanannya menelusup kebalik thong hitam gadis ini. Seksi sekali, dan lembab.
Sialan! Gadis ini harus segera jadi miliknya. Sasuke mengesap kencang dada dan leher gadis itu kuat. Menimbulkan bercak-bercak merah yang sangat banyak seolah menandai gadis ini.
"Mereka menggemaskan sekali, nona" kata Sasuke sambil terus meremas payudara Sakura dengan sesekali mengusap pentil kemerahan gadis ini.
"Oumhh~~"
Desahan Sakura semakin kencang saat dengan tiba-tiba Sasuke mengangkat pinggulnya tinggi dan mengarahkan kewanitaan gadis itu ke bibirnya. Sasuke menjilati kewanitaan Sakura rakus; bak rusa yang mendambakan air. Sesekali gigi rapi pemuda itu mengigit kecil biji kecil diantara kemaluan gadis itu. Membuat Sakura menjeritkan namanya berkali-kali.
"Sa-sasukeeh~"
Sakura mengeluarkan orgasme nya yang pertama. Sasuke tetap menjilatnya rakus. Setelah habis, pemuda itu memasukkan jari telunjuknya kedalam intin gadis itu; mencoba mencari sisa-sisa cairan kenikmatannya.
"Emmh~" desah Sakura lagi.
Tak ada waktu untuk cambuk-cambukan, pikir Sasuke.
Jadi dengan tergesa Sasuke membuka celananya dan juga boksernya. Memposisikan miliknya yang sudah sangat menegang itu sejajar dengan kewanitaan Sakura.
Tangan Sasuke sedikit mengelus kejantanannya dengan cairan Sakura; membuatnya tambah licin dan siap. Setelahnya, Sasuke mendorong paksa dirinya kedalam gadis itu.
"OOOH~~"
"HN"
Tak ada keperawanan. Tak ada selaput dara. Oh ayolah, ini bukan fiksi-fiksi remaja baru gede yang perempuannya melepas keperawanannya di chapter pertama. Itu sama sekali tak seru.
"Ah a a a, nona manis. Jangan menolaknya" kata Sasuke sejak melihat tanda-tanda Sakura yang sedikut gelisah.
Ada apa dengannya? Kenapa setiap gadia yang bercinta dengannya selalu menggeliat gelisah sebelumnya? Apa Sasuke menyakiti gadis-gadis itu? Apa ukurannya terlalu besar? Sasuke merasa tersinggung loh.
Sakura masih saja berusaha mengangkat pinggulnya; berusaha melepaskan kejantanan pria itu didalamnya. "Kau~~ be-besar.. sekaliih~", kata Gadis itu.
Sasuke terkekeh dan mulai memompa dirinya didalam gadis itu pelan. Tapi tak sampai satu detik, tempo pelan itu berubah menjadi brutal dan ganas; sampai mobil hitam Sasuke berguncang hebat akibat doringan pemuda ini.
"Ahn.. ah. Ah~ sa-saskeeh~~" desah Sakura sambil meremas payudaranya.
"Hn."
Nafas Sasuke mulai memberat. Nafsunya sudah naik sekali saat ini. Pinggulnya masih memompa gadis didepannya kasar; sesekali Sasuke melihat kepala Sakura terantuk pintu mobil dengan keras.
Entah kenapa, Sasuke sedikit tak tega dan menangkup kepala gadia itu ketangannya. Berusaha untuk membuat gadis itu terantuk tangannya, bukan pintu mobilnya yang sudah pasti keras.
"Sasukeh~~ a-aku.. ingiiin~ emmh.."
Desahan Sakura yang semakin keras membuat Sasuke memompa dirinya lebih cepat lagi. Lagi. Lagi. Dan lagi.
Plak.
"Oumhh~~"
Sasuke menampar pantat Sakura kasar lalu meremasnya gemas sedetik kemudian.
Plak.
"Awhmmh~~"
Sakura mengigit bibirnya semangat saat Sasuke menampar pantatnya sekali lagi.
Ini.. seru sekali.
Plak.
Plak.
Plak.
Plak.
Beberapa kali Sasuke menampar kedua pantat Sakura keras. Sakura meringis sakit, tapi itu tambah membuatnya bergairah. Pukulan Sasuke seperti morfin untuk tubuhnya Sakura. Membuatnya semangat, bergairah dan hidup.
"Sasu~~ oouh.. sasukee~~ se-sedikit lagiih~" desah Sakura.
"Yeah. Come to me, nona manis" bisik Sasuke sambil menjilat telinga Sakura seduktif.
Jilatan Sasuke mengirimkan gelenyar aneh ke tubuh bagian bawah Sakura yang mengakibatkan cairan kenikmatan itu keluar lagi dari dalam sana; mengantarkan Sakura kelangit kesepuluh dan jatuh tertidur.
End?
A/n :
Aku end kalo kalian sombong. Seriusan.. kalo gak review aku end #sadis. Minimal 30 aku lanjut. Ha! Bisa gak nih sampe 30? Gabisa kan? Hiks :'(
Tapi gatau deh. Eh iya gimana menurut kalian?
Ini fict pelepas penat aja. Ditengah ujian SBMPTN dan pekerjaan menumpuk lainnya, tiba-tiba pikiran bejad q mempengaruhi q WAKAKA.
Okey readers. Mind to read and review
Chop Chop