Kim Mingyu menyeka darah di sudut bibirnya. Ah sial, kenapa pula ia menyelamatkan si bodoh Chan yang sedang dibully di belakang sekolah? Ia seharusnya tidak menghiraukan lelaki lemah itu dan pergi saja. Seharusnya ia tidak perlu mendapat luka di wajahnya kalau saja hati nuraninya tak tergerak.

Mingyu melangkahkan kakinya menuju atap sekolah. Ia biasa pergi ke sana kalau ingin membolos. Lagipula orangtuanya tidak bakal peduli ia menghadiri kelas atau tidak karena yang mereka pikirkan hanya pekerjaan dan uang.

Mingyu mendudukkan dirinya sambil bersandar di tembok pembatas. Ia memejamkan mata dan menarik napas dalam sebelum mengembuskannya. Ah, ia begitu suka dengan suasana sepi seperti ini. Tidak ada suara orang bodoh yang akan mengganggu tidurnya.

Baru beberapa menit memejamkan mata, Mingyu terganggu dengan benda dingin yang menyentuh keningnya. Ia mengernyit dan membuka mata perlahan. Ia langsung kaget ketika melihat sesosok laki-laki berjongkok di depannya dan tersenyum lebar.

"Akhirnya aku menemukanmu!" pekik lelaki itu senang, membuat kening Mingyu bekerut karena tidak mengerti ucapannya.

"Aku Jeon Wonwoo! Senang bertemu denganmu lagi, ahjussi! Ayo kita menikah!"